(28) TRIO DETEKTIF: MISTERI K...

By wintee97

1.8K 327 53

Jupe juga bingung, ada seorang anak seumuran dengannya yang begitu mirip dan persis seperti dia. Bahkan para... More

Pesan Alfred Hitchcock
Bab 1 (Recok Tanpa Alasan)
Bab 2 (Diculik!!!)
Bab 3 (Kekeliruan Yang Gawat)
Bab 4 (Membuntuti Jejak Para Penjahat)
Bab 5 (Lolos!)
Bab 6 (Jupiter Menemukan Petunjuk)
Bab 7 (Kawan atau Lawan?)
Bab 8 (Di Tempat Djanga)
Bab 9 (Pantang Menyerah)
Bab 10 (Jupiter Kalah cepat)
Bab 11 (Pelarian yg Cerdik)
Bab 12 (Kehilangan Jejak)
Bab 13 (Bertatap Muka!)
Bab 14 (Ian dan Jupiter)
Bab 15 (Musuh Menghadapi Masalah Aneh)
Bab 17 (Pete Melancarkan Tuduhan)
Bab 18 (Lawan Yang Tak Disangka)
Bab 19 (Akan Berhasilkah Lawan?)
Bab 20 (Rencana Untuk Meloloskan Diri)
END (Alfred Hitchcock Menawarkan Judul)

Bab 16 (Tindakan Berbahaya)

70 16 1
By wintee97


SETELAH menjemput Gordon MacKenzie di Red Lion Ranch, Adam Ndula mengemudikan mobil Cadillac ke pangkalan Jones. Sesampai di sana mereka lantas bergegas masuk. Tapi tidak ada anak-anak yang muncul menyongsong mereka. Kedua orang Nanda itu memandang

berkeliling pekarangan yang lengang dan sunyi pada saat yang masih pagi itu.

"Ian!" seru MacKenzie memanggil. "Jupiter?"

"Kata Bob tadi, Ian mereka bawa ke dalam markas mereka yang tersembunyi letaknya," kata Ndula, lalu memanggil dengan suara lantang, "Jupiter Jones!" "Ian! Jupiter!"

"Astaga, berisiknya!" Bibi Mathilda muncul dari balik bangunan yang merupakan kantor perusahaan. "Berteriak-teriak, seperti anjing ajak melolong-lolong! Tahu tidak, baru pukul berapa sekarang?"

"Maaf, Ma 'am, " kata MacKenzie buru-buru, "tapi kami mencari anak- anak. Mana Jupiter?" "Ah, kalian berdua rupanya! Orang dewasa, tapi bertingkah laku seperti anak kecil. Huh!" "Anda tahu di mana keponakan Anda itu?" tanya Ndula.

"Tidak!" bentak Bibi Mathilda. "Ia tadi pagi-pagi sekali menyelinap pergi bersama teman-temannya, entah ke mana!"

"Tapi mereka tadi meminta kami agar menjumpai kami di sini," kata Ndula lagi.

"Kalau begitu kemungkinannya mereka ada di sekitar sini. Coba cari saja di bengkel mereka! Lurus saja ke kiri menuju tumpukan rombengan yang tinggi itu, lalu ikuti-"

"Terima kasih," kata MacKenzie memotong, "kami sudah pernah ke situ." Kedua warga Nanda itu bergegas menuju ke bengkel Trio Detektif. Tapi mereka tidak menemukan siapa-siapa di sana.

"Mereka tidak di sini!" kata MacKenzie dengan heran. "Bunyi apa itu?" kata Ndula sambil mendengarkan baik-baik.

Kedua orang itu mendengar bunyi berat seperti logam digebuk-gebuk. Datangnya dari salah satu tempat, tidak jauh dari situ. Bunyi itu diiringi suara samar, yang kedengarannya seperti orang mendengus-dengus. "Dari sebelah sana!" kata Ndula. "Pipa besar itu!"

