Enam Tahun Kemudian

By MbakTeya

735K 57.6K 1.8K

Enam tahun setelah Remi membantu Bumi, dia kembali dipertemukan dengan lelaki itu dalam situasi tak terduga... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat

Dua Puluh Dua

40.5K 2K 160
By MbakTeya

"Siapa?" tanya Bumi cepat. "Siapa yang melindungi Remi dan Radi?" Sekali lagi Bumi bertanya saat Jupiter tidak memberi jawaban. Siapa orang itu? Siapa yang melindungi Remi dengan kemapuan hebat seperti itu.

"Apa orang tua Remi yang perkejakannya?" tanya Bumi lagi. Jika orang tua Remi, itu semua akan wajar. Tetapi jika orang lain, dia harus tahu siapa yang mencoba melindungi Remi. Entah kenapa Bumi yakin jika orang tua Remi tidak terlibat dengan semua ini, dan Jupiter juga tampaknya bukan. Lalu siapa?

"Kamu tidak perlu tahu siapa," kata Jupiter pelan. Sebenarnya dia juga tidak tahu siapa yang melindungi Remi, tetapi dia yakin semua ini berhubungan dengan Radi. Jupiter  menebak jika pelindung Remi adalah  ayah kandung Radi, tetapi dia tidak pernah bisa menemukan bukti yang pasti.

Saat tahu ada yang menjaga Remi dan Radi dari jauh pun dia sangat terkejut. Apa lagi orang itu bisa berhasil masuk ke apartemen Remi tanpa diketahui siap pun.

'Urus urusanmu sendiri. Jangan menyelidiki dan menganggu kami jika tidak ingin kamu dan keluargamu dalam masalah. Aku di sini hanya untuk melindungi mereka,'

Jupiter merinding begitu kembali teringat suara dingin di belakangnya tiga tahun lalu. Hari itu masih sangat pagi, dia dalam perjalanan ke apartemen Remi saat melihat lelaki asing dengan topi dan masker hitam menutupi wajah keluar dari sana dengan langkah-langkah mantap, seperti keluar dari apartemennya sendiri. Awalnya dia kaget, tetapi begitu yakin orang itu baru saja keluar dari apartemen Remi di pagi buta, dia langsung mengejar. Namun, tiba-tiba saja lelaki itu menghilang dan berdiri di belakangnya. Mengancamnya dengan suara dingin dan benda tajam yang diarahkan ke pinggang.

Saat itu dia menuruti lelaki itu, tetapi setelah orang itu menghilang. Bumi langsung menemui Remi yang tampak baik-baik saja. Bahkan wanita itu terlihat tidak tahu ada seseorang yang masuk ke rumahnya. Tidak ingin menakuti Remi, dia memilih memeriksa cctv.  Akan tetapi tidak ada rekaman apa pun yang menunjukan kedatangan dan kepergian lelaki itu.

Jupiter marah, dia ingin melaporkan pada polisi. Dia tidak percaya jika lelaki asing yang memiliki aura keberadaan mengerikan itu melindungi Remi dan Radi. Tetapi dia tidak memiliki bukti apa pun, saat itu Jupiter hanya bisa meminta Remi berhati-hati dan selalu mengunci pintu rumah dan jendela. Dia juga meminta tolong tetangga Remi untuk mengawasi, siapa tahu lelaki itu kembali. Tetapi setia dia meminta laporan, mereka selalu bilang tidak ada siapa pun yang mencurigakan.

Lama-kelamaam Jupiter mulai mengabaikan, yang penting Remi dan Radi tetap aman. Tetapi beberapa hari lalu dia bertemu orang asing yang memiliki hawa keberadaan mengerikan, seperti lelaki yang pernah ditemuinya tiga tahun lalu.

Kini Jupiter yakin, lelaki itu benar-benar melindungi Remi dan Radi dari jauh. Namun, meski begitu dia sedikit kesal karena lelaki itu masih terus mengawasi Remi dan Radi tanpa bertanggung jawab pada mereka berdua. Apa gunanya perlindungan dari jauh, jika hidup Remi dan Radi kesulitan menahan gosip yang datang.

