AFTER WEDDING (GuanRen)✔

By hani_raa

893K 89.1K 16.3K

Hanya tentang daily life Guanlin dan Renjun sebagai pasangan yang baru menikah NOTE: [BXB] [YAOI] [GUANLIN X... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
EPILOG
BONUS CHAPTER
BUKA

21

22.5K 2.3K 316
By hani_raa

Gabut banget, up sekarang gapapa lah yaa













Usia kandungan Renjun sudah masuk 8 minggu. Selama masa kehamilan ini, stamina Renjun menjadi sangat berkurang. Ia selalu mual-mual setiap harinya, bahkan tingkat napsu makannya pun berkurang.

Seperti saat ini contohnya. Baru jam 9 pagi, tapi sudah terhitung tiga kali ia bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

"Udah? Atau masih mau muntah lagi?" tanya Guanlin sembari memijat tengkuk istrinya dengan lembut.

"Udah Mas. Percuma, dimuntahin juga yang keluar air doang." jawab Renjun lemas.

"Ya udah, sini Mas lap dulu!" Guanlin menundukan tubuhnya dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Renjun. Lalu dengan telaten ia mengelap sekitar bibir istrinya menggunakan tisu basah.

Setelah dirasa bersih, Guanlin mengangkat tubuh Renjun ke dalam gendongannya dan membawanya ke kamar. Ia menurunkan tubuh Renjun di tempat tidur dengan posisi tengkurap. Setelahnya ia duduk di pinggir ranjang lalu mulai mengoleskan minyak kayu putih pada tengkuk sang istri dan memijatnya lembut.

"Udah enakan?" tanya Guanlin.

"Udah Mas, lumayan." jawab Renjun. Lalu dengan perlahan si manis itu mengubah posisinya menjadi terlentang.

"Sekarang kamu istirahat ya. Nggak usah masak, biar nanti delvery aja. Nggak usah bersih-bersih juga, biar nanti Mas pesen go-clean aja." ucap Guanlin.

"Makasih ya Mas. Dan...Maaf."

"Kenapa minta maaf hm? Adek kan nggak salah apa-apa."

"Gara-gara ngurusin Adek, Mas sampe nggak bisa berangkat ke rumah sakit. Adek pasti nyusahin. Maafin Adek."

"Sstt! Hei hei, jangan nangis dong." Dengan sigap Guanlin menarik Renjun ke dalam pelukan hangatnya. "Mas ini suami kamu. Udah kewajiban Mas buat ngejaga kamu dan baby, udah kewajiban Mas buat ngerawat kamu pas sakit. Kamu sama sekali nggak nyusahin sayang. Jangan ngomong gitu lagi ya, Mas nggak suka."

"Maaf." ucap Renjun sembari mengelap sisa air matanya.

"Jangan nangis lagi ya. Nanti baby di dalam perut ikutan sedih." balas Guanlin sembari mengelus perut istrinya.

"Maafin Bunda ya. Baby sehat-sehat ya di dalam perut Bunda. Bunda sayang banget sama baby." Renjun berbicara seolah ia berbicara pada sang jabang bayi di dalam perut.

"Udah ya, sekarang kesayangan Mas harus istirahat." ucap Guanlin. Ia membenarkan tatanan bantal lalu membantu istrinya untuk berbaring.

"Mas di sini kan?" tanya Renjun pelan.

"Mas di sini sayang. Dah, istirahat ya!"

.

.

.

Pagi ini, hujan lebat mengguyur kota. Renjun yang berada di pangkuan suaminya entah kenapa sangat antusias melihat rintik-rintik hujan yang jatuh ke bumi dari jendela.

"Mas, Adek mau main hujan." pinta Renjun tiba-tiba.

"Nggak boleh. Nanti kamu sama baby sakit. Lagipula kan tadi kita udah mandi. Jangan ya." balas Guanlin mencoba memberikan pengertian pada istrinya.

"Sebentar aja Mas, lima menit. Please~" mohon Renjun dengan tatapan penuh harap.

"Nggak boleh sayang." balas Guanlin keukeuh. "Daripada mandi hujan mendingan kamu nonton kartun. Tuh liat ada Moomin!" Guanlin mencoba mengalihkan perhatian istrinya dengan menyalakan televisi yang sedang menampilkan karakter kartun favorit Renjun, tak lupa juga untuk mengeraskan volumenya.

Tapi sepertinya sekarang bagi Renjun main hujan lebih menarik daripada menonton karakter kartun gemuk berwarna putih itu.

"Mau main hujan!" Renjun merengek dan mencoba melepaskan diri dari pelukan Guanlin. Tapi tenaga suaminya jauh lebih kuat.

