My Valentines ✔️

Oleh roseannejung

290K 34.5K 3K

[SELESAI] Tentang Jaehyun yang setengah mati menyembuhkan luka dan Chaeyoung yang berkali-kali menggariskan b... Lebih Banyak

Tokoh
1. Titik Tengah
2. Hubungan yang Aneh
3. Dimulai dari Sini
4. Menggapai Bintang
5. Positif
6. Harapanku, Kamu
7. Hancur tak Terbentuk
8. Bukan Malapetaka
9. Old Habits
10. Di bawah Pohon Mahoni
11. Toxic and Slipping Under
12. Sepatu Bayi
13. Kami Berempat Bertemu
14. Love Me, Love Me not
15. The Name I Love
16. Separuh dan Setengah
17. Pilih dengan Bijaksana
18. Badai
19. Bintang dan Baru Kerikil
20. One Step Away
21. Sisi Buruk Dia
22. Terlambat Sejak Awal
23. Passionate
24. Little Light
25. Yang Terbaik
26. Top Priority
27. Push and Pull
28. Park Alice
29. Half as Pretty
30. Fast Forward to Present
Episode Spesial : Jung Rion
32. Draw The Line
33. Two Way Feeling
34. Ciuman dan Ilusi
35. A Whole Mess
36. Put A Ring on It
37. The Pandora Box
38. How Fast The Night Changes
39. I Like Me Better
40. Crumble Apart
41. Dunia dalam Genggamanku
42. Frog Prince
43. My Love Is Gone
44. A Dream That Doesn't Sleep
45. Sly Fox
46. Diakhiri untuk Dimulai
Extra 1 : Rion dan Adik
Extra 2 : Half way Through
Extra 3 : Purple Sky and Kisses
Special : LDR

31. Give Me Two

5.6K 674 145
Oleh roseannejung

Voment, ya~

***

Sabtu pagi, Chaeyoung sibuk mengemas kado yang akan disumbangkan ke Panti Asuhan Bit Na. Totalnya ada dua puluh lima. Bingkisan-bingkisan itu terlihat cantik dengan balutan kertas kado warna pastel dan simpul pita putih yang mengkilap.

Setelah satu jam lebih, Chaeyoung berhasil menyelesaikan tugasny dan mulai memasukan kado-kado tersebut ke dalam kardus.

"Mama, siapa yang ulang tahun?" tanya Rion penasaran ketika ia mendapati banyak kado di ruang keluarga.

"Nggak ada yang ulang tahun, Sayang."

"Terus itu kado siapa? Buat Rion?" mata bocah empat tahun itu berkilat antusias.

"Bukan buat Rion, tapi untuk adik-adik di panti asuhan."

"Panti asuhan itu apa, Ma?"

Chaeyoung berpikir sejenak. "Panti asuhan itu tempat untuk anak-anak spesial."

"Spesial itu apa?"

"Spesial itu luar biasa."

"Rion mau jadi spesial, Ma!" Rion berdiri sambil meloncat-loncat. "Rion mau di panti asuhan."

"Eh, nggak boleh. Rion kan masih punya Mama Papa, jadi nggak boleh tinggal di panti asuhan."

Wajah Rion seketika berubah bingung. "Emang yang boleh tinggal di panti asuhan itu cuma yang nggak punya Mama Papa?"

Chaeyoung mengangguk.

"Kalau begitu Rion mau di sini aja. Rion mau sama Mama aja." Rion berjalan dan langsung memeluk Chaeyoung. Bocah empat tahun dengan rambut mangkuk itu menyandarkan kepalanya di dada Chaeyoung.

"Emang Mama Papa mereka kemana, Ma?"

"Hmm, Mama Papa mereka sudah meninggal."

"Meninggal itu apa?" Rion mengangkat menempelkan dagunya di badan Chaeyoung dan menengadah menatap sang Mama.

"Meninggal itu pergi ke surga."

"Kaya adik Yewon, ya?"

