DISA | broken

By mataair24

2M 131K 17.3K

END. "Gimana kalau kita kasih pelajaran dengan cara bawa ke bar? Kita kerjain, ajak minum, bawa kehotel, trus... More

•DISA MAULIDYA•
•ARKAN DAMAREL•
01||
02||
03||
04||
05||
06||
07||
08||
09||
10||
11||
12||
14||
15||
16||
17||
18||
19||
20||
21||
22||
23||
24||
25||
26||
27||
28||
29||
30||
31||
32||
33||
34||
35||
36||
37||
38||
39||
40||
41||
42||
43||
44||
45||
46||
47||
48||
49||
50||
51||
52||
53||
54||
55||
56||
57||
58||
EXTRA PART
⛔️SEQUEL⛔️
?¿

13||

31.3K 2K 113
By mataair24

Engkau tidak pernah tahu betapa indah nya dirimu, tapi Tuhan tau betapa istimewanya dirimu di mata-Nya~
Strong Disa•

_____________________________________

Disa menatap benda itu lekat-lekat. Dia benar-benar gugup dan belum siap untuk menerima hasil nya nanti. Dengan rasa penasaran yang bergejolak Disa mencelup kan nya.

Mata Disa reflek memejam. Jantung nya berdegup kencang tak karuan. Desiran-desiran darah yang terasa mengalir deras. Tangan nya perlahan terangkat ragu. Detik itu juga Disa membuka mata nya, menatap fokus garis yang terdapat disana.

Duk.

Alhasil benda itu terjatuh asal dilantai. Tubuh Disa mendadak bergetar hebat dan lemas tak berdaya. Reflek tubuh nya tersandar lemah di dinding kamar mandi.

Disa memejamkan mata nya erat. Menggelengkan kepalanya lemah. "Gak, ini gak mungkin!"

"INI GAK MUNGKINNNNNNN!" Pekik Disa histeris. Disa menutup wajah nya yang sudah dipenuhi dengan air mata menggunakan kedua telapak tangan.

"Gue gak mungkin hamil..."

"Gak mungkin..."

"Gue gak mau hamil...."

"GUE GAK MAUUUUU!!" Pekik Disa sekencang-kencang nya.

Seketika tangisan itu terjeda saat Disa melirik ke arah perutnya. Dan detik itu juga Disa memukul-mukul perut nya kuat.

Dug
Dug
Dug

"KENAPA LO HARUS ADA! MATI LO! MATI! MATI LO!"

"MASA DEPAN GUE HANCUR KARNA ADA LO!"

"MATIIIIIII!!" Jerit Disa lemah. Tubuh nya tak berdaya lagi karena terus berteriak.

Tubuh Disa melemas, perlahan tubuh nya terduduk dilantai kamar mandi. Disa memeluk lutut nya erat. Menenggelamkan kepala nya disana. Air mata yang kian mengalir deras dan terisak. Disa menangis sesenggukan dibuat nya.

"Hidup gue hancur! Gue gak ada arti nya lagi! Percuma gue hidup! Gue gak ada guna nya lagi!"

"Ayah.. masa depan Disa udah hancur ayah.."

"Ayah maafin Disa.."

"Masa depan Disa hancur..."

Lirih nya sesenggukan. Tangan Disa terulur menyentuh perut nya. Ia remas perut itu sekuat tenaga.

~o0o~

Disa berjalan lemas menyusuri koridor. Dia memutuskan untuk bersekolah hari ini. Setelah meliburkan diri selama tiga hari. Mata nya yang terlihat sembab akibat nangis seharian. Ditambah kondisi badan yang sangat tidak enak. Mungkin ini bersangkut paut perihal Disa yang sudah berbadan dua.

"Disa turut berduka cita ya atas meninggal nya ayah lo."

"Iya Disa, jangan terlalu larut dalam kesedihan ya."

"Turut berduka cita, Disa."

Disa menampilkan senyuman kecil nya pada teman sekelas nya itu. "Makasih banyak ya."

Mereka merespon nya dengan tersenyum angguk.

"DISAA!!" Pekik Dara dan Sania serempak.

"Gimana kondisi lo? Sumpah di chat gak dibales." Seru Dara menarik Disa untuk duduk dibangku samping nya.

