XABIRU [END]

By SiskaWdr10

49.5K 3.8K 601

[Series stories F.2 familly] ⚠️Bisa dibaca terpisah⚠️ Hilangnya satu malaikat Tuhan kembali memberikan malaik... More

01.Kita yang sama
02.Si gadis sempurna
03.Apa itu ayah?
04.Mata yang sama
05.Mindset yang buruk
06.Dia iblis pembunuh!
07.Jagoan sedang sakit
8.Rai, kita jadi dukun ya.
9.Malaikat dan kehidupan
10.Anti bucin garis keras
11.Semesta & Rai milik Biru
12.Silsilah darah Ricardo
13.Ru, bumi udah bersyukur.
14.Si biang kerok menang
16.Selamat hari Rai sedunia
17.Biru lebih berhak bahagia.
18.Prioritaskan diri sendiri
19.Puisi punya pemiliknya
20.Gess gadis bintang rock
21.Yang berkuasa atas rasa
22.Satu-satu nanti cape Ra
23.Insiden naas di rooftop
24.Duplikat dari sang ayah
25.Momen khusus ruang hati
26.Mengulang sejarah silam
27.Sejatinya rumah berpulang
28.Revolusi seorang Xabiru
29.Siap patah berkali-kali
30.Bad rumor, real hickey?!
31.Mengalir darah malaikat
32.Dua pemeran yang buruk
33.Selamanya tetap pelanggar
34.Dari si pemberi luka
35.Kita pake kerja cerdas
36.Hukum kekekalan hati
37.Biru, you are not alone.
38.Dasar pengingkar janji
39.Bandung adalah kamu
40.Ra selamat bahagia ya.
41.Kejutan paling mahal
42.Petualangan telah usai
43.Pulang untuk menetap
44.Pemenang dari takdir
45.Penikmat alur tengah
46.Lekung pemulih luka
47.Si netra hijau [akhir]
Hiii

15.Masa-masa dengan Ra

1K 87 2
By SiskaWdr10

15.Masa-masa dengan Ra

"Kau ingat cerita ku tentang laki-laki berwajah datar memesona, alis nya bertaut dengan kumis tipis nya yang manis? laki-laki itu juga yang sering ku aku-akui kekasih ku, Biru?"

Xabiru berpikir beberapa detik. "Yang mana? laki-laki western atau asian?" pasal nya memang Xaviera banyak sekali menceritakan laki-laki di luar sana pada Xabiru, sampai lupa dirinya.

Xaviera berdecak sebal. "YANG LOKAL! DI JAKARTA LEBIH TEPAT NYA! ah bedebah menyebalakan, masa kau lupa? semangat ku akan menggebu-gebu sekali jika membicarakan laki-laki itu, ya Tuhan sungguhan tidak ingat biru?" dengan jujur Xabiru menggeleng alhasil bantal sofa terbang ke wajah nya. Rai terkekeh kecil tapi kembali diam saat Xaviera berdesis garang pada nya.

"Sungguh repot sekali memiliki adik otak udang," ejek Xaviera membuat wajah Xabiru datar. "Saat aku kuliah di Jakarta beberapa bulan sebelum pindah ke Amsterdam nasib sial menimpa ku, Jakarta memang kota yang amat keras, marak sekali penipuan modus minta tolong dan aku salah satu korban nya! aku yang asing dengan kota macet itu tertipu, hampir jadi gembel jika----" Xaviera menunjuk Rai dan bersuara keras. "JIKA ABANG NYA TIDAK MENYELAMATKAN KU!" lalu dengan sangat erat Xaviera memeluk Rai, wajah nya berubah sumringah.

"Eh?----Kakak itu yang datang ke ultah 16-tahun ku dulu dan menghadiahkan hoodie gucci warna hitam polos?" Xaviera dengan senyum manis nya mengangguk mantap.

"Aku membeli nya dua pasang, satu untuk mu dan satu untuk Biru, kalian--oh? ya ampun mengapa bumi terasa begitu sempit?" Xaviera melipat tangan nya di dada dengan bibir mengerut. "INI JUGA SALAH KAU BIRU!"

