(28) TRIO DETEKTIF: MISTERI K...

By wintee97

1.5K 324 51

Jupe juga bingung, ada seorang anak seumuran dengannya yang begitu mirip dan persis seperti dia. Bahkan para... More

Pesan Alfred Hitchcock
Bab 1 (Recok Tanpa Alasan)
Bab 2 (Diculik!!!)
Bab 3 (Kekeliruan Yang Gawat)
Bab 4 (Membuntuti Jejak Para Penjahat)
Bab 5 (Lolos!)
Bab 6 (Jupiter Menemukan Petunjuk)
Bab 7 (Kawan atau Lawan?)
Bab 8 (Di Tempat Djanga)
Bab 9 (Pantang Menyerah)
Bab 10 (Jupiter Kalah cepat)
Bab 11 (Pelarian yg Cerdik)
Bab 12 (Kehilangan Jejak)
Bab 13 (Bertatap Muka!)
Bab 14 (Ian dan Jupiter)
Bab 15 (Musuh Menghadapi Masalah Aneh)
Bab 16 (Tindakan Berbahaya)
Bab 18 (Lawan Yang Tak Disangka)
Bab 19 (Akan Berhasilkah Lawan?)
Bab 20 (Rencana Untuk Meloloskan Diri)
END (Alfred Hitchcock Menawarkan Judul)

Bab 17 (Pete Melancarkan Tuduhan)

70 15 2
By wintee97


PETE, Bob, dan kedua orang Nanda itu duduk menunggu di bangku panjang di kantor pusat dinas kepolisian Rocky Beach. Paman Titus dan Bibi Mathilda juga hadir di situ. Bibi Mathilda yang galak itu sekali ini bersikap tenang, setelah Bob dan Pete selesai menuturkan apa yang terjadi dengan Jupe dan Ian.

"Keselamatan Ian Carew penting sekali artinya bagi negeri Anda, Mr. Ndula?" tanyanya. "Bagi kemerdekaan dan masa depannya?"

"Betul, Mrs. Jones," jawab Ndula. "Sangat penting! Ayahnya adalah harapan utama kami demi tercapainya kemerdekaan tanpa pecah perang saudara, dan demi demokrasi yang sejati serta masa depan yang damai. Komplotan penculik itu berniat memperalat Ian sebagai sandera untuk memaksa Sir Roger agar mau mengikuti kemauan mereka. Karena itu kami harus berhasil menyelamatkan Ian."

"Dan ketika Jupiter diculik, ia beserta teman-temannya sedang membantu kalian menemukan Ian?"

"Betul, Mrs. Jones," kata MacKenzie.

"Kalau begitu anak-anak sudah bertindak seperti seharusnya," kata Bibi Mathilda. "Aku merasa senang bahwa mereka telah berusaha membantu kalian. Sekarang kita harus menyelamatkan kedua anak itu." Saat itu Chief Reynolds datang menghampiri. Wajahnya nampak tegang.

"Saya telah memberi kabar kepada polisi Los Angeles," katanya, "tapi aku tidak tahu apa yang bisa mereka lakukan. Kita tidak tahu mobil apa yang dipakai komplotan penculik itu, begitu pula nomornya. Jadi Los Angeles paling-paling hanya bisa meneruskan keterangan tentang ciri- ciri kedua penculik pada satuan-satuan mobil patroli mereka, dan-" "Itu lagi?" kata Bibi Mathilda sambil mendengus. "Rasanya itu sudah pernah Anda lakukan, tapi tanpa sedikit pun mendatangkan hasil. Para penculik itu tetap saja bisa menyusup kembali kemari!"

"Penculik biasanya tidak kembali ke tempat yang sama, Mrs. Jones. Tidak ada sesuatu yang bisa kami jadikan pegangan waktu itu untuk mengetahui bahwa itu akan terjadi."

"O ya, alasan untuk itu ada!" bentak Bibi Mathilda. "Jupiter kan sudah mengatakan pada Anda, mereka bukan penculik biasa! Itu mestinya Anda perhitungkan!"

"Saya rasa Anda benar, Mrs. Jones," kata Chief Reynolds mengaku. "Tapi pokoknya, kepolisian Los Angeles tadi mengatakan bahwa semua petugas mereka akan dikerahkan untuk mencari para penculik dan kedua

remaja itu. Tapi mereka takkan bisa langsung bertindak jika nanti melihat mereka."