"Huhu, Mas~"

"NGGAK BOLEH, LAI RENJUN." ucap Guanlin, sedikit membentak. "Duduk diem. Nurut sama Mas, atau Mas perkosa kamu sekarang juga!" sambungnya mengancam.

Renjun menggembungkan pipinya. Ancaman Guanlin tidak seru sekali. Pikirnya.

"Asksksk, udah lah. Adek kesel sama Mas!"

Renjun melepaskan diri paksa dari pelukan suaminya lalu beranjak menuju kamar mereka dengan kaki yang dihentak-hentakan.

Guanlin hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan istrinya. Ia tak berniat menyusul atau membujuk Renjun. Nanti juga si manis itu akan kembali baik dengan sendirinya.

.

.

.

Dugaan Guanlin salah. Renjun benar-benar merajuk padanya kali ini.

"Sayang, ayo buka pintunya dong!" ucap Guanlin entah yang keberapa kali sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar yang terkunci dari dalam.

"NGGAK MAU!"

Guanlin memijat pelipisnya. Ia pening, sumpah. Mau diizinin tapi hujannya juga sudah berhenti. Guanlin harus apa? :(

"Dek, buka pintunya ya. Nanti Mas beliin apapun yang kamu mau deh." bujuk Guanlin.

"Nggak mau. Nggak usah nyogok Adek ya, nggak mempan!"

"Permen yupi gimana?"

"Nggak mau!"

"Coklat deh?"

"Nggak mau!"

"Gimana kalo es krim? Pasti mau dong!"

"Nggak mau!"

Kalau sudah begini Guanlin butuh orang lain untuk membujuk Renjun. Ia merogoh saku dan mengeluarkan handphone-nya, lalu ia mengirimi chat pada seseorang untuk datang ke sini.

Tiga puluh menit kemudian...

"Ish kok Mas Alin nggak ngebujuk aku lagi sih?!" Renjun bergumam pelan. Ia masih mengurung diri di dalam kamar.

"Apa Mas Alin udah nggak peduli lagi sama aku?"

"Aku samperin aja kali ya?"

"Ish tapi kan aku lagi ngambek, gengsi ah!"

Tok..Tok..

Sedang bergelut dengan pikirannya sendiri, Renjun dikagetkan dengan suara ketukan pintu.

"Apaan sih Mas?! Adek nggak mau keluar!"

Still play tsundere ya, Njun? :))

"Renjun sayang, ini Mama. Buka pintunya dong!"

Oh, ternyata itu Mama mertuanya.

Renjun dengan segera berlari untuk membukakan pintu setelahnya ia memeluk Luhan dengan erat.

"Menantu kesayangan Mama kenapa hm?" tanya Luhan lembut sembari menangkup pipi gembil Renjun.

"Injun kesel sama Mas Alin. Tadi Mas Alin bentak Injun." jawab Renjun mengadu.

"Mas Alinnya ngebentak mungkin karena Injun nakal." ucap Mama Luhan.

"Nggak kok. Injun nggak nakal, Injun baik." Renjun mengelak.

"Ya udah nanti Guanlinnya Mama marahin ya?" Renjun mengangguk semangat.

"Injun, mau Papa gendong nggak?" Sehun menawarkan.

Renjun menoleh pada ayah mertuanya dan mengerjapkan matanya pelan. "Emang boleh?"

"Boleh dong."

Dengan ragu ia mengulurkan tangan pada Sehun, lalu dengan perlahan Sehun mengangkat tubuh Renjun. Menggendongnya di depan seperti koala.

"Gemes banget sih bayi Papa!"

Renjun tertawa girang begitu Sehun mengecupi permukaan wajahnya.

"DIH APA-APAAN NIH?!"

Guanlin yang baru datang setelah membeli makanan untuk makan siang berseru kencang. Tidak terima melihat Renjun berada di gendongan Papanya.

"Dek, sini gendong sama Mas aja!" Guanlin mencoba mengambil Renjun dari gendongan Papa Sehun. Tapi si manis itu menggeleng tidak mau, dan makin mengeratkan pelukan pada leher sang Papa.

"Kasihan itu Papa Sehun keberatan."

Renjun mendongak dan menatap Papa Sehun. "Emang Injun berat?"

"Nggak kok. Injun enteng." jawab Papa Sehun seraya tersenyum manis.

Renjun menjulurkan lidahnya pada Guanlin lalu kembali menenggelamkan wajahnya di leher Papa Sehun.

Guanlin mendengus. Papanya ini nggak bisa diajak kerja sama!

.

.

.

"Mama Papa mau pulang?" Renjun bertanya.

