Not Approved | Sungsun [END]

By sunshinenoo_27

20.5K 1.7K 860

"Kau kembali hyung. Aku menyambutmu dengan senyuman yang selalu kau rindukan" • bxb⚠️ • there are harsh word ... More

The prologue [revisi!]
_salah faham_
HomeWork
Close to you
Close to you 2
Red stain
Peace My Brother
This trying
Rain
Seek the Truth
Sorry hyung
terciduk
Q&A [bukan update-an]
Yang sebenarnya
Pantai
Chuseok Night
Dear Appa
Bunting?
Mint Choco
Kejadian
Marah
Luka🔞
Not true
Come here (jaywon ekstra part)
Kebahagiaan dan Kehilangan [end]
What's Next?

We meet again

574 77 68
By sunshinenoo_27

"Bukan aku, tapi keadaanlah yang memaksaku bungkam dan enggan untuk mengaku"

- sunghoon -


***

⚠︎⚠︎⚠︎

Enjoy and happy reading♡

⚠︎⚠︎⚠︎

***

Hari ini adalah hari minggu, sunoo berencana untuk bangun siang namun rencananya gagal setelah niki masuk kamarnya dan mengguncang2 badannya.

"Yoi bang kita lari pagi, agar sehat dan bugar, rohani dan jasmani. Bangun kampret!!".  Niki masih tetap mengguncang tubuh yang tertutup oleh selimut tebal itu.

"Enghh..." sunoo malah menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.

"Heh bangun kebo! its your birthday now make a wish" teriak niki ditelinga kanan sunoo.

"Hm? Ulang tahun gundulmu!" Sangkal sunoo dengan suara serak dan masih tak berkutat dari tempatnya.

"Di seret sabi kek nya" gumam niki.

Niki mulai melancarkan aksinya, ia sudah turun dari kasur, menarik selimut tebal itu dan memegang pergelangan kaki sunoo, dia sedang berancang-ancang untuk menarik tubuh malas milik kakaknya. Kemudian niki mulai menghitung.

"Satu.. dua.. tiga!"

"Srreeettttttt"

"Heh nik!! Udah heh!! Eh anjir Lepasin!!"  Teriak sunoo panik yang sekarang hanya berpegangan pada seprai.

"Dugh

Suara dentuman terdengar cukup keras, niki malah tertawa se jadi-jadinya melihat sunoo terkulai dibawah meringis menahan sakit di kepala dan tulang ekornya.

"Nik anjim lu ye!! Biarin gue tidur napa?! Ada masalah idup apa si lu?!"

"Enak aja berani berapa lu bang?" Tanya niki menadahkan tangannya pada sunoo.

"Duit, duit mulu, ga liat alhasil kelakuan anda sodara saipulloh niki ? Noh sakit bego!"

"Apa saya peduli? Oh tentu tidak"
Niki tertawa lepas.

Sunoo mengubah posisi dari tempatnya tergeletak menjadi duduk, setelah kesekian detik akhirnya nyawanya sudah berkumpul ia pun berdiri.

"Semangat amat, mo ngapain ha?"

"Jogging bang

Ikut yaaaaa temenin niki..." ucap niki lagi sambil ngesot2 dibawah kaki sunoo memohon.

"Mau kga ya?"

"Mau yaa, ayolah bangg"

"Iya iya apasih yang gak buat bontot"
Jawab sunoo malas kemudian berlalu dari kamar menuju kamar mandi.

"OKE BANG NIKI TUNGGU DIDEPAN!"

***

Menatap fotonya saja membuat hati sunghoon damai dan tenang, apalagi jika dia teringat saat sunoo memeluknya erat membuatnya ingin menangis. Sunghoon sangat sangat menyesal tak dapat melakukan apapun saat itu.

Hari ini merupakan hari keduanya berada di Seoul bersama kakaknya, Choi Sobin. Hanya berdua, mama dan papa mereka telah berpisah 1 tahun lalu, tak lama setelah itu papanya meninggal dunia sedangkan mamanya mencari suami baru dan tak mempedulikan mereka. Mereka berdua hidup mandiri.

Kakak sunghoon sekarang sudah bekerja, salah satu cabang kantor ia bekerja ada di korea. Dulu hanya paruh waktu, sekarang setelah lulus kuliah ia menemukan pekerjaan tetap itu dan bayarannya lumayan untuk hidup mereka berdua.

"Hyung, aku sudah siapkan sarapannya ayo keluarlah!" Teriak sunghoon dari ruang makan.