"Kenapa begitu, Chief?" tanya Paman Titus.

"Karena Jupiter dan Ian ada di tangan mereka, Mr. Jones, dan kedua penculik itu bersenjata. Dari keterangan Mr. MacKenzie dan Mr. Ndula kami menarik kesimpulan bahwa kedua orang itu tidak bisa digolongkan sebagai penjahat biasa, tapi boleh dipandang sebagai prajurit yang bersedia mengorbankan nyawa demi tercapainya tujuan mereka," kata kepala polisi Rocky Beach itu menerangkan. "Tidak, satu-satunya yang bisa memberikan harapan keberhasilan adalah membuntuti mereka, lalu kemudian baru melakukan sergapan pada saat mereka sedang lengah." "Tapi keselamatan kedua anak itu kan sangat terancam saat ini!" seru Paman Titus.

"Tidak," kata MacKenzie. "Menurut saya, keadaan mereka untuk sementara tidak terlalu berbahaya, Mr. Jones. Para penculik takkan berani berbuat apa-apa terhadap Ian, karena nanti tidak bisa digunakan sebagai alat untuk menekan Sir Roger. Dan saya rasa Jupiter juga takkan mereka apa-apakan. Ini suatu aksi politik, bukan kasus penculikan untuk mendapat uang tebusan, dan mereka takkan melakukan tindakan yang akan menimbulkan kemarahan pemerintah Amerika Serikat. Tapi tentu saja apabila mereka sudah sampai di Nanda, keadaannya akan menjadi lain."

"Kalau begitu kita harus berusaha mencegah agar mereka jangan sampai bisa pulang ke Nanda," kata Chief Reynolds. "Coba kita bisa tahu apa sebabnya mereka sekali ini menuju ke Los Angeles, dan bukannya ke arah utara seperti waktu itu."

"Mereka pasti sudah punya rencana tertentu untuk meloloskan diri," kata Ndula.

"Dengan membawa Ian!" kata Bob dengan tiba-tiba. "Tapi sampai sekarang mereka belum tahu mana yang Ian dan mana Jupiter! Itu merupakan masalah yang tidak termasuk perhitungan dalam rencana mereka, dan bisa saja menyebabkan mereka terpaksa mengubah rencana!" Bob berpaling ke arah Ndula dan MacKenzie. "Adakah

kemungkinan mereka akan dapat mengenali Ian, jika sudah berada di Los Angeles?"

"Sepanjang pengetahuanku tidak ada, Bob," kata MacKenzie.

"Kalau di Nanda, ada kemungkinan itu," kata Ndula, "tapi di Los Angeles, tidak."

"Tidak adakah seseorang di Misi Perdagangan Nanda yang mengenal Ian?" tanya Pete sambil berpikir. "Maksudku, barangkali saja seseorang yang kenal dengan keluarga Sir Roger?"

MacKenzie dan Ndula terkejut lalu berpandang-pandangan, seolah-olah selama itu mereka tidak berpikir ke arah

itu.

"Bagaimana dengan John Kearney?" kata Ndula.

"Dia kenalan lama Sir Roger," kata MacKenzie. "Tidak mungkin Ian dan Jupiter bisa mengelabuinya. Tapi-" "Siapa Kearney itu?" tanya Chief Reynolds.

"Kepala misi perdagangan negeri kami di Los Angeles," jawab MacKenzie. "Tapi John Kearney takkan mungkin mau membantu orang-orang radikal itu!"

"Itu mungkin saja," kata Chief Reynolds, "tapi Bob tadi benar. Para penculik saat ini menghadapi masalah yang tidak mereka perhitungkan semula, dan itu harus mereka selesaikan sebelum bisa melanjutkan rencana mereka semula. Jika mereka tahu bahwa Kearney bisa mengatakan mana Ian yang sebenarnya, ada kemungkinan bahwa mereka akan menipu atau menjebaknya untuk mengatakan mana di antara kedua anak itu yang sebenarnya Ian Carew. Jadi Kearney itu harus segera kita beri tahu!"

"Kalau begitu saya telepon saja dia sekarang ini juga," kata MacKenzie. "Entah dengan cara bagaimana, komplotan penculik kelihatannya bisa mengetahui segala sesuatu yang terjadi di misi perdagangan. Mungkin kita bisa menjebak mereka, jika mereka tidak menduga bahwa pihak kepolisian tahu tentang Kearney."

