ENIGMA (REVISI)

By hrjn23bq

2.6K 352 46

Follow first πŸ™πŸ™ ### Cover by pinterest... ~~~ Ini Tentang Azella Jovanka, gadis kembar yang tidak pernah di... More

00
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12

01

280 28 1
By hrjn23bq

Jevano Aderaldo Lee, siapa yang tidak mengenal sosok yang lebih akrab dipanggil Jevan itu di SMA Cakrawala. Laki-laki berdarah Korea-Indonesia itu merupakan sosok hits idaman para kaum hawa. Selain tampan Jevan juga merupakan siswa berprestasi yang kerap kali membanggakan nama SMA Cakrawala.

Nama Jevano tidak hanya terkenal di SMA-nya saja melainkan di sekolah lain, tidak heran kenapa meja serta lokernya selalu dipenuhi oleh surat dan kotak-kotak hadiah berbagai macam ukuran yang berisi berbagai macam barang juga.

Tapi semua barang tersebut tidak pernah Jevan bawa pulang karena ia merasa tidak berhak memilikinya walaupun sudah sangat jelas para pengirim memberikan untuknya sebagai tanda kekaguman mereka. Selain itu, Jevan juga memiliki alasan yang kuat untuk tidak membawa pulang barang-barang tersebut yaitu ia tidak suka membawa pulang pemberian dari orang asing.

Para penggemar Jevan tentu sangat hafal dengan hal itu, tapi mereka seolah menulikan telinga dan tetap memberikan hadiah-hadiah kecil yang memenuhi loker Jevan dan berakhir ditempat sampah, dan kadang Jevan membagikannya pada teman-temannya.

Jevan memindahkan satu persatu surat yang memenuhi meja nya, tangan besarnya beralih mengambil surat terakhir untuk dimasukkan ke dalam kantung plastik, namun pergerakannya terhenti saat membaca nama pengirimnya.

'Azella Jovanka' nama yang tertera di ujung kanan surat. Kening Jevan mengernyit, nama si pengirim terdengar tidak asing di telinga Jevan. Laki-laki itu memutuskan untuk memasukkan surat itu ke dalam saku celana abu-abu nya untuk ia baca nanti. Surat pertama yang Jevan ambil, mari ucapkan selamat kepada sang pengirim karena suratnya diterima oleh Jevan.

.
.
.

"Lagi?" Gadis berkulit putih pucat dengan rambut sebahu menatap nyalang ke arah gadis yang sedang berdiri di depannya.

"Bel, dengerin gue! Mau sebanyak apapun lo ngirim surat buat si Jevan-Jevan itu tetap nggak akan ada balasan. Lo tau sendirikan Jevan orangnya kaya gimana? Berhenti berharap juga berhenti kirimin dia surat atas nama gue!!" Gadis yang tak lain adalah Azella Jovanka itu mencoba memberikan pengertian pada kembarannya yaitu Abella Jovania, si manis yang dua tahun terakhir ini menyimpan perasaan pada sosok Jevan namun tidak berani menampakkan diri, gadis itu hanya bisa mencurahkan perasaannya lewat sebuah surat yang ia kirim atas nama Azel.

"Zel, firasatku Jevan bakalan baca surat itu" ujar Abel disertai senyuman yang begitu manis dan menenangkan. Abel, sosok gadis lembut penuh perhatian sangat berbanding terbalik dengan Azel yang terkesan tomboy terbukti dari teman-teman nya yang terdiri dari laki-laki semua.

"Walaupun dia baca juga itu surat atas nama gue, bukan lo" dengus Azel kesal seraya melemparkan kulit kacang ke sembarang arah. Tidak peduli jika ada siswa atau siswi yang nantinya akan terkena lemparannya.

"Maafin aku ya Zel, aku malu kalau langsung tulis nama sendiri, kamu tau kan baru kali ini aku suka sama cowok"

Azel menghela nafas, ia bisa apa jika Abel sudah berbicara dengan suara halusnya disertai sepasang mata bulat yang menatapnya begitu lembut.

"Lain kali sebelum tulis nama gue di surat itu, izin ke gue dulu, seenggaknya gue tau apa isi surat yang lo kirim, kalo isinya macem-macem kan gue yang malu!"

Abel tersenyum cerah, gadis berambut panjang itu memeluk kembarannya erat, saking senangnya ia sampai menggoyang-goyangkan tubuh mereka.
"Makasi Azel, kamu emang adik terbaik aku"

"Tsk, nggak gratis tau!" Decak Azel

"Iya, aku tau kok, ayo ke kantin aku traktir sepuasnya" ucap Abel diiringi pekikan antusias Azel. Tanpa aba-aba gadis itu langsung menarik Abel menuju kantin.

.
.
.

Bel pulang sekolah berbunyi begitu nyaring, para guru yang sedang mengajar di jam terakhir langsung mengakhiri proses belajar mengajarnya membuat para murid bersorak bahagia.

Berbeda dengan kelas XII IPA 5, para penghuni kelas itu saling melempar pandangan satu sama lain karena guru berkepala plontos yang tengah mengajar di kelas itu belum juga menunjukkan tanda-tanda untuk mengakhiri pelajaran.