Kedua orang Nanda itu lari menghampiri lubang pipa itu lalu melongok ke dalam. Ternyata di situ ada Pete dan Bob! Kedua anak itu meringkuk di dalam pipa dalam keadaan terikat sementara mulut mereka disumbat.

Dengan cepat mereka dikeluarkan oleh Ndula dan MacKenzie, lalu dibebaskan dari ikatan.

"Para penculik itu!" seru Pete panik.

"Mereka diculik!" sambung Bob dengan gugup.

"Mereka?" kata MacKenzie mengulangi dengan nada heran. "Maksud kalian, Ian dan Jupiter? Mereka yang diculik? Kapan?"

"Belum sampai lima menit yang lalu." Pete mengerang. "Kedua penculik itu tidak berhasil mengetahui mana yang Ian dan mana yang Jupiter-lalu kedua-duanya mereka bawa!" "Ke mana?" tanya Ndula. "Kami tidak tahu!" "Naik mobil apa? Kalian sempat melihat nomornya?"

"Kami bahkan sama sekali tidak melihat kendaraan yang mereka pakai!" "Tidak mungkin mereka sudah terlalu jauh dari sini," kata MacKenzie. "Polisi pasti-"

"Peter!" Ndula menatapnya dengan heran. "Itu, bajumu-kelihatannya seperti terbakar. Ada sinar merah berkedip-kedip di dalam kantungmu!" "Alat isyarat kita, Dua!" seru Bob. "Pasti itu Jupe! Cepat hidupkan, dan lihat arah yang ditunjuk jarumnya!"

Pete buru-buru mengeluarkan alat berukuran kecil itu dari kantung kemejanya. Lampu isyaratnya berkedip-kedip. Begitu Pete menghidupkannya, langsung terdengar bunyi nyaring terputus-putus, dan jarum yang terpasang pada piringan arah mata angin menunjuk ke pusat kota Rocky Beach.

"Bunyinya sangat nyaring!" seru Pete bersemangat. "Itu berarti mereka belum jauh!"

"Dan mereka menuju ke dalam kota," kata Bob. "Cepat, Mac! Kita kejar mereka! Mungkin belum terlambat!" Pete, Bob, dan kedua orang Nanda itu lari ke luar dan menuju mobil Cadillac. Setiba di situ Pete membungkuk, memperhatikan alat isyaratnya. Bunyi yang keluar dari alat itu terdengar jelas dan nyaring. "Ke arah sana!" Pete menuding lurus ke arah kota.

Dengan cepat Cadillac itu melesat pergi, dikemudikan oleh Ndula. MacKenzie memandang alat yang dipegang Pete.

"Instrumen apa itu? Bagaimana cara kerjanya?"

"Ini alat penunjuk arah dan sekaligus pemberi tanda bahaya," kata Bob menjelaskan. Bunyi terputus-putus yang keluar dari alat itu bertambah nyaring. "Bisa mengirimkan isyarat, dan juga menerima. Sekarang alat ini menerima isyarat yang dipancarkan alat yang ada pada Jupiter.

Karena itulah terdengar bunyi ini. Semakin dekat kita dengan alat yang memancarkan isyarat, bunyinya akan bertambah nyaring dan cepat urut- urutannya. Dan jarum pada pelat ini menunjukkan dari arah mana isyarat datang. Alat ini juga bekerja sebagai pemberi tanda darurat. Lampu merah mulai menyala berkedip-kedip, begitu diberi komando dengan suara. Alat ini menyala karena Jupe menyebutkan kata-"

"Jangan kausebutkan!" teriak Pete cepat-cepat. "Nanti alat yang ada pada Jupe menyala!"

Bob terkejut.

"Aduh, untung kau sempat mengingatkan," katanya dengan gugup. "Jadi Jupe tadi sempat menyebutkan kata t-o-1-o-n-g dekat alatnya, dan itu menyalakan alat ini."

"Belok ke kanan, Adam!" seru Pete dengan tiba-tiba. "Bunyi isyaratnya semakin nyaring. Kurasa penculik itu kini berhenti di salah satu tempat!" Kening MacKenzie berkerut.

