Jangan lupa vote ya sebelum membaca ❤️
"Ini dia artis kita, Kang Nara!!!" teriak Jun sambil menggunakan mic bluetooth racun shopee
"Welcome Back Naraa!!" teriak anak-anak kelas
Buset dah, pake acara penyambutan segala. Cape banget sama kelas ini, random banget
"Tenang Rakyatkuu..." teriakku agar mereka semua calm down
dan bener aja abis gue gituin mereka langsung kalem
"Yaudah maju satu-satu bawa pulpen sama kertas atau kalau mau di tanda tanganin di jidat juga boleh" ucapku yang secara dadakan menyelenggarakan acara fansign
"Kita bukan mau minta tanda tangan" ucap Hoshi
Lah, apa dong? Klarifikasi?
"Kita mau nyalin tugas metik yang kemaren, lo udah kan?" ucap Somi
'Sialan!' batinku sambil melengos
"ya belom lah" nyolotku karena merasa down abis di flying-flying-in
gue langsung duduk di bangku gue sambil banting-banting barang-barang gue, sampai klip kertas juga gue banting
gue banting biar anak kelas pada tau kalau gue lagi ngambek x marah
"Masa lo belum sih? gak minta bantuannya Haruto?" tanya Somi
"Gue males ngomong sama dia" keluhku
"Lah kenapa? Marahan lagi?" tanya Somi
"Tiap kali diajak ngomong ngajak nikah mulu" jelasku yang membuat Somi tertawa kencang
"NGAKAK BANGET GILA" seru Somi sambil memukul-mukul lengan gue
Tak lama pun muncul Dino yang berlari masuk ke kelas sambil ngos-ngosan dengan keringat yang bercucuran.
"GUYS, MINGYU MASIH HIDUP!!" seru Dino mengumumkan sementara gue bingung dengan apa yang terjadi karena gue dan Haruto sama-sama terluka jadi diantara kami tidak ada yang tahu
"Lah terus?" tanyaku heran
"Psstt.." Somi mengisyaratkan dengan jarinya agar aku dan Dino mendekat ke arahnya karena ia tak ingin berita tentang Nara dan Mingyu menjadi gosip hangat di sekolahnya
"Mingyu ditembak polisi karena berusaha nembak Haruto, karena tembakannya di kepala makanya kita pikir Mingyu udah selesai" jelas Somi.
"Bener, tapi tadi gue denger-denger dia bakal datang ujian nanti. Ternyata peluru itu gak bersarang di otaknya, tapi hampir aja bersarang di otaknya" jelas Dino yang membuat gue dan Somi tercengang
"
Lah bukannya dia harusnya masuk penjara?" tanyaku heran
"Hei goblok, lo lupa bokap tirinya Mingyu itu siapa?" kata Dino sambil menoyor kepala gue
Iya juga sih, Papa dan Mamanya Mingyu adalah orang penting. Enak banget sih, orang kaya.
"Ra, Lo gapapa?" tanya Somi khawatir
"Gapapa gue" sahutku menenangkan Somi
"Bisa Ujian kan?" tanya Somi lagi
"Bisa"
"Bisa fokus belajar?"
"Bisa"
"Bisa tanya Haruto kerjain PR?"
"Bisaaaa"
"YEAAYYYY!" Seluruh anak kelas pun langsung tiba-tiba bersorak gembira
Hah?
"Heh! Gue keceplosan amjinc!" ucapku sambil merutuki kebodohanku
"Cepet telfon se-ka-rang!" ucap Somi menekankan kata sekarang
Bahkan Somi udah membuka handphone gue dan menekan tombol telfon pada kontak Haruto.
"Halo sayang?" ucap Haruto di seberang sana
"Halo juga sayang" sahut Hoshi usil
"Sayang?" panggilnya
"Apa sayang?" Dokyeom ikut-ikutan
"Ra, cepat ngomong!" bisik Somi sambil melotot
Gue pun menghembuskan nafas terakhir, gak.
Gue menghembuskan nafas berusaha sabar dengan anak-anak ngen ini.
"Kamu bisa ke kelas aku gak? bantuin aku kerjain PR?" tanyaku sambil berekspresi 'puas lo hah!' ke Somi
dan tentunya Somi sangat puas. Ia mengangguk sambil tersenyum seakan-akan mengatakan 'you doing great bestie'.
