XABIRU [END]

SiskaWdr10 द्वारा

49.3K 3.8K 599

[Series stories F.2 familly] ⚠️Bisa dibaca terpisah⚠️ Hilangnya satu malaikat Tuhan kembali memberikan malaik... अधिक

01.Kita yang sama
02.Si gadis sempurna
03.Apa itu ayah?
04.Mata yang sama
05.Mindset yang buruk
06.Dia iblis pembunuh!
07.Jagoan sedang sakit
8.Rai, kita jadi dukun ya.
9.Malaikat dan kehidupan
10.Anti bucin garis keras
11.Semesta & Rai milik Biru
12.Silsilah darah Ricardo
13.Ru, bumi udah bersyukur.
14.Si biang kerok menang
15.Masa-masa dengan Ra
16.Selamat hari Rai sedunia
17.Biru lebih berhak bahagia.
18.Prioritaskan diri sendiri
19.Puisi punya pemiliknya
21.Yang berkuasa atas rasa
22.Satu-satu nanti cape Ra
23.Insiden naas di rooftop
24.Duplikat dari sang ayah
25.Momen khusus ruang hati
26.Mengulang sejarah silam
27.Sejatinya rumah berpulang
28.Revolusi seorang Xabiru
29.Siap patah berkali-kali
30.Bad rumor, real hickey?!
31.Mengalir darah malaikat
32.Dua pemeran yang buruk
33.Selamanya tetap pelanggar
34.Dari si pemberi luka
35.Kita pake kerja cerdas
36.Hukum kekekalan hati
37.Biru, you are not alone.
38.Dasar pengingkar janji
39.Bandung adalah kamu
40.Ra selamat bahagia ya.
41.Kejutan paling mahal
42.Petualangan telah usai
43.Pulang untuk menetap
44.Pemenang dari takdir
45.Penikmat alur tengah
46.Lekung pemulih luka
47.Si netra hijau [akhir]
Hiii

20.Gess gadis bintang rock

902 68 23
SiskaWdr10 द्वारा

20.Gess gadis bintang rock

"Biru dari kecil kau jika foto selalu tidak niat, menyebalkan. Memang sesulit itu ya untuk mengambil wajah jelek mu?!" tanya Xaviera galak. Mereka sekarang tengah berduaaan di kamar Xabiru sambil melihat album foto yang Sarah berikan, untuk mengenang katanya.

"Harus tersenyum di depan kemera itu jauh lebih menjengkelkan dari pada dihukum pak Wendi, sudah ku bilang aku tidak suka berfoto," ucapnya lalu tersenyum melihat foto mommy yang tengah berpose di sebelah Sarah.

Xaviera berdecak sebal, benar adik satu-satunya ini sangat anti untuk foto. Di galeri ponselnya saja hanya dipenuhi aib teman-teman dan hasil screenshot tentang contekan. "Kau ingin disebut idaman atau apa hah? bahkan untuk memiliki instagram saja tidak mau. Norak!" ejek Xaviera. Itu juga benar, ponsel berlogo apel yang sudah digigit setengah milik Xabiru itu hanya berisi mobile legends dan whatsapp. Tidak lebih tidak kurang.

"Aku bukan laki-laki yang ingin di idam-idamkan hanya karna tidak punya akun sosmed. Lagi pula jika punya untuk apa? memamerkan kebahagian? aku lebih nyaman dinikamati sendiri bukan dibagikan pada publik, semua orang beda Viera tidak usah kau sama ratakan," jelas Xabiru membuat Xaviera mengerutkan bibir.

"Padahal jika punya pasti followers mu lebih banyak dari ku," gumam Xaviera yang tidak dipedulikan Xabiru. To be honest, alasan sesungguh nya Xabiru enggan mempunyai akun sosial media karena disana halayak umum akan banyak memamerkan kebahagian yang membuat hati kecil nya iri. Sederhana, semacam foto keluarga atau keseruan saat berlibur dengan keluarga.

"OMG BIRU, INI SAAT BIRTHDAY-NYA MOMMY BUKAN?"

Mata Xabiru beralih melihat foto tersebut, tertawa dan mengangguk. "Dulu lebih tinggi kau, sekarang berbanding terbalik."

"DIAM KAU!" geram Xaviera. "Ya ampun mengapa jika berfoto dengan mu hasilnya selalu aib." Xaviera mengambil foto itu dari tempatnya.