"Masing-masing alat sekaligus merupakan pemancar dan penerima, Bob? Dan Jupiter mengaktifkan alat yang dibawanya, jadi yang sekarang ada dalam kendaraan para penculik? Apa yang akan terjadi jika kita secara tidak sengaja menyebabkan alatnya menyala?"

"Aku yakin ia tidak menghidupkannya," kata Bob menjelaskan, "jadi takkan ada bunyi yang keluar. Dan mungkin alat itu disembunyikannya dalam kantung celana, sehingga kalau menyala lampunya takkan terlihat oleh para penculik."

"Mudah-mudahan saja begitu," kata MacKenzie, "karena tindakannya itu sangat berbahaya. Jika para penculik sampai tahu bahwa ia dengan

diam-diam memberi isyarat, mereka akan langsung tahu bahwa dialah Jupiter!" Bob langsung pucat. "Cepat, Adam!"

* * *

Mobil Lincoln sewaan berwarna biru yang dipakai oleh para penculik membelok masuk ke suatu tempat penjualan bensin. Sementara Fred mengisi bensin, Walt menjaga Ian dan Jupiter yang duduk di jok belakang. Tidak ada orang menghampiri mobil berpenampilan anggun itu. "Akan lebih enak bagi kalian berdua, jika kalian mau mengatakan siapa yang sebenarnya Ian Carew," kata Walt.

"Pasti akan datang pertolongan bagi kami," kata Jupiter. "Itu sudah pasti!"

"Betul," kata Ian menimpali, "teman-teman kami pasti akan mengerahkan bantuan."

"Tapi mungkin nanti sudah terlambat," sergah Walt. "Jika yang satu dari kalian yang bukan Ian sekarang ini juga turun dari mobil, ia takkan kami apa-apakan. Tapi jika kami sampai terpaksa harus membuktikan sendiri nanti-yah, ada risiko bahwa ia harus kami singkirkan!"

"Aku tidak percaya," kata Ian.

"Aku juga tidak," kata Jupiter. "Lagi pula, bantuan pasti datang untuk menyelamatkan kami."

"Jangan tolol, Jones," kata Walt. Ditatapnya kedua remaja itu silih berganti. "Ini bukan urusanmu! Jika kau cemas memikirkan keselamatan Ian, ketahuilah bahwa ia takkan kami apa-apakan. Kami memerlukannya untuk urusan yang sangat penting. Kami memerlukannya dalam keadaan selamat."

"Sampai aku tidak kalian perlukan lagi," kata Jupiter, berlagak bahwa dialah Ian.

"Ya, bisa kubayangkan apa nasibku nanti jika tidak lagi kalian perlukan," kata Ian.

"Jika kami sampai terpaksa membawa kalian berdua," sergah Walt lagi, "aku tidak berani menanggung nasib apa yang akan menimpa anak yang bernama Jones!"

Tampang Ian dan Jupiter langsung pucat mendengar ancaman tidak langsung itu. Tapi keduanya sama-sama membisu.

"Oke, Walt," sela Fred, yang sementara itu sudah selesai mengisi bensin, "mereka sudah cukup kita beri kesempatan. Sekarang, kita

pecahkan masalah ini dengan cara kita! Mereka berdua ini tidak secerdik sangkaan mereka sendiri!"

* * *

Ndula mengemudikan Cadillac secepat yang masih dimungkinkan, menelusuri jalan-jalan di dalam kota. Pete duduk di sampingnya, sambil terus memperhatikan gerak jarum penunjuk arah. Bob dan MacKenzie yang duduk di belakang, mencondongkan tubuh ke depan dengan sikap tegang untuk ikut memperhatikan. Tahu-tahu bunyi yang keluar dari alat isyarat menjadi lemah dan tidak secepat tadi urut-urutannya.

"Belok ke kanan!" seru Pete, ketika dilihatnya jarum pada piringan mata angin berputar dengan cepat, menunjuk ke arah pantai.

