XABIRU [END]

By SiskaWdr10

49.4K 3.8K 599

[Series stories F.2 familly] ⚠️Bisa dibaca terpisah⚠️ Hilangnya satu malaikat Tuhan kembali memberikan malaik... More

01.Kita yang sama
02.Si gadis sempurna
03.Apa itu ayah?
04.Mata yang sama
05.Mindset yang buruk
06.Dia iblis pembunuh!
07.Jagoan sedang sakit
8.Rai, kita jadi dukun ya.
9.Malaikat dan kehidupan
10.Anti bucin garis keras
11.Semesta & Rai milik Biru
12.Silsilah darah Ricardo
13.Ru, bumi udah bersyukur.
14.Si biang kerok menang
15.Masa-masa dengan Ra
17.Biru lebih berhak bahagia.
18.Prioritaskan diri sendiri
19.Puisi punya pemiliknya
20.Gess gadis bintang rock
21.Yang berkuasa atas rasa
22.Satu-satu nanti cape Ra
23.Insiden naas di rooftop
24.Duplikat dari sang ayah
25.Momen khusus ruang hati
26.Mengulang sejarah silam
27.Sejatinya rumah berpulang
28.Revolusi seorang Xabiru
29.Siap patah berkali-kali
30.Bad rumor, real hickey?!
31.Mengalir darah malaikat
32.Dua pemeran yang buruk
33.Selamanya tetap pelanggar
34.Dari si pemberi luka
35.Kita pake kerja cerdas
36.Hukum kekekalan hati
37.Biru, you are not alone.
38.Dasar pengingkar janji
39.Bandung adalah kamu
40.Ra selamat bahagia ya.
41.Kejutan paling mahal
42.Petualangan telah usai
43.Pulang untuk menetap
44.Pemenang dari takdir
45.Penikmat alur tengah
46.Lekung pemulih luka
47.Si netra hijau [akhir]
Hiii

16.Selamat hari Rai sedunia

1K 81 1
By SiskaWdr10

16.Selamat hari Rai sedunia

Jantung Rai hampir loncat saat baru saja membuka pintu kelas sudah disambut oleh tiga biang keladi yang berseru heboh.

"SELAMAT HARI RAI SEDUNIA!" suara bersemangat Xabiru yang berdiri di tengah kedua sahabat karib nya dengan memegang obor ukuran sedang. Ketiga nya juga memakai topi ulang tahun yang terbuat dari kertas dipasang pakai karet gelang, kertas nya juga bukan kertas kosong, ada berbagai angka di dalam nya. Ini tidak modal atau sengaja?

Dilanjut suara dari genjrengan gitar yang dimainkan oleh Zergan, Calvin sebagai vokalis bernyanyi sambil menaburkan bunga petai (pendul) entah dapat dari mana, ke wajah Rai sebagai pengganti kertas ledakan paper confetti. Bukan menyanyikan lagu ulang tahun Calvin dengan percaya diri nya malah menyanyikan lagu - We Are the Champions dari Queen- jelas melenceng sekali dari hal berbau ulang tahun, lebih tepat nya itu untuk perayaan jika tim bola menang.

"We are the champions, my friends! and we'll keep on fighting till the end, we are the champions! we are the champions!" suara fals nya yang menggema ke langit-langit kelas membuat Rai pening.

"Tolol napa sih ga lagu Jamrud aja?" kesal Zergan.

Calvin menghentikan nyanyian nya. "Ya udah sih gue nggak hafal?"

Rai menatap ketiga laki-laki itu, antara bingung, geli dan pening tujuh keliling. "Masih pada mau idup lama ga?" ketus Xabiru menatap tajam dua teman nya.

"MASIH RU! eh maaf ya Ra?" Calvin segera tersenyum manis. Sudah perjanjian untuk tidak merusak hari bahagia Rai.

"Ra-ra cepet tiup lil---obor!" kata Zergan. Xabiru kembali merubah raut wajah nya. Manis tersenyum.