"Iya, bener. Kaya adik Yewon." Chaeyoung tersenyum kecil sambil mengusap kepala Rion.

"Mama Papa mereka sakit juga kaya adik Yewon?"

Chaeyoung hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau pergi ke surga nggak bisa pulang lagi ke rumah ya, Ma?"

"Nggak bisa dong, Sayang." Chaeyoung tertawa. "Kalau sudah pergi ke surga ya mereka selamanya tinggal di sana. Surga jadi rumah mereka sekarang."

Wajah Rion berubah sedih. Bibirnya mengerucut dan pelukannya di pinggang Chaeyoung semakin erat.

"Mama jangan sakit ya, Mama jangan pergi ke surga ya, nanti kalau Mama ke surga nggak bisa pulang ke rumah lagi kaya adik Yewon. Nanti Rion cuma berdua sama Papa. Nanti Rion sedih kalau nggak ada Mama."

"Yaampun anak Mama manis banget siiiii." Chaeyoung setengah mati menahan tangis harunya dan mencoba untuk bersikap biasa di hadapan Rion. Ia tidak mau anak laki-lakinya itu melihat air mata yang sudah mendesak ingin keluar. "Cium dulu sini."

Chaeyoung menangkup wajah Rion dan mencium kedua pipi anak laki-laki itu.

"Makanya Rion nurut sama Mama, ya. Kalau Rion nurut Mama nggak akan sakit kepala."

Rion hanya mengangguk cepat dengan wajah serius.

"Siapa yang mau es krim?" suara Jaehyun yang baru pulang dari jogging pagi terdengar.

"RION MAUUUU!" Rion buru-buru melepas pelukan Chaeyoung dan berlari menghampiri Jaehyun.

Karena terlalu semangat berlari, Rion sampai tidak melihat kandang Dudong yang ia taruh di lantai dan menendangnya.

BRAKKK

Kandang plastik bening itu terlempar ke dekat kaki Chaeyoung dengan tutup yang terbuka. Kepala Dudong menyembul dari pintu keluar kandang.

Chaeyoung menatap ngeri kodok kuning kesayangan Rion yang seperti menatapnya balik.

Hingga sedetik kemudian.

"AAAAAAA!!!!" Chaeyoung berteriak ketika Dudong tiba-tiba meloncat ke pahanya lalu ke leher Chaeyoung. "JAEHYUN!!!! JUNG JAEHYUN!!!"

"Chaeyoung!" Jaehyun melempar sembarangan kantong plastik berisi es krim lalu berlari menghampiri Chaeyoung yang kalang kabut mencoba untuk menyingkirkan Dudong dari lehernya.

Rasanya geli saat kulit berlendir Dudong menyentuh leher Chaeyoung.

"Kamu jangan banyak bergerak!" Jaehyun menarik tangan Chaeyoung agar ia bisa dengan mudah menangkap Dudong. Tapi bukannya tertangkap Dudong malah loncat ke wajah Chaeyoung lalu ke kepalanya.

"AAAAAAAAA!!!"

"Tunggu—Ah! Ketangkep!" Jaehyun berhasil menangkap Dudong dan langsung memasukan kodok berwarna kuning cerah itu ke dalam kandang dan menutupnya rapat.

Chaeyoung mengusap wajah dan lehernya berkali-kali, mencoba untuk menghilangkan sensasi kulit Dudong yang sempat menempel di tubuhnya.

Bulu-bulu halus Chaeyoung meremang dan tubuh perempuan itu seketika lemas.

Chaeyoung ambruk ke sofa.

"Bawa Dudong jauh-jauh dari sini," perintah Chaeyoung dengan suara lemas dan tanpa perlu disuruh dua kali Jaehyun langsung membawa Dudong ke kamar Rion.

Chaeyoung memegangi kepalanya.

"Aduh, kepalaku tiba-tiba sakit."

