DISA | broken

By mataair24

2.2M 132K 17.1K

END. "Gimana kalau kita kasih pelajaran dengan cara bawa ke bar? Kita kerjain, ajak minum, bawa kehotel, trus... More

•DISA MAULIDYA•
•ARKAN DAMAREL•
01||
02||
03||
04||
06||
07||
08||
09||
10||
11||
12||
13||
14||
15||
16||
17||
18||
19||
20||
21||
22||
23||
24||
25||
26||
27||
28||
29||
30||
31||
32||
33||
34||
35||
36||
37||
38||
39||
40||
41||
42||
43||
44||
45||
46||
47||
48||
50||
51||
52||
53||
54||
55||
56||
57||
58||
EXTRA PART
⛔️SEQUEL⛔️
EXTRA?! TERBIT
PO DIMULAI!
EXTRA PART

05||

37.2K 2.2K 127
By mataair24

Awal dari segala-gala nya.
>>><<<

____________________________________

Disa berjalan menuju pintu yang terbuat dari kaca itu. Dia sempat berfikir kenapa pak Yuta mendadak memanggil nama nya melalui mikrofon. Ah iya, Disa sampai lupa kalau diri nya sekarang adalah ketos. Mungkin Pak Yuta memanggil nya karena ada sangkut paut dengan OSIS.

Disa mendorong pintu itu. Dia sempat kaget sejenak saat melihat pemandangan Arkan dan teman-teman nya yang sedang menatap dingin ke arah nya.

Disa sampai sempat lupa untuk mengucap kan salam. "Assalammualaikum."

"Waalaikumsalam." Hanya pak Yuta sendiri yang menjawab salam itu. "Disa, duduk nak." Titah Pak Yuta.

Disa tersenyum kecil lalu mengangguk. Ia berjalan menghampiri mereka dan langsung duduk di sofa yang tersedia. Disa melirik sekilas ke arah Arkan yang duduk berhadapan dengan nya. Entah lah, Disa tiba-tiba deg-deg kan karena Arkan terus menatap nya dengan tatapan tajam seakan-akan ingin menerkam Disa saat ini juga.

"Ada apa ya pak?" Tanya Disa sopan memandang pak Yuta.

"Begini, bapak mendapat kan banyak laporan kalau tadi pagi sewaktu di gerbang kamu di tubruk sama Arkan?"

"Gak ada yang nubruk dia!" Potong Arkan cepat saat Disa ingin membuka mulut nya

"Diam kamu Arkan! Saya nanya ke Disa. Apa nama kamu Disa?! Jangan ngomong sebelum saya suruh ngomong!" Sentak Pak Yuta menatap sinis Arkan.

Arkan mendengus, rahang nya mengerat kokoh karena terlanjur emosi.

Pak Yuta kembali memandang Disa. "Disa, apa bener itu? Kamu sampai dibuat tersungkur ke papling? Dari laporan nya telapak tangan dan siku kamu luka?"

"Laporan itu bener pak." Jawab Disa seadanya.

Draka berdecih. "Cih, kebanyakan drama ni cewek jalang."

"Ada yang suruh kamu ngomong, Draka?" Sinis pak Yuta.

"Bisu kali apa ya, gak disuruh ngomong." Bisik Nanda pelan, namun dapat terdengar jelas.

"Apa kata kamu Nanda?" Ucap Pak Yuta menohok dengan tatapan sinis andalan nya. Spontan Nanda tak menyahut, ia memilih diam kali ini.

"Kalian bisa nya buat rusuh aja! Melawan guru nomor satu! Sikap kalian bener-bener buruk!" Celetuk pak Yuta.

"Terserah kita, kaya bapak gak pernah muda aja. Apa masa muda bapak gak semenyenang kan kita? Makanya nyesel dan ngelampiasin ke kita-kita." Balas Arkan tetap santai.

"Arkan!" Sentak Pak Yuta berhasil membungkam Arkan. "Apa alasan kamu ngekasarin Disa? Kamu fikir dengan bersikap kaya gitu kamu keren?!"

"Gak ada alasan sih sebener nya. Cuman dia nya aja yang belagu. Sok kemantepan dengan jabatan ketos. Osis mah rata-rata pada gak suka sama saya. Ya inti nya sih, saya gak suka diatur-atur. Apa mau dia saya buat kaya Galang dulu?" Arkan menaikkan kedua alis nya.