Xabiru yang masih belum paham mengernyitkan kening. Rai sama bingung nya dengan Xabiru, lihat Xaviera si ratu drama malah sekarang uring-uringan, pura-pura menangis. "Tega sekali kalian berdua, ini mungkin alasan mengapa Tuhan tidak menjodohkan Kale dengan ku---karna kalian yang akan berjodoh."

Sontak Xabiru dan Rai saling bertatapan dengan wajah terkejut. Kale, Abang Rai yang tampan itu memang sudah bertunangan jauh sebelum menolong Xaviera. "Repot sekali memiliki Kakak jelek, siapa yang ditolak siapa yang kena imbas nya," cibir Xabiru ketus.

"ENAK SAJA! aduh maaf kan perlakuan ku tadi ya? tapi sungguh rasa sakit ketika tahu Abang mu sudah bertunangan masih melekat di hati ku Ra, memang buah tidak jauh dari pohon nya. Abang nya sangat baik adik nya pun tidak kalah baik nya. Ah ini sungguhan, marga Ayah Febrianto produk termahal sejauh yang ku kira." Rai lantas tertawa dan mengangguk.

"Kapan-kapan Kak Viera harus bertemu Abang lagi."

"Tidak mau, aku sudah move-on Ra. Kecuali dia mau mencari calon istri ke dua, aku siap meluncur," gurau nya membuat Rai terkekeh, sekuat itu paras Abang nya membuat barbie diberi nyawa ini tergila-gila? ucapan Nara benar, Xaviera lebih cantik dari yang ia bayangkan.

"Eh sejak kapan sampai? biru kau mengapa tidak memberi tahu aunty jika bidadari manis satu ini sudah mendarat di rumah ku, hah?" tanya Sarah sambil berkacak pinggang memasang wajah pura-pura marah. Rai tersenyum manis merespon pujian Sarah.

"KAKAK CANTIK!" ketiga anak kecil itu kegirangan loncat ke pangkuan Rai. Xaviera ternganga dengan wajah bodoh.

Malah sampai tepuk tangan. "Luar biasa, sakti bukan main. Aku dulu harus butuh waktu tiga bulan untuk beradaptasi dengan tiga anak kecil itu tapi kau? CEPAT BERIKAN AKU ILMU NYA!"

Ruangan tengah langsung penuh dengan tawa mereka.

Oh, yang Nara katakan tentang rumah Sarah sederhana ini juga benar. Sederhana namun rapi dan bersih, barang-barang di dalam nya bahkan mengkilap. Sikap sederhana Xabiru ternyata turunan dari Sarah, asli. Sarah bisa saja membeli rumah gedong lebih dari milik Rai tapi ia enggan, ia hanya ingin rumah sederhana yang hangat dengan dihuni oleh keluarga kecil penuh cinta nya.

********

Ini kejadian yang cukup mengejutkan dan sangat langka, mungkin akan terdengar biasa tapi tidak untuk seorang Arjuna anak paling rajin di kelas unggulan kubu 1, bayangkan saja sekarang ia tengah tidur di kelas lantaran guru sejarah Indonesia sakit. HOI, ini sungguhan perdana bagi nya.

Juna menguap dengan tangan menyibak malas ke atas saat Nara menggebrak meja nya sambil bersungut-sungut menyuruh laki-laki berhidung mancung ini untuk kumpulan KM. "Tidur terus! malesan banget jadi cowok!" cetus nya galak. Membalikan ucapan Juna dulu pada nya.

Dengan suara serak khas bangun tidur nya Juna menjawab enteng. "Ini kan gue lagi niru kebiasan lo, Na." Wajah galak Nara langsung memerah, malu. Apa lagi dengan kencang Rai yang berdiri di sebelah nya tertawa.

"KURANG AJAR! udah sana deh lo!" Juna berdiri, merenggangkan otot-otot tubuh gagah nya lalu merapikan dasi yang melonggar dan berjalan ke luar kelas.

