DISA | broken

By mataair24

2M 131K 17.3K

END. "Gimana kalau kita kasih pelajaran dengan cara bawa ke bar? Kita kerjain, ajak minum, bawa kehotel, trus... More

•DISA MAULIDYA•
•ARKAN DAMAREL•
01||
02||
03||
04||
05||
06||
08||
09||
10||
11||
12||
13||
14||
15||
16||
17||
18||
19||
20||
21||
22||
23||
24||
25||
26||
27||
28||
29||
30||
31||
32||
33||
34||
35||
36||
37||
38||
39||
40||
41||
42||
43||
44||
45||
46||
47||
48||
49||
50||
51||
52||
53||
54||
55||
56||
57||
58||
EXTRA PART
⛔️SEQUEL⛔️
?¿

07||

36K 2.2K 80
By mataair24

Sakit banget Tuhan, berada di posisi saat ini.
•Disa•
_____________________________________

Arkan menggendong Disa ala bridal style. Dapat dilihat Disa yang tak berdaya, tubuh nya mendadak lemas seketika dan ia merasakan reaksi sesuatu yang aneh ditubuh nya sekarang.

"Buka." Titah Arkan dingin. Entah kepada siapa pria itu memerintah. Yang jelas, pandangan nya ia tujukan pada Ipal, Draka dan Nanda yang berada disisi nya.

Draka segera membuka pintu apartemen itu. Dan dengan cepat Arkan masuk bernama Disa kedalam. Sontak ketiga teman nya ikut mengekor dibelakang.

Arkan menghentikan langkah nya, menoleh kebelakang dengan tatapan dingin. "Ngapain lo pada ikutan masuk?"

"Y-ya mau ikut seneng-seneng." Sahut Ipal setengah sadar.

Arkan berdecak. "Keluar." Usir nya. "Biar gue duluan yang make."

"Lebih enak barengan lah braderrr." Ucap Draka samar-samar.

"Biar gue dulu, gue gak mau berbagi dalam soal ini. Plus, gue gak mau nerima bekasan." Balas Arkan egois. "Keluar cepet! Mau dapet giliran cepet gak?!"

Mereka bertiga spontan berdecak. "Iya-iya, tapi gue abis Arkan!"

"Gue ketiga!" Sahut Draka cepat.

Nanda mendengus. "Bangsat lo pada!" Kesal pria itu saat mendapati giliran nya terakhir.

"Keluar buruan!" Tegas Arkan membuat mereka sontak keluar dari sana.

Arkan mengunci pintu itu rapat-rapat. Tak memberikan celah sedikitpun itu. Arkan melangkah kan kaki nya menuju ranjang. Dengan sangat lembut dan perlahan Arkan menidurkan Disa diatas ranjang tersebut.

Arkan tersenyum miring menatap wajah Disa yang setengah sadar. "Lo bakal habis ditangan gue, Disa." Ujar nya dalam keadaan benar-benar mabuk. Obat yang tercampur itu sepertinya sudah bekerja sangat baik di tubuh Arkan.

"Malam ini lo bakal ngelihat pesona gue yang gak akan bakal ada tandingan nya." Arkan tersenyum menyeringai seraya membuka satu-persatu kancing kemeja nya. Ia melepas kemeja itu dan melemparkan nya asal.

Dengan gesit Arkan menghempaskan tubuh nya disamping Disa. Mengelus lembut rambut milik Disa yang tersurai. Arkan menyibakkan helaian rambut yang sempat menutupi wajah gadis itu.

Cup

Satu ciuman mendarat di dahi Disa. "Kak Arkan.." Panggil Disa dengan suara yang melemah, serak-serak parau.

"Iya sayang, lo tenang aja. Lo bakal diuntungin juga disini.." Ucap Arkan serak. Ia mulai menjamah tubuh Disa dan menjalan kan aksi brutal nya malam ini.

~o0o~

"Arghhh!! Si Arkan lama tai!" Rutuk Ipal mengacak rambut nya kasar.

"Udah mau subuh si sialan gak keluar!" Kesal Nanda terus mengetuk pintu apartemen itu.

"Gue udah gak tahan bangsat!" Umpat Draka.