"Pakai saja telepon saya," kata Chief Reynolds.

Semua menunggu dengan tidak sabar sementara MacKenzie pergi menelepon. Bibi Mathilda berjalan mondar-mandir.

"Apa yang akan terjadi menurut perkiraan Anda jika mereka tidak berhasil mengetahui yang mana Ian di antara kedua anak itu?" tanyanya dengan gelisah pada Ndula.

"Saya khawatir mereka akan berusaha membawa keduanya ke Nanda," kata Ndula. "Ke Afrika?" seru Bibi Mathilda. Kecemasannya semakin memuncak.

"Kearney tidak ada di kantor misi," kata MacKenzie setelah datang lagi. "Sedang keluar, katanya untuk menghadiri serangkaian pertemuan dan pameran tentang kesenian dan kerajinan rakyat di beberapa tempat di sekitar Hollywood. Orang yang berbicara dengan saya di kantornya tidak begitu tahu di mana saja tepatnya segala acara itu diadakan. Saya sendiri tidak mengatakan apa-apa tentang maksud saya menelepon ke sana. Saya rasa sebaiknya kita dengan segera saja pergi ke Los Angeles."

"Setuju!" kata Ndula bersemangat. "Jika para penculik itu memang berniat mendatangi Kearney dan hal itu belum dilakukan, maka itu berarti bahwa mereka masih harus datang ke kantor misi perdagangan kita. Mungkin kita bisa menyergap mereka di sana!"

"Kepolisian Los Angeles akan saya beritahu agar mengamat-amati kantor itu, karena siapa tahu orang kalian itu sudah kembali sebelum kita sampai di sana," kata Chief Reynolds. "Dengan begitu ia akan bisa diberi tahu oleh mereka agar waspada. Dan kalau para penculik benar-benar muncul di sana, sudah ada polisi yang mengamat-amati."

* * *

Ian dan Jupiter duduk dalam sebuah kamar sempit yang sama sekali tidak ada jendelanya. Sudah beberapa jam mereka berada dalam ruangan gelap gulita itu sejak disuruh turun dari mobil Lincoln yang besar lalu didorong masuk ke sebuah rumah. Rumah itu tidak besar, dan terletak di tengah-tengah kerimbunan tumbuh-tumbuhan di atas sebuah bukit. Mereka tidak bisa melihat apa-apa, meski mata mereka sementara itu sudah terbiasa dengan kegelapan ruangan.

"Di mana kita sekarang, Jupiter?" tanya Ian.

"Di salah satu tempat di daerah perbukitan sekitar Hollywood," kata Jupiter, "dalam gudang rumah seseorang." Ia tadi sempat secara sekilas memperhatikan ruangan yang mereka masuki sebelum para penculik menutup pintu. Ia dan Ian berada dalam keadaan terikat erat, sehingga tidak bisa bergerak dengan leluasa untuk mencari jalan untuk melarikan diri. Tapi Jupiter yakin bahwa mereka takkan bisa meloloskan diri dari ruangan itu.

"Menurut perkiraanmu, apa yang hendak mereka lakukan dengan kita?" tanya Ian lagi.

"Mereka pasti sudah punya rencana untuk menyelundupkan dirimu dari sini dan langsung ke Nanda," jawab Jupiter. "Tapi aku tidak tahu kenapa kita menunggu di tempat ini. Kecuali jika-" "Kecuali jika apa, Jupiter?" desak Ian.

"Jika mereka menunggu seseorang yang bisa mengenalimu secara pasti," kata Jupiter lirih.

"Ya, dugaanku juga begitu," kata Ian, "dan setelah itu mereka tidak perlu lagi membawa-bawa kita berdua. Aku ingin tahu apa yang akan mereka lakukan dengan dirimu nanti."

"Ya, itu juga menjadi pertanyaan bagiku," kata Jupiter dengan lesu.

* * *

Hari bertambah siang. Chief Reynolds membelokkan mobil dinasnya ke pelataran parkir sebuah gedung perkantoran di Wilshire Boulevard.

Ndula memarkir mobil Cadillac hitam yang besar di sebelahnya. Seorang petugas kepolisian kota Los Angeles bergegas menghampiri Chief Reynolds.