"Iya tunggu sebentar!"

Sobin akhirnya menyusul sunghoon di ruang makan, ia segera duduk dan tak lupa memberikan senyuman kepada adik satu2nya yang sangat ia sayangi. Mereka pun memakan sarapannya masing2.

"Hyung.. aku ingin memberitahumu akan sesuatu" ucap sunghoon setelah mengunyah suapan terakhir.

"Hm? Ada apa?"

"Semalam.. aku melihat sunoo" lirihnya.

"Benarkah?! dan apa dia melihat wajah mu? tidak kan?"

"Ngomong2 aku ingin sekali melihat wajahnya yang imut, sudah lama kita tidak bertemu dengannya, kau pasti juga merindukannya kan?." Lanjutnya.

"Tidak hyung dia tidak melihatku, dan yang kutahu malam itu dia sedang bersama seorang gadis."

"Andai jika tidak karena DIA kita pasti tidak akan seperti ini, dan jika aku mengingat kematianmu yang di buat2 itu rasanya ingin sekali aku menendang wanita mata duitan itu."

"Dan tunggu.. gadis kau bilang?!"
Kaget sobin, dan diangguki lemas oleh sunghoon.

"Sudahlah hyung lagipula itu masalalu, aku juga sudah memaafkan mama." Sunghoon tersenyum tipis.

"Iya benar dia bersama seorang gadis semalam, sepertinya mereka dekat dan aku lihat sunoo baik2 saja tanpaku" lanjutnya kemudian memasang wajah lesu.

"Aish kau harusnya bersyukur dia baik2 saja!"

"Ah iyaa hehe maafkan aku hyung"

"Oh iya surat perpindahan sekolahnya sudah aku urus, besok kau sudah bisa kesekolah"

"Terimakasih hyung, kau sudah mau melakukannya untukku..."

"Tentu saja, aku menyayangimu My Ice Boy" kekeh sobin sembari mengusap pundak sunghoon.

"Aku juga hyung!"

"Ngomong2 kau ada rencana hari ini hoon?"

"Entahlah, tapi aku ingin jalan jalan ke taman yang dulu sering aku kunjungi bersama sunoo."

"baiklah kalau begitu, aku akan bermain game seharian saja dikamar. Oh iya nitip jajan ya hoon sekalian minuman kaleng"

"Mana duit?" Sunghoon menadah kan tangan.

"Elah iya, nih. cukup kan?"

"Sip! Aku pamit dulu dahh"

"Iya hati2, sepatunya ada di rak nomor dua!"

***

"lama banget bang kek cewe aja" ledek niki.

"Terserah gue lah!"

"Naik sepeda apa jalan bang?"

Sunoo menghela nafas pelan.
"Tadi pengen jogging brarti ya jalan lah bahlul!"

"Idih lagian nanya doang.. udah ngegas aja kek bajai!"

"Bacot, udah ayo!"

Sunoo menarik tangan niki kasar, yang ditarik malah tertawa. Mereka hari ini akan ke Taman dekat sekolah yang menyimpan segala kenangannya bersama seseorang, dan juga yang pernah didatangi sunoo bersama xyena.

Mereka berdua berlari2 kecil sambil bergurau, ini adalah kali pertama sunoo diajak oleh niki lari pagi, tidak buruk pikirnya. Tiba-tiba sunoo melamun dan teringat tentang bayang-bayang dirinya yang tengah berjalan bersama laki2 itu.


Flashback on...

"Sunghoonie hyung... aku lelah, mari kita istirahat dulu!" Pinta sunoo masih dengan nafas terengah-engah.

"Ini kan baru sebentar, kau ini mudah sekali lelah."

"Ayolah... atau aku akan pingsan disini"

"Sedikit lagi, kau lihat ada pohon besar disana? Nah kita nanti duduk disana"

"Itu masih jauhh" rengek sunoo dan mulai menghentikan langkahnya.

"Iya iya baiklah"

Sunghoon yang sudah berada didepan lebih jauh akhirnya berbalik dan menghampiri sunoo yang sedang memegangi lutunya.
Setelah menghampiri sunoo, kini sunghoon berjongkok memunggungi sunoo.

"Ayo naik!"

"Tidak usah hyung! kau akan lebih lelah nantinya, lagi pula aku berat" jawab sunoo sembari mencoba menormalkan nafasnya.

"Siapa bilang kau berat? Sudahlah ayo naik!"