Rai tidak bohong, jika ada kategori murid-murid tampan di Atalas Juna pasti masuk ke nomer dua setelah Xabiru. Contoh sekarang, bangun tidur rambut nya berantakan saja makin tampan.

Ditambah Juna itu, pintar, sumpel, cool juga humble. Skedul nya selalu penuh, bagaimana tidak ia seperti sengaja menyibukkan diri dengan mengikuti rangkaian kegiatan sekolah, semacam organisasi OSIS, jadi KM di kelas dan aktif di beberapa eskul.

"Nara tuh suka ya sama Juna?" goda Rai sambil menaik turun kan alis nya iseng.

"Gue? males banget, kecuali kalau Juna muka nya kaya Park chanyeol sih gas!"

"Ih? Park chanyeol siapa Na?" Nara antusias memperlihatkan wallpaper ponsel nya.

"Kiyowo kan ceye nya gue?" Rai mengangguk sambil terkekeh geli.

"Tapi sama kok ganteng nya kaya Juna, nih ya Na kalau suara Juna bagus terus dia bisa dance pasti udah debut bareng ceye-ceye nya kamu itu di satu agensi yang sama," kata Rai dengan wajah serius meniru Nara jika bercerita tentang Xabiru pada nya.

"Ih Ra?! lo kan anak baik kok gibah sih?"

Rai berdehem hendak meniru suara seseorang. "Ini kan gue lagi niru kebiasaan lo Na," kata Rai dengan suara dari perut lalu tertawa puas. Nara cemberut sebal.

*******

Di kelas nya Xabiru tengah sibuk sendiri, berkutat dengan bolpoin dan kertas-kertas origami yang ia dapat dari Syafira dengan cara 'abang biru harus mau Fira dandanin dulu' tidak ada pilihan selain pasrah, bekas alis yang Fira gambar bahkan masih berbekas di alis Xabiru, membuat ia diledek oleh dua sohib nya 'si kuda lumping' sialan.

"Yang bener napa gan gambar nya, jangan kaya kemaren, pulang-pulang ditimpuk centong nasi gue sama nyokap," keluh nya agak ketus.

"Itu kemarin kan gue gambar tembakan VSS Vin biar bisa booyah," balas nya sambil tertawa kecil.

"TAIK KALI?" sungut Calvin. "Kata emak gue apaan kamu gambar burung si ayah di celena?" tawa Zergan langsung pecah.

Ketiga parasit kelas ini memeng senang sekali menggambar apapun di celana sekolah mereka yang berakhir di rajia atau kena gunting, satu semester bisa ganti 6 atau 5 celana sekolah abu.

Sambil terus mencorat-coret celana Calvin mereka berdua melirik sekilas pada Xabiru yang anteng sendiri. Seperti tidak tertarik untuk gabung dengan kedua teman nya, padahal biasa nya jika gambar-gambar Xabiru paling senang. "Biru najis sok rajin?" cetus Calvin.

"Iya lo, biasa nya nggak ada guru tidur ge. Sekarang sok-sok an nulis, nulis apaan lo?"

Xabiru mendongkak dan menatap kedua teman nya dengan rona wajah minta ditabok. Sombong. "Lah gue emang rajin, libur tiga hari kemarin gue dapet hidayah dari Tuhan yang maha esa," kata nya yakin sambil mengangkat tangan ke etas.

"HIDAYAH NENEK LO JEMPING?" seruan Zergan marah hendak menimpuk Xabiru pakai spidol permanen di tangan nya.

"Dosa lo biru tolol uniko bae, bilang ke aunty nya sekolah padahal nge-warkop?" timpal Calvin membuat Xabiru sedikit terperajat. Uniko singkatan dari usaha nipu kolot (orang tua).

"Salah liat lo, anti smoking-smoking gue," bantah Xabiru membuat kedua sohib nya mencebikan bibir, jelas kemarin saat diskorsing Xabiru memang ngewarkop. "Lo berdua cepet deh tobat, ikuti jejak gue."

"Ru najis kaya yang iya?" ucap Zergan sebal.

"Lah gue emang rajin sih? 75 bos 75," jawab nya dengan senyum penuh kemenangan. Nilai informatika hari itu selalu jadi senjata Xabiru bila kedua kamerad nya menyebut ia malas.