Sedari tadi mereka terus menunggu Arkan. Rela menahan diri nya agar tak tumbang demi aksi malam ini. Namun Arkan malah tak kunjung membuka kan pintu apartemen. Berkali-kali mereka terus menggedor-gedor dan meneriaki Arkan. Akan tetapi usaha mereka hanya sia-sia. Arkan seperti nya masih terlena dengan aksi nya.

"Arkan sialan!" Umpat Draka sekesal-kesal mungkin.

"ARKAN BUKA PINTU NYA ANJING!" Teriak Nanda menggelegar.

"Gue rasa si Arkan mau main sendiri. Pasti tu bocah gak akan mau bagi-bagi!" Ipal menimpali.

Draka melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan nya. "Hampir jam 4."

"Udah 3 jam dia make Disa! Janji nya dapet giliran masing-masing cuman sejam doang!" Rutuk Ipal.

"Arkanjing." Desis Nanda memejamkan mata nya. Menahan nafsu nya sekuat tenaga. Ia harap akan bisa melepas kan semua nya pada Disa malam ini juga.

"Gue udah gak kuat, arghh!!" Draka mengerang, ia menyandarkan tubuh nya ke dinding apartemen.

~o0o~

"Disa kemana ya? Kok jam segini dia belum dateng juga sih, Apa dia terlambat?" Ujar Sania melirik jam yang melingkar di tangan mungil nya.

"Piket gerbang kali." Sahut Dara.

"Biasa nya jam segini udah selesai piket gerbang nya."

"Ya mungkin ada rapat atau kerjaan OSIS lain yang perlu diselesai in." Fikiran Dara tak lain dari OSIS, OSIS dan OSIS.

"Iya sih, tapi entah kenapa perasaan gue mendadak gak enak tau."

"Gak enak gimana maksud nya?" Dara mendadak bingung dengan sahabat nya yang satu ini.

"Permisii!" Suara itu mampu membuat Dara dan Sania menoleh ke arah sumber suara.

"Cari siapa Kak Tama?" Tanya salah satu siswi kelas mereka dengan nada menggoda.

"Disa nya ada?"

Siswi itu ber oh ria. "Ohh Disa." Dia mengedarkan pandangan nya ke area kelas. "Gak ada dikelas kak, tas nya juga gak ada."

"Belum dateng ya? Atau izin gak masuk?"

Siswi itu membuka mulut nya ingin berbicara. Akan tetapi dengan cepat Sania memotong nya. "Loh, bukan nya Disa piket gerbang ya kak?" Ucap Sania yang sudah berada di hadapan waketos itu.

"Justru itu Kakak kesini karna Disa gak piket gerbang tadi. Kakak kira Disa udah dateng dan lupa kalau hari ini dia piket." Balas Tama.

"Dia belum ada masuk kelas. Di ruangan OSIS atau semacam nya gak ada kak? Barangkali dia lagi bantuin guru." Dara ikut menyahut.

"Enggak ada, Bu Tiwi juga nyari tadi. Mau bicarain masalah olimpiade kimia nya. Tapi dia malah gak kelihatan. Kepsek juga nyari dan Kakak disuruh buat manggil dia ke kelas."

"Mungkin Disa terlambat gak sih, telat bangun? atau dia sakit?" Sania melirik Dara.

"Maybe, tapi dia gak ada ngasih kabar sama sekali ke grub kita. Nge pc juga enggak." Sahut Dara.

"Coba deh lo chat dia, tanyain." Suruh Sania. Dara menurut, ia mengambil ponsel dari dalam saku nya dan membuka roomchat nya dengan Disa.

"Yaudah deh, kalau gitu Kakak ke kelas dulu. Ntar tolong bilangin ke dia kalau Bu Tiwi nanya masalah olimpiade kimia itu ya. Ah iya, kepsek juga." Ucap Tama.

Sania mengangguk. "Oke kak." Ucap nya pada Tama yang berlalu pergi dari sana.

Sania beralih pada Dara. "Gimana? dibales gak?"

Dara menggeleng. "Gak, ceklis 1. Dia gak onnline."

Sania mendengus. "Dia kemana sih? tumben banget gak mau ngabarin. Apa ada sesuatu yang terjadi sama dia? masalah nya dia gak pernah absen loh. Eh sekali nya absen malah ilang total."

