DASA (END)

By devitnask

3.7M 399K 315K

[COMPLETED] PART MASIH LENGKAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ R-16, Selfharm, Sex, Drunk, Violence, Suicide... More

DASA 00
DASA 01
DASA 02
DASA 03
DASA 04
DASA 05
DASA 06
DASA 07
DASA 08
DASA 09
DASA 10
DASA 11
DASA 12
DASA 13
DASA 14
DASA 15
DASA 16
DASA 17
DASA 18
DASA -
DASA 19
DASA 20
DASA 21
DASA 22
DASA 23
DASA 24
DASA 25
DASA 26
DASA 27
DASA 28
DASA 29
DASA 30
DASA 31
DASA 32
DASA 33
DASA 34
DASA 36
DASA 37
DASA 38
DASA 39
DASA 40
DASA 41
DASA 42
DASA 43
DASA 44
DASA 45
DASA 46
DASA 47
DASA 48
DASA 49
DASA 50
DASA 51
DASA 52
DASA 53
DASA 54
DASA 55
DASA 56
DASA 57
DASA 58
DASA 59
DASA 60
DASA ExChap : Unboxing
DASA ExChap : Together

DASA 35

58.3K 6.7K 7.3K
By devitnask

Srkk! Bug!

"Ahh...," Rey mendesah, urat di lengannya mulai bermunculan.

Usapan lembut Asa itu membuat napas Rey tertahan, tubuhnya semakin menggeliat di atas ranjang milik Asa. "Sa, aahhh."

Rey mengepalkan tangan sambil menatap langit-langit kamar, cahaya pagi sudah menembus gorden tipis di jendela besar sisi samping. Motif kotaknya mulai membuat gambar di langit-langit ruangan, sepertinya sudah hampir pukul setengah tujuh pagi.

Tubuh Asa bergerak, dada besarnya mulai terpepet di tubuh Rey. Tangan mungil itu lagi-lagi menyentuh barang berharganya hingga terbangun.

"Mmmpphhh," Rey tidak bisa menggerakkan tubuhnya, Asa masih tertidur dengan posisi tubuh memeluk Rey.

"Ahhh," Sejak beberapa waktu lalu, Rey terus mendesah karena Asa berhasil membangunkan sang adik.

Rey mengangkat kepalanya, menatap miliknya yang kini sedang disentuh oleh Asa tanpa gadis itu sadari. "Ahhh, Asaaaaaaa. Sshhhh,"

Rey ingin menyingkirkan tangan Asa, tetapi tidak kuat karena nafsunya mulai terbangun.

"Aaahhh," Rey menutup wajahnya menggunakan lengan kanan, sementara lengan kirinya sedang cosplay menjadi bantal Asa.

Tit! Tititit! Tit! Ti--

Rey buru-buru mematikan alarm yang sudah tertunda beberapa menit, takut Asa terbangun. Jika boleh jujur, Rey masih ingin menikmatinya.

Dengan tatapan lurus melihat ke atas, Rey meneguk salivanya sambil membelai kepala Asa.

"Sa, pengen, ahhhh!" Rey lagi-lagi menutup wajahnya dengan lengan tangan.

Sejurus kemudian, tangan Asa bergerak, membuat sedikit remasan di atas sana yang sontak membuat Rey memekik. Rey semakin geli dibuatnya.

Asa terbangun, dia pun segera menjauhkan tangannya dari barang Rey. "Maaf, Rey. Aku nggak tau--"

"Tanggung jawab, Sa!" Rey melirik Asa tajam, lalu mulai berubah attached. "Rey pengen."

"Rey!" Asa blushing, terlebih lagi dia baru saja memegang barang Rey. "Ada debaynya."

"Arghhhhh," Rey memutar tubuhnya memeluk Asa, hormonnya semakin meningkat. "Udah bangun dari tadi ini."

Asa mengulum senyum sambil mengusap rambut Rey yang terbenam di bawah dadanya. "Besar juga punya kamu, Rey. Tapi punya Elvan--"

"Wah, wah, wah!" Rey langsung berubah duduk. "Asa mau banding-bandingin punya Rey sama cowok brengsek yang sering celup sana sini sembarangan? Wah."

Rey ngambek, dia memunggungi Asa. "Nggak asik ah, burung shaming itu namanya. Malesin."

"Rey!" Asa memegang pundak Rey. "Belum selesai ngomong juga udah ngambek gitu aja."

"Apaan sih?" Rey menepis tangan Asa ngambek.

"Dih beneran ngambek?" Asa menyembulkan kepala melihat wajah Rey.

"Siapa yang ngambek? Males aja!" Rey memunggungi Asa lagi.

"Ya ampun, Rey. Jangan ngambek dong!" Asa menoel-noel pipi Rey.

"Apaan ish?" Rey menepis tangan Asa pelan, lalu melipat tangan di bawah dada.

"Mas," panggil Asa sedikit merayu agar Rey berhenti merajuk.