"Tidak hyung, aku tidak mau..!"

Sunghoon yang geram tidak sabaran pun memaksa sunoo untuk naik dipunggungnya.
Setelah ia bersusah payah akhirnya berhasil juga, meski sunoo tadi sempat bergerak2 dan memukuli punggungnya.

"Sunghoonie hyung kenapa memaksaku, kau akan lelah! Turunkan saja akuu ayoo..."

"Tenang saja aku tidak akan lelah"

Sunghoon semakin mempercepat langkahnya agar cepat sampai juga di pohon besar yang ia maksud, dirinya tak memperdulikan sunoo yang mengomel dibelakang punggungnya sejak tadi.

"Huh.. sudah sampai" gumamnya kemudian menurunkan sunoo pelan, lalu duduk pada kursi yang berada dibawah pohon besar itu.

"Aku marah padamu hyung!" Teriak sunoo sambil menghentak2 kan kaki, dan itu malah terlihat lucu.

"Sudah jangan marah nanti cepat tua tau! eumm lebih baik belikan aku minum"

"Aku tidak mau!" Tolaknya mentah-mentah, dan masih mempoutkan bibirnya.

"Ohh kau tidak mau?"

Sunghoon bersmirk ria kemudian berdiri dari duduknya, perlahan berjalan kearah sunoo dan menatap sunoo lekat, yang ditatap hanya mendongak keatas dengan tatapan waswas.

Langkah sunghoon yang semakin mendekat membuat sunoo mundur beberapa langkah, sampai akhirnya menabrak pohon besar itu, sunoo takut menatap sunghoon yang kini sedang menatapnya tajam.

"Kau mau membelikan aku minum tidak? atau aku akan melakukannya disini" bisiknya pelan ditelinga sunoo, dan hembusan nafas sunghoon yang menerpa leher miliknya membuat sunoo merinding.

"B-baiklah aku akan,, mmphhh"

Sunoo belum sempat menyelesaikan kata-katanya namun sunghoon sudah lebih dulu melumat lembut bibir cerry miliknya, sunghoon terlihat begitu lihai. Untung saja disitu sepi -_-

Beberapa detik telah berlalu tapi sunghoon tak kunjung melepaskan tautannya, sunoo yang sedari tadi hanya diam kini mulai tak tenang karena kekurangan nafas, sunghoon yang mengetahui hal itu langsung menyudahi kegiatannya.

"Huhh.." hela sunghoon untuk kedua kalinya.

Sunoo benar2 kesal sekarang, ia malah menggembungkan pipinya serta memanyunkan bibirnya, membuang pandangannya dari lelaki didepannya ini.

"Aku sangat marah padamu hyung!"

"ya ya marah lah sesukamu, tapi kuberitahu  jangan menunjunjukkan posemu yang seperti itu, karena malah akan terlihat lucu."

Setelah berucap demikian sunghoon berlalu dari hadapan sunoo. Didekat pohon mereka berada terdapat supermarket, sunghoon menuju kesana untuk membeli minuman.

"Kyaa! Sunghoonie hyung kenapa kau tak mengajakku?!" Teriak sunoo lalu berlari kecil membuntuti sunghoon, yang diteriaki hanya menengok kebelakang sekilas dan tertawa.

Setelah memasuki sepermarket sunghoon menuju vending machine untuk membeli dua kaleng soda, sunoo membelalakan matanya, senyumnya mengembang sempurna tatkala melihat banyak eskrim disebelah mesin minuman itu.

"Sunghoonie hyung aku ingin mint choco!"

"Iyaa ambilah.."

"Terimakasih hyung!"

"Apa kau lapar?" Tanya sunghoon tiba2.

"Hehee sedikit..."

"Oh iya disini pasti ada tteokboki instan, jika harus ke warung langgananmu itu akan jauh, apa tidak masalah?"

"Tentu! Yang penting itu aku memakannya dengan siapa" kekeh sunoo kemudian tesenyum hingga matanya menyipit.

"Ah benar juga katamu, rubah kecilku pandai sekali" sunghoon membalas senyuman itu sembari mengacak lembut surai milik sunoo.

Flasback off...


"Bang nuu Bang nuu! Heh sadar!!"

Niki panik melihat sunoo melamun dan matanya berkaca2, sudah beberapa kali niki menggoyangkan tubuh sunoo tapi tak kunjung sadar.

"Bang!! Sadar bang!!"

