I Want You, Baby!

By xyzarrla-

1.1K 1K 666

Mengapa menginginkan Laurent Oktavia yang hendak di jadikan boneka mayat dengan Farrel begitu susah?! Farreli... More

Bagian 002.
Bagian 003.
Bagian 004.
Bagian 005.
Bagian 006.
Bagian 007.
Bagian 008.
Bagian 009.
Bagian 010.
Bagian 011.
Bagian 012.

Bagian 001.

225 147 176
By xyzarrla-

!!! WARNING !!!
Adegan di Chapter ini mengandung darah dan kesadisan. Bagi Anda yang tidak suka membaca hal seperti itu, di anjurkan tidak di baca.

CERITA HANYA FIKSI! JANGAN DI TIRU APALAGI DI LAKUKAN, JADILAH PEMBACA YANG BIJAK!

Bagian 001 :
◇ ◌¹ ⑅Pemuda Kejam ◆

Story by : @xyzarrla-

➷➷➷

Darah menetes satu-persatu dari salah satu perempuan yang kedua lengan juga kakinya di ikat menggunakan kawat berduri.

Ia seperti 'boneka' yang telah terikat di dinding yang di penuhi bercak darah di mana-mana. Di sebelah perempuan itu berjejer mayat perempuan yang tak bernyawa senasib sepertinya.

Dengan tubuh yang sudah lemas dan tak berdaya, ia masih mencoba melepaskan dirinya walau itu hal yang sangat mustahil.

Semakin dirinya memberontak, semakin sakit pula luka di sekujur tubuhnya. Siapa yang berbuat hal keji ini kepadanya dan perempuan-perempuan lainnya ini?

Entahlah, yang ia ingat saat seorang pemuda tampan yang ia cintai menatap matanya dengan dalam dan seketika itulah ia ambruk tak sadarkan diri.

Apakah kini ia sekarang tengah di jebak?

Saat ia ketakutan di tempat yang seperti ‘tempat mayat perempuan’ pemuda yang ia cintai itu‚ masuk dan langsung menutup rapat pintu yang baru di masukinya.

Seakan-akan ia tak mau jika seseorang mengetahui keberadaan nya dan apa yang sedang ia lakukan.

Dengan santainya ia berjalan mendekati jajaran ‘boneka’ yang ia koleksi dengan senyuman mengerikan.

"Indahnya koleksi my doll," ucapnya bangga kepada ‘karya’ yang ia ciptakan di mayat-mayat perempuan yang tak berdosa tersebut.

Kini mata tajam pemuda itu beralih menatap perempuan yang masih hidup setelah ia sayat, menelanjanginya, melukainya, menusuknya, sampai kaki dari perempuan itu sudah terputus sebelah.

Benar-benar mengerikan jika kamu bayangkan!

"Wahh, kau wanita yang kuat. Di saat sesamamu telah langsung ‘pergi’ kau malah bertahan. Hebat." sahutnya lagi, seolah-olah takjub kepada perempuan yang keadaan tubuhnya sudah mengenaskan.

"Kau mau mati di apakan? Di tusuk, di bakar, di potong-potong, di sayat atau mau aku langsung tebas lehermu?" Pemuda tersebut memberikan pilihan kepada perempuan itu dengan menaikkan alisnya.

Bagai menerima tawaran yang sangat mengerikan—hah! Tentu saja itu tawaran yang sangat, sangat mengerikan!!

Perempuan tersebut menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak! Aku tidak memilih semuanya!" tolak perempuan itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat bersamaan isakan tangis yang mulai turun.


"Belum di apa-apakan kau sudah menangis, ternyata aku salah memujimu."

Pemuda tersebut berjalan ke arah samping—dimana itu adalah tempat ia menaruh alat permainannya.

Mulai dari pisau besar sampai kecil, cutter, gunting rumput, gerjaji, pedang dan benda tajam lainnya yang tersusun rapi di meja coklat panjang itu.

"Karena kau tak memilih, maka aku yang akan memilihkannya untukmu. Aku sangat baik, bukan?" Ia terkekeh sendiri, lalu tangannya mengambil pedang yang panjang dan runcing tersebut.

Crat!!

Tanpa banyak kata, tanpa aba-aba, pemuda tersebut langsung menebas kepala perempuan itu dengan wajahnya yang datar. Sungguh, ia seperti orang yang tak berdosa saat melakukan hal keji itu.

Kepala perempuan itu jatuh dari badannya dan menggelinding tepat di kaki pemuda tersebut. Belum puas, ia langsung menginjak sekuat tenaga kepala perempuan itu tak berperasaan.

Krek!

Bunyi-bunyi tulang kepala remuk dan darah yang menggenang, tak di pedulikan olehnya. "Hei! Bawakan aku ‘mainan’ baru lagi!" perintah pemuda itu kepada asisstent nya.