"Tutup mata terus wish dulu Ra," saran Xabiru. Rai mengangguk, menutup mata dan berdo'a segala keinginan nya.

"Bantu tiup ya?" pinta Rai sebab kobaran api dari obor cukup besar, pipi Rai bisa kembung jika meniup nya sendiri.

"AYO-AYO RA!"

Ketiga nya meniup sama-sama, untung kelas sepi jadi tidak ada yang menyebut mereka aneh. Iya, Xabiru memang sengaja menyuruh Rai untuk datang pagi, ini bahkan masih jam 6.

"BISA JANGAN PAKE KUAH NGGAK?!" sentak Xabiru pada dua teman nya yang monyong-moyong meniup hingga air liur ke luar. Rai tertawa geli, api berhasil padam.

"Dikasih kuah nggak bersyukur," cibir Calvin.

"Kuah nya mematikan," sahut Zergan.

"SIKAT GIGI GUE DIH?!!" jawab Calvin nyolot, Xabiru tertawa.

Rai membuang nafas panjang, ini benar-bener kejutan termahal yang Rai dapat selama hidup nya. "Makasih ya?" otak nya padahal ingin mengucapkan lebih dari sekedar itu, benar-benar rasa senang Rai saat ini sulit sekali jika diuntai lewat kata-kata.

"Belum juga ngasih kado Ra---ni Ra!" Calvin mengambil satu plastik besar di meja, Rai mengambil nya dengan kening berkerut dalam.

"Hadiah dari kita bertiga Ra," jelas Zergan. Rai melihat isi nya. Ada, tepung terigu, gula pasir, telur, margarin dan segala jenis bahan membuat kue bolu. Lengkap.

"Eh?"

"Ra di bumi nggak ada kue ulang tahun spesial kalau bukan lo yang bikin," kata Xabiru membuat Rai tersenyum sebentar lalu tertawa.

"Jadi kue buatan Ra itu spesial?" tanya Rai takut salah kaprah.

"JELAS! lo kan semua bisa Ra!" Calvin menjawab mendahului Xabiru yang sudah buka mulut, alhasil kaki nya kena tendang.

"Dukung gue kek PDKT? ganggu mulu heran," cetus Xabiru. "Selamat legal Ra!" kata Xabiru menambahi dengan mengukir senyum tulus kemudian meronggoh saku celana nya, memberikan Rai secarik lipatan kertas binder kartun unicorn warna ungu.

"Kalau ini hadiah dari gue, limited edition Ra. Cuma ada satu di dunia dan buat Rai seorang!" lanjut nya. "Gan musik romance kek?" Zergan segera memetik senar gitar nya, membunyikan instrumental romantis. Calvin mengangkat-angkat tangan nya, menikmati suara gitar.

Rai terkekeh lalu membuka kertas binder yang Xabiru dapat dari Syafira, bukan mudah. Satu binder saja Xabiru harus atraksi macam lumba-luma Ancol yang main bola di air. Sarah bahkan samai sakit perut menyaksikan Xabiru.

Disana terdapat beberapa list yang membuat Rai tidak sabar untuk segera mengerjakan nya dengan Xabiru.

********

"Siap meluncur?" Rai yang duduk di jok motor Xabiru mengangguk dengan kepala yang sudah terpasang helem bulat warna biru, lucu. Cocok untuk Rai, Xabiru selalu paling mengerti apa yang Rai butuhkan.

"Biru kita mau kemana dulu?" tanya Rai saat sudah setengah jalan.

"Ngejalanin list yang pertama lah," balas Xabiru santai.

Rai kembali membaca list yang ditulis rapi oleh tangan Xabiru.

Hari Rai sedunia, edition:
1.Ra nanti jadi nenek
2.Pak Ridwal kamil orang ke-3
3.Koboi dan kuda nya
4.Jadi rakyat Bikini Bottom
5.Ra juga manusia
6.Bumi dan pencipta

"Ru, Ra gaboleh nanya lebih dari lima kali ya?" Xabiru mengangguk.