Pak Yuta menggeleng, ia memijat pangkal hidung nya. Sangat pusing menghadapi murid bingal seperti ini.

"Disa, jelasin secara detail kenapa dia ngekasarin kamu tadi pagi." Titah Pak Yuta seraya memijat pangkal hidung nya.

Disa dapat melihat dengan ekor mata nya kalau Arkan dan teman-teman sedang mengerang ditempat.

"Jadi gini pak Yuta. Tadi pagi mereka itu gak lengkap seragam nya. Peraturan dari sekolah Siswa harus memakai seragam dan atribut yang lengkap kan? Pak Yuta juga bilang kalau yang gak lengkap atau gak rapi harus rapiin dulu sebelum masuk. Kalau mereka lupa ngebawa harus dibarisin dulu kan? Jadi ya saya suruh mereka buat ngerapihin seragam nya dan make atribut. Tapi mereka gak mau. Ya saya suruh baris dulu, tapi malah saya di tubruk dan mereka nyelengos pergi gitu aja." Perjelas Disa, dia tak perduli Arkan sedang emosi disana. Lagi pun, Disa harap dengan cara seperti ini Arkan akan sadar kalau perbuatan nya itu buruk.

"Siapa yang nubruk kamu?" Tanya Pak Yuta.

"Kak Arkan." Disa melirik ke arah Arkan yang terlihat sudah emosi ditempat nya. Tangan pria itu sudah mengepal erat. Rahang nya mengerat sehingga urat-urat leher nya kelihatan. Tatapan tajam ia tujukan pada Disa. Disa membalas tatapan tajam itu, dia fikir Disa akan takut padanya apa?

Pak Yuta menghembuskan nafas nya. "Arkan Arkan." Pak Yuta menggeleng kan kepalanya lelah. "Bener-bener ya kamu, gak ada habis-habis nya nyari masalah. Bapak juga dapat laporan kalau kamu ngajak dan ngebiarin adek kamu pergi dari barisan. Nyuruh dua adek-adek kamu itu buat masuk kedalam kelas. Berani-berani nya kamu buat keputusan seperti itu. Kamu bukan Raja atau anak kepala sekolah, Arkan. Kamu gak bisa seenak nya aja di sekolah ini."

Pak Yuta melirik bergantian Draka, Nanda dan Ipal. "Kalian bertiga juga. Dimana-mana laki-laki itu gak banyak omong. Ini malah mulut nya kaya betina. Pake ngancem-ngancem osis lagi. Udah jagoan? Fikiran nya juga pada kotor-kotor semua. Kalian itu masih pelajar, jangan bersikap aneh-aneh lah, nak."

Arkan dan ketiga teman nya hanya diam. Namun diam nya mereka terdapat kobaran api yang sudah mengobar luas. Ingin sekali mereka meninju mulut Pak Yuta saat ini juga.

"Disa, sewaktu Arkan nyuruh adek-adek nya buat masuk kelas apa kamu ada disana?"

Disa mengangguk mantap tanpa ragu-ragu.

"Laporan itu bener?"

Disa mengangguk lagi. "Bener pak."

DUKH!

Bunyi tendangan dari meja kayu itu terdengar nyaring. Emosi Arkan sudah tak tertahankan lagi. Kepalan nya semakin mengerat. Ditambah tatapan nya yang menajam tertuju untuk Disa. Disa benar-benar melemparkan api peperangan seperti nya pada Arkan.

Spontan pak Yuta menoleh. "Kenapa kamu? Cacingan?"

"Udah selesai kan masalah nya?! Gue mau keluar!" Sentak Arkan menatap mematikan wajah pak Yuta.

"Belum, kamu harus buat surat perjanjian dulu!" Sergah pak Yuta.

Arkan tak perduli sedikit pun. Dengan langkah lebar nya Arkan keluar dari tempat ini. Meninggalkan ketiga teman nya begitu saja. Biar teman-teman nya yang akan mewakilkan surat perjanjian itu.

"ARKAN! SINI KAMU!"

"Udah lah pak, jangan teriak-teriak elah. Ntar jantungan trus mati. Tapi ada untung nya juga sih, yaudah teriak lagi pak." Ucap Nanda tanpa memfilter sedikit pun omongan nya.