"Ekhem...udah bel ya? Uhuk..uhuk" Azel menggaruk lehernya setelah berpura-pura batuk sekaligus menyindir gurunya. Sementara murid lain berusaha menahan tawa mereka.

Guru berkepala plontos itu menatap tajam ke arah Azel, siswi langganan guru bk itu tersenyum tanpa dosa ke arah sang guru. "Pulang pak" ujarnya.

"Azella Jovanka, besok temui bapak di ruang bk!!" Tanpa pamit atau apapun, guru itu berjalan keluar dari kelas IPA 5 seraya membanting pintu.

Pecah sudah tawa penghuni IPA 5, lain halnya dengan Azel yang tengah menepuk-nepuk dadanya menyombongkan diri "Gue nggak mau tau, seminggu ke depan traktir gue pake uang kas!" Seru Azel.

"Gampang" balas ketua kelas

.
.
.

"Langsung pulang, Zel?"

Laki-laki bertubuh tinggi dengan name tag bertuliskan 'Angkasa Pramudia' membuka suara membuat gadis yang sedari tadi fokus dengan benda pipih berwarna silver menatap kearahnya.

"Gue lagi males di rumah" balas Azel, tangan kanannya memasukan handphone ke dalam tas setelah menonaktifkannya, malas jika papa atau mamanya akan menelpon dan menyuruhnya untuk pulang.

"Mau gue ajak ke rumah, tapi gue latihan basket hari ini, atau lo mau nunggu?" Tawar Angkasa.

Azel tak banyak berpikir, ia langsung mengangguk setuju, lebih baik menunggu Angkasa selesai latihan daripada harus pulang ke rumah yang dianggap seperti neraka olehnya.

"Nih pegangin tas gue, kalo lo haus gue ada susu kotak di tas" Angkasa mengacak rambut pendek Azel sebelum bergabung dengan anggota basket lainnya di lapangan.

Azel tersenyum samar, pikirannya kembali mengingat kejadian saat pertama kali dirinya mengenal Angkasa. Laki-laki seperti pada umumnya, perokok, suka balapan, kadang terlibat tawuran beberapa kali, tapi semua itu bukan masalah bagi Azel karena saat bersamanya Angkasa justru bersikap sebaliknya, laki-laki itu penuh perhatian dan berusaha menjaga Azel agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja sepertinya. Angkasa itu pelindung Azel meskipun jika dilihat-lihat Azel bukan sosok gadis lemah, tapi bagi Angkasa, Azel tetaplah seorang gadis lemah yang kapan saja bisa menangis gara-gara hal sepele.

Jika kalian bertanya apakah Angkasa menyukai Azel? Maka jawabannya adalah 'iya'. Sejak pertemuan pertama dimana Angkasa yang saat itu tengah kabur dari kejaran polisi, entah sudah ditakdirkan atau hanya kebetulan Azel datang tiba-tiba menarik Angkasa masuk ke dalam mobilnya, membantu laki-laki itu bersembunyi. Dari kejadian itu Angkasa benar-benar menjanjikan dirinya untuk terus berada di samping Azel dan melindungi gadis itu disertai perasaan yang tiba-tiba muncul saat melihat senyum tulus Azel.

Bugh

"Aww.."

Ringisan kecil Azel terdengar begitu bola berwarna oranye mengenai kepalanya, juga terkejut hingga tas milik Angkasa yang awalnya berada dipangkuan kini tergeletak di lantai.

"Zel, lo nggak papa?"

Azel mendongak, ia mendapati dua laki-laki berdiri di depannya, Angkasa dan satunya lagi tidak Azel kenali tapi terlihat tidak asing.

"Gue nggak papa" ucap Azel disertai senyum tipis untuk meyakinkan Angkasa kalau dirinya memang baik-baik saja.

"Lain kali jangan ngelamun" suara asing masuk indera pendengaran Azel, gadis itu menoleh ke arah laki-laki yang berada di samping Angkasa, wajah tampannya seolah tertutup karena suara dingin yang cukup menggangu Azel.

"Jev, bukannya minta maaf malah nyalahin orang lain" kini suara Angkasa yang terdengar membuat laki-laki yang dipanggil 'Jev' itu mendengus.

"Sorry"

Azel melirik sekilas "Gapapa" balasnya.
Setelah itu Azel memilih untuk menunggu Angkasa di parkiran, gadis itu melenggang pergi setelah mendapat persetujuan dari Angkasa.

Jev, lebih tepatnya Jevan, laki-laki itu masih memperhatikan punggung Azel yang semakin menjauh dari pandangan.

"Jadi dia yang namanya Azella Jovanka" gumam Jevan. Ia tak sengaja melirik ke arah nametag Azel.

.
.
.

Tbc..

Jangan lupa vote dan komen...

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 67.3K 24
semua part pendek. "JIKA MENCINTAI TAK HARUS MEMILIKI, MAKA BOLEHKAN SAYA MENGHAMILIMU TANPA MENIKAH" Bimanuel Dirgantara. "GUE BUKAN HOMO BANGSAT"...
292K 21.8K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
5.1M 382K 54
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1M 58.5K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...