"Gunain sebaik-baik nya ya ,Ra?" dengan bibir cemberut Rai mengangguk, hafal betul jika kepala Rai dipenuhi pertanyaan oleh list yang Xabiru buat.

Rai dibuat bungkam sambil berkali-kali mengucap syukur dalam hati saat motor Xabiru menepi di sisi jalan, lalu dengan senyum hangat nya laki-laki bermanik mata hijau itu memberikan beberapa nasi box yang memang dari awal ia bawa di motor depan nya pada para fakir miskin yang meminta-minta uang di tepi jalan.

"Ra bengong? ayo bagiin!" kata nya mengajak bersemangat. Rai sadar dari lamunan nya, ikut memberikan yang lain.

Mereka keliling kota Bandung untuk membagi-bagikan nasi box itu pada semua yang lebih membutuhkan. Contoh, anak-anak yang mengamen, penjual asongan, tukang becak, tukang delman, penjual gelang-gelang sisi jalan dan lain nya sampai habis. Hiruk pikuk kota Bandung yang siang ini cukup terik tidak membuat Rai gentar ia malah terlihat bahagia dengan senyum yang sudah candu bagi Xabiru.

"Hatur nuhun sing berkah jadi amal sholeh-sholehah, neng, jang panjang umur," kata wanita paruh baya yang dagangan nya tidak laku-laku. Rai balas tersenyum sambil mengaminkan begitupun Xabiru.

"Udah habis Ra?" Rai mengangguk. "Beli minum ayo," ajak nya.

Dari warung pinggir jalan ini Rai dapat melihat para warga Bandung yang tengah hilir mudik, sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Xabiru menegak air di aqua botol hingga jakun di leher nya naik turun, ada keringat yang ikut turun melewati leher bersih Xabiru. Begitupun Rai yang wajah nya kena sinar matahari, panas. Gerah.

"Biru suka berbagi?"

Sebagai balasan Xabiru mengangguk. "Kecuali rasa cinta ke lo, ga mau gue bagi-bagi kesiapapun," Rai terkekeh coba menetralkan pipi bersemu nya. "Ra udah 17 tahun ya?" pertanyaan retorik itu Rai balas anggukan.

Xabiru merubah poisisi duduk nya, condong menghadap Rai diiringi tatapan teduh. "Nah Ra, pertambahan usia itu bukan hal yang harus selalu dirayakan dengan poya-poya, banyak cara lain. Tanpa sadar tambah usia itu sama dengan mendekati ke hari keabadian, hari-hari dimana kita akan kekal di sisi Tuhan. Rai yang sekarang gadis ini bakal menua jadi Nenek dan sebelum masa itu tiba Ra harus punya banyak amal, berbagai salah satu nya. Selain dapat amal yang banyak kita juga dapet do'a yang baik dari mereka, itu point di list nomer satu Ra."

Bibir Rai terkantup dan mengangguk-ngangguk. "Biru?"

Xabiru terkekeh melihat wajah Rai yang seperti orang linglung. "Ra jadi nenek, biru Kakek nya?" secepat kilat Rai mengangguk-ngangguk. Mau.

"Kita menua sama-sama ya, Ru?" ajak Rai dengan tatapan sendu. Xabiru balas mengangguk dengan senyum seluas samudra nya.

"Nanti kekal sama-sama ya, Ra? mommy harus ketemu kembaran nya," lantas Rai tertawa disebut kembaran dari Ibu laki-laki luar biasa ini. "Sekarang ayo coret dua point di list."

"Satu?"

"Dua Ra."

"Eh, pak Ridwan Kamil orang ke tiga itu apa Ru?" tanya Rai mengaruk pelipis nya bingung.

"Ra bener, bumi itu luas nggak sekedar dari Jakarta ke Bandung dan nggak sekedar dihuni sama Ra dan biru, ada juga pak Ridwal kamil. Bandung adalah kota romantis yang tadi kita kelilingi rasa nya kaya cuma milik kita berdua, mutlak kita pemilik nya. Tapi gue keliru ternyata ada Pak Ridwan Kamil sebagai orang ketiga," jelas nya lalu kembali meminum air. Rai terdiam tidak mengerti coba melihat kesana-kemari agar otak nya bisa tanggap, melirik pada kaos hitam polos yang biru kenakan berlanjut dengan celana levi's sobek-sobek dan bergulir ke sepatu sneakers nya.

