Senandika

By armelitaptr_

77.9K 5.4K 213

Lisa Alaric seorang anak yang merasa di anak tirikan tiba-tiba dijodohkan dengan anak dari teman Ayahnya. Me... More

Prolog
BAB 1 : Awal
BAB 2 : Masalah
BAB 3 : Dream Catcher
BAB 4 : Narendra
BAB 5 : Bodoh
BAB 6 : Awal mula Om Gula
BAB 7 : Rumah Oma dan Kesepakatan Ayah Anak
BAB 8 : Insiden kepala bocor
BAB 10 : Pacuan Kuda
BAB 11 : Burger buatan Rendra
BAB 12 : Ridho dan cerita cinta Eyang dan Oma
BAB 13 : Cerita bersama semesta
BAB 14 : Kisah yang sebenarnya
BAB 15 : Kue dan panggilan baru
BAB 16 : Kenyamanan
BAB 17 : Pembatalan Beasiswa
BAB 18 : Maaf
BAB 19 : Surat Mama
BAB 20 : Dibawah pohon Ceri
BAB 21 : Wisuda
BAB 22 : Cium Pipi dari Lisa
BAB 23 : Berdua dengan langit malam
BAB 24 : Apakah bisa?
BAB 25 : Bebas
BAB 26 : Hari usai kamu pergi
Bab 27 : Selamat Jalan! [Final]

BAB 9 : Menemukan cowok tampan

2.5K 213 16
By armelitaptr_


Night, pembaca!

I always remember to support this story with lots of votes and comments!

Today's music is 'Butter' from BTS:)

Happy reading❤️

****

09. Menemukan cowok tampan

Pagi-pagi sekali Lisa masuk ke dapur dan mulai mengobrak-abrik dapur rumahnya itu, para pembantu juga keheranan akan kejadian langka ini dimana Lisa sejak dulu paling anti dengan dapur. Terlebih lagi hubungannya dengan ibunya tidak terlalu baik, hal itu menambah rasa malasnya untuk ikut berkontribusi di dapur bila ada acara spesial.

Namun pagi ini berbeda, Lisa sengaja meniatkan diri untuk membuat kue bolu untuk ia bawa ke rumah orang tua Rendra. Semalam Rendra memberi kabar jika besok ia ingin mengajak Lisa main ke rumahnya. Setelah Lisa berpikir keras mencari ide untuk menggagalkan perjodohan ini, akhirnya ia memutuskan untuk membuat kue.

Kalian tahu bagaimana seorang yang tidak pernah datang ke dapur dan tak pernah memasak kue harus membuat kue untuk calon mertuanya? Ya, hasilnya akan kacau, mulai dari rasa sampai bentuknya pun sangat memprihatinkan.

Lisa usai membuat satu bolu coklat dan tak ia mencicipinya ia sudah yakin jika itu sangatlah tidak enak, lalu ia lanjut menghias cup cake yang ia buat juga tadi. Menggunakan krim instan Lisa yakin krim itu akan lengket di langit-langit mulut si pemakannya nanti. Walaupun ia tidak yakin jika krim yang ia beli adalah kualitas rendah.

Lisa membungkus semua hasil karya tangannya, ia kemudian bersiap-siap untuk pergi bersama Rendra.

Tak lama, Rendra datang dengan seragam tentaranya. Mereka berpamitan pada Ayah Lisa dan segera melaju menuju kediaman keluarga Rendra.

Lisa disambut dengan baik oleh Ayah ibu Rendra, bahkan Ibu Rendra sempat berbagi cerita mengenai masa kecil Lisa dulu.

"Ini Tante, kue buatan Lisa. Ini nggak beli, ini khusus dibuat dari tangan Lisa!" seru Lisa yang semangat memberikan dua kotak kue pada Ibu Rendra itu.

"Wah, serius ini kamu yang buat?" tanyanya.

"Dua rius malah Tante, cobain Tan!"

"Oke, Tante salin ke piring dulu ya."