"Lo gak kenapa-napa kan? Sumpah banget badan lo kok pucet gini? Gak semangat lagi kelihatan nya. Lo kelihatan lemes tau." Imbuh Sania.

Dara berdecak. "Lo ngertiin kek apa yang udah terjadi sama Disa. Mungkin dia masih kebawa suasana kehilangan." Ucap nya pada Sania.

Disa hanya tersenyum. Sebenarnya bukan karena itu saja alasan Disa seperti ini. Disa sudah putus asa akibat menerima kenyataan bahwa dirinya hamil. Entah lah, Disa rasa diri nya sudah hancur sekarang.

"Disa, ayo semangat! Ada kita disini, kita akan selalu ada buat lo tau!" Ujar Sania.

"Lo kesepian? Kita bisa nginep dirumah lo buat nemenin lo. Atau lo bisa nginep dirumah kita berdua. Kita welcome bestie." Dara menimpali.

"Iya makasih ya, gue cuman kurang enak badan aja." Ucap nya pelan.

"Udah kedokter? Udah berobat?" Khawatir Sania.

"Udah kok, udah." Disa berbohong. Cara itu satu-satu nya yang dapat disa lakukan agar kedua sahabat nya ini tidak over khawatir.

"Huhh, syukur deh. Jangan ke capean oke!" Seru Dara menyemangati. Disa hanya tersenyum angguk.

~o0o~

"Rame banget." Keluh Sania. Mereka sedang berada di kerumunan orang-orang sekarang. Berada di kantin yang sudah tak ada lagi tersisa meja untuk ditempati disana.

"Makan di bangku taman aja deh kalau gitu." Saran Dara.

"Boleh, pada mau beli apa?" Tanya Sania menatap Disa dan Dara secara bergantian.

"Gue jus jeruk aja. Perut gue masih gak enak buat nerima makanan." Ujar Disa pelan.

"Yah kok gitu sih. Ntar lo sakit kalau gak makan." Sahut Sania menatap gadis lemas yang berdiri disamping nya ini.

"Gue lagi gak ada selera buat makan. Gue bisa muntah nanti."

"Udah san, jangan paksa Disa gitu ih." Sahut Dara.

"Hm oke yaudah kalau gitu. Lo tunggu disini bentar ya, kita pesen dulu."

Disa mengangguk, menatap kepergian Dara dan Sania yang menembus kerumunan orang-orang disana. Disa berdiam diri disini. Nafsu makan yang sama sekali tidak ada.

Tanpa sengaja pandangan Disa mendadak tertuju pada segerombolan lelaki yang sedang berjalan menembus kerumunan orang-orang. Langkah nya yang tegap membuat pandangan sebagian orang-orang tertuju pada mereka. Siapa lagi kalau bukan Arkan Cs. Arkan dan teman-teman memang yang diidam-idam kan di sekolah ini. Walaupun sikap mereka yang bad tidak ngaruh sama sekali. Siapa pun orang sangat ingin menjadi pendamping mereka. Bahkan tak perduli harga diri mereka akan direnggut.

Arkan dan ketiga teman nya berjalan begitu saja di depan Disa. Pandangan Disa tak sengaja bertemu dengan pandangan Arkan, itu sama sekali tidak lama melainkan sekilas. Mustahil bagi Arkan akan melirik Disa terlalu lama.

Draka yang berjalan paling belakang memperlambat langkah nya. Menatap Disa dan memberikan smirk pada gadis itu.

Sementara Disa hanya berekspresi datar. Dia tak tahu lagi harus berbuat apa sekarang. Disa benar-benar putus asa dan lemah. Ditambah Arkan, apa pria itu tak berfikir tentang masalah tempo lalu? Apa dia tak merasa bersalah sedikitpun pada Disa? Sepertinya tidak, lelaki itu hanya diam dan tak bertanya sedikitpun tentang kondisi Disa yang sedang hamil anak nya.

Disa bingung harus berbuat apa sekarang. Dia tak mungkin harus membesarkan anak ini sendirian. Dilain hal Disa tak ingin menggugurkan bayi ini. Disa akan di hantui dengan rasa bersalah dan hidup nya dapat dipastikan tidak akan tenang.

~o0o~

"Gimana Ar, lo setuju sama rencana kita tadi?" Ucap Basra menatap Arkan serius.

"Setuju-setuju aja sih."