"Lihat! from this," Xaviera menunjukan foto masa kecil tadi.

Lalu mengambil ponselnya dan memperlihatkan foto mereka kala dewasa. "To this."

Xabiru tertawa lagi sambil mengangguk-ngangguk. "Salah kau, berfoto saja aturannya beribu-ribu," jari jempolnya lalu menggeser ke sebelah kiri, terdapat foto sok cantik Xaviera yang berpose manyun, ada juga yang tersenyum dan banyak lagi.

"Senyum kau mirip dengan mommy," ucap Xabiru sendu. Xaviera tersenyum tipis dan mengangguk.

"Aku darah dagingnya----kita," ralat Xaviera lalu---hap, memeluk sayang tubuh Xabiru, mencium pipinya berulang-ulang. Bagi Xaviera, Xabiru sampai kapan pun tetap anak kecil yang suka main kelereng, tidak peduli mau sehebat apa perkelahian keduanya tetap akan berakhir kembali akur, dan menciumi pipi Xabiru sudah menjadi favoritnya, Syafira benar, Xabiru memang wangi. Berpelukan sejam saja dengannya tubuh kalian akan wangi satu Minggu.

Xabiru menggeram kesal dan coba menghindar dari kecupan Xaviera. "Kau tidak malu? aku sudah dewasa dan---"

"Normal? aishh, ini satu ciuman sebagai Kakak," katanya lalu kembali mengecup pipi Xabiuru. "Dua, sebagai Kakak tiga sebagai Kakak," dan terus ia lakukan berulang-ulang.

Tidak mau ambil pusing Xabiru tetap melihat-lihat foto-foto Kakaknya. Xaviera menghentikan kecupan dan memandang wajah Xabiru dari pinggir. "Daddy dulu amat menyayangi mu ru, waktu kecil. Dia bahkan diam-diam di belakang mommy suka membawa mu ke ruangan khusus alkohol di rumah kita dulu, memberitahu mu beragam nama jenisnya dan juga memberi tahu bahaya mengonsumsinya, dia tidak ingin kau jadi pemabuk tapi dia juga yang akhirnya membuat mu jadi pemabuk," lirih Xaviera membuat lekung senyum Xabiru perlahan pudar. "Kau selalu ingin sepertinya, ikut drifing mobil, diajarkan bermain senapan atau main busur panah untuk menangkap mangsa ke hutan belantara. Dia seolah memberi mu bekal ilmu untuk melawannya di masa depan," tawa sumbang terdengar dari Xaviera.

"Ru ... apa daddy tidak rindu masa-masa itu dengan mu ya? kalian dekat sekali dulu," lirihnya sedikit bergetar, tersenyum dengan air mata mengalir. "Aku sering iri pada mu, sering sekali. Kau selalu diberikan segala-galanya oleh daddy tapi ternyata itu ... itu sebagai pemanis saja untuk dimasa sekarang, sisanya kau akan terus ia hujam oleh ribuan panah."

"Tidak ada topik selain daddy?" tanya Xabiru coba mengalihkan pembicaraan, ia tidak suka melihat kakaknya menangis.

Xaviera menggeleng dan menenggelamkan wajahnya di dada Xabiru. "Sakit biru, aku yang hanya tahu saja sakit. Apa lagi kau? WANITA IBLIS ITU, SIALAN! alih-alih menuduh diri mu kenapa daddy tidak bertanya pada istri mudanya itu mengapa selalu memberikan alasan saat diajak bersetubuh? jelas dia jalang, pelacur, iblis! daddy artinya memang sudah hilang percaya pada mu biru, pada mu saja yang anak kesayangan tidak percaya apa lagi pada ku? kita benar-benar sudah jadi orang asing untuknya ya, biru?"

Xabiru mengusap lembut surai lebat Xaviera. "Daddy memang selalu hebat viera, tapi janji pada ku jangan memilih pasangan sepertinya kelak ya?"

Secepat kelak Xaviera mengangguk-nganguk membuat air matanya jatuh tepat di paha Xabiru. "Aku mau yang seperti mu biru."