"Iya sayang. Kita nggak bisa nginep malem ini. Maaf ya." balas Papa Sehun.

"Yah, padahal Injun mau tidur sama Mama Papa." Renjun cemberut.

"Kan ada Guanlin. Kasihan loh dia dari pagi kamu cuekin. Nggak bagus juga lagi hamil tapi malah marahan sama suami." ucap Mama Luhan menasehati.

"Hum..." Renjun menunduk dan memainkan jari-jarinya. Jujur, ada sedikit perasaan bersalah dalam hatinya karena telah mengabaikan Guanlin dari pagi tadi.

"Baikan ya kalian, jangan marahan lama-lama." Mama Luhan mengusap surai Renjun lembut.

"Iya Ma."

"Kalo gitu Mama sama Papa pulang dulu ya!" pamit Mama Luhan.

"Iya. Hati-hati, Ma, Pa!"

Setelah kedua mertuanya itu pulang, ia beranjak menghampiri Guanlin yang sedang tiduran di kamar tamu.

"Mas Alin~"

Guanlin melirik Renjun sekilas lalu kembali memfokuskan diri pada handphone di genggamannya.

"Apa?" sahut Guanlin singkat.

Renjun memberanikan diri naik ke atas tempat tidur dan memeluk lengan suaminya dari samping.

"Mas marah ya?" tanya Renjun pelan.

"Mas, liat Adek jangan liat handphone!" Renjun mencoba mengambil handphone milik Guanlin tapi si tampan itu langsung menepis tangannya.

"Mas, maafin Adek. Jangan cuekin Adek. Huhu~"

Guanlin mengulum bibirnya menahan senyum. Ia sebenarnya tidak tega. Tapi nggak apa-apa lah ya, sekali-sekali dia ngejahilin Renjun.

"Ngapain? Dari pagi aja Mas kamu cuekin. Kamu malah asik nempelin Mama sama Papa."

Guanlin berucap tanpa menoleh sedikitpun pada Renjun. Renjun jelas semakin merasa bersalah.

"Adek tau Adek salah. Maafin Adek Mas. Hiks..Maaf!"

Ah, Guanlin sudah tidak tega jika Renjun menangis. Lelaki tampan itu meletakan handphone-nya di atas nakas lalu menangkup wajah Renjun dan menghapus air matanya.

"Ututu, bayiknya Mas jangan nangis ya."

"Mas jangan marah.." ucap Renjun yang masih sesenggukan.

"Nggak kok. Mas nggak marah, sini peluk!"

Renjun menubruk suaminya dengan pelukan erat dan mendusalkan wajahnya di dada Guanlin seperti anak kucing.

"Gemes banget sih kesayangan Mas!" Guanlin menangkup wajah Renjun dan mendaratkan kecupan-kecupan ringan di wajah sang istri.

"Dah sekarang kita bobo ya, udah jam 9 nih." ucap Guanlin.

"Baby mau diucapin selamat malem sama Daddy-nya sebelum bobo." balas Renjun sembari mengelus perutnya.

Guanlin terkekeh lalu mensejajarkan wajahnya dengan perut Renjun. Satu tangannya terulur untuk mengelus perut istrinya.

"Selamat malam, baby. Bunda sama Daddy mau bobo dulu, baby juga bobo yang nyenyak ya. Daddy sayang sama baby."

Terakhir, Guanlin mendaratkan kecupan di perut Renjun.

"Dah, sekarang giliran Bundanya yang harus tidur."

"Hum..Selamat malam Mas!"

Cup!

"Malam, angel. Sleep well!"





Tbc..

Kayaknya dibook ini nggak bakal ada konflik yg berat-berat. Males ngetiknya brouu:")

Continue Reading

You'll Also Like

168K 21.8K 18
Shotaro, namja imut berumur 16 tahun yang kabur dari panti asuhan ini tinggal bersama sahabatnya, Na Jaemin. Mereka berdua bersekolah di salah satu S...
90.1K 8.2K 50
〘 ILYOUNG 〙 Doyoung adalah seorang mahasiswa nerd yg hidup dikeluaga sederhana,dengan bantuan beasiswa ia mampu untuk menempuh pendidikan tinggi Doyo...
318K 56.4K 35
Renjun punya adik kelas yang suka ngikutin dia, namanya Guanlin. Ganteng, tinggi, anak basket, tajir pula. Mereka memutuskan melakukan fwb tanpa adeg...
344K 17.8K 44
jaemin pikir jika penderitaan nya akan berakhir saat dia pergi dari rumah tapi siapa sangka semuanya akan berakhir ketangan seorang mafia yang sangat...