Asistennya mengangguk patuh, ia membuka lagi lembaran buku dan membacakan semua info yang ada di sana kepada tuannya.

"Mainan Anda selanjutnya adalah perempuan yang bernama Laurent Oktavia, dia adalah gadis SMA seperti Tuan. Dia tak mempunyai teman, sebab ia adalah sesosok wanita tercantik yang ada di SMA-nya."

"Mengapa begitu?" Pemuda itu menjilati ujung pedang bekas darah wanita yang ia tebas beberapa detik lalu.

"Kebanyakan siswi-siswi di sana iri kepadanya karena satu siswa SMA menyukainya, tetapi mereka tak berani mendekati Laurent yang selalu menyendiri karena ia mempunyai aura yang menyeramkan ketika bersamanya."

Pemuda itu menyeringai. "Gadis yang menarik, aku akan membuatnya tergila-gila padaku."

"Apalagi info tentang dirinya?" Pemuda itu kembali bertanya.

"Maaf, Tuan. Dia gadis yang sangat misterius, sehingga kami sangat kesusahan mencari info tentangnya."

☣☣☣

"Hai, Durent!" sapa Farrel dengan senyuman yang terukir jelas di wajahnya. Yang di sapa hanya diam tak memperdulikan, Laurent menyibukkan dirinya dengan menulis beberapa kata-kata yang ia lihat dari novel bersejarah.

Merasa diabaikan, Farrel merebut buku novel bersejarah tersebut dari tangan Laurent.

"Hmmm, apa sih yang lebih menarik dari gue, yang lebih menarik dari buku ini?" Farrel menaikkan satu alisnya.

Laurent mendesis kecil, ia lalu membereskan peralatan belajarnya mulai dari buku, pulpen, pensil, buku paket, sampai buku novel lainnya, yang langsung ia masukkan ke dalam ranselnya.

Menyampirkan ranselnya di bahu kanan, ia mengulurkan tangan nya kepada Farrel. Bermaksud meminta kembali buku novelnya yang masih berada di tangan Farrel.

Farrel menunduk—melihat uluran tangan Laurent, ia tersenyum kembali. Dan langsung menggenggam lengan Laurent lembut. "Yuk, kita pulang sama-sama!"

Laurent dengan kesal langsung menghentakkan tangannya yang di genggam Farrel.

"B.A.L.I.K.I.N." tekan Laurent.

Singkat, padat, dan jelas.

Farrel mengerutkan keningnya. "Apanya?"

Laurent mendengus kecil. "Buku."

"Oh, ini? Ini nama nya novel, bukan buku, Sayang." peralat Farrrel dengan senyuman miringnya.

Tak mau membuang waktunya, Laurent beranjak pergi. Sengaja menabrak kuat bahu Farrel, dan menginjak sekuat tenaga kaki kanan Farrel yang di balut kaos kaki dan sepatu.

Membuat sang empu mundur beberapa langkah, karena doronganya yang bisa di bilang cukup kuat. Farrel meringis, memegangi kaki kanannya, saat merasakan nyeri di kakinya sehabis di injak.

Tak mau di tinggalkan oleh sang pujaan hati, Farrel menyusul cepat Laurent yang telah berjalan cukup jauh.

"Woy, Rent!" Farrel berlari kecil, guna untuk mengejar Laurent yang telah jauh. Laurent menghentikan langkahnya. Ia berbalik, menatap dingin ‘pengganggu’ yang baru dua minggu ini telah mengusiknya.

"Wait..."

Sejenak, hening. Farrel sibuk mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Setelah ia rasa nafasnya telah normal kembali, Farrel mempertegapkan tubuhnya yang sebelumnya sedikit membungkuk.

"Kalau lo mau buku ini kembali, lo harus pulang bareng gue. Kalau lo nggak mau, ya.... buku ini bakalan gue simpen terus." ucap Farrel, dengan sedikit mengancam tak lupa senyum nakalnya.

"Itu novel, bukan buku, Sayang." sinis Laurent, membalikkan kata-kata Farrel yang beberapa menit lalu.

Laurent membalikkan badannya kembali, dan langsung melanjutkan langkahnya di koridor sekolah yang telah sepi.

Kenapa begitu?

Fyi, Laurent sengaja menunggu semua siswa-siswi yang berada di sekolah ini pulang, sehingga ia dapat menulis info tentang sejarah dari novel, dengan suasana tenang dan damai, tanpa adanya manusia.

Tetapi, sepertinya harapan Laurent tidak terkabulkan. Buktinya si ‘pengganggu’ alias Farrel, datang dan mengkacaukan semuanya.

Membuat kebencian Laurent terhadap Farrel semakin bertambah!