"Udah, tunggu aja. Mungkin dia sakit, atau mau kerumah nya pas pulang sekolah?"

"Boleh!" Seru Sania bersemangat.

~o0o~

Disa mengerjapkan mata nya beberapa kali. Pandangan nya masih buram dan terlihat samar-samar efek baru bangun tidur ini. Dapat Disa rasakan kepala nya yang pusing. Tak hanya itu saja yang Disa rasakan. Melainkan ada sesuatu yang terdapat di perut nya sekarang

Mendadak Disa tersadar bahwa diri nya tidak sedang berada dikamar nya sekarang. Langit-langit kamar yang berbeda dan ruangan yang berbeda, semua nya terlihat berbeda.

Disa meneguk saliva nya kasar, nafas nya tercekat, jantung nya mendadak berpacu semakin cepat, desiran darah yang terasa mengalir kencang.

Dengan perlahan dan takut-takut Disa memalingkan wajah nya kekanan.

DEGH!

Disa mendelik saat melihat pria yang sedang tidak mengenakan baju berada dengan jarak sangat dekat dengan nya. Pria itu sedang bergulung didalam selimut dengan nyaman.

Mendadak nafas Disa semakin sesak. Ditambah kesadaran akan kejadian tadi malam yang masih sangat ia ingat. Disa ingat betul kalau diri nya berada dibar bersama Arkan dan teman-teman nya tadi malam

Disa menggigit bibir bagian bawah nya. Menahan tangisan yang sudah mendesak untuk mengalir deras. Disa takut suatu perbuatan buruk telah terjadi pada diri nya. Apalagi yang ia takut kan fikiran buruk itu adalah Disa kehilangan mahkota yang selama ini terus ia jaga.

Disa memalingkan wajah nya melirik selimut yang mampu menutupi bagian tubuh nya hingga leher. Perlahan dan ragu-ragu tangan nya terulur meraih selimut itu. Disa mengangkat nya pelan dan alhasil.. sesuatu yang paling menyakitkan yang ia lihat sekarang. Dapat Disa lihat diri nya juga sedang tidak mengenakan pakaian apapun. Dan satu lagi, Disa juga dapat melihat tangan berurat itu melingkar pada perut nya.

Detik itu juga tubuh Disa bergetar hebat. Tubuh nya melemah tak berdaya. Air mata tumpah ruah dan kian histeris. Disa menutup mata nya seraya air mata yang terus mengalir. Spontan telapak tangan kanan nya ia gunakan untuk menutup mulut nya agar tangisan itu tak terdengar hebat. Bahu nya yang naik turun akibat tangisan yang sesenggukan.

Dalam keterpejaman mata Disa sudah terbayang hal-hal aneh yang menyeruak luas. Disa tak dapat membayangkan gimana hal ini bisa terjadi.

Arkan menggeliat, tangan nya reflek ia tarik dari perut Disa. Arkan yang masih tetap di posisi tidur nya menghadap Disa sontak membuka mata nya perlahan. Dan saat itu juga kedua mata Arkan terbuka lebar.

"Lo?!" Ucap nya ketus menatap Disa yang sedang menangis histeris, gadis itu tampak memeluk erat selimut dan menutupi tubuh nya hingga dagu.

Spontan Arkan melirik tubuh nya yang sedang bertelanjang dada. Syukurlah, pria itu masih menutup aurat bagian bawah nya.

Arkan beralih melirik Disa. Kesadaran akan aksi dan perbuatan nya tadi malam pulih seutuh nya. Arkan masih ingat betul apa yang dia perbuat pada gadis ini.

"Diem lo! Ngapain nangis bego, lebay lo!" Hardik Arkan. "Kalau mau acara nagis-nangisan jangan disini! Lo berisik, Ganggu! Gue kebangun karna lo nangis-nangis gak jelas! Gue masih capek." Arkan lanjut berbaring. Memajamkan mata nya untuk menyambung tidur nya yang sempat terputus.

"Mending lo pulang gih, ngapain lo masih disini. Gue gak butuh lo lagi, udah cukup permainan kita tadi malam dan gue gak mau berurusan lagi sama cewek kotor kaya lo." Desis Arkan didalam keterpejaman mata nya.