"Kenapa aku tidak perlu tahu?" tanya Bumi memukul lengan Jupiter dengan tidak sabar.

Jupiter menghela, lalu berkata,"Dari pada mencari tahu sesuatu yang tak akan mendapatkan hasil, lebih baik kamu mulai menyelesaikan masalahmu sendiri." Selain meminta tolong  tetangga Remi, dia juga menyewa detektif profesional, tetapi tidak ada apa pun yang dia temukan. Lelaki itu benar-benar seperti ilusi.

Jadi, dari pada Bumi mengikuti jejaknya yang sia-sia, lebih baik dia menyelesaikan masalah ini secepatnya. "Kita hubungi Kak Cahaya, minta bantuan dia dan suaminya lebih baik."

Cahaya anak ketiga di keluarganya, seorang dokter yang memiliki suami seorang jaksa. Jika meminta bantuan mereka, pasti masalah ini akan berjalan lebih cepat.

"Memangnya siapa yang melindungi Remi."

Jupiter berdecak mendegar ucapan Bumi yang masih terus mambahas siapa pelindung Remi dan Radi. Seharunya dia bilang 'iya' saja saat Bumi berpikir jika orang tua Remi yang meminta seseorang untuk melindunginya. Jika dia bilang begitu, sudah pasti adik bungsunya ini tidak banyak bertanya dan terus penasaran. Sayangnya dia sudah terlanjur menjawab lain.

"Sudah aku katakan kamu tidak perlu tahu. Yang penting Remi akan selalu aman."

Bumi akhirnya mengangguk pasrah, Jupiter benar, yang penting Remi dan Radi tetap aman. Itu sudah cukup melegakan. Dia tidak perlu ketakutan Remi kenapa-napa. Meski begitu, dia akan tetap meminta seseorang untuk melindungi Remi, sebagai bentuk tanggung jawab karena menyebabkan Remi dan Radi dalam bahaya, jadi tidak mungkin dia lepas tangan begitu saja, meski tahu sudah ada orang yang lebih ahli melindunginya.

"Kamu bilang sudah menangkap yang mengawasimu, kan? Di mana dia sekarang?"  

Bumi menyebut alamat rumah di mana dia membawa orang mencurigakan itu, dia tersenyum saat melihat kerutan di kening Jupiter semakin tebal. Ngomong-ngomong itu rumah Jupiter, tetapi tidak pernah terpakai. Mereka juga sering kali membawa orang yang tak ingin dipenjarakan ke sana, untuk diberi beberapa pelajaran sebelum diserahkan ke kantor polisi untuk diadili secara hukum.

"Kamu selalu membawa orang aneh masuk ke sana."

Bumi terkekeh. "Bukan hanya aku saja," katanya membela diri. Enam tahun lalu, Fajar juga membawa seseorang ke sana. Orang yang sengaja mengirimkan berita palsu untuk memfitnahnya di depan keluarga, gara-gara orang itu juga ayahnya sampai harus dilarikan ke rumah sakit.

"Terserahlah, ayo pergi."

Mereka langsung berangkat, tidak membutuhkan waktu lama Bumi dan Jupiter tiba, mereka langsung masuk dan di sambut satu orang yang tersenyum hangat, namun Bumi dan Jupiter tahu lelaki yang tersenyum itu bisa membunuh siapa saja tanpa suara.

"Seperti yang tuan katakan, dia ada di ruang bawah tanah."