"Mr. Kearney belum kembali, Chief," kata polisi itu. "Dan tidak ada oknum-oknum mencurigakan datang ke kantor misi perdagangan itu. Kami sudah menempatkan seseorang untuk mengamati-amati tempat itu."

"Para penculik itu tidak ada di sekitar sini, Chief," kata Pete menyela, sambil memperhatikan alat isyarat yang dibawa olehnya. "Alat ini tidak bereaksi."

"Mungkin sementara ini orang-orang di misi sudah mendapat kabar dari Kearney," kata Ndula.

"Kita periksa saja ke atas," kata MacKenzie, lalu berpaling kepada Chief Reynolds, "tapi Anda sebaiknya di sini saja. Jangan sampai mereka tahu bahwa polisi mengamat-amati."

Kedua warga Nanda itu mengajak Pete dan Bob masuk ke gedung lalu naik lift menuju ruang kantor Misi Perdagangan Nanda yang terletak di lantai tiga. Pegawai penerima tamu di situ menggeleng ketika ditanyai oleh Ndula dan MacKenzie. Mr. Kearney tidak menelepon ke kantor. "Hari ini ia memang tidak ke kantor, karena harus menghadiri beberapa acara pertemuan mengenai kesenian rakyat," kata wanita itu. "Ia pergi bersama Miss Lessing. Tapi Miss Lessing mengatakan bahwa ia sendiri takkan pergi sepanjang hari. Jika kembalinya itu lekas, mungkin ia akan bisa mengatakan di mana Mr. Kearney saat ini berada. Saya juga menunggu-nunggu kedatangannya. Kedatangan Miss Lessing, maksud saya. Sepagi ini sudah beberapa kali ada telepon untuk dia dan untuk Mr. Kearney, sampai saya pusing dibuatnya."

Wanita itu tampaknya seperti hendak menumpahkan segala unek- uneknya, tapi tepat pada saat itu pesawat telepon di mejanya berdering. Ketika ia berpaling untuk menjawab, MacKenzie beserta yang lain-lain buru-buru lari keluar.

"Itu dia sumber kebocoran di misi perdagangan ini!" kata Pete. "Aku berani bertaruh bahwa kita bisa mengorek keterangan tentang apa saja jika kita cukup lama berada di dekatnya!"

"Ya, mungkin juga," kata MacKenzie sambil tertawa. "Wanita itu kelihatannya memang suka mengoceh. Tapi ia tidak bisa mengatakan satu-satunya yang ingin kita ketahui, yaitu di mana Kearney sekarang berada."

"Dan itu berarti bahwa para penculik pun takkan bisa mengetahui hal itu dari dia," kata Ndula.

"Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Bob, sementara mereka turun lagi dengan lift.

"Kita menunggu kalau-kalau ada yang muncul nanti, baik itu para penculik, Miss Lessing, atau Mr. Kearney," jawab MacKenzie. "Selain itu, aku juga tidak tahu apa yang bisa kita lakukan."

Bersama beberapa orang polisi, selama beberapa jam mereka kemudian menunggu-nunggu di pelataran parkir yang panas itu. Mata terus memperhatikan alat isyarat yang ada di tangan Pete. Tapi lampu isyaratnya tetap padam.

"Ini benar-benar menyiksa namanya!" keluh Pete yang makin lama makin gelisah. "Siapa tahu, mungkin sementara itu sudah terjadi sesuatu yang tidak enak dengan Ian dan Jupiter. Jangan-jangan para penculik itu menemukan orang lain yang bisa mengenali Ian!"

"Itu memang tidak bisa kita ketahui," kata Ndula dengan suram. "Tapi satu-satunya tempat yang kami ketahui mungkin akan dihubungi para penculik adalah misi perdagangan ini. Jadi kita terpaksa menunggu di sini."

Akhirnya, sekitar pukul tiga siang, polisi berpakaian preman yang berada di atas untuk mengamat-amati kantor misi perdagangan menghubungi Chief Reynolds lewat walkie-talkienya.

"Seorang wanita berambut coklat tua baru saja masuk dengan sikap seperti dia memang orang kantor itu. Mungkin dia termasuk orang yang Anda tunggu-tunggu?"

"Miss Lessing!" seru MacKenzie. "Mungkin dia yang datang! Semua naik ke atas lagi!"