"Nanda! Kurang ajar ya kamu!" Pak Yuta memelototi Nanda.

~o0o~

Disa berjalan sendirian di lorong belakang sekolah. Dia baru saja usai memantau limbah daur ulang yang terdapat di tembok belakang.

Seketika Disa merasakan tangan nya di tarik dengan tiba-tiba dan brutal.

Bruk!

Tubuh Disa dibenturkan kuat ke tembok. Reflek mata Disa memejam saat merasakan kepalanya yang ikut terbentur itu berdenyut.

Tak ada satu pun makhluk yang melihat aksi itu. Dikarenakan lorong ini jarang dilewati para penghuni sekolah.

"Kak Arkan?!" Ucap nya saat melihat wajah Arkan yang berjarak sedekat ini dihadapan nya.

"Kak, lo apa-apaan sih?! Lo udah gila tau gak! Minggir!" Disa ingin lepas dan pergi dari pria gila didepan nya ini.

Arkan tak bodoh, ia tak akan membiarkan Disa lepas begitu saja. Arkan menekan bahu Disa sehingga tubuh Disa tetempel kuat di tembok.

Disa merintih sakit. "Kak Arkan sakit tau! Lepasin gue!"

Arkan tersenyum miring dan semakin mengikis jarak nya. "Tau lo sakit!"

"Kenapa sih kasar banget?! Gak bisa apa gak bersikap kasar?! Cupu! Berani nya ngekasarin cewek!"

Arkan tertawa renyah. "Hahah, apa? cupu?" Ulang nya masih terus tertawa.

"Iya, lo itu cowok cupu kak! Cupu banget karena tau nya cuman ngasarin cewek doang! Lo itu cupu dalam segi hal apapun!" Bahkan Disa menatap Arkan aneh karena tertawa seperti orang gila sekarang.

Dan detik itu juga Arkan mengganti ekspresi nya. Dari yang tadi nya tertawa berubah seketika menjadi sangat menyeramkan. Rahang nya mengeras, Disa dapat melihat sangat jelas urat-urat leher yang terbentuk. Mata nya yang tajam berhasil membuat Disa takut untuk menatap nya.

Arkan membasahi bibir bagian bawah nya. "Cupu lo bilang?" Desis nya terus mengikir jarak antara wajah nya dengan wajah Disa.

Disa meneguk saliva nya kasar. "M-minggir!!"

"Lo bilang gue cupu?" Bisik Arkan mengelus lembut pipi Disa. Demi apa pun Disa benar-benar ngeri pada Arkan sekarang.

Plak!

Usai mengelus pipi lembut itu, Arkan malah menampar nya kuat sehingga wajah Disa terpaling. Terlihat rambut Disa yang berjatuhan dan menjuntai menutupi pipi gadis itu.

Pipi Disa memanas, tamparan Arkan benar-benar pedih. Spontan tangan nya terulur untuk mengusap lembut pipi milik nya.

"Kak Arkan lo apa-apaan sih! Lo tau? Tindakan lo ini udah keterlaluan tau gak!" Sentak Disa menatap tajam wajah pria itu.

"JANGAN PERNAH NINGGIN SUARA LO DIDEPAN GUE, CEWEK SIALAN!" Bentak Arkan menggelegar tepat dihadapan wajah Disa. Jujur, Disa tak kuat mendengar suara besar.

"Kak Arkan kenapa sih?! Aku gak pernah cari masalah sama Kak Arkan! Kenapa Kak Arkan malah ngasarin aku kaya gini! Salah aku apa?! Cuman karena gak diterima ditegur Kak Arkan malah kasar gini?" Ucap nya mendadak sendu.

"Jelas lo salah, lo cewek yang nyari masalah sama gue! Lo udah berhasil buat gue emosi, lo yang mancing-mancing emosi gue! Dan lo akan terima akibat nya. Lo bakal terima resiko dari gue. Gue gak akan lepasin lo gitu aja! Yang ada lo bakalan ngelunjak nantinya!" Hardik Arkan lalu memundurkan tubuh nya dari Disa. Berlalu begitu saja dengan seenak nya setalah menampar dan berbuat kasar pada gadis itu.

Disa menatap kepergian pria itu dengan air mata yang sudah menggupal. Untung saja Disa tak menangis kali ini. Jika menangis, pasti Arkan akan menganggap diri nya lemah.