Bumi mengangguk, dia segera menuju ruang bawah tanah. Tidak mau lama-lama berada dekat dengan Leo, lelaki yang entah bagaimana mengikuti ayahnya dengan setia. Lelaki yang selalu membereskan orang-orang yang menganggu keluarga mereka dengan kejam. Tidak langsung membunuh memang, tetapi penyiksaan fisik dan psikis yang dilakukan Leo sudah cukup membuat mereka merasa lebih baik mati. Namun, ayahnya tidak pernah membiarkan Leo membunuh mereka semua, ayahnya lebih suka mereka di serahkan pada pihak berwajib setelah mendapat pelajar di sini. Jika di pikir ayahnya juga sama seperti Leo, sangat menyeramkan.

Namun, jika mereka tidak bertindak seperti itu. Masalah yang datang pada keluarganya akan semakin bertambah setiap harinya. Rekan dan saingan bisnis ayahnya selalu mengintai dan mencari kelemahannya.

"Owh."

Mendengar suara Jupiter, Bumi meghentikan langkah. Dia terkejut melihat lelaki yang duduk menunduk di lantai dengan rantai di tangan dan kakinya. Lelaki itu menoleh saat melihat kedatangan mereka. Wajah pucat dan terlihat sangat berantakan, dengan darah-darah di sekitar punggungnya, membuat Bumi tahu penyiksaan sudah dilakukan.

"Apa dia sudah membuka suara?" Sebelum mereka tiba, Leo memberi kabar jika menguntit itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun pada mereka. Dia tetap bungkam meski penyiksaan terus di lakukan.

"Bukannya kesetiaan hanya boleh diberikan pada keluarga dan orang-orang kamu percaya saja, tetapi kenapa kamu begitu setia pada orang yang membuatmu seperti ini?" tanya Bumi mendekat. Dia menatap mata lelaki yang penuh darah, lelaki yang balas menatapnya dengan kebencian teramat sangat. "Kenapa kamu mengawasiku?"

Berapa kali pun Bumi dan Jupiter bertanya, lelaki itu tetap tidak mengeluarkan suara sepatah kata pun. Lelah dan mulai kesal, Bumi menghela. Dia bangkit dan menatap lelaki di bawahnya. "Teruslah tutup mulut, karena Nina akan segera menemanimu di sini," kata Bumi pelan. Dia tersenyum melihat lelaki itu bereaksi atas kata-katanya.  

"Menurutmu Nina harus aku apakan, ya? Langsung menyerahkannya ke kantor polisi, ah sepertinya itu tidak cukup baik. Menyerahkannya pada wanita yang sudah di lukainya, bagaimana? Menurutku itu lebih. Terdengar lebih baik juga, dia akan mendapat perlakuan sangat baik dari wanita-wanita itu."

"Brengsek. Jangan pernah  menyentuhnya!" teriak keras lelaki yang sedang mereka selidiki identitasnya.

"Dia bahkan tidak peduli kamu mati, kenapa kamu sangat pehatian padanya?"

Nina tidak punya saudara lelaki, sepupu dari pihak ayah dan ibu juga tidak ada yang berwajah seperti ini. Kemungkinan besar orang ini suruhan Nina, tetapi kesetiaan orang ini luar biasa. Tetap melindungi meski sedang berada di akhir hidupnya. 

"Aku akan membunuhmu, aku akan membunuhmu."

Bumi mengeryit saat lelaki itu terus bergumam. Lalu dia menghela. "Lakukan itu kalau kau berhasil keluar dari sini." Bumi berbalik dan memilih meninggalkan lelaki di belakangnya bersama Jupiter dan Leo.  Dia benar-benar mengabaikan Lelaki yang berusaha mengejar, tetapi terhalang rantai di kedua tangan dan kakinya.

"Jika kau berani menyentuhnya, aku akan menghancurkan kedua tanganmu. Jika kau berani menatapnya aku akan mencongkel ke dua matamu." Lelaki itu terus bergumam. Dalam hidup yang penuh dengan rasa sakit, Nina adalah segalanya. Penyelamatnya yang paling berharga. Di matanya Nina seperti seorang malaikat yang datang untuk menyelamatkannya dari kegelapan. Dia tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh Nina. Dengan pemikiran seperti itu, dia mulai melepas anting si telinganya. Ditahan hanya dengan rantai sudah terbiasa baginya, bahkan sebelum Nina datang menyelamatkan, dia pernah merasakan yang lebih buruk dari ini.

