ASAVELLA [TERBIT] ✓

By jerukminii

8.2M 601K 48K

Aku terlalu bahagia mengisi hari-harinya. Sampai aku lupa, bukan aku pengisi hatinya. ••••• Cover by pinteres... More

Asavella 🍁
Asavella 🍁2
Asavella 🍁3
Asavella 🍁5
Asavella 🍁6
Asavella 🍁7
Asavella 🍁8
Asavella 🍁9
Asavella 🍁10
Asavella 🍁11
Asavella 🍁12
Asavella 🍁13
Asavella 🍁14
Asavella 🍁15
Asavella 🍁16
Asavella 🍁17
Asavella 🍁18
Asavella 🍁19
Asavella 🍁20
Asavella 🍁21
Asavella 🍁22
Asavella 🍁23
Asavella 🍁24
Asavella 🍁25
Asavella 🍁26
Asavella 🍁27
Asavella 🍁28
Asavella 🍁29
Asavella 🍁30
Asavella 🍁31
Asavella 🍁32
Asavella 🍁33
Asavella 🍁34
Asavella 🍁35
Asavella 🍁36
Asavella 🍁37
Asavella 🍁38
Asavella 🍁39
Asavella 🍁40
Asavella 🍁41
Asavella 🍁42
Asavella 🍁43
Asavella 🍁44
Asavella 🍁45
Asavella 🍁46
Asavella 🍁 47
Asavella 🍁48
Asavella 🍁49
Asavella 🍁50
Asavella 🍁51
Asavella 🍁52
Asavella 🍁53
Asavella 🍁54
Asavella 🍁55
Asavella 🍁56
Asavella 🍁57
Asavella 🍁58
Asavella 🍁59
Asavella 🍁60
Asavella 🍁61
Asavella 🍁62
Asavella 🍁63
Asavella 🍁64
Asavella 🍁65
Asavella 🍁66
Asavella 🍁67
Asavella 🍁68 pt.1
Asavella 🍁 68 pt.2
Asavella 🍁69 pt.1
Asavella 🍁 69 pt.2
Asavella 🍁70 (A)
Asavella ending?
ENDING ASAVELLA
EPILOG
ARKHAN : AKU JUGA PERNAH BAHAGIA
VOTE COVER ASAVELLA
OPEN PRE ORDER ASAVELLA

Asavella 🍁4 +

212K 15.1K 557
By jerukminii

Jangan lupa komen dan vote💜

ฅ^•ﻌ•^ฅ

Asavella menunggu gilirannya untuk melakukan sesi pemotretan. Ia melihat bagaimana ini adalah giliran Kecisa Van Dick.

Keci menunjukkan pemotretan tanpa  ada kata pengulangan. Asa tidak heran, sebab gadis bule lokal itu suka sekali berfoto. Berbeda dengan dirinya. Yang jarang berfoto. Malah tidak sama sekali.

Dan sekarang, gilirannya. Ia mulai gugup tak karuan sendiri. Sebab gadis ini jarang sekali melakukan hal seperti ini. Baginya, ini begitu menyusahkan dirinya sendiri. Itupun, terakhir melakukan sesi pemotretan waktu pembuatan kartu kependudukan.

Asa mulai berjalan—mendekat ke arah background putih dan lighting besar yang mulai menyala kembali mengarah padanya.

Asa mulai duduk tegap pada kursi yang tersedia di tengah tengah background tersebut.

"Tolong, buka maskernya kak." Suara cowok itu menginstruksi.

Asa menaik-turunkan kedua tangannya dan berhati-hati membuka masker yang terpasang pada wajahnya. Sebab, sebelumnya Asa dan Keci pergi sejenak ke toilet untuk merias diri. Asa berdandan hanya untuk menutupi luka di wajah menggunakan foundation beserta lip tint untuk mewarnai bibir supaya terlihat fresh. Selebihnya, gadis itu tidak memakai apa-apa.

Ia mulai mencoba mengikuti instruksi dari juru fotografer. Setiap sang juru foto meminta Asa tersenyum. Bagaimanapun gadis ini paling susah tersenyum. Ia benar-benar tidak bisa melakukannya. Itu sangat sulit untuk ia lakukan walaupun terpaksa.