Mendengar kata-kata Arkan barusan tangisan Disa semakin terisak. Dadanya sesak mendengar perkataan itu.

"KAK ARKAN, LO UDAH APAIN GUE?!" Teriak Disa memberanikan diri. Bibir nya bergetar karena tak kuasa lagi menahan semua nya.

Arkan berdecak. "Gak usah sok lugu! Lo nerima dan gak nolak sama sekali. Jadi gue gak ngapa-ngapain lo karena disini kita sama-sama menikmati. Gak ada paksaan sedikitpun diantara kita."

Disa menggeleng lemah. "Gue gak nerima apa pun itu kak Arkan! Gue gak tau apa-apa! Gue gak nyangka lo bakal senekat ini dan ngerusak gue Kak Arkan..." Lirih Disa menutup wajah nya menggunakan kedua telapak tangan.

"Kalau bukan karna cara ini lo akan terus semena-mena sama gue, lo bakalan jadi cewek ngelunjak. Dengan cara ini lo lo bakal tau gimana sifat Arkan sebenernya. Gue orang nya nekad, gak akan pernah main-main sama omongan yang udah gue ucapin. Dan dengan perlakuan gini lo bakalan jera." Ucap Arkan sangat santai.

PLAK!

Satu tamparan keras dan sekuat tenaga Disa layangkan ke pipi Arkan. Pria itu terperanjat kaget dan reflek memegang pipi nya yang mulai memerah.

"Lo emang cowok brengsek kak Arkan! Cuman gara-gara hal sepele lo ngelakuin hal hina gini ke gue? Lo sadar gak sih kalau lo itu udah ngerusak masa depan gue Kak Arkan..." Lirih Disa tak berdaya.

PLAK!

Giliran Arkan yang memabalas tamparan Disa. Tamparan itu sangat kuat sampai tangan Arkan bergetar dan tampran itu berhasil membuat wajah Disa terpaling.

Rahang Arkan mengerat kokoh, ia mengerang dan mengikis jarak nya pada Disa. "BAGI LO SEPELE TAPI BAGI GUE ENGGAK SIALAN!" Teriak Arkan tepat didepan wajah Disa yang masih dalam keadaan menangis.

"Gue anti banget sama orang kaya lo! Apalagi OSIS musuh gue! Cewek sialan kaya lo emang pantes dapetin ini!" Hardik nya lalu mundur. Membuang tatapan nya kesembarangan arah. Arkan sangat jijik memandang perempuan yang dianggap nya kotor ini.

"Keluar dari apartemen gue sekarang. Baju-baju lo dilantai." Ujar nya dingin.

Disa yang sesenggukan itu menatap sayu ke arah lantai yang Arkan maksud. Tangisan nya semakin deras saat menatap pakaian nya yang tergeletak asal di lantai. Disa benar-benar malu dan kehilangan harga diri nya sebagai wanita saat melihat itu semua.

"Lo emang brengsek kak Arkan! Gue bakal bersuara ke semua orang atas apa yang udah lo lakuin ke gue.."

Arkan berdecih, ia sama sekali tidak takut. "Kasih tau semua orang di bumi ini kalau perlu. Lo fikir gue bakal takut hah?! Malahan lo yang bakal di cap cewek jalang dan cewek murahan! Dimana-mana perempuan yang bakal ninggalin bekas. Gue laki-laki, dan gue Arkan. Orang-orang pasti ngebela gue dan ngecap buruk lo!" Tekan nya menatap mata Disa menusuk.

"Keluar sekarang." Titah nya tajam.

_____________________________________

Thankyou for reading beb🖤
Jangan lupa vote dan komen unek-unek kalian ya xixi
Cek ig aku yuk! @mataair24_

Continue Reading

You'll Also Like

251K 16.4K 51
"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu sampai kamu membalas cintaku" "Mimpi lo k...
4M 312K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.9M 195K 35
"Pak tunggu!" Satria tidak mengubris laki-laki itu tetap berjalan tak mau menanggapi tingkah aneh Alya. "Sayang?!" Entah ide dari mana Alya malah ber...
726K 9.8K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+