Tetap nihil. Yang Rai dapat dari penglihatan nya hanya 'ternyata biru emang ganteng?' kenapa pula ia malah sadar hal itu.

"Nyerah?" tanya Xabiru gemas melihat Rai bingung sendiri.

"GAK!" balas Rai, anak ini kan pintar. Tapi nyata nya yang pinter juga bisa capek. "Nyerah deh," lanjut nya dengan wajah lesu. Xabiru tertawa lalu mengacak rambut Rai.

"Yah gue kira lo pengamat terbaik? Ra di sepanjang jalan kita bertiga sama Pak Ridwan Kamil, dia takut gue tiba-tiba nikahin lo kali?" goda nya dengan alis yang naik turun.

"BIRU!" tawa kembali terdengar.

Tubuh Xabiru menegak dengan tangan yang terkepal ke atas. "Bandung jaya Bandung makmur, sejahtera!"

"Eh?"

"Iya Ra, di sepanjang jalan tadi ada spanduk itu dengan wajah tampan pak Ridwal kamil? parah nih bapak orang ketiga diantara kita?"

"Biru?" sedetik dua detik diam lalu tertawa karna paham. "RESE BANGET SIH?! sengaja bikin mikir aja. Bumi emang nggak cuma kita Ru, kalau mau cuma kita pindah aja ke mars."

"Nggak Ra, disana nggak ada seblak," jawaban nyeleneh Xabiru membuat Rai tertawa, lihat sangking banyak tertawa Rai memiliki lekung di sisi kanan kiri bibir nya. "Tapi kala----"

"RU PAK RIDWAL KAMIL DI BELAKANG!" seruan Rai dengan wajah serius. Xabiru bergagas membalikan tubuh dengan gaya hormat.

"Bercanda pak, asli. Duh kalau saya di kick dari Bandung pak Wendi nggak ada kerjaan," kata nya dengan wajah yang ia buat takut pada spanduk. Kemudian kembali senyum dengan tangan terkepal ke atas "TAKBIR, PAK!"

"Allahuakbar!" balas Rai dengan suara nge-bas memeragakan pak Ridwan Kamil yang menyahuti Xabiru. Kedua nya bertataapn kembali dan berakhir tawa bersama.

******

List nomer dua Rai yakin ia akan diajak ke tempat destinasi wisata berkuda atau naik delman yang banyak sekali ditemui di jalan kota Bandung.

"Eh?"

"Pake Ra," perintah Xabiru. Rai tidak boleh banyak tanya selain menurut, ini semua kan memang di bawah pimpinan bapak Xabiru Amongraga.

Xabiru melepaskan jaket bomber hijau lumut nya lalu memakai rompi coklat yang ujung nya ada rambe-rambe, berlanjut dengan sapu tangan warna merah yang dibentuk segitiga lalu ia ikat di leher, terakhir mamakai topi koboy. Macam koboy sungguhan yang sering bermain banteng galak.

Sekilas Rai melirik fashion baru yang ia kenakan lalu pada Xabiru yang mirip dengan dirinya. "Siap meluncur, Ra?"

Dengan bersemangat Rai mengangguk mantap.

Biru selalu unik dengan cara nya sendiri.

Biru itu kejutan. Kejutan yang luar biasa,

dari Tuhan untuk Ra.

"YEAY!" Rai bersorak bahagia melupakan umur nya yang sudah masuk masa dewasa.

Nebula terbesar sejagat raya pun tetep tidak bisa menandingi rasa bahagia nya di detik ini.

"Ra, are you happy?"

"YEAAAH! YA! MORE THAN HAPPY, BIRU!"