*******

Hutang besfriend forever together-nya Biru:
Calvin:
1.Diwarung Bi Nunung:25k
2.Warung bakso: 20k
3.warjung:39
Total:84k
Zergan:
1.Warung Bi Nunung: 10k
2.Tukang soto: 19k
3.Warjung: 45k
Total:74
Xabiru:
Total dari warung ujung sampe depan= 2.950.000,00 rupiah

"XABIRU!" panggil Pak Erlangga tegas.

Yang dipanggil tengah cengengesan. "Eh iya pak," sahutnya dengan senyum tipis lalu maju ke depan sambil memasukan asal baju urakan.

Bapak berkacak pinggang sambil memaikan kumis. "APA-APAAN KAMU? DISURUH MENGHITUNG PERSAMAAN LINEAR MALAH MENGHITUNG HUTANG?!" sentak pak Erlang. Guru MTK.

Satu kelas tertawa renyah.

"Ini lagi apaan hutang Calvin, Zergan dan---kamu? banyak sekali!" tawa dua temannya langsung terhenti, sialan Xabiru membuka aib.

"RU DIH?!" protes Zergan berteriak.

"Itu bapak kali aja berkenan dengan baik hati bayar, bapak kan dermawan forever together," celetuk Calvin yang diberikan jempol oleh Xabiru.

"Kita kan bertiga murid kesayangan bapak," bujuk Xabiru yang langsung mendapatkan tatapan galak.

Segera mungkin jari Xabiru membentuk huruf V.  "Peace, Pak peace! itu pak buku paket saya dijadiin pesawat terbang sama dua keponakan saya, jadi saya nggak tau PR-nya yang mana."

"ALASAN PAK!" teriak Calvin disambung Zergan.

"BIRU ADA BUKU JUGA TETEP GA NGERJAIN!"

"EH, BY ONE AJA DEH LO BEDUA?" kesal Xabiru, dua temannya tertawa pun satu kelas.

Berakhir disuruh keluar, bersamaan dengan dua temannya yang juga tidak mengerjakan, apapun alasan mereka tidak akan dipercaya.

Bolos dan nambah hutang di kantin jadi pilihan terakhir. "Lo berdua kalau gue pukul pake palu marah ga?" tanya Xabiru sambil menguyah bala-bala, kerandomannya kumat.

Zergan tidak meladeni, fokus pada cireng pedasnya. Siapa pula orang yang tidak marah jika dipukul palu. "Coba dulu ke Pak wendi ru kalau dia nggak marah artinya udah koid."

Calvin tertawa geli oleh ucapannya sendiri. "Temen lo tuh gan dongo anjir?" ucap Xabiru saat Calvin sudah selonjoran tertawa puas.

"Ru sekali aja ru, sumpah, gue jejelin sambel ke mulut lo ya?" kecam Zergan membuat Xabiru segera menggeleng.

"Lo satu-satunya temen yang susah gue bikin ketawa gan, tipes kan lo?" tanya Xabiru semakin membuat Calvin lemas, menangis.

"Ru gue maksain dah ayo by one aja?" kesal Zergan. Xabiru tertawa dan kembali meminum teh jusnya.

"Kalian harus jadiin aturan sekolah wallpaper handphone," suara dengan nada santai itu membuat ketiga laki-laki tersebut menoleh.

"Eh, Ra?" Xabiru langsung menggesar makanannya di kemeja Calvin, tersenyum manis. "Kita nggak bolos Ra," elaknya.

Zergan sudah terlena dengan cireng sampai tidak memperdulikan sekeliling. Calvin yang baru berhenti tertawa mengangguk. "Kita lagi nyari informasi nilai gizi dijajanan, biasa lah Ra tugas," alibi Xabiru.

"IYA ANJIR RA?" walau tidak paham Calvin iya saja, segera menambahi mengarang. "Kita gini-gini rajin Ra, Gan lo lagi mengecap rasa kan buat tugas fisika?"

Zergan membalas dengan deheman malas.

"Lo ngapain?" tanya Xabiru pada Rai yang mengangguk-ngangkuk sok percaya.

"Tapi setau Ra informasi nilai gizi ada di makanan yang punya kemasan dari pabrik, ada BPOM dan cap halalnya, lho kalian kan makan gorengan, nampannya piring dan gelas, so?" tanya Rai dengan alis yang terangkat satu.

