AVOID

By Lovin_flour

3.5K 167 10

Ini tentang seorang gadis yang harus berjuang melawan rasa sakit, gadis itu bernama Harifa. Gadis cantik yang... More

Chapter 1|Harifa Okalia Dugols|
Chapter 2 |Rasa Sakit|
Chapter 3 |Zion Alterio Savian|
Chapter 4 |Khalisa Lagi|
Chapter 5 |Tidak Berguna|
Chapter 6 |Zion Masdep|
Chapter 7 |Sweet💖|
Chapter 8 |Promise|
Chapter 9 |Terungkap|
Chapter 10 |Ciee..Salting|
Chapter 11|Pingsan|
Chapter 12|Siapa Dia?|
Chapter 13|Sibuk? Benarkah??|
Chapter 15|Maaf|
Chapter 16|Zion Nyebelin|
Chapter 17 | Friend?|
Chapter 18 |Pembalasan Terakhir|
Chapter 19 | Dia Pergi|
Chapter 20 | Penyesalan|
Extra Part |Zion Regret|
Pesan Terakhir untuk Zion
zion
Sesi Curhat

Chapter 14|Teman|

64 5 0
By Lovin_flour

Ciptain kebahagiaan lo sendiri. Jangan stuck disitu- situ aja..

¤¤¤

Bel pulang sekolah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu dan saat ini Harifa berada diparkiran tepat nya disamping mobil Zion. Dan dikejauhan ia melihat Zion. Tidak sendiri. Ada Aurel.

Harifa mendengus. Tidak bisakah wanita itu menjauh sebentar saja dari pacar nya, Harifa muak melihat nya.

"Aku pulang bareng kamu ya Yon?" Tutur Harifa lembut.

"Eh enak aja, Zion mau nganterin gue ke mall." Serobot Aurel.

Harifa memutar bola matanya malas. " Yon kamu bisa kan anter aku pulang?."

Zion tak menjawab Harifa. Dia sibuk mengotak atik hp nya.

"Andra bakal nganterin kamu" Setelah nya Zion masuk ke mobilnya menyisakan Harifa dan Aurel.

"See, Zion lebih milih gue. Bye-bye" melambaikan tangan sambil tersenyum remeh. Cihh, Harifa benci senyuman itu.

"Kamu ngecewain aku Yon." Katanya tersenyum masam.

Seolah mendukung, tiba-tiba saja hujan turun menerpa tubuh kurus nan kecil itu.

Aku ga papa, aku baik-baik aja.

Tin..tin

Andra datang sesuai dengan yang Zion bilang.
Andra datang dengan payung lalu tersenyum melihat Harifa dan Harifa pun tersenyum balik.

"Gue tau lo kecewa dan gue tau lo bukan cewe lemah."

Harifa semakin mengembangkan senyumannya.

¤¤¤

"Andra maaf ya gue jadi ngotorin mobil lo."

"Apaan sih, gitu aja minta maaf. Harus nya pacar loh noh yang minta maaf."

Harifa tersenyum kecut. Mengingat Zion membuat nya ingin menangis.

Menyadari perubahan wajah Harifa membuat Andra merasa bersalah. "Sorry gue nggak bermaksud."

"Ga papa kok. Makasih ya lo mau nebengin gue."

"Gak usah terimakasih gue seneng nebengin lo" Andra tertawa kecil hingga memperlihatkan lesung pipi nya. "Kalo si kampret Zion ninggalin lo lagi kaya tadi langsung hubungin gue aja, gue pasti langsung meluncur" Kekehnya.

Harifa tertawa.

"Kok lo ketawa sih, ada yang lucu sama ucapan gue?."

"Lo bukan siapa-siapa nya gue ngapain repot? Sedangkan Zion yang jelas-jelas pacar gue aja nggak peduli."

"Kata siapa lo bukan siapa- siapa gue. Lo itu teman gue sekarang."

"Teman? Kita kan emang teman?."

"Eh iya juga sih" Andra menggaruk tengkuk nya salah tingkah. "Tapi temen yang kali ini beda."

"Beda? Beda gimana?."

"Temen yang bakalan ada saat lo butuh, temen yang bakalan semangatin lo saat lo lagi terpuruk."

"Lo bener mau jadi temen gue?."

"Siapa juga yang gak mau temenan sama lo. Secara lo itu cantik dan point utama nya nih lo itu baik."

"Bisa aja dah lo. Tapi awas aja lo jadi suka sama gue," Harifa memicingkan matanya sambil menunjuk Andra.

"Emang kalo gue suka sama lo kenapa?."

Andra tolol. Harifa kan sudah punya doi.

"Gue pacaran sama Zion kalo lo lupa."

"Gini ya, sebelum janur kuning melengkung masih bisa ditikung."

"Jadi?."

"Jadi gue lebih baik mundur aja hehehe."

Andra cengengesan dengan ucapan nya sendiri. Harifa tertawa kecil.

Tanpa disadari mereka sudah sampai di rumah Harifa.

"Makasih banget udah nganter gue, teman?."

"Sama-sama. Ya udah gih masuk sana."