Lisa tersenyum senang karena merasa rencananya dalam membuat orang tua Rendra ilfeel padanya akan segara berhasil.

Wanita paruh baya itu datang dengan dua buah piring yang berisi kue buatan Lisa. Membayangkan bagaimana ekspresi dan wajah julid Ibunya Rendra saat memakan kue Lisa sudah terbayang di pikiran Lisa, membuatnya semakin tak sabar.

Lisa menutup matanya saat kuenya berhasil dilahap oleh kedua orang tua Rendra, ia sudah siap mendengar caci makian dari Ayah Rendra atau bahkan Ibunya.

"Wah, enak banget! Kamu bakat bikin kue juga toh, diajarin siapa?" puji Ibu Rendra.

Lisa melotot tak percaya, bagaimana bisa rasa kue yang dibuat oleh manusia anti masak ini bisa dipuji enak? Pasti ada yang salah.

"Tante, seriusan enak?"

"Iya enak, Rendra coba deh!" ujar Ibu Rendra.

Rendra menatap aneh pada Lisa yang nampak kecewa dan kaget dengan pujian Ibunya ini. Ia mengambil satu potong kue bolu itu dan saat lidahnya merasakan rasa aneh, ia menatap heran pada orang tuanya.

Kedua orangtuanya hanya memberi isyarat untuk diam saja, itu membuat Rendra agak tidak paham. Namun ia tetap mengikuti alur yang Ibunya beri tahu.

"Tante..mendingan udahan deh makannya, soalnya Lisa-,"

"Loh kenapa? Ini enak loh, ya kan Ren?"

"Hm, iya."

Lisa menatap Rendra dengan tatapan tak percaya.

"Lisa mau lihat-lihat rumah Rendra nggak? Yuk, Tante mau tunjukin sesuatu juga ke kamu."

Lisa mengangguk, kedua wanita itu pergi. Tinggallah Rendra dan Ayahnya disana.

"Pasti kamu bingung kan kenapa Ibumu minta kamu diam masalah rasa kue ini?"

Rendra mengangguk.

"Sebelum kalian tiba, Pak Geon Ayah Lisa menelepon Ayah. Dia bilang Lisa akan melakukan upaya untuk membuat kami termasuk kamu merasa jika ia tidak pantas untuk keluarga kita, singkatnya Lisa ingin membatalkan perjodohan ini lewat kami."

Rendra menghela napasnya, ia sudah duga memang ini yang menjadi alasannya.

"Lisa memiliki beasiswa di London. Karena itu ia bertekad ingin batalkan perjodohan ini, padahal Ayah dan Ibu tidak masalah jika ia pergi ke London setelah menikah, ya toh?"

"Beasiswa?"

"Hm, seperti yang Ayah bilang kalo Lisa itu sosok yang cerdas. Ia kebetulan mendapatkan beasiswa kedokteran dari London, dan sepertinya itu sudah menjadi tujuan hidupnya saat ini."

"Lalu bagaimana menjelaskannya pada Lisa bahwa hal itu tidak masalah bagi keluarga kita?"

"Tidak perlu, biarkan ia melakukan apa yang ia perjuangkan. Yang terpenting kamu sudah tahu alasan ia melakukannya, supaya kedepannya kamu bisa lebih bersabar."

Ayah Rendra menepuk pundak Rendra. Tak lama kedua wanita itu datang kembali, Lisa nampak tertawa kecil mendengar cerita Ibu Rendra.

"Wah, ketawain apa nih?" tanya Ayah Rendra.

"Ini, Ibu ceritain masa kecil Rendra dulu yang pernah masuk ke torrent."

"Wah itu sih legend banget, Bu! Lisa wajib tau tuh!"

"Ya kan, Tante bilang juga apa Lisa. Rendra itu paling sering kena bully Ayahnya, bahkan Rendra paling kalem dibandingkan Ayahnya ini."

"Kayaknya bukan kalem deh, Tan. Tapi beda humor aja."