Wajah kepercaya dirian Xabiru dan Calvin langsung luntur. "Bikin seneng kek sekali-kali Ra, engga pisan gue dikira pinter teh engga," keluh Calvin nelangsa. Zergan tertawa, dia benar-benar psikopat bedebah, tertawa akibat orang lain menderita.

"Kan Ra, gue bilang Calvin sama Zergan pembagian ahlak malah maen gaple. Jadi---"

"Biru lo nggak beda jauh dari gue sama Calvin, diem kenapa?" sungut Zergan, Rai tertawa.

"Ra lo sama biru jadi gimana sih? pacaran ga, atuh jadi-jadi traktir gue, laper banget gue Ra, biru OKB Ra," ucap Calvin sambil memakan es batu di es milik Xabiru.

"Orang kaya baru?" tebak Rai.

"Orang kaya bego," entengnya menjawab yang langsung kena jitakan dari Xabiru. Zergan tertawa setuju. Siapa orang kaya yang hutangnya banyak? hanya Xabiru.

"Ra nih gue kasih tau kalau nggak ada kepastian mending kelipak pala si biru, bilang lo bukan jemuran kolor yang digantung emak," saran Zergan. Rai coba mencerna ucapan Zergan.

Ia sama sekali tidak sadar jika selama ini Xabiru hanya teman untuknya?

Xabiru bangkit, berdiri di sebelah Rai. Merangkulnya dengan senyuman terbaik segalaksi tata surya. "Ketika gue perlakuin lo istimewa itu udah lebih dari ngebuktiin kebelahan bumi kalau lo cuma punya gue," ungkap Xabiru berkata bangga, seolah 'hanya' dia lah mahluk bumi paling beruntung di semesta.

"SAH!" jawab Zergan dan Calvin secara bersamaan sambil tos.

Rai tidak merasa menanam benih bunga di hatinya, tapi di detik ini jiwanya merasa ada bunga yang tumbuh menjalar ke relung tubuh. Mereka bertatapan, Xabiru dapat melihat ada ribuan kerlap-kerlip bintang di manik mata hangat milik Rai begitupun sebaliknya.

"You are my girlfriend," bisik Xabiru dengan suara berat yang mendominasi, bagai bius membuat Rai langsung lemas, tidak selaras dengan jantungnya yang berdegup kencang.

"Neng Ra ini sotonya," ucap si pedagang membuat live drama romance itu langsung terhenti.

Tangan Xabiru Rai tepis, ia segera meronggoh sakunya untuk membayar. Mengambil soto dan pergi meninggalkan tiga sekawan yang bersiul menggoda Rai. Sedangkan Xabiru tersenyum simpul kembali duduk, seluruh alam raya sudah tahu jika kini Rai milik Xabiru.

"Kamu itu perempuan tidak pantas merokok!" sentak pak Wendi pada salah satu siswinya yang terlihat acuh, ia malah diam dengan wajah datar sambil memainkan kuku-kuku panjangnya yang dipakaikan kutek warna hitam.

"Bapak juga guru, nggak pantes ngerokok. Saya hanya mengikuti bapak yang diam-diam merokok di belakang sekolah," jawabnya santai membuat Rai yang baru saja masuk sedikit tersentak. Air muka pak Wendi terlihat akan meledak.

Rai berlalu melewati mereka berdua, memasuki ruang guru dan menyimpan soto itu di meja Bu Susan. Ada Nara yang tengah mengeroksi teks persuasif bersama Bu salsa di mejanya.

Ruangan guru ini luas, terbentang jadi dua bagian. Satu ruang tamu, tempat tadi Pak Wendi berada. Dua ruangan meja-meja guru.

Setelah menjawab sama-sama pada Bu Susan yang menyuruhnya membeli soto di kantin Rai hendak langsung ke kelas, tapi Bu salsa memanggil.

Nara terlihat antusias menceritakan para member boy grup dari Korea Selatan, respon Bu salsa lebih antusias lagi. "Eh, kenapa Bu?" tanya Rai sopan sambil menyunggingkan senyum ramah.

"Ibu mau dong soto, sekalian kamu beli sama Nara. Ibu terakhir kalian, nanti makannya disini, lagian habis pelajaran PKWU jamnya ibu kan?" tanpa persetujuan Rai Nara langsung mengangguk dan menarik Rai keluar, ia masih ingin bersama Bu salsa menceritkan segala hal-hal berbau Korea, malasnya ia masukan ke saku jika menyakut kearah sana.