Wanita yang bertugas di meja penerimaan tamu tersenyum menyongsong kemunculan Pete, Bob, MacKenzie dan Ndula untuk kedua kalinya di situ.

"Nah, kalian muncul lagi! Masih belum ada kabar dari Mr. Kearney, tapi Miss Lessing sudah kembali. Anda ingin bicara dengan dia? Ia ada di kamar Mr. Kearney."

Ketika mereka sampai di depan kamar kerja Mr. Kearney yang terletak di pojok, tiba-tiba Pete berhenti dan memasang telinga.

"Ada apa, Dua?" tanya Bob.

"Aku rasanya seperti mendengar orang bercakap-cakap di dalam. Mungkin Miss Lessing sedang ada tamu."

Ndula ikut mendengarkan.

"Aku tidak mendengar apa-apa, Pete."

"Memang, aku juga tidak mendengar apa-apa lagi sekarang," kata Pete. "Mungkin aku tadi salah dengar."

Mereka mengetuk pintu, lalu masuk ke dalam. Mereka menjumpai Miss Lessing sedang berdiri di samping meja Mr. Kearney sambil meneliti beberapa lembar surat. Wanita bertubuh jangkung dan berambut coklat tua itu mengenakan blus hijau dan celana panjang kelabu yang dipakainya sewaktu mendatangi MacKenzie dan Ndula di hotel mereka di Rocky Beach. Matanya langsung bersinar melihat kedua orang itu masuk. "Kalian sudah menemukan Ian?"

"Sudah," kata MacKenzie dengan getir, "tapi kemudian dia hilang lagi." "Hilang?" Dengan gerakan lambat Miss Lessing mengambil sebuah anting-anting yang terletak di meja lalu memasangnya ke telinga.

"Anda tadi sejak pagi terus bersama Mr. Kearney, Miss Lessing?" tanya Ndula.

Wanita itu mengangguk.

"Ada yang bertanya padanya tentang Ian?"

"Tidak," kata Miss Lessing sambil menggeleng. "Tidak ada. Kenapa?" "Ian saat ini ada di tangan para penculik," kata MacKenzie menjelaskan, "dan kami menduga bahwa mereka sekarang berada di Los Angeles sini untuk menemui Mr. Kearney, karena ingin..."

"Ya, tentu saja!" seru Miss Lessing. "Mr. Kearney kan kenal baik dengan Ian, jadi ia pasti bisa mengatakan mana Ian yang sebenarnya! Kedua anak itu takkan bisa mengelabuinya. Anda perlu dengan segera menghubungi dia!"

"Di mana dia sekarang?" tanya MacKenzie. Miss Lessing melirik arlojinya.

"Sekarang mungkin ia ada di kantor Serikat Importir Barang Kerajinan, atau di Gedung Kesenian Afrika. Perjanjiannya untuk hari ini tinggal

yang dua itu, dan kedua-duanya harus sudah didatanginya sebelum pukul lima."

"Jadi kita punya waktu satu setengah jam untuk mendatangi kedua tempat itu," kata Ndula setelah menghitung sebentar. "Sebaiknya kita memencar saja."

"Ayo, cepatlah," desak Bob.

Setelah mendapat alamat kedua tempat itu dari Miss Lessing, mereka berempat bergegas keluar dan menuju ke lift. Sesaat sebelum pintu lift tertutup lagi, tiba-tiba Pete berseru.

"Mac, Adam, Bob! Ia tadi berbohong! Ia sengaja menyesatkan kita!"

Continue Reading

You'll Also Like

1.4K 317 24
Misteri kali ini semakin aneh, hey tapi semakin aneh semakin baik. Dalam petualangan kali ini, mereka menyelidiki kasus seorang penyihir wanita yang...
61.7K 4.1K 32
diceritakan seorang gadis yang bernama flora, dia sedikit tomboy dan manja kepada orang" terdekatnya dan juga posesif dan freya dia Cool,posesif dia...
345 86 10
Luna kehilangan ibunya pasca melahirkan dirinya, sejak saat itu ayahnya mulai menjadi acuh tak acuh dan menjauhi dia secara perlahan. Selama bertahu...
1.8K 144 39
Kumpulan sajak, puisi, cerita pendek, tanpa menunggu senja, hujan, dan kopi untuk mengutarakannya. Selamat Merayakan Hidup dengan Kata