Senandika

By armelitaptr_

77.9K 5.4K 213

Lisa Alaric seorang anak yang merasa di anak tirikan tiba-tiba dijodohkan dengan anak dari teman Ayahnya. Me... More

Prolog
BAB 1 : Awal
BAB 2 : Masalah
BAB 3 : Dream Catcher
BAB 4 : Narendra
BAB 5 : Bodoh
BAB 6 : Awal mula Om Gula
BAB 7 : Rumah Oma dan Kesepakatan Ayah Anak
BAB 8 : Insiden kepala bocor
BAB 9 : Menemukan cowok tampan
BAB 10 : Pacuan Kuda
BAB 11 : Burger buatan Rendra
BAB 12 : Ridho dan cerita cinta Eyang dan Oma
BAB 13 : Cerita bersama semesta
BAB 15 : Kue dan panggilan baru
BAB 16 : Kenyamanan
BAB 17 : Pembatalan Beasiswa
BAB 18 : Maaf
BAB 19 : Surat Mama
BAB 20 : Dibawah pohon Ceri
BAB 21 : Wisuda
BAB 22 : Cium Pipi dari Lisa
BAB 23 : Berdua dengan langit malam
BAB 24 : Apakah bisa?
BAB 25 : Bebas
BAB 26 : Hari usai kamu pergi
Bab 27 : Selamat Jalan! [Final]

BAB 14 : Kisah yang sebenarnya

2.1K 160 21
By armelitaptr_

Mari kita lanjut kisahnya Om Gula yang kisah cintanya juga semanis Gula:)

Jangan lupa Vote dan komentarnya ☺️

Happy reading❤️

****

14. Kisah yang sebenarnya

Lisa memasuki rumah yang nampak sepi malam ini. Ayahnya akan lembur malam ini itu menurut penuturan pembantu rumah, karena jujur saja Lisa terbiasa menanyakan kabar orang rumah lewat para pembantu daripada menanyakannya langsung ke orang yang dituju.

Baru mendaratkan bokongnya di pinggir ranjang empuknya, tiba-tiba saja ponselnya bergetar, menampilkan panggilan suara dari Rendra yang dia beri nama Naren di kontaknya.

"Halo?" ujar Lisa yang mengangkat panggilan pria itu.

"Sudah mau tidur ya?"

"Baru banget nih pantatku nyium kasur, kamu udah nelepon aku kayak gini."

"Maaf, namanya juga efek kangen."

"Mulai blak-blakan ya ngomong kangennya, nggak malu aku tolak terus?"

"Ngapain malu, namanya berjuang, nggak ada tuh pahlawan yang malu pas dipukul mundur sama Belanda."

"Kamu tuh nyamain perjuangan kamu sama perjuangan kemerdekaan Indonesia ya mana seimbang!"

"Seimbang kok, sama-sama merasakan lelahnya beradu dengan kerasnya batu. Bedanya batu yang aku adu ini lebih keras dari kepala para penjajah dulu."

"Enak aja, aku nggak sekeras kepala itu ya!"

"Kalo enggak kenapa belum balas perasaanku?"

"Nggak semudah itu, Narendra!"

"Ditambah 'mas' sebelum namaku lebih enak didengar."

Lisa tersenyum grogi, bisa-bisanya Rendra membuatnya malu padahal saat ini dia sedang sendiri.

"Pasti lagi senyum-senyum kan?"

"Dih, apaan sih! Jangan pede deh!"

"Kok ngegas, kan aku cuma nebak aja tadi."

"Udah kamu tidur, aku juga mau tidur."

"Sayang ya, padahal lebih enak berbagi cerita sebelum tidur."

"Kamu minta aku dongeng gitu?"

"Kalo boleh, udah lama nggak di dongengin sebelum tidur."

"Kayaknya kamu makin malem makin absurd deh, udah aku matiin ya?"

"Hm, gak apa walaupun masih kangen kan bisa ditahan sampai besok."

"Heh kata siapa kita bakalan ketemu besok?"

"Kamu barusan tuh ngomong."

"Nar-,"

"Selamat malam, calon masa depannya Mas Naren. Mimpi indah dan semoga besok masih diberi kesempatan untuk bertemu!"

Rendra menutup panggilan dengan kata-kata manisnya, membuat Lisa makin semangat mengeluarkan senyumannya.

Rasanya semakin dipikirkan Lisa merasa tak pantas menerima ketulusan Rendra yang semakin dalam ini padanya, jika bisa Lisa ingin dia yang menyukai Rendra duluan. Tapi rupanya Tuhan ingin memberikan cinta itu lebih dulu ke Lisa agar membalas masa lalu Lisa yang hidup tanpa perhatian dan cinta dari orang tuanya, mungkin begitu yang Tuhan pikirkan saat menulis buku takdir Lisa.

****

Bukan Lisa namanya jika pagi-pagi sudah membuat masalah. Kali ini bukan di ruang tamu ataupun di kamarnya sendiri, malah kamarnya akhir-akhir ini lebih rapi dari sebelumnya. Kini malah dapurlah yang menjadi target pertempuran Lisa pagi-pagi.