"Ih geliiiiiiiii!" Rey menutup telinga, mendengar Asa memanggilnya Mas sangat menggelikan.

"Maaaaas! Mas! Mas! Mas!"

"Ih geli tau nggak?" Rey menghadap Asa dengan kaki terlipat, dia menangkup wajah Asa dan menggoyangkannya pelan. "Geli! Geli! Geli! Geli! Jangan panggil Mas."

"Terus siapa? Husbu?"

"Ih geliiiiii."

"Mas Husbu!" Asa menjahili Rey.

"Ih berhenti nggak? Rey serang sekarang loh!"

"Mas Husbu! Mas Husbu! Mas Hus-mmmppphh." Rey benar-benar mencium Asa sekarang. Entah mendapat keberanian dari mana, mungkin karena nafsunya meningkat?

"Rey," Asa menutup bibirnya terkejut, silahturahmi ini terasa sangat canggung.

"Udah Rey peringatin tadi, Asa malah nggak berhenti." Rey kembali menatap bibir Asa yang basah karena ulahnya, kemudian bergeser menatap mata Asa. "Mau lagi?"

Asa meneguk salivanya, kemudian mengangguk samar. Rey tertawa sambil mengacak puncak kepala Asa. "Jadi cewek jangan gampangan bisa nggak sih?"

"Rey!" Asa mendecak karena semua rambutnya menutupi wajah.

"Kalau misal Rey minta sekarang juga mau Asa kasih gitu?" tanya Rey menjorok ke hubungan suami istri.

Asa merotasikan bola matanya ke kiri, dia mengangguk lagi.

"Astagfirullah, dapet bini gini amat." Rey mencubit hidung Asa. "Pantes aja Elvan semena-mena sama Asa! Ngeselin tau nggak?"

"Katanya kalau sayang harus mau, Rey."

"Kata siapa? Elvan? Astaghfirullah, Sa, bukti sayang cewek ke cowok itu nggak harus pakai itu. Cowok yang bener-bener tulus, mereka nggak akan unboxing ceweknya sebelum mereka halal."

"Iya tapi kan, Asa sayang."

"Sayang siapa?" Intonasi Rey meninggi. "Sayang sama El--"

"Rey," sela Asa. "Rey Atarazzka."

Rey langsung mleyot, pria itu memegang pipinya sambil senyum-senyum nggak jelas. "Aaaaaa, jangan gemoy gemoy bisa nggak sih. Kan jadi makin sayang."

Asa menutup wajahnya malu, kemudian Rey menarik tangan Asa sehingga wajahnya terlihat jelas. Rey menangkup wajah Asa dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan Asa.

Cup! Rey mengecup kening Asa.

Cup! Turun ke mata.

Cup! Ke hidung.

Cup! Ke bibir, kali ini sedikit lebih lama.

Rey menjulurkan lidahnya, dan Asa yang sudah jago itu langsung mengikuti permainan. Beruntung Rey suka nonton drama, jadi cukup tau bagaimana cara berciuman.

"Rey udah jam segini kamu nggak ke--" Nisha cengo membuka pintu kamar Asa.

"Ya Allah, Buna. Baru juga pemanasan!" rengek Rey menjauh dari tubuh Asa.

"Hayo, Mas! Kamu belom boleh ipik-ipik sama Asa sebelum anak itu lahir." Nisha memperingatkan.

Rey tepuk jidat. "Arrghhh, ya kalik, Bun. Nahan enam bulan lagi."

"Allahuakbar, ditahan dulu ya, Mas. Tahan. Kamu juga perlu fokus sekolah, bentar lagi ujian."

"Iya, Buna. Boleh bolos sekolah sehari nggak?"

"Enggak!"

"Sehariiiiiiiii aja. Ya? Ya? Ya? Ya?" Rey memohon. "Rey masih pengen sama Asa."

"Sekolah, Mas! Sekarang Bunda libur kerja, mau jalan-jalan sama Asa. Bagi-bagi dong waktunya, masa Asa buat Mas terus."

"Yah, Buna mah."

"Iya kan, Sa? Udah janji sama Bunda mau belanja baju." Nisha mengedipkan sebelah matanya.

"I-iya, Mas, kamu sekolah sana, eh, Rey." Asa membekap bibirnya, malu memanggil Rey dengan sebutan Mas di depan Bunda.

"Ah, lulus kilat aja bisa nggak sih? Rey juga pengen ikut belanja."

***

"Bunaaaaa!" Rey kecil berlari ke pelukan Nisha yang sedang berjongkok di depan bangunan tempat penitipan anak.

"Hati-hati, Mas!" Nisha menunggu putranya sampai benar-benar dapat ia peluk.

Nisha mencium putranya penuh sayang. "Hari ini ngapain aja, Mas?"

"Mandi sama Asa," jawab laki-laki berumur empat tahun itu sambil menggaruk kepalanya.

"Heeeehhh, mandi?"

"Iya, Buna. Mandi bola."