"MAKAN ROKOK MU!" sentak Pak Wendi saat Nara dan Rai melewati mereka berdua lagi.

Geisha Amora, anak XII IPS 3. Penampilannya terlihat seperti bintang rock, rambut pirang merahnya dicempol asal. Mamakai banyak gelang dan kalung rantai hitam pekat, di jari jemarinya juga terdapat beberapa cinngcin hitam polos, tidak lupa dengan sweater oversize warna hitam bergambar tengkorak yang dikenakannya, ada sipat di bawah mata warna hitam, ia juga memakai piercing dihidungnya, semuanya serba warna hitam. Satu lagi, dia juga manis---walau wajahnya tanpa ekspresi. Lempeng, dingin.

Mata tajam Geisha melirik pada korek dan rokok di meja, ia ambil tanpa ragu. Memasangkan ke bibir lalu dihidupkan menggunkan korek sampai rokok menyela, dari caranya Rai menilai seperti sudah lihai sekali dalam melakukan seperti itu. Setelah api hidup rokok itu ia masukan kedalam mulut hingga lidahnya terbakar.

Rai dan Nara terkejut bukan main, meringis pelan. Beda dengan Geisha yang santai saja. "Ra ayo!" bisik Nara karena mereka ini sedang menguping. Rai tersadar dari lamunannya, mengangguk dan melanjutkan perjalanan.

Pak Wendi menelan ludah, ia hanya menantang untuk membuat jera tapi ia lupa jika satu muridnya ini sangat istimewa, tidak ada tanding. Senyum kiri tercetak di bibir gadis tersebut, mengeluarkan rokok dan berucap, "bapak mau coba juga?" tanyanya menyeringai.

"EH NA, SINI DUDUK!" ajak Calvin saat dua gadis itu sampai di kantin. Xabiru tersenyum menggoda pada Rai membuat gadis itu mendengus sebal.

"Na biar Ra aja yang pesen," kata Rai lalu hendak berjalan ke tukang soto. Nara mennggeleng, menarik Rai mendekat pada ketiga cowok itu.

Wajah Nara terlihat sinis pada Calvin, ia bahkan berkacak pinggang. "APA LO?" ketusnya.

"Bawa pulpen sama buku nggak?" tanya Calvin. Nara mengangguk sinis. "Disatuin di tas?"

"YA."

"Nggak berantem?" tanya Calvin enteng membuat Zergan langsung melemparkannya astor milik Xabiru.

"Diem deh jing, si biru aja gue udah pusing," omel Zergan. Rai tertawa.

Nara mencebikan bibir sebal. "Ayo Ra!"

"Na goceng na, laper banget gue," pinta Calvin memelas. Alis Rai bertaut memberi isyarat: mereka saling kenal?

"GAK!"

"Nanti gue----"

"Gak ya gue nggak bisa lo begoin lagi, ayo Ra!" ajak Nara menarik Rai yang sedang diperhatikan oleh Xabiru sambil tersenyum-senyum.

"Nara awas lo ya!" teriak Calvin dramatis.

Mereka berdua duduk di bangku dekat tukang soto. "Na kenal akrab sama Calvin?"

"Dia tuh stres," cetus Nara, wajahnya merah lantaran kesal. "Gue dulu saat MPLS satu ruangan sama mereka bertiga. Ih Ra mereka anak nakal dari zaman Majapahit kali?" Rai tertawa membiarkan Nara kembali bercerita. "Dulu pas MOS malemnya mereka kelaparan nggak bawa makan, terus Calvin SKSD sama gue yang saat itu bawa banyak makanan, kata dia kalau gue ngasih makanan bakalan diceritai tentang ceye, yaudah kan waktu itu gue ogeb banget Ra? gue iya kegirangan, Calvin cerita kalau ceye pernah konser di indo dan numpang kencing di rumahnya, ih?!!" oceh Nara. Rai terbahak-bahak tertawa. "Terus Xabiru sama Zergan iya-iya gitu meyakinkan, habis deh makanan gue. Kesel banget?!"

Tawa Rai mereda. "Itu sih salah dua-duanya."