"Astaga, Mbak Lisa. Ini kenapa berantakan gini dapurnya?" kaget mbok Sugeng.

Lisa terkekeh, "belajar bikin kue, mbok!"

"Mbak Lisa lagi nggak kesurupan kan?"

"Loh apa urusannya sama kesurupan, Lisa sehat aja kok. Ini masih jiwa Lisa yang mendominasi."

"Soalnya ini kayak bukan Mbak Lisa, biasanya Mbak Lisa nggak pernah minat sama memasak. Makanya mbok heran, takutnya kuntilanak yang kemarin di liat sama tetangga sebelah yang ada di pohon mangga di depan rumah itu malah ngerasukin Mbak Lisa."

"Astaga, Mbok! Lisa rajin ibadah, ya kali selemah itu jiwa Lisa!"

"Ya habisnya, Mbak Lisa aneh sih!"

"Lisa bikin kue karena katanya Naren ultah, kemarin di kasih tau sama Omanya sebelum pulang. Lisa bingung mau kasih apa ke dia, ngasih kado barang tapi finansial meraung-raung, yaudah buat kue aja."

"Tapi mbok saran sih mending beli aja, Mbak Lisa. Mbok takutnya malah Mas Rendranya masuk rumah sakit."

"Ih, Mbok! Jangan bikin Lisa down dong, ini lagi usaha biar enak tau kuenya!"

"Coba sini mbok coba secuil."

Lisa mencuil pinggiran kue yang menempel di kertas roti begitupun Mbok Sugeng.

"Ih, kok asin ya?"

"Mbak Lisa emang pakai apa aja tadi komponennya?"

"Yang diatas meja ini aja, ada yang salah emang ya?"

Mbok Sugeng mengangkat toples yang ada disana, dia membukanya dan mencicipi sedikit.

"Astaga, Mbak Lisa. Ini mah garem!"

"Astaghfirullah, Lisa kira gula!"

"Pantesan aja rasanya kayak air laut. Udah buat ulang lagi, biar Mbok Sugeng bantu."

Lisa menyetujui itu, akhirnya mereka membuat ulang kue untuk ulang tahun Rendra. Hingga tanpa sadar matahari sudah naik lebih tinggi, kue pun sudah terhias indah dan telah di masukkan ke kardus kue.

"Akhirnya jadi juga, makasih ya Mbok udah bantuin Lisa."

"Nggak masalah, toh buat calon menantu rumah."

"Ih Mbok apaan sih, jangan terlalu yakin. Nanti aku tolak Naren malah yang nangis 7 hari 7 malem mbok lagi, bukan Naren."

Mbok Sugeng tertawa kecil, "Mbak Lisa kayaknya udah membuka hati ya buat Mas Rendra? Keliatannya setiap pergi sana beliau, Mbak Lisa selalu pulang dengan senyuman."

"Ah masa sih? Perasaan enggak deh, Lisa juga selalu gitu kalo abis hang-out sama temen-temen."

"Beda, Mbak. Senang sama teman itu beda auranya sama senang yang jalan berdua sama pujaan hati."

"Ih, Mbok apaan sih. Pujaan hati, Pujaan hati aja. Yaudah Lisa ke kamar dulu ya, mau rapi-rapi soalnya bentar lagi temen Lisa jemput."

"Lah terus ini gimana kuenya, Mbak?"

"Taruh di dalam kulkas aja,nanti dibawa pas sore."

Mbok Sugeng bergeleng-geleng kepala melihat kelakuan sang bungsu keluarga Alaric ini. Sejak kecil memang Mbok Sugeng yang paling dekat dengan Lisa, bahkan rasanya kedekatan keduanya lebih baik daripada kedekatan Lisa dengan Mamanya.

Alasannya karena dulu Lisa dan Karin pernah mengalami kecelakaan diwaktu kecil, Lisa korban yang paling parah dalam insiden itu. Lisa mengalami benturan keras di kepalanya hingga membuatnya lupa sebagian ingatannya dimasa lalu dan juga mengalami kerusakan di ginjalnya yang jika terlambat mendapat pendonor maka Lisa tidak akan bertahan sampai sekarang.

Nyatanya alasan kepergian Mama mereka bukanlah karena penyakit keturunan ataupun kecelakaan seperti yang diceritakan om dan Tante pada Lisa, namun karena dulu Mama Lisa mendonorkan ginjalnya untu Lisa. Hal itu tidak pernah dibahas oleh keluarga mereka karena alasannya adalah kesehatan mental Karin yang trauma sejak kecelakaan itu.

Karena itu, setelah kejadian itu Mama dan Ayah lebih sayang pada Karin dan lebih mengutamakan anak itu. Mereka takut Karin kembali ke zona depresi atas trauma itu. Namun mereka lupa bahwa putri bungsu mereka tak ingat jika dia pernah disayangi sepenuh kasih sayang Karin pasca kejadian itu.

Itu kenapa Lisa selalu menganggap dirinya di anak tirikan oleh orang tuanya.

****

"Fiks Lo kayaknya udah jatuh cinta sama si Naren deh!" ujar Oca.