"Ca, senyum. ini pemotretan berasa lo sendiri dari tadi," pinta Keci yang baru saja melihat hasil jepretan Asa yang ke tiga kali.

"Gue gabisa senyum. Susah," timpal Asa sembari merapikan rambut.

"Iya bayangin aja nanti senyum."

"Bayangin apa?"

"Ya ... bayangin kalo lo jadian sama Brian."

Asa membenarkan anakan poninya dan kemudian melihat malas ke arah Keci.

"Bayangin ada babi di depan lo Ca yang lagi kecepirit."

Tanpa berdosa ia  melihat Keci. Dan gadis yang ia tatap, mengerutkan dahi. "Lo ngapain liatin gue."

"Lah, lo yang sekarang di depan gue. Beda banget sama babi di rumah gue."

"Lo pikir gue Jysa gitu. Si Babi pinky. Cih. Najis."

Asa menghela napas. Beranjak berdiri dan berjalan ke arah sang fotografer sembari melihat beberapa hasil potretannya.

"Foto lo enggak ada yang senyum," ujar Keci yang bergabung untuk melihat hasil pemotretan milik Asa.

"Lagi nggak?" tanya Asa.
Cowok itu tersenyum."Enggak perlu. Ini sudah lebih dari cukup. Lo bisa panggil anak cowok-cowok kelas lo."

"Cukup maksud lo?"

"Ya ... cukup cantik. Apalagi? Lo emang cantik walaupun tanpa ekspresi." Bukannya Asa yang terbawa perasaan justru Kecisa Van Dick lah yang mulai salah tingkah.

"Jadi kalo gue lagi berak juga cantik?"

"Lo ngapain aja cantik."

"Basi lo," sinis Asa sembari membuang wajah.

"Saka." Saka memperkenalkan diri kepada Asa sembari mengulurkan tangannya untuk mengajak bersalaman.

Asa mengenal Saka. Ia merupakan siswa 11 IPS 1-A . Yang selalu digosipkan tidak menyukai cewek. Padahal hampir satu sekolah anak cewek menyukainya karena paras yang seperti ullzang.

Asavella mengakui jika Sakatampan.

Namun di sini, justru Keci-lah yang menerima uluran tersebut. "Gue Keci dan ini Asavella."

"Ck." Asa mendecak tidak suka ketika Keci mulai bertingkah bodoh ketika mulai bucin.

Asa menarik napas panjang. Bola matanya memutar malas ketika mendapati tangan Keci yang tidak mau melepaskan jabatannya dari Saka. Dan Saka mulai tidak nyaman.

Dengan paksa Asa menepis tangan Keci dengan kasar dari Saka.

Keci cemberut tak suka dengan cara Asa yang menganggu dirinya. "Apaan sih, Ca. Ini kesempatan gue buat nge—"

"Ngejalang kek Jysa?" potong Asa sergap. "Udah deh enggak usah caper. Saka tuh udah punya nama cewek dihatinya. Lo gausah centil."

"Lo tau dari mana?Saka tuh gapunya pacar ataupun gebeten. Lo tau sendiri Saka digosipin gasuka cewek."

Saka terdiam ketika mendengar Keci berbicara seperti itu. Terasa sakit dadanya. Tapai bagaimanapun Saka tidak bisa mengelak dengan gosip yang tersebar luas. Ia hanya bisa memainkan kameranya untuk mengalihkan pandangan seakan dirinya tidak mendengarkan.

Asa menunduk—memijat pangkal hidungnya. Kemudian menatap kembali Keci. "Lo juga percaya sama gosip semeliwiran?"

"Iyah kenyataan, 'kan? Kalau Saka enggak suka cewek," timpal Keci yang benar-benar membicarakan orang langsung di depannya.

"Lo bilang lo suka, Saka?"

"Iyah. Gue suka."

"Tapi lo dalam enggak sengaja nyakitin Saka secara langsung di depannya tanpa cari tau alasan dia enggak suka cewek."

              
ฅ^•ﻌ•^ฅ

Asavella pergi sendiri dari aula dan mulai berjalan melewati koridor untuk menuju kembali ke toilet hanya untuk menghapus make upnya.