"Bagus, besok kita mulai pembagian. Masalah nya ini party bukan sembarang party. Kalau ada penyusup dan takut nya pas mabok nanti kita dapat serangan tiba-tiba dari anak-anak Venor."

"Ni party bebas kan? Boleh bawa gandengan dong." Seru Draka.

"Bebas. Lo mau nyewa tante kek apa kek terserah lo. Intinya malam besok kita bakal seru-seruan." Jawab sang ketua geng itu.

"Giliran disuruh bawa gini gue bingung mau ajakin siapa." Sahut Nanda.

"Cewek lo kan banyak. Ajakin deh, saran gue yang ekhm." Ipal memberikan gestur body sexy wanita dengan tangan nya.

Draka menoleh pada Arkan yang sibuk menikmati rokok nya. "Ar, lo bareng siapa malam besok?"

"Gak bareng siapa-siapa."

"Lo bareng Cia apa enggak?" Tanya Nanda.

Spontan dahi Arkan megerut. "Ngapain coba gue bawa tu bocah? Caper yang ada."

"Serius? Kalau gitu gue bareng dia." Final Nanda.

"Serah." Arkan menjetikkan rokok nya sehingga abu itu luruh.

"Arkan mah mau bareng sama cewek yang udah di pake nya itu." Sindir Maher menaik-naikkan kedua alis nya menggoda.

"Arkan udah nge play?" Ujar Basra.

"Hadehh bangg, udah ketinggalan lo. Dah mau 10 orang yang mau di pake sama Arkan!" Ucap Nanda hiperbola.

"Serius? Predator juga lo, Ar."

Arkan mendengus. "Percaya sama Nanda nambah rukun iman lo satu bang."

"Tapi serius udah nge play?" Lagi-lagi tanya Basra, tentu saja lelaki itu sulit untuk percaya. Dikarena kan Arkan satu-satu nya orang yang sangat tak ingin masuk ke dunia seperti itu.

"Udah! Malahan sama cewek lugu lagi." Sahut Nanda.

"Lugu apaan, bangsat iye." Ipal menimpali.

"Makanya dia ninggalin Cia karna udah dapet yang aduhay. Lumayan sih kalau masalah body tu anak mah." Ucap Draka.

"Arkan mah kalau ngasih pelajaran gak nanggung-nanggung. Langsung nge play anak gadis orang gak tuh." Gema ikut membuka suara.

"Belum puas gue sama tu cewek. Masih juga kelihatan belagu." Balas Arkan.

"Yaudah bawa aja malem besok ke party. Lo kasih pelajaran sepuas-puas nya. Atau kasih kekita? Biar di jadiin bahan sama anak-anak. Lumayan buat di gilir." Saran Maher.

"BOLEH TUH!" Seruh Ipal semangat 45.

"Setuju kan? Lumayan dijadiin bahan buat party kita. Mumpung ada yang gratisan. Kalau mau ngabisin anak orang jangan nanggung-nanggung. Langsung aja sampe ke akar-akar nya." Sambung Maher.

"Apa pun kesenengan lo semua gue setuju-setuju aja. Gue mau ngeliat dia kesiksa sama anak-anak Sargam. Sekaligus biar dia kapok dan tau gimana sifat gue." Final Arkan.

"Tapi disekolah tadi gue liat dia lemes anjir, lesu kaya orang mau mati." Ucap Nanda.

"Mau nyusul bokap nya kali." Sahut Draka.

Nanda membetulkan posisi nya. "Apa jangan-jangan dia tekdung?" Nanda menatap mata Arkan lekat-lekat.

"Yakali baru maen sekali langsung jadi." Balas Arkan.

"Jangan bilang lo ngekode buat play lagi?" Sindir Gema.

"Kalau kita gilir dia trus dia tekdung gimana? Siapa yang mau tanggung jawab njir." Tiba-tiba saja itu terlintas difikiran Draka.

"Mauan banget tanggung jawab. Suruh gugurin lah bodoh." Celetuk Ipal.

"Kalau dia gak mau?"

"Buang kejurang, ribet juga ni para babi!" Kesal Arkan.

_____________________________________

Thankyou for reading
Janlup vote and komen

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 113K 59
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
250K 16.4K 51
"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo k...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.4M 80.9K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.1M 44.1K 58
Aku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.