"Itu Bu ayu ngasih nilai karna kasihan aja," celetuk Calvin.

"Iri aja sih? 75 bosss 75," sahut Xabiru dengan kata 'tujuh lima' yang sengaja ia kencangkan. "Jangan corat-coret celana terus, lo berdua nggak kasihan sama bonyok? dibeliin buat dipake malah jadi buku gambar."

"Si anjing, tukang cilok dakwah?" sinis Zergan.

Xabiru menyisir rambut menggunkan sela-sela jari tangan nya. Merasa keren. "Biar apa sih gambar-gambar gitu? biar bapak lo metal? emak lo metal? Adik kakak lo metal? keluarga lo metal?"

"Males ah, gajeblog nya kumat," respon Zergan yang mendapatkan tawa dari Calvin.

Yang ditertawakan memasang wajah sedih. "Jahat banget mulut lo gan, awas aja lo idul adha gue qurbanin ayam bapak lo."

"Kenapa sih anjing apa-apa ayam bapak gue mulu yang jadi korban?" tanya Zergan keheranan, tawa Calvin semakin meledak. "Lagi lo tolol biru? pelajaran Pai molor, mana bisa ayam pake qurban."

Tidak ingin dibuat malu karena salah bicara Xabiru segera mengalihkan topik. "Ah---udah jangan bacot gue mau nulis, rajin bosss rajin."

Tawa Calvin mereda. "Rajin nya ge gak berkah, pulen nya hasil nyopet itu."

"ENAK AJA!" bantah Xabiru kilat. "ANI INI PULEN GUE PINJEM KE LO KAN?" teriak nya bertanya.

Ani yang tengah menghapus papan tulis menoleh, mengangguk dengan wajah datar, hal itu membuat Xabiru merasa menang. "Tapi udah tiga hari belum dibalikin," kata Ani membuat Xabiru ditertawakan oleh dua teman nya.

"Lah yaudah si ni nanti gue balikin?" sinis Xabiru, dikembalikan bagaimana? orang sudah sekarat isi nya.

*******

"RAI!"

Panggilan itu membuat langkah gadis bergelang tangan kupu-kupu menoleh ke belekang, mata nya mendapati Juna yang berjalan cepat ke arah nya. "Eh, kenapa Jun?"

"Nih, udah gue isi semua," kata nya dengan gestur tubuh kalem yang selalu Rai kagumi.

"WUAH?" bibir Rai mengulum senyum lebar saat melihat buku TTS nya terisi semua. "Juna yang ngerjain?"

Juna mengangguk kecil. "Cepet minta hadiah gantungan kunci ke mamang-mamang nya Ra, good luck ya?" Rai mengangguk mantap.

"Makasih banyak Juna!" Hati Juna ikut senang melihat Rai bisa tersenyum oleh nya.

"Pulang sama siapa, Ra?"

"Biru," balas nya tanpa menoleh. Masih tidak percaya TTS nya terisi semua dengan cepat, otak Juna memang tidak perlu diragukan.

Tanpa Rai sadari wajah Juna terlihat sedikit kecewa mendengarkan jawaban itu. "Oh oke, take care ya Ra. Bilangin sama biru jangan suka nyalip mobil."

"Eh?---iya Juna, makasih banyak-banyak ya?" Juna mengangguk lagi.

"Santai Ra, duluan ya gue?"

Rai mengangguk. "Take care juga, Jun!"

Kemarin saat istirahat Rai memang mengerjakan TTS yang jika berhasil terisi semua bisa ditukar dengan gantungan kupu-kupu warna biru, Juna tiba-tiba datang dan membantu nya tapi baru setengah terisis bel masuk sudah berbunyi, dengan inisiatif Juna berbaik hati mengerjakan nya karna jujur saja lebih cepat saat Juna yang berpikir dari pada Rai.

"YEY!" sangking senang nya Rai berjingkrak-jingkrak kegirangan. Rai suka kupu-kupu, sangat. Apa lagi warna nya biru langit.