"Iya emang Rendra beda humor. Lisa sama Rendra pamit ya, mau antar Lisa pulang soalnya Rendra ada urusan di luar," seru Rendra.

"Oh yaudah hati-hati ya!"

***

Lisa duduk diam di dalam mobil Rendra menunggu pria itu kembali. Rendra mengajak Lisa ke Markas Tentara tempat ia bekerja, katanya ada yang perlu ia ambil disana. Namun sudah lima belas menit pria itu pergi dan tidak ada tanda-tanda kembali juga.

Akhirnya Lisa memutuskan untuk menelepon pria itu, namun ia di reject olehnya. Lisa makin kesal, ia tidak suka menunggu lama. Alhasil ia menghampiri Rendra ke tempatnya. Walaupun Lisa sebenarnya tidak tahu dimana Rendra di tempat sebesar ini.

Lisa berjalan random kesana kemari, lumayan sambil mencuci mata melihat tentara-tentara gagah yang sedang latihan.

Lisa lelah, ia memilih duduk dipinggir sebuah lapangan. Sambil melihat kegiatan para tentara yang sedang di jemur.

"Kalau ku punya satu diantara mereka, gue mohon Tuhan milihnya yang paling ganteng," racau Lisa.

Ia asik memilih-milih pria-pria itu yang padahal mereka belum tentu mau dengan Lisa. Tapi memilih dulu tidak salahkan? Urusan mau atau nggaknya belakangan.

Saat asik meracau, Lisa melihat sesosok yang tak asing baginya. Diantara banyak pria-pria yang sedang bertelanjang dada itu Lisa melihat ada pancaran dan aura ketampanannya.

"Anjir, ganteng amat itu cowok!" Puji Lisa. "Sabi nih nomernya."

Lisa dengan keberaniannya menghampiri segerombolan para tentara itu, ia tersenyum dan berjalan menuju si pria yang Lisa klaim sedang memimpin giat mereka.

Belum sampai ia ke gerombolan itu, Lisa ditarik mundur oleh Rendra yang muncul tiba-tiba. Ia menatap gelisah pada Lisa.

"Kamu tuh nggak bisa diem di dalam mobil aja ya? Centil banget keluyuran gini."

"Ya lagian lama!"

"Terus kesana mau apa?"

"Minta nomer cowok ganteng lah,"

"Saya kurang tampan buat kamu sampai-sampai tertarik sama yang lain, siapa sih emang?"

"Ituuu!" Lisa menunjuk pada pria yang tadi.

"Ck, Josep."

"Oh, Josep. Nama panjangnya siapa, atau nggak username Instagramnya gitu. Spill dong!"

"Ora!"

"Hah?"

"Tidak, kamu nggak boleh tau."

"Dih, pelit! Yaudah gue minta langsung aja-, ehh jangan ditarik dongg!"

"Jangan centil, saya ngajak kamu kesini cuma buat ambil ini doang. Ayo pulang,"

"NGGAK MAUUU, MAU NOMER DIA DULU BARU PULANG!"

"Lisa!"

"Oke fine!"

***

Mau tau tanggapan kalian soal cerita ini☺️

Apakah sudah menarik sampai chapter ini? Udah tau alurnya gimana?


/Ganteng banget ye mas Josep, pantesan aja Lisa tergoda☺️

Spam next yuk!

Continue Reading

You'll Also Like

8.8K 522 55
Takdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang t...
366K 25.5K 21
Bercerita sebuah pertemuan dua adam untuk pertama kalinya di masa putih abu-abu, Seiring berjalannya waktu terungkap kebenaran, kejujuran, manis, pah...
1.5M 119K 46
Levin, dia yang terobsesi pada Seynara. -Levin's Favorite- Demi berusaha tak terkena lebih banyak masalah, Seyna harus berurusan dengan salah satu or...
115K 7.3K 51
[Athlete Series] [COMPLETED] 'just one more chapter' • Brylian Negietha Dwiki Aldama Highest rank #1 in Sepakbola Highest rank #1 in Timnas Highest r...