"Okey aku kesana sekarang" ucapnya
"Makasih Narutoo sayangg mmuaach" ucap Dokyeom sambil menekan tombol merah yang memutuskan panggilan Haruto
.
Haruto pun langsung datang ke kelas gue dengan tangan kosong, untung dia bawa otaknya. Ia langsung menghampiri meja gue
"Mana PR-nya?" tanyanya
Gue pun langsung mempersilahkan Haruto duduk di bangku gue dengan buku tugas metik yang udah terbuka diatas meja dan ia pun langsung mengerjakannya dengan cepat
"Btw, Haruto. Bisa lo tulis di papan aja gak sih jawabannya? Masalahnya yang mau nyalin sekelas nih, mon maap ye" ucap Jun dengan santainya
Haruto pun langsung mengerenyitkan dahinya heran dan menatap Nara seakan-akan meminta jawaban. Sedangkan gue malah memalingkan pandangan gue ke arah lain
Haruto pun lanjut mengerjakan dan mengabaikan bacotan Jun hingga selesai dan meletakkan pulpen diatas meja. Dan tentunya para setan itu langsung berebut mau nyalin jawaban dari buku gue tapi ditahan Haruto.
"Gue kasih, tapi ada syaratnya" ucapnya
"Yaelah pake syarat udah kayak minta jawaban ke dukun" nyinyir Seungcheol
"Udah turutin aja udah" kata Minghao
"Emang apaan sih syaratnya?" tanya Wonu
"Bujuk Nara nikah sama gue" ucap Haruto yang membuat gue menengok cepat
"Gampang itumah" sahut mereka serentak dan kompak
Heol, setelah dijual oleh Bang Daniel dan Mamah, tampaknya gue juga di jual oleh teman-teman gue. Benar-benar tidak dapat dipercaya!
gue yang udah cape dengan kenyataan ini pun cuma diem dan menarik Haruto keluar kelas
"Udah gila lo?" tanyaku
"Iya, gila karna lo" sahutnya
"Haruto bisa gak sih gausah bawa-bawa temen gue, kita bahas itu nanti setelah ujian" ucapku
"Salah, yang bener 'kita nikah setelah selesai ujian' " Haruto mengacak-acak rambutku gemas lalu kembali merapikannya
"Aku bakalan terus gangguin kamu kalo kamu gak bilang iya, jadi siap-siap aja" ancamnya
bisa di polisikan gak sih? tindakan mengancam secara verbal?
"Iyaaaa-iyaaaa" ucapku dengan nada tidak ikhlas
"iya nikah kan maksudnya? Yeayy!" serunya kegirangan bagaikan orang yang kejatuhan koper berisi uang 100 triliun"
'terserah lo anjir mikir apa, yang penting gue gak diganggu-ganggu' batinku lalu langsung berjalan masuk ke dalam kelas meninggalkan Haruto yang senyumnya udah permanen kayaknya
"Kenapa tuh? Sakit?" tanya Jennie padaku karena tadi melihat Haruto tertawa-tawa sendirian di depan kelas sebelum berjalan kembali ke kelasnya
"Iya emang agak kena otaknya" jelasku pada Jennie dan Jennie pun ikut prihatin bahkan sampai mau ikut menggalang dana bantuan.
.
Pulangnya gue kembali bimbel privat dengan mas pacar alias pacar gue yaitu Haruto bin Wanatabe.
gue dilajarin mati-matian sampai ngerti pokoknya, otak gue sampai ngebul keluar asap sangking panasnya kepala gue.
Karena ujian udah dekat jadi mau gak mau kita harus belajar lebih giat lagi.
"Terus bab yang ini, coba kerjain" ucapnya sambil menunjuk contoh soal di bab yang baru lagi
"Aku gabisa Haruto aku gapernah belajar di sekolah" ucapku merengek
"Yaampun Ra, terus kamu sekolah buat apa?" Haruto pun sampai geleng-geleng kepala liat gue
Gue sekolah ya paling Makan, Mainan, Bergaul, Cari Pacar udah deh gaada yang namanya belajar. Padahal dulu pas di SMP gue juara kelas mulu, dari SD maka.
"Yaudah sini aku jelasin kamu dengarin" ucapnya lalu mulai menjelaskan materi yang membuat gue makin nguap dan ngantuk
"Bikin Kopi yuk, aku ngantuk" ucapku sambil mengucek-kucek mata
"Yaudah bentar aku bikinin, kamu kerjain latihan soal materi yang tadi. Materi yang bab tadi kamu udah paham kan sayang?" tanyanya yang gue balas dengan anggukan yang lemah
iya, lemah banget gue kalau disuruh belajar.
semoga ujian cepat selesai, lalu gue cepat gak sekolah, dapat kerjaan lalu foya-foya.