Selang beberapa detik ia langsung mematung. "JUNA!" detak jantung Rai berpacu kencang, gundah.

Tubuh nya berputar mencari keberadaan laki-laki itu, Rai menghangatkan kaki sebal saat Juna sudah tak terlihat. Perlahan ia membuang nafas dan menggelengkan kepala berulang-ulang. "Nggak! nggak mungkin Juna malem bergadang buat ngisi TTS nya Ra kan? ya nggak lah, Ra emang sepenting itu? tapi----" Rai bergegas kembali mengecek TTS nya, ada lima belas lebih halamaan, sebanyak itu tidak mungkin kelar pagi tadi kan? kemungkinan Juna memang menghabiskan malam nya untuk mengisi TTS. Dada Rai kembali berdetak kencang. Ia membekap mulut nya sendiri. "Nggak Ra nggak," ucap nya sambil berjalan ke parkiran.

Ada dua hal kenapa seseorang rela berkorban, antara memang baik dan----cinta?

*******

Xabiru menambahkan kecepatan laju lari nya kala kilat netra hijau nya melihat Rai yang sudah berdiri dekat motor. "Ra nunggu lama? maaf ya," kata nya sambil mengatur nafas.

Rai menggeleng. "Biru dari mana? eh kenapa bawa helm proyek?"

Nafas Xabiru sudah teratur. "Lupa bawa helem dua, ayo Ra."

Alis Rai bertautan saat Xabiru memberikan nya helem ful face. "Terus biru pakai helm proyek?"  dengan enteng nya Xabiru mengangguk mantap. Memakai helm proyek warna merah itu pada kepala nya.

Hal itu membuat Rai tertawa. "Biru nggak papa?"

"Apa nya Ra?" Rai diam, bingung harus berkata apa. "Gue ada helem dua Ra di rumah, tapi itu bekas Evelin."

"Terus kalau bekas Kak Evelin?"

"Dalam ngejalin hubungan gue bukan orang yang gampang buat bilang pisah tapi sekali nya gue memutuskan, artinya apapun lagi tentang dia nggak mau gue bawa-bara Ra, udah beda. Semua punya masa nya masing-masing, walaupun itu cuma barang  tetep aja pernah ada nya dimasa lalu dan sampai kapan pun nggak akan gue bawa ke masa depan. Lo harus punya masa-masa nya juga sama gue Ra, masa yang lebih panjang dari masa yang lain di hidup gue," tutur nya membuat jantung Rai berdetak cepat.

Ini artinya secara tidak langsung Xabiru mengajak Rai pergi kemasa depan sama-sama untuk membuat kenangan kan?

Untuk menghilangkan canggung Rai tertawa kecil. "Ah iya ru. Tapi Biru nggak malu?"

Kepala Xabiru yang memakai helm proyek menggeleng dengan senyum manis nya lalu memegang kedua pundak Rai, menatap nya dengan penuh arti. "Ra ini bukan tentang malu tapi tentang keselamatan lo yang nomer satu."

Dengan gerakan super kilat Rai bergegas memakai helem, Xabiru tertawa puas. "Ya elah Ra mau lo pake helem juga gue udah bisa ngebayangin pipi lo bersemu." Bahu nya langsung Rai tepak, senang sekali membuat Rai tersipu.

Siapa gadis yang pipi nya tidak bersemu jika mendapatkan perlakuan kecil namun semanis ini? Xabiru bukan laki-laki yang selalu membuat Rai merasa mewah pakai uang bermiliiar-miliar yang ia punya, tidak. Tapi Xabiru selalu membuat Rai jadi wanita paling beruntung se-alam raya oleh tindakan-tindakan kecil nya yang konyol. Rai suka itu, sangat.

"OH INI GAN?" suara rusuh Calvin yang baru datang bersama Zergan ke parkiran. "Ini yang tadi misah-misuh bikin kopi buat nyogok tukang bas minjem helm proyek?" sindir nya sambil memakai helem yang Zergan berikan, Calvin sudah dua hari nebeng pada Zergan akibat stang motor nya (terbalik) rusak dipakai bergaya-gaya jemping.

