Revenge 3 | TREASURE

By ANDINI-RIYANA

401K 96K 77K

"Karena kalian udah keseret dalam lingkar permainan Garis Takdir." ft. TXT More

PROLOG
BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6
BAGIAN 7
BAGIAN 8
BAGIAN 9
BAGIAN 10
BAGIAN 11
BAGIAN 12
BAGIAN 13
BAGIAN 14
BAGIAN 15
BAGIAN 16
BAGIAN 18
BAGIAN 19
BAGIAN 20
BAGIAN 21
BAGIAN 22
BAGIAN 23
BAGIAN 24
BAGIAN 25
BAGIAN 26
BAGIAN 27
BAGIAN 28
BAGIAN 29
ENDING

BAGIAN 17

10.9K 2.8K 2.4K
By ANDINI-RIYANA

Yoshi berjalan dengan derap langkah pelan, matanya fokus mengikuti Beomgyu yang menelusuri selasar bangunan kampus.

Entah mau ke mana laki-laki itu, sejak tadi berjalan seperti tidak ada tujuan.

Ketika Beomgyu berbalik ke salah satu lorong, Yoshi buru-buru mempercepat langkah, takut kehilangan jejak. Yoshi bisa saja menggunakan sihir untuk membuntuti Beomgyu, tapi dia sedang malas menggunakannya karena menggunakan sihir berarti menguras energi.

Setelah tiba di lorong yang ditelusuri oleh Beomgyu, Yoshi terdiam saat mendapati lorong panjang itu kini kosong, tidak ada yang berjalan di sekitar sana.

Yoshi mengernyit bingung, bagaimana bisa Beomgyu menghilang secapat itu?

PPAK!

Yoshi tersentak saat sebuah tepukan keras terdengar di belakangnya.

Secara spontan Yoshi memutar badan, dan tak menemukan persensi siapa pun.

Yoshi benar-benar bingung, tadi itu nyata hanya perasaannya saja?

Sejak sering mendapat penglihatan atau vision, Yoshi kadang tak bisa membedakan kenyataan dan ilusi.

Hwiw~ Hwiw ~

Secara kilat Yoshi berbalik ke pandangan semula, dan kini dia mendapati Beomgyu yang berjalan santai sembari memasukkan kedua tangannya ke almet.

Yoshi langsung mengejar Beomgyu. Begitu jaraknya dengan Beomgyu terlampau dekat, Yoshi segera meraih bahu laki-laki tersebut.

Namun yang terjadi, Yoshi terlonjak saat tangannya bersentuhan dengan bahu Beomgyu, seperti ada aliran listrik yang menyengat Yoshi.

Dan secara tiba-tiba, Beomgyu berhenti melangkah, kemudian memutar badan. Senyum mengejek tersungging jelas di bibir pemuda itu.

"Lo Dispatch apa Sasayang? Dari tadi ngikutin gue mulu, naksir ya lo?" tanya Beomgyu.

Yoshi tak membalas, pemuda itu kini justru sibuk mengeluh kesakitan, tangan kanannya yang menepuk bahu Beomgyu tqdi seakan mati rasa, tak dapat digerakkan.

"Kalo lo beneran naksir gue, cuma mau ngasih tau gue itu posisinya seme," ujar Beomgyu sambil berkacak pinggang.

"Eh, tapi gue lurus deh kayanya," kata Beomgyu kemudian, tiba-tiba meragukan orientasi sexnya.g.

"L-lo... s-siapa?" Yoshi berusaha bertanya di antara rasa sakit yang dia rasakan.

"Ih, ganteng-ganteng kok gagak gitu, gak canci banget," ejek Beomgyu.

Yoshi mendelik tajam.

"Jawab gue, lo siapa!" sentak Yoshi.

Beomgyu pura-pura terkejut dengan muka menyebalkan. Sejenak kemudian dia tertawa kencang lalu tersenyum lebar sambil merentangkan satu tangannya ke depan wajah Yoshi.