Xabiru tertawa puas apalagi saat Rai semakin mempererat pelukan nya.

Tebakan Rai salah besar, Xabiru ternyata mengajak ia naik kuda-kudaan di dalam mall yang bisa bergerak pakai baterai, keliling mall berdua. Kuda yang mereka naiki warna pink muda, bayangkan sudah warna kuda nya mencolok ditambah mereka yang menaiki adalaah notabene dua anak dewasa berpakain ala Koboy. Santai sekali kedua nya keliling mall, padahal mereka jadi bahan pembicaraan orang-orang belanja, para penjaga toko dan obe yang tengah menjalankan tugas nya.

Tangan Rai terus ia angkat ke atas, bahagia seperti orang yang bebas dari penjajahan. Ya memang sih? penjajahan tugas sekolah.

Para anak kecil yang tangan nya di tuntun oleh Ibu atau ayah mereka melirik pada dua sejoli itu, menatap nya kebingungan sekaligus iri ingin naik. Dengan wajah watados nya Xabiru memeletkan lidah pada para anak kecil tersebut memberi isyarat 'emang bocah doang yang bisa baik' begitu kira-kira.

Raut wajah anak kecil terlihat langsung merah lalu tidak lama rengekan terdengar. Rai tertawa melihat tingkah jahil Xabiru yang berujung tempat kuda-kudaan jadi banyak yang naik.

"Wuah kita kaya lagi marketing pemasaran ya ru?"

Xabiru tertawa dan mengangguk. "Iya, kalau sampe nggak dikasih diskon gue nikahin si Raisa," kata nya dengan wajah yang dibuat marah. Rai tertawa ia pikir Xabiru akan membakar tempat mamang sewa kuda-kudaan.

"Iya Ru, Ra seneng banget kaya---seneng nya nggak masuk kapasitas apapun, karna Ru selama Ra ulang tahun kalau nggak tiup lilin di bolu pasti jalan-jalan dan itu walaupun emang seru tetep aja bosen Ru," kata Rai curhat. "Kali ini beda, unik. Ra suka. Nanti ada kejutan lagi?"

"Banyak!" balas Xabiru riang gembira membuat Rai langsung menyandarkan kepala nya di bahu Xabiru dengan penuh sayang. Aroma musk dari tubuh Xabiru sampai menusuk indera penciuman Rai. "Ra, rasa sedih, senang, bahagia kala jatuh cinta emang nggak akan masuk kapasitas apapun, karna cinta itu anugrah bukan perintah."

"Eh?"

Anugrah itu makna nya luas tidak seperti perintah yang selalu punya batasan. Misal minum obat, selalu ada perintah harus diminum nya kapan dan berapa kali sehari. Sedangkan anugrah adalah pemberian dari Tuhan yang sifat nya meluas.

Turun dari kuda itu Rai bercerita panjang lebar pada Xabiru yang beberapa kali akan menjawab dipotong, banyak bicara sekali Rai hari ini karena bahagia. "Iya ru, Ra emang dari kecil nggak pernah boleh naik apun di mall atau ketempat bermain soal nya kalau udah naik nggak mau turun."

"Eh----"

"Bener biru, pernah Ra mandi bola terus pulang selepas isya, kalau ditarik nangis kenceng kata Bunda alhasil ayah sama Abang yang nemenin main, bunda enak-enakan shoping, ya ampun Ra nyusahin kali ya waktu kecil?" Xabiru tertawa dan mengangguk. "Eh? Enak aja! terus malem besok nya Abang sama ayah bikin tempat mandi bola di rumah supaya Ra nggak main di luar."

"Em----"

"Ah jadi kangen Abang deh, dia selalu sabar kalau ngadepin keras kepala nya Ra," kata Rai dengan wajah yang berubah suram.

"Ra----"

"Tapi nggak biru nggak papa, nanti lusa Abang sama satu keluarga mau kesini kok buat liat bayi nya bibi, jadi biru stop ngasih kata-kata penenang yang berakhir bikin pipi Ra merah," lanjut nya buru-buru menambahi. Alis Xabiru bertaut, tiga detik terdiam dan kembali tertawa.