"BIASA LAH," sahut Zergan menyindir juga, sengaja memasang wajah julit. "Ini Vin yang bucan-bucin tai anjing tapi nggak jadian."

Tidak dipedulikan Xabiru malah senyum lebar mendengar nya. Sedangkan Rai hati nya berbunga-bunga, pantas saja Xabiru datang telat, membuat kopi untuk para tukang bangunan yang membenarkan atap perpustakaan? padahal Rai tahu betul Xabiru bisa membeli satu pabrik helem, sengaja sekali ingin membuat Rai tersenyum.

"OH ITU RA? ITU YANG UDAH KARATAN TAPI GA PUNYA CEWEK? biasa lah, batagor dikasih nyawa mana ada yang demen," balas Xabiru membuat dua teman nya membelalak.

"SIALAN LO BIRU BANGKE!" teriak kedua nya pada Xabiru yang sudah melajukan motor keluar gerbang, banyak pasang mata yang memerhatikan Xabiru dan Rai lantas tertawa geli.

Sebelum pulang Rai dan Xabiru menukar TTS itu dengan gantungan kunci, dijalan Rai menceritkan tentang Juna pada Xabiru yang diam-diam menyeringai.

"Makasih, mau masuk dulu?" tanya Rai kala sudah sampai. Xabiru menggeleng. "Ru, Ra nggak sepenting itu kan buat Juna? I mean--- dia begadang nggak sengaja ngisi TTS Ra kan?"

Xabiru yang masih duduk di jok motor mengangkat bahu. "Bisa ya bisa nggak."

"Ih?!!"

"Sesama lelaki gue tau Ra," balas nya dengan tatapan yang beda, mungkin cemburu? pasal nya tadi juga saat Rai cerita tentang Juna respon Xabiru pendek hanya 'oh' 'emang' 'mungkin' 'iya', tidak seperti biasa nya.

"Hah? eh ini kan dapet dua, buat biru aja ya," ucap Rai lalu menyodorkan satu gantungan tersebut berharap cemburu Xabiru hilang, tapi eh? untuk apa pula Rai peduli Xabiru cemburu atau tidak.

********

Jika Xabiru benar cemburu semua tindakan nya selama ini adalah bentuk cinta, Rai memikirkan itu sepanjang malam hingga tidak fokus belajar.

"RA!" teriak Juna yang tengah memerhatikan gantungan kunci saat Rai baru sampai di ambang pintu kelas, Rai yang dipanggil malah kembali ngacir keluar.

Satu sekolah Rai kelilingi.

"BIRU!"

Xabiru yang tengah memijit bahu Bi Nunung menoleh bersama dengan ketiga nya. "Eh Ra? duduk dulu, minum-minum," kata Xabiru menyodorkan es Calvin yang sama sekali belum diminum.

"RU LO TUH PENGEN BANGET GUE GAMPAR?" kesal Calvin.

Es teh jus di gelas itu Rai habis kan. Zergan tertawa bersama Bi nunung. "Ari maneh Jain ulah kitu, kudu didukung CS PDKT mah," nasihat Bi Nunung. [Jangan begitu, harus dukung teman pdkt]

Merasa bersalah Xabiru segera meronggoh saku seragam nya untuk mengambil tiga uang lembar warna merah. "Dah ah jangan kaya orang susah," cetus Xabiru tidak serius. "Beli-beli."

"Najis biru? patungan ngamer mah seret banget lo giliran demi Ra aja langsung, jangan mau Ra dia mah medit," hasut Zergan.

Calvin mengacungkan jempol tinggi. "Orang kaya utang nya banyak Ra."

"Yaudah sih jangan buka kartu?" ketus Xabiru.

"Ra mau ngomong!" sekat Rai sedikit berteriak.

"Eh?" Xabiru tertawa kecil dan duduk di sebelah Rai yang keliatan nya kesal.

"Biru kenapa kasih gantungan yang Ra kasih ke Juna? Biru marah ya sampe ga terima yang Ra kasih?" tanya Rai dengan wajah penuh sesal, sedih.