Dari yang awal nya 66% bertambah menjadi 67%. Memang agak sedikit aneh, teori dari Laurent.

Namun, langkah Laurent terhenti, lagi. Ia merasakan hawa tak enak saat ia barusan melewati kelas yang tidak lagi terpakai.

Entah itu firasat atau apa, Laurent merasakan hawa dingin dan hawa mistis saat ia melewati kelas kosong nan lusuh tersebut.

Dan benar saja!

Laurent melihat di sana—di dalam kelas tersebut, ada sesosok anak kecil lelaki yang sepertinya melambaikan tangan kepada Laurent yang melihat itu dari luar jendela kelas tersebut.

Dengan senyuman mengerikan yang terukir jelas di wajah anak kecil tersebut.

Laurent menahan nafas untuk beberapa detik, saat sesosok anak kecil tersebut menghilang, dan kembali muncul dengan tiba-tiba di dalam jendela kelas tersebut.

Laurent mundur beberapa langkah, ia tak menyangka bahwa ia dapat melihat hal-hal yang seharusnya tidak pernah di lihat oleh manusia biasa sepertinya.

"Rent?"

Laurent terperanjat, ia dengan secepat kilat membalikkan badannya. "Are you okay?" tanya Farrel khawatir, saat ia melihat wajah sang pujaan hatinya yang pucat pasi.

Laurent menghela nafas kecil. Ia menggeleng sebagai jawaban. "Yaudah, kuyy pulang bareng gue." ajak Farrel menarik lembut pergelangan tangan Laurent.

Sebelum ditarik oleh Farrel, Laurent mempersempatkan dirinya untuk menoleh ke belakang, guna untuk melihat apakah anak kecil tersebut masuh ada di sana.

Ternyata.... dia masih ada di sana, tetapi ia berada di luar kelas tersebut. Dimana itu adalah tempat Laurent mematung, saat pertama kali melihatnya.

☁☁☁

Laurent menutup pintu Apartementnya. Ia menghela nafas, dan langsung mendudukkan dirinya di tepi ranjang.

Ia berjalan kearah lemari, hendak mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian santay. Sebelum Laurent melakukannya, Laurent terlebih dahulu membasuh wajahnya di wastafel kamar mandinya.

Saat mendongakkan wajahnya, bibir dan tubuh Laurent seketika gemetar dengan hebat, saat yang ia lihat di kaca bukanlah wajahnya yang cantik.

Melainkan wajah lelaki dengan rambut berantakan dan wajah yang sangat mengerikanlah yang Laurent tatap.

Laurent menggelengkan pelan kepalanya, mencoba berfikir positif bahwa yang ia lihat hanya halusinasi belaka.

Namun, dugaan Laurent salah. Wajah mengerikan itu masih berada di kaca tersebut.

Mencoba tak peduli dan tak tahu apa-apa, Laurent keluar dari kamar mandi dan segera melakukan aktifitas ganti bajunya walau ia merasa sedikit cemas.

Setelah selesai, Laurent kembali merebahkan dirinya di kasur size king-nya. Mengambil ponselnya, dengan meraba-raba kasur tanpa mengalihkan pandangannya dari langit-langit kamar.

Aksi meraba-rabanya seketika terhenti, saat yang ia sentuh bukanlah layar ponselnya, melainkan punggung tangan yang sangat dingin.

Dengan gerakkan kaku, Laurent memberanikan diri untuk menoleh, dan saat itulah Laurent menyesal untuk menoleh.

Di sana, ia melihat sesosok anak kecil lelaki yang tersenyum creepy kearahnya, membuat seketika bulu kuduk Laurent berdiri.

"Hai, Kak! Kita berjumpa lagi."

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Author Note :
Hai, para Readers Wattpad-!

Apa kabar, nih?? Semoga dalam keadaan sehat amin. Aku adalah author wattpad di akun @My_Muslimah karena aku ganti hp, jadinya akun ku yg lama itu ga ada yang jalanin lagi, hiks.

Makanya aku pakai akun baru yang username nya emang sengaja aku bedain. Sebenernya ini cerita dari draf akun ku yg lama, pengennya buat genre nya romantis, ehh malah menonjol ke horror. But gpp lah, ya? Hahaha.

See you!

Continue Reading

You'll Also Like

30.6K 2.7K 31
Semalam yang membekas di ingatan๐Ÿ˜‹ #POOHPAVEL ONLY OKE๐Ÿ’‹
202K 5.7K 50
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. ๐Ÿ“Œ "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertin...
3.1M 222K 28
SELESAI โœ”๏ธ "Lo nggak akan bisa keluar dari hidup gue setelah ini. Lucy, lo milik gue. Satu-satunya." - Dean Caldwell Daren Hidup Lucy awalnya baik-ba...
119K 8.7K 25
Disatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bi...