"Iya anjir, oon banget gue? ceye kan duitnya segunung masa ikut pipis di rumah Calvin?" lagi-lagi Rai tertawa sambil memegang perut. "Waktu MOS juga Ra mereka bertiga pernah dihukum suruh pake daster gara-gara foto aib ketos dijadiin profil grup, gila banget?"

"Eh serius Na?"

Nara mengangguk yakin. "Biru benci banget sama ketos waktu kelas satu, banyak ngatur. Emang iya sih," setuju Nara. "Saat MOS dan MPLS tuh Xabiru dan dua kawannya bangkang dan nakal banget Ra. Tapi nakalnya nggak berani sama cewek paling jahil aja kaya ke gue. Mereka aslinya baik ya Ra?"

"Banget," jawab Rai cepat. Nara mengernyitkan alis, kenapa pula Rai bisa yakin jika Xabiru sangat baik?

********

Sarah sudah dua hari tidak bisa membuatkan sarapan, masalah di kantor katanya semakin runyam. Terpaksa Xabiru harus mau desak-desakan membeli makanan di kantin saat bel istirahat.

"Ajig roptoof ah, rebek banget disini?" usul Calvin mengajak dua temannya.

Zergan menggeleng, menajamkan matanya mencari tempat duduk yang masih kosong. "Gue nggak mau jadi Malika, ini jam 1 siang dongo dih?"

"Malika kedalai hitam? si tolol dih, cakep mah nggak melulu harus putih," sambar Xabiru mengingkatkan untuk tidak body shaming.

"Deuh biru lagi rindu neng Evelin ceritanya?" goda Calvin karena kulit Evelin eksotis, coklat gelap namun manis.

"Gan kita kenapa harus temenan sama Calvin sih?" kesal Xabiru. Zergan tertawa dan berjalan memimpin dua kameradnya untuk duduk di salah satu bangku.

Wajah cerah Xabiru langsung kusut, Calvin segera menahan Xabiru. "Misah dih, udah napa sih ru udah mau tiga tahun masih diinget mulu?"

"Gess piye kabare?" sapa Zergan basa-basi dengan senyuman tipis. Duduk disana bersama Calvin dan Xabiru yang memasang wajah dingin.

Geisha yang tengah membaca buku komik balik menatap Zergan. "Gitu," singkatnya menjawab kalem, menyimpan buku komik lalu meminum sprite yang sedari tadi ia bawa.

Calvin mengaduk baksonya. "Ga kemek, gess?"

"Makanan kantin nggak ada yang enak," jawab Geisha. Zergan mengangguk geli.

"Lebih enak marlboro atau filter gess?" gurau Zergan tahu jika gadis itu perokok.

"Jarum super," balas Geisha membuat dua cowok itu terkekeh. Beda dengan Xabiru yang mengaduk sotonya sambil melihat kesamping, kemanapun asal tidak bertataapn dengan Geisha.

Sekilas Geisha melirik Xabiru dan berdecih samar. Sambil menambahkan sambal Zergan membuka obrolan, dia memang agak ketus pada cewek tapi itu tidak berlaku jika sudah di depan Geisha. Menurut Zergan Geisha berbeda. "Waktu war lima bulanan yang lalu becir kemana lo?"

"Dalem mall, nyamar jadi manekin."

Calvin tertawa. "Saik ajig, gue sama Zergan naik pohon asem malemnya ketempelan kunti," papar Calvin membuat Geisha tersenyum tipis. Ia tidak suka berbaur dengan orang lain selain orang-orang yang sefrekuensi dengannya, semacam ini.

"Gumilang dari tahun ke tahun anak-anaknya mental ayam pada nengil, belagu. Kalau kemarin salah satu anaknya nggak ada yang telpon polisi udah kita babat abis," ucap Zergan serius.

"Iya, gue takis salah satu yang nyerang besanan," setuju Geisha mengingat tawuran tempo dulu. Dulu, tepat di hari Xabiru awal bertemu Rai.

Calvin tersenyum sombong. "Emang bukan rival kita tu SMA, berani di kandang tapi kalau disamperin ciut," Zergan dan Geisha mengangguk setuju.

Sesudahnya mereka melanjutkan aktivitas makan.

Xabiru sama sekali tidak bergeming, Geisha kembali meminum sprite dengan tatapan datar pada Xabiru. "Cih, bocah banget, annoying," umpat Geisha jutek membuat Calvin dan Zergan menoleh serempak.