"Iya, dari tadi yang Lo bahas tuh dia terus. Udah buruan jadian aja dulu, masalah nikah nanti Lo bahas antar keluarga, terserah Lo mau nikah abis kuliah di London atau nikah dulu baru kesana. Yang penting Lo iket dulu tuh mas ganteng," kata Cia.

"Gue cuma bahas dia aja bukan berarti suka, astaga itu otak sempit amat!"

"Habisnya Lo tuh kalo suka ya bilang bre, nyesel nanti loh kalo diundur-undur."

"Emang gue undur-undur, udahlah gue sama dia cuma temenan."

"Demen Lo ya PHP-in cogan, nih ya klo Oca yang ada di posisi Lo, nggak ada sehari tuh jadian sama Mas ganteng!"

"Kali ini gue setuju sama ini kang cilor. Lagian apa kurangnya sih Mas Ganteng? Cakep iye, badannya sebelas-duabelas sama Jeno NCT, duit? Yaelah udah mapan gitu dia bre, akhlaknya juga ada, romantis juga tuh. Gue aja yang dengerin curhatan Lo bisa klepek-klepek!"

"Lo mah emang paling nggak kuat sama cogan, gue tuh cuma belum yakin aja. Takut salah menafsirkan rasa gue ke dia, nanti kalo gue bilang suka ke dia yang ada gue bakalan ragu sama perasaan itu. Mending gue hilangin ragunya baru gue nyatain ke dia."

"Ribet Lo, udah lah kalo nggak mau mending oper ke gue aja!"

"Apa kabar sama Haechan, Ca? Mau ditaruh mana tuh cowok?" cibir Cia.

"Oh astaghfirullah, aku khilaf. Sampe lupakan gue udah punya gacoan."

"Haechan yang mana sih? Fakultas mana?" heran Lisa.

"Bukan anak indo, anak Korsel alias biasnya nih bocah di NCT ilicil."

"NCT DREAM!"

"Sama aja bege, dia kan ada di dua grup!"

"Dih, Lo kok lebih tau sih, Ci? Jangan-jangan Lo suka ya sama NCT?"

"Lo bahas NCT ke gue 24 jam, nyet!"

"Oh masa sih? Gue kira Lo udah demen sama NCT."

"Ca, bukannya Lo ditaksir sama anak fakultas hukum ya?" ujar Lisa.

"Iye, dia aja nggak mau sama tuh cowok. Padahal nih ya, itu cowok cakep parah!" sahut Cia.

"Nggak seganteng Haechan, gue tuh maunya nyari cowok yang sebelas dua belas sama Haechan!"

"Sampe lebaran monyet juga nggak bakalan ketemu!"

"Nggak boleh pesimis, mana kali emang gue nggak berjodoh sama yang mirip Haechan, tapi berjodoh langsung sama Haechan yang asli."

"Halu terus, ah tau deh!"

"Lo sendiri gimana, udah ada gacoan?" tanya Lisa pada Cia.

"Hah? Boro-boro, gue nggak ada pikiran ke sana. Lo tau sendiri gue punya tanggung jawab biaya sekolah adek-adek gue."

"Hm, semangat ya jadi kakak yang baik. Gue yakin Lo bisa kok lakuin semuanya dengan baik."

Asik berbincang-bincang, satu pesan masuk ke ponsel Lisa. Gadis itu membukanya.

Naren
Kamu dikampus kah?
Kebetulan aku lewat sana, aku ada di depan gerbang fakultasmu.
Mau pulang bareng?

Lisa tersenyum.

"Dih, gila nih anak tiba-tiba senyum sendiri," cibir Oca.

"Kenapa, pesan dari mas ganteng?" tebak Cia.

Lisa mengangguk, lalu dia membereskan barang-barangnya dan berpamitan pulang duluan.

"LISAA KATANYA MAU TRAKTIR KITA, DUITNYA MANA WOI!"

"Pake duit lu dulu, besok gue transfer ke Ovo kalian."

"BANGSAT!"

****


/ini namanya Haechan biasnya Oca, ganteng ya pantesan aja betah tuh anak ngehaluinnya:)

Btw ini Mbak Lisa makin menunjukkan tanda-tanda ketertarikan pada Mas Naren ya, yuk bisa yuk jujur ke Naren.


Spam next disini!

Continue Reading

You'll Also Like

9.5K 789 39
My First Werewolf Story Is Here!!! Hope you guys like it :) UPDATE SETIAP HARI !! "Tidak ada yang benar-benar meninggalkan kita di dunia ini. Kau aka...
111K 9.6K 41
Tentang aku yang mendapat kesempatan untuk bersama dengannya lagi.
301K 9.1K 36
Siapakah aku? Aku hanyalah seorang perempuan yang dinikahi karena sebuah alasan perjodohan klasik. Laki-laki yang beberapa jam lalu baru saja menguc...
58.7K 3.5K 39
Karya ke-1 Rahasia Takdir (GENRE : Rom-com) 17+ ---------------------- Tidak ada yang bisa menebak Takdir dari-Nya. Karena itu semua masih menja...