Tetapi Asa disuguhi oleh pemandangan bagaimana Brian baru saja mengusap-usap kepala Jysa sebelum pergi menuju ke arah kantin bersama teman-temannya.

Jantung Asa terasa ditusuk. Begitupun dengan gusinya yang mulai mengeras di dalam mulut.

Asa yang hendak memakai masker kembali tak sengaja harus bertatapan dengan Jysa yang baru saja membalik badan.

"Dari mana lo? Jam sekolah malah keluyuran. Mau jadi brandalan?" tanya Jysa sembari berjalan ke arah Asa.

"Aula."

Jysa awalnya mengangguk remeh saja, namun ia tersadar akan wajah Asa yang terlihat berbeda. Ia pun mengangkat satu alis sambil tersenyum remeh. "Lo make up'an? Pandai juga lo. Belajar ngelonte ato belajar centil? Cowok mana yang lo incer, ha?"

"Bukan urusan lo." Bukannya lo yang ngelonte di depan Brian?

Jysa memegang dagu Asa melihat secara teliti untuk memastikan apa Asa benar benar merias diri atau tidak. "Lo sekolah ngapain make up an, ha? Ngincer siapa lagi lo setelah Brian jadi milik gue?"

Asa mencengkeram tangan Jysa dan membuat tangan Jysa untuk tidak menyentuh dirinya. "Itu bukan urusan lo, gue make up'an atau enggak. Lo sendiri ngapain make up'an? Mau jadi jalang? Oh, biar cowok lain bilang lo natural tapi nyatanya lo pakek dempul. Gitu?"

"Lo berani sama gue?" Jysa menaikkan satu alisnya serta nada yang ia tekan dalam setiap kata.

Tak sadar perseteruan itu sedikit demi sedikit ditonton oleh siswa lain yang berada di koridor. Bahkan mereka berbisik-bisik ketika melihat pertengkaran dua saudari ini.

"Lah?" Asa menaikkan alisnya. "Emang? Elo apaan harus gue takuti? Tuhan?"

"Belagu bener lo? Lo adek gue! Hormati gue! Lo pikir gue takut sama Lo?" Jysa mendorong bahu Asa.

"LO PIKIR GUE TAKUT SAMA LO!" sentak Asa balik sembari membalas dorongan Jysa dengan begitu kuat dan membuatnya terjatuh.

Jysa yang terjatuh memilih berdiri."Lo kurang ajar, ya!! Gue kakak lo Ca!"

Plak!

Sebuah tamparan berhasil mendarat pada pipi Asa dari tangan Jysa. Tidak hanya satu kali melainkan dua kali.

"HEH LONTE! LO APAIN TEMEN GUE BANGSAT!!" Keci yang tidak tahu dari mana asalnya langsung menarik rambut Jysa kebelakang dan membuat Jysa mendongak menahan rintih kesakitan.

"Argh! Lepasin bocil!" erang Jysa sembari menepuk-nepuk kasar tangan Keci.

"CUKUP!" teriak cowok yang membuat Asa dan Keci menoleh bersamaan  ke arah di mana cowok itu berlari—mendekat ke titik di mana Jysa memanggil-manggil nama Brian.

Brian membuang minuman asal yang baru saja ia beli. Berusaha menepis tangan Keci dengan begitu kasar hingga tubuh gadis bule ini tergoyah hampir jatuh. Menghentikan kegaduhan yang akan membuat Asa untuk masuk ruang BK.

"Lo apaan sih! Jadi junior yang hormat sama senior! Sopan santun lo mana!" tegur Brian untuk Keci sembari membawa Jysa pada pelukannya.

Asa tidak terima. Ketika Keci dibentak dan diperlakukan kasar. "Junior mana yang mau ngehormati senior yang notabenenya kaya anjing gila kek, Jysa. Anjing rumah aja masih bisa diajarin. Tapi ini anjing satu, lo gak ngotak Bi!!" murka Asa yang mendorong kepala Jysa begitu kuat hingga membentur dada Brian.

"Sa! Cukup! Udah! Gausah jadi pahlawan kesiangan! Lo sekolah! Bukan cari siapa yang jago adu mulut!" tegur Brian.