"Kan yang ngisi TTS lo bukan gue Ra. Ra Juna suka sama lo, perjuangan kecil itu bentuk suka nya."

Rai menggeleng, tidak terima. "Terus kenapa harus dikasih ke Juna?"

"Supaya Juna merasa lo ngehargain perjuangan nya, apa lo tega lihat Juna sakit hati saat kita punya gantungan yang sama dari hasil jerih payah nya? gue nggak sejahat itu Rai," papar Xabiru dengan suara lembut hingga Rai tertegun. "Kita harus bisa ngerti sama perasaan orang lain Ra, karna bisa aja menurut kita itu hal sepele tapi bagi orang lain besar makna nya kan?"

Kepala Rai mengangguk samar, menghela pendek. "Tapi nanti Juna mikir Ra kasih harapan ke dia dong?"

"Ya nggak juga, bilang aja sama dia itu tanda terima kasih sekaligus best friend satu kelas. Gampang kan?" Rai berpikir beberapa detik, diam melamun. "Gapapa gantungan Ra sama kaya Juna yang penting perasaan Ra sama kaya biru," bisik Xabiru membuat lamunan Rai buyar, terganti memelototi Xabiru yang puas tertawa.

Melipat tangan nya di dada dengan bibir mengerut. "DIEM GA?" kesal Rai saat sadar dipandang dengan tatapan menggoda oleh Xabiru. "Jadi Biru beneran nyimpulin Juna suka sama Ra?"

"Fakta, tapi it's oke. Gue bisa bersaing secara sehat, gue nggak mau baku hantam buat egois mengklaim kalau lo cuma boleh disukai sama gue, nggak Ra. Juna berhak suka sama lo, ini bukan karena hubungan kita yang belum jelas status nya tapi karna gue tahu jatuh cinta itu nggak bisa diatur-atur, gue bisa aja teriak di telinga Juna pake toa buat berhenti suka sama lo, tapi hati nya? nggak bisa Ra, hati nggak bisa terkontrol harus suka dan jatuh ke siapa. Dari pada fokus sama musuh mending banyak-banyak berjuang supaya bisa menang dan dengan sendiri nya Juna bakalan mundur kan?" sungguh, pola pikir Xabiru benar-benar sangat dewasa kali ini.

"Kalau ternyata Juna yang menang Biru apa nggak akan nyesel pernah kasih dia kesempatan buat ngebolehin suka sama Ra?" tanya Rai dengan wajah serius.

"Gimana Juna bisa menang orang yang semalem lo pikirin gue?" tanya balik Xabiru. Terdiam beberapa detik lalu kembali tersenyum menggoda yang membuat Rai marah hingga mencubit perut nya.

"RESE BANGET SIH?!!" lantas Xabiru tertawa puas. Ini memang rencanya Xabiru sengaja pura-pura cemburu agar Rai memikirkan nya.

"Aduh si biru pasti marah deh, aduh gimana ya? besok minta maaf deh? aduh masa iya Biru cemburu?" goda Xabiru mengulang ucapan Rai semalam yang menerka-nerka perasaan Xabiru.

Rai menggeram marah dengan kaki yang ia hentakan ke lantai. "Enak banget ngerjain anak orang?" ucap Rai agak sinis lalu bangkit. "Zergan Calvin jajan yang banyak nanti Biru yang bayar!" setelah nya Rai langsung berlari.

"GAS!" balas kedua teman Xabiru semangat.

"EH?----RA!" panggil Xabiru berteriak. Rai yang sudah berlari cukup jauh membalikan badan dan memeletkan lidah nya pada Xabiru, gemas. "Lucu banget sih punya siapa?" lanjut Xabiru bertanya masih berteriak kemudian tertawa lepas.

********

Continue Reading

You'll Also Like

7.1M 300K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.8M 133K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
80.9K 3.3K 33
(MASA REVISI) Aksa Dirtama, cowok tampan kelahiran tahun 1999 tapi bukan Mos wanted sekolah. Memiliki dua kepribadian ganda yaitu,humoris tapi memati...
1.1M 18.8K 28
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+