"Hah, napa gess?" tanya Zergan yang tidak sadar jika Xabiru dari tadi membisu. Geisha menunjuk Xabiru menggunkan dagunya.

Xabiru sadar karena melihat lewat ekor mata, ia berdesis samar dan bangkit. Sotonya sedari tadi hanya diaduk sama sekali belum masuk mulut, ia tidak selera makan di depan gadis yang sangat ia musuhi itu. "Cabut gue---"

"Duduk," sekat Geisha yang sama ketusnya. Ia juga bangkit sambil membawa buku komik dan botol sprite, "biar gue yang minggat," katanya finall lalu berjalan pergi dengan wajah angkuh.

"Lah masih ru?" tanya Zergan tidak menyangka.

"Iya si anjir, orang ge udah kolup ru, lo masih diinget bae?" tambah Calvin.

"Bacot ah, diem deh ga usah tebir, ganti topik," cecar Xabiru coba menetralkan wajah kesalnya.

"Tapi ru asli badas mampus tu cewek saat ikut war, bawa gir sama cerulit, garing banget biru lo malah dikejar-kejar preman jadi nggak liat?" oceh Calvin antusias.

"Ga penting," pendeknya menjawab acuh. "Ngapain dia ikut, carmuk atau caper?"

Zergan segera membantah, "bukan dua-duanya. Masa lupa si taik? Genta Abraham angkatan ke 10 Atalas dulu tewas disambit anak-anak gumilang ru. Gess itu adek kandungnya, parah asli saat lagi sekarat Genta diiket ke belakang motor terus digiring muter-muter, nggak ada adab anjing anak gumilang setan semua. Terus khasusnya sampe sekarang nggak diusut samsek, pihak sekolah kita nggak ngakuin Genta dari Atalas dan pihak sekolah gumilang udah bekap mulut pihak berwajib pake duit, tau sendiri ru kalau sampe kasusnya masuk berita atau nyebar ke penjuru dunia, dua sekolah yang terlibat bakalan diblacklist, nggak akan ada yang mau sekolah disini atau di gumilang. Gess jelas dendam dan jadi pemberontak, dia masih berharap orang-orang yang bikin Abangnya tewas masuk ke sel, apa lagi satu-satunya yang dia punya cuma Genta. Nyokapnya buhdir, bokapnya lepas tanggung jawab."

Ada perasaan melecos begitu saja yang masuk ke hati Xabiru, tatapannya yang menyimak Zergan berubah prihatin. "Makannya ru gue respect banget sama tu cewek, yang tau khasus ini cuma anak-anak begajulan kaya kita-kita doang, yang lain cuma tau gess cewek nggak bener tanpa alasan yang jelas atau anggap dia cewek caper."

Calvin mengangguk-ngangguk sambil menguyah kerupuk kaleng. "Gess cakep ru, ajig apalagi saat kerja di bengkel, kece mampus ru, badai. Kemarin saat stang gue rusak kan gue service di bengkel dia kerja, gesit banget asli, ganti oli, kampas rem, bersihin karburator. Yakin gue kita sama dia kalau ganti ban motor juga lebih cepet dia."

Beberapa fakta yang Xabiru dengar dari dua temannya tidak sedikitpun membuat ia mau berbaikan dengan gadis si panglima tempur tersebut.

********

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

80.9K 3.3K 33
(MASA REVISI) Aksa Dirtama, cowok tampan kelahiran tahun 1999 tapi bukan Mos wanted sekolah. Memiliki dua kepribadian ganda yaitu,humoris tapi memati...
Kanya (On Going🐒) iwed ^^ द्वारा

किशोर उपन्यास

62K 7.4K 25
[YANG BACA MASUK SURGA] ⚠SEMUA GAMBAR YANG ADA BERSUMBER DARI PINTERES. Sebuah berlian yang harus dijaga, sebuah api yang tidak boleh padam oleh air...
ALTAMIS (END) Naur raisya द्वारा

किशोर उपन्यास

16.4K 1.7K 33
⚠️WAJIB FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA⚠️ Gue gak perlu deskripsikan tentang diri gue, cukup kalian baca cerita ini kalian bakal bisa mendeskripsikan...
My Sexy Neighbor F.R द्वारा

किशोर उपन्यास

1M 15.9K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+