"Astagfirullah, kalau ngomong itu yang lengkap, Mas! Ayo pulang."

Nisha menuntun Rey keluar, tetapi Rey berhenti di pagar kayu. "Rey nggak mau pulang."

"Loh, kenapa?" Nisha berjongkok lagi, berusaha pengertian pada putranya. "Mas mau jajan? Es krim? Es krim minion?"

"Minion!" Mata Rey berbinar. "Lrey mau!"

"Hayu beli yu, terus pulang. Hari ini Papa pulang ke rumah loh. Mas katanya kangen?"

Nisha menuntun Rey lagi, tapi Rey tidak beranjak dari tempatnya. "Pulang, Mas. Kenapa? Mau bobo di sini?"

"Asa belom dijemput, Buna."

"Ooooo," Nisha menggoda Rey, wanita itu mencubit-cubit perut buncit Rey. "Jadi gara-gara Asa, cie, ciee."

"Bunaaaaaaaa," rengek Rey. "Kasian Asa sendirian, Lrey pengen nemenin Asa."

"Iya udah, sana temenin Asa biar Bunda telpon Papanya Asa."

Rey memekik senang, anak laki-laki itu kembali memasuki tempat menitipan anak dan bermain lagi bersama Asa.

Nisha memang sengaja tidak menyewa babysitter, dia lebih suka Rey dititipkan di tempat penitipan anak agar dapat belajar berinteraksi dengan teman sebaya sebelum masuk tk.
...

Rey menatap foto lama Rey dan Asa kecil, saat itu Rey yang memeluk leher Asa, sedangkan wajah Asa datar seperti seseorang yang tidak bersemangat.

Dulu Asa selalu terlihat lesu, dan Rey sangat senang menjahili Asa. Melihat gadis kecil itu tersenyum adalah jalan ninja Rey kecil.

Tetapi, setelah masuk SD dan SMP. Rey tidak bisa menemui Asa sesering dulu, dia masuk asrama sehingga waktu di luarnya terbatas. Terkadang Rey diam-diam melihat Asa dari kejauhan tanpa Asa sadari.

Dan ketika masuk SMA, Rey sangat senang dapat satu sekolah dengan gadis itu. Mereka bahkan menjadi teman satu kelas.

Rey kembali bernostalgia...

"Asa!" panggil Rey. "Ini juga bagus buat belajar management, rekomendasi dari Buna."

Asa menerima buku dari Rey dan mengangguk berterimakasih, dia terlihat sangat kaku.

Rey mengerutkan keningnya. Jadi, Asa tidak mengingatnya?

"Gue juga kelas X-1, sekelas sama lo."

Asa berkedip dua kali. "O-oh."

Beneran lupa?
...

Jika mengingat waktu itu, Rey sangat kesal karena Asa tidak mengingatnya.

Rey tersenyum kecil, pria berseragam rapi itu kembali memasukkan foto Rey dan Asa ke dalam dompetnya.

"Buna, Lrey pengen hidup sama Asa. Boleh, kan? Besok kalau Lrey besalr, Lrey mau dijodohin ya sama Asa? Lrey pengen bikin Asa bahagia, dia selalu mulrung kalau di tk."

Rey terkekeh pelan mengingat ucapannya dulu. Sekarang semesta benar-benar mengabulkan keinginan itu, ya meskipun dengan cara yang sedikit tidak dia sukai.

TBC.

Vote dulu jangan lupa, dan ramein kolom komentar ya biar update setiap hari. ♥

Ada yang nunggu next?

Share cerita ini ke temen-temen/ sosmed kalau kalian suka dan layak dibaca ya.

Jangan lupa follow akunku juga, karena tiap update akan selalu aku umumin di wall.

6K komen ya, nanti aku update lagi. ♥
Jangan cefat-cefat, vliss.

Spam apa aja boleh »

Makasih banyak yang udah baca dan aktif komentar di lapak ini.
ILYSM Dash ✨

Continue Reading

You'll Also Like

9.6M 34.2K 10
Namanya, DARRYL NEAL. Kata orang, Darryl tampan dan juga beringas. Orang juga bilang, Darryl sangat kasar dan tidak memiliki hati. Hari-harinya sanga...
Revalet By M A R S

Teen Fiction

8.4K 1.1K 50
[COMPLETED] [LENGKAP] Sequel Boy Bestfriend [Bisa dibaca lebih dulu] jadi kalian ga perlu baca cerita pertamanya karna akan tetap nyambung. "Sahabata...
107K 6.8K 64
[FOLLOW SEBELUM BACA] Genre: Teenfiction - Young Adult | 17+ "Lo sengaja usik gue buat dapetin perhatian gue, kan?" Axel menaikkan turunkan aslinya...
7.2M 356K 48
COMPLETED!! [DALAM PROSES PENERBITAN] **** Tujuan awal Kenneth hanya ingin membuat Klarisa jatuh hati padanya agar gadis itu move on dari bayang-baya...