Yoshi yang posisinya masih duduk di lantai tak menyambut ukuran tangan itu.

"Kenalin, aku Choi Beomgyu, makhluk Tuhan yang tercipta yang paling seksi, cuma aku yang bisa membuatmu terus menjerit awh-awh-awh, ih-ih-ih~"

"Apa sih lo gak jelas!" seru Yoshi kesal, dia berusaha berdiri.

Beomgyu tak membalas, sebaliknya pemuda itu berbalik badan dan kembali berjalan meninggalkan Yoshi.

"WOI! JAWAB GUE LO SIAPA? LO BERUSAHA ADU DOMBA TEMAN GUE, KAN?!"

Dengan mendadak, Beomgyu menghentikan langkahnya.

Beomgyu menolehkan kepala tanpa memutar badan ke arah Yoshi.

"Sentuh gue tanpa kesakitan, baru gue jawab pertanyaan lo."

























































Yeonjun, Soobin dan Kai akhirnya tiba di hutan Rute 13 tempat makam Yeonjun berada.

Kali ini mereka mendarat sempurna dan ketiganya bahkan tak merasa ingin mual, tidak seperti awal melakukan teleportasi bersama Yuna

"Ini beneran hutannya?" Soobin bertanya sembari melihat sekitar.

"Suasana angkernya kerasa banget, Kak," gumam Kai, mendekatkan diri pada Yeonjun.

Bagaimana tidak, mereka sekarang berada di hutan belantara beda alam. Sekeliling mereka ditumbuhi pepohonan-pepohonan yang menjulang tinggi, kabut menyelimuti sekitar, membuat penglihatan mereka sedikit tidak fokus.

Awan di atas sana bergerak cepat, kawanan burung gagak terbang entah ke mana, dahan-dahan pohon berayun, seperti sebentar lagi akan terjadi badai besar.

"Ayo, kakek bilang kita harus buru-buru temuin makam gue, kita gak punya banyak waktu," tutur Yeonjun.

Ketiganya lantas mengikuti ke mana Gemstone yang menjadi petunjuk jalan itu bergerak.

Mereka melewati kawasan yang agak berlumpur, membuat ketiganya berjalan sembari berpegangan agar tak terpeleset.

Sepanjang perjalanan itu, Yeonjun dan Soobin mendapat gangguan halusinasi, kadang Soobin melihat batang pohon yang dipegangi beberapa tangan.


Sedangkan Yeonjun kadang melihat perempuan berbadan tinggi mengawasinya.


Hanya Kai yang tidak melihat penglihatan aneh.

Setelah perjalanan yang cukup jauh juga menegangkan itu, Gemstone itu akhirnya berhenti di sebuah kawasan batu memanjang yang membentuk lingkaran.

Tepat di dalam lingkaran batu memanjang itu, Yeonjun, Soobin dan Kai melihat gundukan tanah yang ditancapi sebuah pedang pusaka.


Sejenak mereka terdiam, pandangan menatap lekat gundukan yang merupakan makam Yeonjun.

Soobin merangkul bahu Yeonjun, begitu pun Kai. Keduanya tersenyum pada Yeonjun, meyakinkan.

Entah kenapa, Yeonjun merasa hangat, bola matanya berkaca-kaca. Tempat ini seperti mengirim sinyal fragmen pada Yeonjun.

Dengan penuh keyakinan, Yeonjun mulai berjalan ke makamnya. Setiap langkahnya, Yeonjun dapat mengingat satu persatu potongan kejadian yang pernah terjadi di sini.

Yeonjun sedikit-sedikit mengingatnya, 4 orang yang dikurung di sangkar besar, seorang laki-laki yang merupakan saudaranya di kehidupan sebelumnya, Renjun yang dikendalikan Hyunjun, Yuna dan Yoonbin yang datang menyerang Yeonjun yang sudah menyatu dengan Hyunjun.