"Sunghoonie hyung.." ucap sunoo lirih sembari mengusap air matanya yang hendak menetes menggunakan siku.

"Bang.."

"Hm?"

"lu gapapa bang? ngapain manggil sunghoon hyung?"

"Kga papa, tadi cuma keinget aja jadi kangen deh" sunoo tersenyum tipis.

"Udah jangan dipikirin, gue beliin minum dulu ya bang"

"Gue ikut"

Niki yang tak tega melihat kondisi sunoo, segera merangkulnya dan mengajaknya berjalan ke supermarket.

"Nik, abang mau ambil eskrim sama yang lain dulu"

"Yaudah ambil gih, niki tunggu dikasir"

Setelah diangguki kakaknya itu, niki meninggalkan sunoo sendirian di kelilingi rak snack, perlahan sunoo berjalan kearah eskrim2 itu berada, ia mengambil eskrim mint choco favoritnya dan segera menuju kasir. sunoo berbalik, namun tiba2 ada seseorang muncul dibelakangnya.

'Brrukkk'

"Duh duh maaf yaa ga sengaja" ucap sunoo refleks memunguti barang yang berjatuhan milik lelaki didepannya.

Lelaki itu hanya terdiam dan tak dapat berkata apapun, melihat sunoo yang sedang berjongkok di bawahnya membuatnya bisu seribu bahasa. Mereka berdua menggunakan hoodie yang sama persis, sunoo yang melihatnya sekilas merasa mengenali hoodie ini.
Setelah selesai memungutinya, sunoo memberikan keranjang berisi barang itu kepada pemiliknya.

"Sekali lagi maaf, ini ba—"

Namun, ia begitu syok ketika melihat siapa sosok lelaki yang berada didepannya itu, tak dapat terelakkan lagi meski lelaki itu memakai tudung dan menunduk bahkan memalingkan wajahnya sekali pun akan sia2 karena sunoo sangat yakin dan mengenal wajah itu.

'Bbrrrrukk'

Barang itu jatuh untuk dua kalinya, sunoo seketika pingsan. Lelaki itu panik dan akhirnya segera membopong sunoo, tak lupa ia memakai masker terlebih dahulu.

Sampai dikasir ia melihat para karyawan mengerubunginya, ia juga melihat niki yang menatap sunoo panik serta menatap dirinya penuh selidik, kemudian dengan cepat niki mengambil alih sunoo, membopongnya dan membawanya keluar dari supermarket.

Niki berlari sekuat tenaga dan tetap menjaga keseimbangannya sambil membopong sunoo, air matanya sudah dipelupuk mata, tak lama mereka sampai dirumah juga.

Dia panik, takut, marah, sedih, semua bercampur. Ia hanya takut jika terjadi sesuatu pada saudaranya itu, setahunya dulu sunoo pernah punya riwayat sakit yang entah itu benar atau tidak.

"BUNDA!! BUNDA!!! Cepet kesini!!" Teriak niki didepan rumahnya.

Wanita yang merupakan ibunda sunoo dan niki itu tergopoh2 keluar dari rumah menghampiri anaknya yang berteriak diluar.

"Kenapa? Ada apa? Jangan teriak2 nik!"

"Bunda... bang Sunoo.."
Ucap niki tak tenang dan keringat bercucuran mulai membasahi kedua pelipisnya.

"Astaga!!" Pekik ibunda sunoo pada niki.

"Bawa kedalam ayo cepat! Kenapa bisa seperti ini?!" Lanjutnya.

Sesuai perintah ibundanya, niki masuk kedalam rumah lalu menuju kamar sunoo untuk membaringkannya. Sedangkan ibunda sunoo kini sedang mengambil air minum serta minyak kayu putih, kemudian membawa nampan itu ke kamar sunoo.

"Dek nuu.. sadar nak.." ucap ibundanya setelah menaruh nampan di meja nakas, berjongkok di samping kasur lalu mengelus lembut surai putra sulungnya.

Melihat sunoo tak kunjung sadar sang ibunda pun membuka tutup minyak kayu putih itu, menuangnya sedikit pada jari telunjuknya lalu jari itu diarahkan dihidung sunoo, berharap sunoo menghirup aroma minyak itu dan segera sadar.

"Bang sadar dong! Cowo tadi ngapain lu ha?! Ayoo bang ngomong!!" Teriak niki sembari mengguncang pelan lengan sunoo.