"Mama!" Rion berlari dan langsung memeluk Chaeyoung. "Mama jangan sakit, Ma. Mama jangan pergi ke surga. Mamaaaa."

Rion menangis tersedu-sedu, namun Chaeyoung sama sekali tidak memiliki tenaga untuk menenangkan anak laki-laki itu.

Jaehyun yang sudah kembali ke ruang TV terheran-heran melihat keadaan Rion dan Chaeyoung. "Kalian kenapa?"

"Mamaaa." Bukannya menjawabtangis Rion semakin menjadi-jadi.

***

Pukul tiga sore, Chaeyoung, Jaehyun, Rion, dan Lisa sudah berada di Panti Asuhan Bit Na di daerah Gangwon. Mereka langsung disambut hangat oleh Bibi Lim, ketua pengurus panti yang bertubuh gemuk dan berambut ikal dan tiga orang petugas lainnya.

"Selamat datang di Bit Na," sapa Bibi Lim sambil menyalami satu persatu tamunya. Ketika melihat Rion, senyum Bibi Lim semakin merekah."Halo, nama kamu siapa?"

"Jung Rion," jawab Rion tanpa malu-malu.

"Umur kamu berapa tahun, Sayang?"

Rion mengacungkan lima jarinya.

"Lima tahun?"

"Eh, bukan, bukan!" Rion menggeleng, lalu menghitung satu-satu jarinya. "Satu, dua, tiga, empat! Rion empat tahun, Tante." dengan bangga Rion menunjukan empat jari tangannya.

"Anak pinter." Bibi Lim mengusap kepala Rion dengan sayang. "Di dalam nanti ada teman-teman yang umurnya sama kaya Rion."

"Wow, sama?"

"Iya, sama-sama empat tahun. Nanti Rion bisa main bareng dengan mereka."

Rion menengadah ke arah Jaehyun. "Boleh, Pa?"

"Boleh dong!"

"Yeay!" Rion meloncat kegirangan.

"Ayo, ayo masuk." Bibi Lim mengajak mereka semua ke kantor utama untuk dijamu. Padahal, Chaeyoung sudah bilang kepada Bibi Lim untuk tidak melakukan apapun. Ia ke sini hanya untuk berbagi, bukan dijamu seperti tamu penting. Tapi, Bibi Lim bersikeras untuk tidak membiarkan setiap tamu yang datang ke panti asuhannya datang tanpa disambut dengan hangat.

***

"Papa, kenapa kita nggak boleh masuk?" Rion bertanya kepada Jaehyun ketika Chaeyoung, Lisa, dan Bibi Lim masuk ke dalam sebuah ruangan namun ia dan Jaehyun tetap di luar.

"Di dalam sana isinya bayi-bayi yang baru lahir. Mereka sangat sensitif, jadi nggak boleh sembarang orang yang masuk," jelas Jaehyun.

"Ooooohhh." Rion mengangguk. "Di dalem adiknya kecil kaya Xandra ya, Pa?"

"Lebih kecil dari Xandra."

"Lebih kecil? Segini?" Rion menunjukan jarak sempit dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

"Kalau sebesar itu namanya bukan bayi manusia tapi bayi kodok."

"Terus semana, Pa."

"Segitu." Jaehyun menunjuk poster bergambar bayi yang tertempel tidak jauh dari pintu masuk menuju ruangan khusus bayi yang baru lahir. '

"Kecil ya Pa?"

"Iya, kecil. Makanya harus dirawat dengan hati-hati," jelas Jaehyun. "Dulu Rion juga pernah sekecil itu. Lebih kecil malah, karena Rion lahirnya prematur."

Rion yang tidak mengerti omongan Jaehyun hanya diam dan asik bergelayut di leher Jaehyun.

"Rion mau punya adik, nggak?" Jaehyun menarik tangan Rion yang melingkar dilehernya dan membuat anak laki-laki itu duduk di pangkuannya dengan tenang.