"Udah? sekarang kita makan ya?" ajak Xabiru, paham ini jam nya makan.

"Sebentar," Rai mengelurkan pulpen dan kertas nya di saku, mencoret list di nomer-3. "Ayo!"

******

Rai menggaruk rambut nya berkali-kali saat melihat Xabiru memilih-milih pistol mainan. "Ru----" mulut Rai kembali tertutup mengingat sudah tiga kali ini bertanya. "Mungkin buat angkasa sama langit?" gumam Rai pelan.

Keluar dari toko mainan baru lah mereka ke salah satu McD yang terletak di mall lantai paling atas. Rai mengambil burger yang ada depan nya, mulai memakan perlahan. Rai tersedak saat melihat ke depan Xabiru tengah menopang pipi nya memperhatikan aktivitas makan Rai.

"Ih?!!"

"Enak ga, Ra?"

Rai bergumam untuk riview. "Enak, biasa aja kok kaya Ra sering beli. Biru juga ayo makan," Xabiru menggeleng masih dengan pipi nya yang ditopang oleh kedua tangan nya.

"Seriusan biasa aja rasa nya?" tanya Xabiru dengan tatapan penuh harap. Seketika wajah Rai berubah bingung, kembali melihat burger nya. Tidak ada yang aneh, hanya roti yang di dalam nya ada daging setengah matang, paprika, bawang merah cincang, keju dan lain sebangsa nya.

"Ya---iya, oh ini paket yang cheeseburger nya ya?" tebak Rai. Xabiru menggeleng. "Aduh ga tau biru, enak kok enak."

Xabiru bangkit dari duduk nya, pindah ke kursi sebelah Rai. Menatap keseliking dengan wajah gundah, Rai bingung setengah mati. Satu tangan nya Xabiru pakai untuk menutup bibir sebelah kiri dan berbisik pelan pada Rai dengan wajah serius. "Padahal burger itu pakai resep rahasia dari restoran krusty krab lho Ra."

Wajah bingung Rai langsung berubah jenaka, pura-pura percaya. "Emang iya?" tanya Rai ikut berbisik.

Xabiru mengangguk mantap, masih dalam posisi nya. "Iya, ini kata nya krusty krab cabang Bandung. Tuan Krab emang udah buka beberapa cabang di indo sih Ra, kalau di laut banyak yang ngutang kata nya." Sebisa mungkin Rai menahan tawa. "Apa lagi si buntelan karung Patrick, numpang WiFi doang nggak beli. Kan rugi Ra?!"

"Ah---bener! rugi banget ru! kita btw kenapa ngomong bisik-bisik gini sih?" tanya Rai heran.

"Ya nama nya kan gibah Ra, kalau teriak-teriak lagi partai?" Rai kembali mengangguk-ngangguk dengan senyum tertahan di bibir tipis nya. "Ra makan aja yang tenang, biru yang jaga-jaga."

"Jaga-jaga buat apa?"

"Ya apa lagi Ra? si plankton sama bini nya si google maps itu kan suka nyuri resep nya Ra, tiba-tiba mereka nyerang nanti---wuah! tenang Ra," Xabiru mengeluarkan pistol yang ia beli tadi dari plastik. "Piw, gue tembakin satu-satu. Aman Ra," kata nya membuat benteng pertahanan Rai runtuh, tawa menggelegar dari Rai membuat orang-orang sekitar mencuri-curi pandang pada nya. Sangking geli nya air mata Rai tergenang diujung mata. "Ra ih?!!"

"UDAH BIRU."

"Belum Ra, tenang poko nya lo gue jagain."

Sesederhana ini membuat Rai merasa terjaga oleh tingkah-tingkah aneh nya. Merasa aman di dekat nya, tenang dan betah tidak mau pulang.