"CUKUP APA, BI! CUKUP BUAT DIEM AJA KALAU GUE DITAMPAR! GUE NGGAK SALAH KENAPA GUE DIEM! DIA YANG MULAI. ANJING LO LAGI NGECAKAR KUCING YANG LAGI TIDUR!"

"Bri dengerin gue, gu-gue nampar Asa karena dia enggak ngedengerin gue. Dia make up an. Gue cuma tanya aja dan dia marah. Gue takut kalo dia ketauan guru BK dan terus lapor ke mamah sama papah," jelas Jysa sembari berkaca-kaca matanya hanya untuk mencari pembelaan.

"Lo apaan sih, Sa? Sekolah make up an? Mau tebar pesona ke cowok sekolahan? Lo kalau cemburu enggak gini, Sa. Enggak jadi jalang."

Hati Asa tergores penuh dalam seketika Brian mengatakan hal yang selama ini tidak pernah terucap dari bibir tipis nan imut itu.

"Lo gila ya, kak. Aca make up karena ada pemotretan buat kartu pelajar. Dia cuma nutupin luka! Lo asal nuduh aja! Lo tuh udah kejebak sama pelet si tai black mamba ini," tandas Keci yang tidak terima dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Brian.

Ingin sekali Keci menarik rambut Jysa sekali lagi hingga rontok dan menjadikannya botak.

"Pacar lo tuh yang jadi jalang. Sekolah kok make up an! Dan lo sebagai cowok gausah sok merasa senior kalo lo enggak tahu menahu tentang orang menjadi korban."

"Bacot lo, bocil! Ikut-ikut aja!" umpat Jysa yang menatap tajam ke arah Keci.

"LO YANG BACOT ANJIR! GAMALU SAMA UMUR LO? GUE BOCIL TAPI PEMIKIRAN GUE DEWASA!"

"LAH SITU? NGGAK MALU NGEREBUT BRIAN DARI ASA YANG DI MANA LO TAU ASA SAMA BRIAN DEKET DARI KECIL DARIPADA LO?"

Brian yang mendengar penjelasan Keci sungguh malu. Ia menatap wajah Asa dengan penuh salah. Bagaimana gadis itu terlihat ingin menangis.

"Udah Sa! Gausah ditangisi lagi si Brian. Buang buang berlian aja lo." Keci mulai mengoceh untuk menegur Asa supaya tidak menangisi hal bodoh.

Asa menepis air mata. Ia menghela napas panjang terlebih dahulu sebelum akhirnya ia menjawab dialog Keci.

"Gue bahkan enggak ada niatan nangisi cowok, yang selalu gegabah tanpa cari tau siapa yang benar dan salah. Gue cuma nangisin kebodohannya yang enggak ngotak."

Brian terbungkam rasa bersalah dan tidak enak kepada Asa membuat ia merasa malu sendiri.

"Aneh ya, Ca ..." Keci menjeda ucapannya.

Menggandeng pergelangan tangan Asa. Mengajak berjalan mendekat ke arah Brian dan Jysa.

"Cewek sekelas Asavella Skyrainy yang multitalentanya enggak sebanding dengan Jysa Pricillya anak mamah papah ini, masih di sia-siain sama cowok bodoh kek Brian."

"Inget, Bri. Cahaya yang nuntun lo saat lo diterpa kegelapan siapa kalau bukan Asa?"

Asa memegang lengan Keci. Keci tahu semua tentang Brian sebab Asa selalu menceritakan apapun tentang Asa dan Brian. "Udah, Ci. Lo percuma ngingetin orang bucin. Lo bakalan kewalahan sendiri."

"Yang ada bakalan makan hati."

TBC.

Fyi, jangan lupa vomentnya. Terima kasih sudah mau membaca cerita ini.

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 785 26
[Follow sebelum membaca] [Cerita ini di ikut sertakan dalam event PENSI Volume 6 selama 25 hari, dari @teorikatapublishing] Menyukai seseorang yang t...
7M 296K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
65.8K 4.1K 28
SERIAL PENDEK (revision ver) Me : ...
721K 63.1K 45
Diterbitkan oleh Penerbit LovRinz (Pemesanan di Shopee Penerbit.LovRinzOfficial) *** "Jangan percaya kepada siapa pun. Semua bisa membahayakan nyawam...