Ndula membelokkan mobil memasuki jalan berikut yang menuju ke kanan. Yang dimasukinya itu jalan raya yang lebar dan menuju ke pelabuhan.

Banyak mobil hilir mudik di situ, dikendarai orang-orang yang hendak pergi bekerja. Sementara itu bunyi yang keluar dari alat isyarat semakin bertambah pelan dan lemah kedengarannya!

"Mereka mengarah ke selatan lagi!" seru Pete.

"Pete!" kata Bob dengan tegang. "Mestinya mereka memasuki jalan bebas hambatan! Lihatlah, panahnya menunjukkan arah tenggara. Ke arah Los Angeles!"

"Wah, wah-kelihatannya kau benar, Bob!" keluh Pete. "Masih berapa jauhnya jalan itu dari sini?" tanya MacKenzie. "Paling kurang satu mil lagi," kata Bob.

"Aku tidak bisa terlalu cepat di tengah lalu lintas sesibuk ini," kata Ndula sambil menggeleng-geleng. "Dijalan bebas hambatan, mereka bisa mengebut dengan kecepatan empat kali lipat daripada kita sekarang," ujar MacKenzie dengan lesu. "Sampai seberapa jauhkah jarak yang masih bisa dijangkau alat kalian itu?" "Cuma sekitar tiga mil," jawab Bob.

Sementara Cadillac besar itu hanya bisa bergerak dengan lambat dijalan yang ramai itu, mereka berempat hanya bisa melihat saja tanpa daya bahwa gerakan jarum bertambah lemah dan bunyi isyarat pelan-pelan

menghilang. Akhirnya jarum menunjuk lurus ke atas, bunyi isyarat lenyap, dan lampu yang berkedip-kedip padam.

"Mereka lenyap, Anak-anak," kata MacKenzie. "Kita tidak bisa mengejar mereka lagi, dan kita juga tidak tahu bagaimana rupanya kendaraan yang mereka naiki. Kurasa lebih baik kita melapor ke polisi saja sekarang!"

* * *

Ian dan Jupiter meringkuk berdempetan di jok belakang mobil Lincoln yang dipakai para penculik. Walt duduk di sudut seberang mereka, dengan pistol di pangkuannya. Matanya terpejam.

"Sebaiknya kita mengaku saja, Jupiter," bisik Ian di telinga Jupiter. "Kau pasti akan mereka lepaskan."

"Jangan," balas Jupiter dengan berbisik pula. "Aku takkan mungkin mereka lepaskan. Aku tetap aman selama mereka tidak bisa membeda- bedakan kita berdua. Untuk sementara ini mereka takkan berani membahayakan keselamatan Ian Carew. Tapi Jupiter Jones tidak mereka perlukan, ditambah lagi aku sementara ini sudah tahu terlalu banyak tentang mereka!"

Salah satu mata Walt terbuka.

"Tutup mulut!" bentaknya. "Tadi kalian sudah cukup lama kami beri kesempatan untuk bicara. Tidak lama lagi kami akan menyingkirkan salah satu dari kalian!"

Laki-laki itu tertawa seram, lalu memejamkan matanya kembali, sementara mobil Lincoln yang dikemudikan Fred melaju pada pagi hari yang cerah itu dengan tujuan yang tidak diketahui oleh Ian dan Jupiter.

Continue Reading

You'll Also Like

5.2M 340K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...
my grilfrend By kz728

Science Fiction

26.1K 1.9K 28
hanya fiksi
2.3K 366 17
้šฃใฎไบบ - ๐“๐จ๐ง๐š๐ซ๐ข ๐ง๐จ ๐‡๐ข๐ญ๐จ ๐šƒ๐š‘๐šŽ ๐š™๐šŽ๐š›๐šœ๐š˜๐š— ๐š—๐šŽ๐šก๐š ๐š๐š˜ ๐š–๐šŽ Dipertemukan kembali secara tak terduga, dihadapkan 2 bocah artis virtual yan...
6.2K 778 14
baca aj