"Kalau kita berhasil ngalahin plankton dan bini nya si googel maps itu tuan krab bakalan rekrut kita jadi pegawai nya oh---- dan kita dapet tiket istimewa buat Turing ke Bikini Bottom, jadi rakyat sana untuk beberapa hari. Ra mau?" Xabiru bertanya serius. Oh, kenapa pula istri plankton yang merupakan komputer berubah jadi google maps.

"MAUUUUUU!" balas Rai bersemangat. Dimapapun itu jika dengan Xabiru pasti akan menyenangkan. Xabiru tertawa dan mengacak rambut Rai gemas.

"Oke, siap-siap ya?" Xabiru memberikan Rai tembakan busa, soft bullet.

"SELALU!" jawab Rai dengan kekehan kecil nya.

List nomer-4 kembali Rai coret.

******

Selepas keluar dari masjid untuk menunaikan ibadah shalat isya Rai dan Xabiru kembali melanjutkan pertualngan mereka yang masih belum usai. Pertualngan yang membuat Rai selalu menerka-nereka, setelah ini apa, sesudah ini apa dan pertanyaan-pertanyaan lain yang berlarian dibenak nya.

"Nah mantep ni Ra masih panas, coba in deh," kata nya sambil menyerahkan kikill sapi yang dibaluri bumbu kacang. Bau nya benar-benar menggugah selera. Rai mengambil piring tersebut dan coba menikmati. Begitupun Xabiru, selain kikil ada juga tusukan ayam.

Tempat ini diangkringan, banyak sekali pendagang yang berjejer disini. Duduk nya di lesehan beralaskan karpet. Sama sekali tidak masalah untuk Rai apa lagi Xabiru yang juga sering nongkrong disini bersama dua teman nya. "Enak biru!" komentar Rai kemudian meminum teh hangat nya.

Xabiru mengangguk, mulut nya sibuk menguyah. Kota Bandung malam begini ramai nya sama seperti Di Jakarta. Banyak orang-orang yang jajan atau berjalan-jalan.

"Mang nu bener ini saya nggak dapet diskon?" tanya Xabiru sambil mencuci piring. Mamang tukang kikil dengan Xabiru sudah akrab.

"Maenya jajan jeung kabogoh minta diskon ari maneh? atuh era pan kudu keren," kata nya sambil mengipasi sate kikil. [masa jajan sama pacar minta diskon, malu kan harus keliatan keren]

"Aduh pelan-pelan ngomong nya mang," ucap Xabiru berbisik.

"Eh kenapa? malu?" sambil membilas gelas Xabiru menggeleng.

"Belom jadi pacar, mau ditebak tapi gimana mang bilang nya? sok atuh contohin," ujar Xabiru.

"Eta mah gamapang! tinggal ngomong weh, neng mau ga jadi pacar A'a?"

"Astagfirullah Mang, masih normal saya," balas Xabiru membuat Rai yang menyimak tertawa.

"Si kehed," kekeh Mamang. Kehed sama dengan sialan.

Rai tadi mau membantu tapi Xabiru larang, ia hanya boleh duduk manis menunggu dengan secangkir teh hangat dan jaket boomber yang melekat di tubuh nya. Tentu milik Xabiru, Rai memang membawa jaket tapi kata Biru jaket milik nya jauh lebih tebal dan bisa membuat Rai hangat dari dingin nya angin malam.

Xabiru telah menjadikan Rai ratu dikerjaan cinta nya.

Terdengar helaan nafas panjang saat cuci piring beres, kata nya itu bukan demi diskon tapi senang saja membantu cuci piring, itu juga bukan pertama kali tapi sering. Hitung-hitung belajar jadi suami yang multitalenta kata nya.

"Motor-motor yang lewat itu, eumm---apa nama nya? kopdar ya Ru? artinya apa Ru?" tanya Rai saat melihat komplotan motor-motor besar.

"Kopdar? oh, kelepok modar." Modar sama dengan mati.

Rai mendesis galak dengan tawa yang tertahan.

"Kalau Rai apa coba artinya?" tanya Xabiru.

"Kata Ayah artinya pemimpin."