Rion tidak menjawab, dan malah memainkan telinga Jaehyun; menarik, menekuk, dan mencubitnya gemas.

"Rion, jawab dulu pertanyaan Papa." Jaehyun masih belum menyerah. "Mau punya adik nggak?"

"Nggak," jawab Rion singkat padat dan jelas.

"Kenapa nggak mau? Enak tahu punya adik ,nanti Rion ada temennya di rumah. Bisa main bareng, tidur bareng, makan bareng. Pokoknya Rion nggak akan ngerasa kesepian."

"Nggak mau."

"Iya, Papa tanya kenapa nggak mau?"

"Nggak mau adik!" suara Rion mulai meninggi. Jelas sekali terlihat kalau anak itu mulai merasa terganggu.

Jaehyun pun akhirnya mengalah dan tidak bertanya lagi.

"Jaehyun," suara Lisa mengalihkan fokus Jaehyun yang semula tertumpu pada wajah Rion yang tiba-tiba murung.

"Mau masuk ke dalam nggak?" Lisa menunjuk pintu yang beberapa saat lalu dilaluinya.

"Aku—"

"Masuk aja sana, biar Rion aku yang jaga." Lisa berjalan ke arah Jaehyun dan menggenggam tangan Rion yang ada di pangkuannya. "Sayangnya Tante Lisa, kita ke halaman belakang yuk. Main bola sama temen-temen Rion."

Rion yang memang menyukai bola langsung menyetujui ajakan Lisa.

Bocah empat tahun itu meloncat dari pangkuan Jaehyun dan mengikuti langkah Lisa menuju halaman belakang.

Sepeninggalan dua orang tadi, Jaehyun langsungberdiri dan membuka perlahan pintu kayu putih yang ada di hadapannya.

***

Park Chaeyoung sedang menggendong bayi berusia empat bulan yang bernama Kim Nana. Bibi Lim bilang Nana ditemukan di tempat sampah dekat klinik bersalin di dekat sini.

Saat di temukan, keadaan Nana masih dengan tali pusar yang menempel dengan ari-ari dan badan yang membiru karena kedinginan.

Bibi Lim juga bilang, kalau Nana telat ditemukan barang beberapa jam, mungkin nyawanya tidak bisa tertolong.

Sekarang, setelah empat bulan dirawat di sini kondisi Nana berangsur-angsur membaik.

Saat Chaeyoung mengelus pipi Nana, sepasang lengan kekar tiba-tiba memeluk pinggangnya dari belakang.

"Jaehyun." Chaeyoung terkesiap.

"Kamu cocok jadi ibu," ucap Jaehyun dengan suara pelan hambir berbisik karena tidak mau mengganggu tidur nyenyak lima bayi yang ada di ruangan ini.

"Sekilas info, aku ini memang sudah jadi ibu. Anakku umurnya empat tahun."

Jaehyun terkekeh geli. "Maksud ku, jadi ibu dari adiknya Rion."

Chaeyoung mendesah pelan. "Jangan mulai lagi."

Jaehyun dengan berat hati menutup mulutnya, dan malah mencium pelipis Chaeyoung sekilas.

"Kamu bisa bayangin nggak? Bayi yang aku gendong ini ditemuin di tempat sampah." Chaeyoung menarik sedikit selimut yang menutupi tubuh Nana sampai dagu. "Kok orang tuanya tega ya? Apa saat membawa bayi ini ke tempat sampah mereka nggak kasihan? Atau setidaknya kalau memang benar nggak ingin mengurus anak ini kenapa harus di buang ke tempat sampah tanpa selimut atau pelindung apapun. Mereka bukan manusia, ya kan Jaehyun."

Chaeyoung menatap Jaehyun dan laki-laki itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Bayi yang aku gendong ini namanya Kim Nana, dan Nana hanya satu dari sekian banyak kasus bayi yang dibuang oleh orang tuanya. Ngebayanginnya saja sudah bikin aku sakit hati."