Tiga jam kemudian, dia benar-benar terbebas dari rantai. Dengan senyum mengerikan dia mulai melangkah keluar. Dia tersenyum mengingat ucapan terakhir Bumi. Baiklah, sekarang saatnya berburu domba.

Akan tetapi dia harus menyelamatkan Nina terlebih dahulu. Wanitanya akan dalam bahaya jika terus berkeliaran dengan bebas.

                            ****

Sudah tiga hari terlewat, tetapi Remi tidak mendapat kabar apa-apa dari Bumi. Tidak seharunya dia berharap lelaki itu meneleponnya setiap waktu, tetapi untuk kali ini saja dia benar-benar berharap Bumi akan menelepon dan menceritakan apa yang terjadi.

Remi penasaran, dia sangat penasaran bagaimana cara Bumi menyelesaikan masalahnya. Dan dia juga penasaran dengan kabar Nina. Apa wanita itu sudah tertangkap? Atau masih berkeliaran bebas. Remi sangat penasaran, tetapi gengsi untuk bertanya lebih dahulu.

"Mami!"

Teriakan yang sangat dikenalnya membuat Remi menoleh, dia melambaikan tangan saat anaknya datang mendekat. Ini hari pertama Radi mulai bersekolah, dia berharap  anaknya akan mendapat teman sebanyak yang baik dan banyak kalau bisa. Punya banyak teman yang setia dan enak diajak jalan, itu sangat menyenangkan.

"Bagaimana sekolahnya? Apa kamu sudah mendapatkan teman baru?" tanya Remi pelan sembari mengelus kepala anaknya. Sebelum masuk ke sini, dia sudah mencari tahu informasi seputaran pengajaran dan kegiatan lain tk ini, semuanya bagus.

"Sekolahnya bagus, Ladi suka di sini. Padi juga sudah mendapatkan teman." Radi mulai menyebutkan beberapa nama yang diingatnya, membuat Remi tersenyum dengan lebar. Remi benar-benar sangat senang karena tepat memasukan Radi ke sini.

"Mami senang mendengarnya. Dan sekarang ayo kita pulang." Remi menggengam erat tangan anaknya. Dia berharap Arkan sudah datang menjemput, namun saat Remi tiba di gerbang, adiknya itu belum terlihat. Membuat Remi kesal. Tahu begini dia akan memesan tadi online saja.

"Mami ayo kita ke sana." Saat Remi sudah mengeluarkan ponsel, Radi menunjuk mini market di depan.

"Baiklah. Kita tunggu Om Arkan di sana." Dengan gerakan perlahan Remi mulai melangkah. Dia memilih mengendong Radi saat hendak menyeberang. Lalu lintas memang tidak terlalu padat, tetapi dia tetap memilih cara aman.

Suara pintu mobil terbuka, membuat Remi melirik. Lalu dia segera mengalihkan pandang saat berkontak mata dengan lelaki asing yang memarkirkan mobil di sisi jalan. Tepat beberapa langkah darinya. Dengan gerakan refleks Remi bergeser sedikit. Dia akan segera melangkah saat mendengar klakson dari mobil  berkecepatan tinggi yang mengarah padanya. Remi yang merasa jantungnya nyaris keluar segera berlari, mencoba kembali masuk ke sekolah, tetapi dia hanya bisa berlari sebatas pagar dan jatuh terduduk dengan Radi dipangkuan.

Remi membeku, lalu berteriak saat mobil itu melewatinya dan menabrak mobil yang terparkir tak jauh darinya sampai terpental beberapa kali dan meledak dengan keras.






Cobaan mulai datang. Hueeee  apa yang harus aku lakukan 😭😭🤣🤣
 

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 47.4K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
360K 27.9K 59
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
621K 27.2K 42
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...