Gue pun langsung mengerjakan soal tadi selagi Haruto lagi bikinin kopi, kali ini kita belajar di rumahnya Haruto.
Gue pun langsung cepet-cepet ngerjain soal terus rebahan di sofa ruang tamu Haruto. Haruto yang baru selesai bikin kopi pun langsung mengecek jawaban dari soal yang dikerjakan Nara sambil menyeruput kopinya
"Sayang, minum kopinya dulu" suruhnya dengan mata yang masih menatap buku gue
Gue pun langsung mendudukkan diri di sofa. Haruto melingkarkan tangannya di perut gue dan menarik badan gue untuk bersandar di dadanya
kira-kira kayak gitu sambil ngopi gitu kita.
"enak juga ya bersandar sama kamu" kataku sambil menyeruput kopiku
"makanya nikah sama aku" balasnya
"ya deh" sahutku malas
setelah selesai ngopi gue langsung pulang
"Kiss dulu.." pintanya sambil menahan tanganku
Chuu
Gue melumat lembut bibir Haruto sedikit lama.
"Peluknya manaa?" tanyanya sambil kembali menahan tanganku dan menarikku ke dalam pelukannya
"Semangat besok ujiannya" ucap Haruto sambil mengecup pucuk kepalaku
Gue pun menyembunyikan kepala gue di dada Haruto, gue baper juga kali diajak nikah sama diginiin.
"Iyaa kamu juga semangat" ucapku sambil menyudahi pelukan hangat kami.
.
Pagi ini adalah hari dimana kita ujian dan gue berangkat sama Haruto lagi dan lagi
seperti biasa dia bukain gue pintu dan genggam tangan gue sambil nyetir,
dan tiba-tiba gue teringat akan perkataan Dino tentang Mingyu, gue berinisiatif untuk memberitahukan Haruto.
"Katanya Dino.." ucapku gantung
"Hah? Kenapa Sayang?" tanyanya karena tidak mendengar perkataanku tadi akibat klakson mobil yang lewat disamping kami tadi.
"Enggak. Katanya Dino, Mingyu bakal datang pas ujian ini"
ckiiittt
begitu aku menyelesaikan perkataanku Haruto langsung mengerem mendadak
"Hah! Apa!" Haruto memandang gue dengan pandangan tak percaya bahwa bajingan itu masih berani untuk menginjakkan kakinya di sekolah kami
"Dia kan harusnya ada di penjara" ucap Haruto kembali menjalankan mobilnya karena diklakson oleh kendaraan yang dibelakang kami
"Iyaa aku juga gatau, mungkin karena koneksi" tuturku dengan ekspresi tidak tahu-menahu
kami pun akhirnya sampai disekolah dan Haruto mengantarkan gue sampai di tempat duduk gue dan beruntungnya Mingyu duduk jauh dari gue. Haruto langsung memberikan Mingyu tatapan tajamnya
"Aku tinggal gapapa?" tanya Haruto
"Iyaa gapapa udah" ucapku mengusir Haruto yang masih sedikit terlihat khawatir
Gue pun berusaha untuk membuang pikiran buruk jauh-jauh dan fokus untuk mengerjakan Ujian di hari ini.
"Ra, lo gapapa?" bisik Lisa yang duduknya disamping kiri gue
Gue pun mengacungi jempol ke Lisa daripada membalas perkataannya karena Ujian sedang berlangsung.
Setelah selesai mengerjakan Ujian, gue dan Lisa langsung pergi ke toilet perempuan karena Lisa kebelet katanya. Oiya, gue juga gak satu ruangan sama Somi karena absen kita jauh.
"Hai"
Gue langsung menoleh ke sumber suara dan betapa terkejutnya gue karena itu suara Mingyu
gue langsung berjalan mundur dan Mingyu semakin melangkah maju ke arah gue
"Lo mau ngapain disini?" tanyaku
"Gue cuma mau nyapa lo doang" katanya
"Ini toilet perempuan Mingyu!!" pekikku karena sudah ketakutan
"Jangan takut dong, Ra" ucapnya semakin melangkah mendekatiku
Tbc.