Keduanya menatap sunoo cemas. Ini sudah 5 menit, hampir saja akan dibawa ke rumah sakit sunoo pun tersadar dan ia terlihat bingung.

"Akhirnya kamu sadar nak.. bunda disini sayang" ibundanya menghela nafas lega kemudian mencium pucuk kepala sunoo.

"Kenapa nggak dari tadi sih bang sadarnya! Gue hampir nangis gara2 elu tau gak?!"

"Aishh niki-yaa!" Bentak ibundanya pelan.

"Iya bunda maaf" niki menunduk.

"Kamu gapapa nak? Ada yang sakit? Dimana? Bilang bunda sini"

"Emhh kok ddeonu bisa dirumah?"

"Kamu tadi pingsan, dan niki yang bopong kamu sampai kerumah" jawab ibundanya sambil menatap sunoo khawatir.

"Benarkah?"

"Iya kenapa? Berat tau lu bang!" Sahut niki yang kemudian mendapat pukulan dari bunda di betisnya.

"Aduh bundaa sakit" rintih niki sambil memegangi betisnya.

"Jawab bunda dek nuu.." bundanya kembali bersuara.

"Ahh tidak, tidak ada yang sakit bunda, ddeonu baik2 saja"

"Sungguh? Lalu kenapa kau bisa pingsan nak?, dek niki tadi sempat bilang ada seorang lelaki yang membuatmu jadi seperti ini, apa itu benar?"

"Seorang lelaki? Akhh..." sunoo memegangi kepalanya yang sedikit sakit.

"Kenapa nak?!"

"Tidak bunda.. hanya sedikit sakit, ddeonu hanya mencoba mengingatnya jadi " sunoo menggantungkan kalimatnya.

"Jadi?"

Tiba-tiba sunoo berkaca2, cairan bening itu sudah dipelupuk matanya yang indah. Wajahnya memerah ingin menangis, ibundanya yang panik segera memeluk sunoo, dekapan itu membuat air matanya lolos dan mengalir deras.

"T–tadi d–deonu, lihat s–sunghoonie hyung bunda.." ucapnya sesenggukan.

Ibundanya tersentak kaget, melepas pelan pelukan pada putranya itu lalu menatap kedua manik coklat terang itu dalam. Rasanya semakin sunoo berusaha mengingatnya, semakin jelas dan nyata akan sosok wajah itu.

"Nak.., bunda tau kamu rindu pada nak hoonie tapi tidak begini caranya.." ucapnya lembut sambil mengelus bahu sunoo yang sedang naik turun.

"T–tapi i–itu nyata bunda! Itu sunghoonie hyung!". Teriaknya bersikukuh dengan apa yang dilihatnya pada wanita didepannya itu, tangisnya pecah sejadi2nya.

Ibunda sunoo merengkuh badan kecil itu dipelukannya erat, tak sadar ibunda sunoo juga menitihkan air mata. Niki yang mendengar perbincangan bunda dan kakaknya sedari tadi akhirnya ikut memeluk sang bunda.

Sebenarnya niki memang tak percaya pada penuturan sunoo barusan, namun ia mengingat hoodie yang dikenakan lelaki tadi mirip sekali dengan yang dipakai oleh kakaknya. Hoodie itu...

Hoodie putih couple limited edition yang hanya sunoo dan seseorang yang diberi kado oleh sunoo pada waktu itu yang memilikinya. Niki ingat kakaknya membeli hoodie itu dengan uangnya sendiri dan amat begitu menyayanginya sampai dirinya saja tidak boleh meminjam atau pun menyentuhnya.

To be continued ...


***

Maaf banget ya... cahapter ini telat

up nya, mau gimana lagi ketunda2 terus soalnya mau nulis juga ga sempet. Dan maaf kalo aneh dan kurang panjang:( :(
Jangan lupa tinggalkan comment.

Continue Reading

You'll Also Like

80.8K 9.1K 20
𖥻 kisah kedua insan yang sangat bertolak belakang ─ cr JiaJeon ─ homopobic minggat. ─ bahasa semi baku. ﹫. ft ' enhypen
8.9K 1.4K 16
Taehyun orang lemah yang selalu dibuli, dia tak punya teman dan cenderung diremehkan oleh orang-orang. Suatu saat orang yang membulinya mendadak cela...
106K 18K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
300K 9.5K 55
Cahaya yang terang telah hilang Mentari yang hangat telah tenggelam hingga senyuman malaikat kecil menjadi LITTLE DEVIL Akankah semua yang hilang aka...