~o0o~

"Nah ini dia."

"Lo dari mana aja sih, Ar." Tanya Draka. Pria itu tiba-tiba saja menghilang usai dari ruangan Pak Yuta.

"Nih surat perjanjian lo. Pak Yuta suruh orang tua lo tanda tanganin. Habis itu kasih lagi ke dia." Nanda menjulurkan selembar kertas ke hadapan Arkan.

Arkan meraih nya, mata nya tampak menilisik isi surat itu. Arkan mendengus, dengan penuh emosi kertas itu ia remas sampai benar-benar remuk.

Ketiga teman nya itu sontak mendelik. Arkan tampak benar-benar emosi sekarang.

"Lo kenapa, Ar? Masih emosi karna ketos sialan itu?" Tebak Ipal.

"Jelas gue emosi! Dia udah ngelunjak dan gak tau diri! Kita harus kasih dia pelajaran biar dia gak semena-mena dan tunduk sama kita!" Tekan Arkan.

"Kan udah gue bilang kemarin. Lo malah bilang 'tunggu tanggal mainnya' 'belum masa nya' 'sabar." Draka menirukan nada bicara Arkan seperti tempo lalu.

"Sekarang yang didikirin itu pelajaran apa yang mau kita kasih? Kasih bogeman? Sama aja kita pengecut ninju cewek." Ujar Nanda.

"Iya sih, kecuali Galang kemaren baru pas." Imbuh Ipal.

"Malah jadi bingung gini." Draka menimpali.

Diantara mereka diam bergeming, diam sejenak dan memikir. Termasuk Arkan yang mencari-cari ide apa yang tepat sasaran.

Spontan Draka memetikkan jari nya sehingga membuat mereka melirik kearah pria itu. Draka terlihat antusias dengan ide yang sudah muncul di kepala nya. "Gimana kalau kita kerjain bawa dia ke bar? Ajak minum, bawa kehotel dan kita gilir dia disana. Tapi kali ini gak menyakitkan sih. Tapi lumayan lah buat kesenangan kita. Intinya malam itu kita bakal habisin dia."

"Gue setuju banget!" Seru Ipal. "Lumayan lah buat kesenangan kita. Itung-itung dia tau seberapa predator nya kita."

"Ide bagus! Kita diuntung kan disitu. Dan sisi negatif nya dia bakalan trauma dan bakal tunduk sama kita." Imbuh Nanda.

"Eh tapi si Arkan mana setuju lah ide yang kaya beginian. Dia paling mau nya yang kaya lebih spesifik ke fisik. Kek kasar atau ngehardik gitu." Ucap Draka.

Spontan Ipal mendadak lesu. "Yahh, gagal dong asik-asik nya."

"Siapa bilang gue gak setuju? Jelas gue setuju lah!" Sahut Arkan mampu membuat mereka mendelik.

"Serius lo?!"

"Nanti malam langsung ke bar Xyral. Kita atur rencana gimana bawa dia nanti." Ucap nya. "Oh iya, jangan ke hotel. Di apartemen gue aja, bakal lebih bebas nanti nya kita disana."

Ucapan Arkan itu berhasil menerbitkan senyuman mengembang kemenangan mereka.

____________________________________

Thankyou for reading❤️
Jangan lupa vote dan komen cinta

@mataair24_

Continue Reading

You'll Also Like

2.5K 380 32
Terlalu banyak ambisi terlalu berbahaya bagi diri sendiri. Keinginan terkuat Violet saat ini hanyalah keluar dari penjara berkedok rumah, sebab di sa...
1.3K 418 42
"Aku hanya ingin dia versi agamaku." Ketika dia datang membawa harsa, lalu pergi meninggalkan luka dan nestapa..... sungguh sakit-!!! Ternyata 'peopl...
3.9M 258K 52
[Follow dulu yu sebelum baca, happy reading] ___________________ Sudah terbiasa bagi Rachel diabaikan dan diacuhkan oleh sang ayah, bahkan sesekali R...
Flycatcher By Ayra

Teen Fiction

1.1M 85.1K 57
#1 in gengster #1 in anakSMA [ SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA] Ini tentang Anggit Rahesa Yudistira, cowok pemilik tatapan ela...