¤¤¤

"Bagus anak sekolah baru pulang jam segini. Bisa nggak sekali aja kamu nggak malu-malu in papa? Hah? Khalisa aja udah pulang dan dia lagi belajar" cerocos Dannerd panjang lebar.

Harifa memutar bola mata nya malas. Ia melengos begitu saja menaiki tangga. Bodo amat apa kata papah nya.

"Heh kamu nggak punya sopan sama sekali sama orang tua..." teriaknya marah.

"Cih.. wajar gue gak punya sopan. Nggak ada yang ngajarin" ucap Harifa lirih.

Baru saja Harifa akan memejamkan mata nya suara ponselnya berbunyi.

Zion Masdep😄
1 unread message

Ntar malam jam 7 aku jemput

"Kyaa Zion pasti mau ngajak gue nge date. Hihi mungkin dia ngerasa bersalah kali ya."

Zion Masdep😄

Ihh beneran?.

Zion Masdep😄

Mm.

Zion Masdep😄

Janji ya? Awas aja kalo nggak dateng.

Zion Masdep😄

Y

Read

¤¤¤

Harifa mondar-mandir di teras rumah nya. Sudah jam 8 malam tapi Zion belum datang juga.

Puluhan panggilan dan spam chat sudah Harifa lakukan tapi nomer cowok itu pun tidak aktif.

Apa Zion lupa malam ini ada janji dengannya. Semoga tidak.

Malam semakin larut tapi kabar dari Zion sama tidak ada padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10.00.

"Lagi-lagi kamu bikin aku kecewa."

¤¤¤

Papah dan seorang pria membuat Harifa terkejut.

"Yon kamu ngapain disini pagi-pagi?" Tanya Harifa masih dengan keterkejutan nya.

"Mau jemput ka.."

"Jemput Khalisa pasti, ya kan nak Zion" Serobot papa Harifa.

"Apaan sih pa Zion itu pacar aku. Kenapa jadi bawa- bawa Khalisaa sih ck," ujar Harifa malas.

"Terus papa peduli gitu? Bukan nya kamu yang rebut nak Zion dari Khalisa? Kamu tau kan Khalisa suka sama Zion. Tolong lah kamu ngertiin dia, kamu ini gimana sih."

Cukup sudah. Ini keterlaluan.

"Pah, kenapa aku yang harus ngertiin si anak pungut itu? Hah?" Ucap Harifa marah dengan nada tinggi.

"Harifa jangan bentak papah kamu."

"Diam Yon, kamu nggak tau apa- apa, mending kita berangkat sekarang." Mulai melangkah namun perkataan Zion membuat nya mengepalkan tangan.

"Aku berangkat bareng Klarisa" ucap nya dingin.

Tanpa menoleh lagi Harifa pergi dengan perasaan yang begitu kecewa. Plis ini menyakitkan.

¤¤¤

Menyendiri adalah pilihan terbaik untuk menenagkan diri.
Itu yang saat ini Harifa lakukan di taman belakang sekolah.

"Muka lo kaya muka mau berak tau nggak lo." Kekeh Andra

"Apaan sih lo."

"Bisa gue tebak, muka lo yang kaya gini nih pasti lagi ada masalah."

"Sok tau banget sih lo."

"Sebagai teman yang baik, gue harus tau apa masalah lo. Jadi sini cerita sama gue.''

Harifa menghela nafas. Ia ingin bercerita tapi tidak tau harus mulai dari mana.

"Gue bingung Ndra. Gue kayak nggak ada guna nya tau nggak. Gue pengen deh ngerasain hidup tenang."

"Shutt. Dengerin gue, gak ada orang yang hidup di dunia ini sia-sia. Lo bisa hidup bahagia dengan cara lo ciptain kebahagiaan itu."

Harifa memikirkan perkataan Andra. Cowo ini ada benar nya.

"Eh Fa lo nyadar gak sih?." Tanya Andra serius.

"Nggak. Apaan?."

"Kok gue jadi bijak gitu ye? Keren banget kata-kata gue."

Harifa berdecak kesal ia pikir Andra benar- benar serius. Harus nya ia tidak perlu bercerita tadi.

"Hahahaha gue becanda, maap..maap."

"Goblok lu emang murni kaya susu cap bear brand."

Dengan kesal Harifa berdiri lalu pergi meninggalkan Andra yang masih tertawa.

¤¤¤







Continue Reading

You'll Also Like

84.9K 2.6K 54
Peringkat cerita : Rank 1 in Menyerah Ditempat yang sepi, gadis itu menangis meluapkan segala pedih yang tersimpan. Menyakitkan jika harus mengingat...
437K 60.6K 82
[FOLLOW PENULISNYA! JIKA SUKA KARYANYA] Sekuel: Galak Kamu, Mas! (HUMOR) Saudara itu, kalau gak rebutan makanan, ya rebutan mainan. Bertengkar, seper...
7.1M 297K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
88.2K 6.2K 55
* FOLLOW ME FIRST❤️❤️❤️ *[DON'T COPY MY STORY!!!] *[DON'T BE SILENT READER!!!] Apakah aku tidak terlihat hingga terus diacuhkan? Apakah aku tidak be...