"Lah bukan artinya punya biru?" Rai langsung menepuk lengan Xabiru yang tertawa.

"Ini seru biru," ucap Rai dengan pandangan menerawang. "Semua yang kita lakuin seru, sama Arga Ra ga pernah diajak makan sisi jalan, restoran mahal itu selalu tujuan Arga. Ra bukan nya munafik tapi---itu bosen! di Jakarta juga Ra makan nya restoran terus masa iya disini juga sama?"

"Justru lo pindah kesini mau nyari suasana baru kan, Ra?  I know."

"Udah deh Ra lengser aja jadi cewek sakti, biru yang ganti?" kesal Rai. Xabiru tertawa puas.

*******

Memasuki jam 9 malam, Xabiru sudah menelpon Eyang untuk meminta waktu dengan Rai lebih lama hanya untuk hari ini, Eyang mengizinkan, dan list berikut nya bersemangat Rai jalankann.

Senyum lebar Rai langsung pupus. "Biru nggak deh."

"Ada gue Ra. Ra lo itu manusia masa mau sempurna sih? harus nakal sedikit."

"Tapi masuk ke bar? nggak biru, disana banyak kemungkinan buruk yang bisa terjadi."

"Percaya sama gue." Rai menggigit bibir bawah ragu-ragu dan menarima ajakan Xabiru dengan mencekal erat tangan kekar laki-laki tersebut.

Seperti yang kita tahu bar selalu ramai pengunjung, banyak yang berjoget-joget di bawah lampu disko yang kerlap-kerlip diringi musik barat yang dimainkan oleh DJ.

"Biasa, yang bikin nge-fyl," kata Xabiru pada bartender memesan alkohol.

Rai bergerak gelisah, sungguhan Xabiru akan mengajak Rai mabuk-mabukan?

Setengah jam setelah itu kesadaran kedua nya hilang, untuk berdiri saja sulit. Sempoyongan, ditangan mereka terdapat gelas kecil berisi alkohol dengan musik kencang sebagai pengiring tarian mereka berdua.

Tapi.....

Itu hanya (cerita nya) saja. Asli nya mereka ajep-ajep di belakang halaman rumah Sarah, berlagak orang-orang ditempat dugem, petasan disko milik si kembar jadi korban. Ditambah speaker yang volume nya ia tinggikan. Ini benar-benar mirip bukan dengan bar tadi?

Dengan mata yang pura-pura teler dan cara berdiri yang sempoyongan Xabiru berteriak. "GILA RA LO BAD GIRL ABISSSS!" kata nya berteriak lalu meminum alkohol (yang ternyata air putih beli di bar tadi).

Rai yang juga sudah terbawa gila nya mengangguk mantap. "LO JUGA RU GILA BAD BOY ABISSSS!" teriak nya menahan tawa di dalam hati sana.

"KECE MAMPUS KAN GUE, RA?!"

"YOI MEN! AJIB GILE!" balas Rai meniru saat Xabidu bicara pada dua teman nya. Sok keren.

Lalu kedua nya bersulang, kembali berjingkrak-jingjrak pakai lagu - Night Changes, Song by One Direction-

Si kembar yang baru pulang belanja bersama Sarah, Xaviera dan Syafira membelakakan mata. "BANG BIRUUUUUUUUUU!" teriak mereka lalu pontang-panting lari hendak memberikan gigitan macan pada Xabiru yang telah memakai petasan mereka berdua.

List ke-5 selesai.

Alih-alih membawa Rai kerestoran mahal dan memberikan nya hadiah mewah Xabiru malah memberikan Rai hal-hal sederhana yang penuh makna, ya karna ini kisah mereka. Si gadis sederhana dan laki-laki dengan ide konyol nya yang luar biasa.

*********

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 129K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6M 335K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
7M 297K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
5.3K 51 1
⚠️BANYAK KATA" KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN ⚠️ ⚠️KONFLIK SANGAT RINGAN ⚠️ ⚠️ Jangan menjadi pembaca gelap yah!!! Maka dari itu, Tolong tingal kan jejak...