"It's okay. Inibukan salah kamu. Memang manusia saja yang kadang kelakuannya bisa lebih burukdari binatang."

"Bahkan binatang aja sayang sama anaknya," sergah Chaeyoung.

"Kalau kamu sayang nggak sama aku?"

"Hah?" Chaeyoung langsung berbalik menghadap Jaehyun. Pertanyaan barusan sama sekali bukan tipe pertanyaan yang akan dilontarkan Jaehyun. "Kamu sakit ya? Kalau sakit jangan masuk ke sini. Nanti virusnya nyebar ke baby di sini. Kasihan mereka."

"Aku nggak sakit. Aku cuma mau punya anak lagi."

"Jaehyun--"

"Sebentar. Coba kamu bayangin ada anak kecil lagi di rumah kita dan jenis kelaminnya perempuan. Kamu bisa dandanin dia, kuncir rambut dia, beliin baju dress warna merah jambu yang lucu. Kamu emang nggak mau?"

"Nggak."

Jaehyun mengerang frustasi. "Kenapa kamu nggak mau punya anak lagi? Coba kasih aku alesan yang masuk akal."

"..."

"Kamu trauma melahirkan?"

"Nggak. Kamu tahu sendiri proses melahirkanku cepet banget."

"Terus kenapa?" Jaehyun meremas lembut kedua lengan Chaeyoung.

"Harusnya aku yang tanya ke kamu Jaehyun, kamu bener-bener nggak tahu alasanku atau cuma pura-pura?"

"Apa?" tantang Jaehyun dengan mata yang menatap lurus ke arah Chaeyoung.

Perempuan itu menyipitkan matanya. "Kamu tahu jawabannya,"

Jaehyun menghembuskan napas kasar, seakan mencoba untuk menghalau emosi yang mulai menumpuk di dadanya.

Sesaat kemudian, ia memeluk Chaeyoung yang sedang menggendong Nana dengan lembut.

"Aku nggak akan nyerah untuk bujuk kamu punya anak lagi," ucap Jaehyun serius.

"Kalau begitu, aku juga nggak akan merubah jawabanku sampai dua setengah tahun lagi. Jadi selamat mencoba, ya." Chaeyoung tertawa meledek, dan Jaehyun tidak menyukai itu.

Diraihnya tengkuk Chaeyoung dan ia cium bibir perempuan dengan dalam. Tidak peduli saat Chaeyoung mulai meronta, Jaehyun masih menyesap bibir Chaeyoung dan memasukan sebentar lidahnya ke dalam mulut perempuan itu.

"Kita lihat nanti, ya." Jaehyun berucap pelan sebelum melangkah mundur. "Aku tunggu kamu di luar."

Dengan langkah santai, Jaehyun berjalan ke arahpintudan menyapa Bibi Lim yang berdiri kaku di dekat lemari.

.

To Be Continued

Bonus

Dudong

"Halo Om Tante, kenalin aku Jung Dudong. Aku kodok jinak yang nggak suka gigit. Tapi entah kenapa Mama Chaeyong takut banget kalau ngeliat aku. Padahal aku nggak pernah nakal. Do'ain aku ya, Om Tante biar aku bisa bikin Mama Chaeyong nggak takut lagi sama aku."

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

5.1M 62.7K 15
Seorang gadis kuliahan yg berkehidupan sangat sederhana dan ceria bersama omanya. Di jodohkan dengan seorang pemuda yg ternyata itu adalah kakak seni...
49.9K 4.6K 25
A collection of Jaerose's short fanfiction. [You may read or leave]
55.4K 10.7K 21
Semenjak Rosé mengangkat telpon dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai Jeffrey, bassist dari sebuah band terkenal yang tak sengaja mampir di res...
48.3K 7.2K 24
Siapa yang tidak mengenal Roseanne Park? Aktris terkenal Korea yang saat ini telah berada dipuncak karirnya. Hanya saja karir aktris cantik satu ini...