Di tempat inilah, Yeonjun harus mengakhiri hidupnya demi menyelamatkan Hyunsuk dan teman-temannya.

Tanpa sadar setetes air matanya menetes, air mata itu mengalir begitu saja.

Yeonjun berlutut di depan gundukan makamnya, kala itu Yeonjun dapat melihat ukiran Y - 1999 di pedang itu, yang mana itu adalah inisial nama dan tanggal lahirnya di kehidupan sebelumnya.

Tangan Yeonjun bergerak meraih gagang pedang tersebut, begitu tangannya bersentuhan dengan pedang pusaka pemberian Y itu, Yeonjun bisa merasakan sakit. Sakit ketika ujung pedang itu menghunus lehernya dulu, juga rasa sakit dari peluru yang menembus dadanya.

Soobin dan Kai datang, menguatkan Yeonjun.

"Lo pasti bisa, Kak," ujar Soobin pelan.

Yeonjun mengangguk, kemudian dengan susah payah dia mencabut pedang pusaka itu.

Sebuah cahaya biru keluar dari dalam gundukan, cahaya yang merupakan kekuatan iblis Yeonjun.

Bola cahaya itu melayang sesaat, sebelum menyergap Yeonjun.

Soobin dan Kai mundur, percikan cahaya meliputi Yeonjun yang kini menyerap kekuatannya.




































Tanpa mereka tahu, sebuah cahaya kemerahan yang merupakam kekuatan iblis Hyunjun ikut bangit.
































Anda:
Woe!

Anda:
Lo k mn?

Anda:
Bolos y lo?

Anda:
Gw laporin bang uncuk lo

Haruto berdecak, keempat pesannya hanya centang satu semua, panggilannya bahkan tidak dijawab Junghwan.

Jeongwoo yang berdiri di samping Haruto sama kesalnya, dia juga berusaha menelepon Junghwan tapi tidak mendapat respons.

Sekarang sudah jam pulang, para siswa dan siswi sedikit demi sedikit mulai meninggalkan kawasan sekolah, ulangan hari ini sudah selesai.

Sementara Haruto dan Jeongwoo masih di parkiran, memastikan apakah Junghwan sudah pulang atau masih ada di sekolah.

Mereka yakin, Junghwan masih ada di sekitar sekolah, karena Junghwan belum terlalu hapal rute ke kosan.

"Kok belum pulang?"

Keduanya menoleh, dan mendapati Inhong yang bertanya pada mereka berdua.

"Kita nyariin Junghwan," jawab Jeongwoo.

"Oh si sapi, gue liat dia di taman tadi," ujar Inhong.

"Serius lo?"

Inhong mengangguk. "Nggak tau masih ada di sana apa nggak, tapi mending lu berdua cek dulu sih."

"Oke, thanks ya, Hong!"

"Yoi, Kong!" balas Inhong lalu beranjak pergi.

Haruto dan Jeongwoo lekas berjalan ke arah taman seperti yang dikatakan oleh Inhong.

Setelah tiba di area taman, samar-samar Jeongwoo melihat seseorang bersandar di batang pohon beringin.

Jeongwoo menepuk bahu Haruto dua kali. "Itu Junghwan bukan sih?"

Haruto menoleh dan mengikuti telunjuk Jeongwoo.

"Loh, iya, yuk ke sana."

Haruto dan Jeongwoo lekas ke sana, saat hampir dekat, mereka mengendap-endap.

Dan....

"DUAR!!!" seru Haruto dan Jeongwoo bersamaan.

Namun yang dikagetkan justru tak bereaksi, sibuk mengunyah donat.

"Owalah anjir, dicariin ke mana-mana, ternyata lagi ngemil donat di sini!" ujar Jeongwoo sedikit kesal.

Dia kemudian duduk di samping Junghwan, begitu pun Haruto.

"Woe, diam aja lu," tegur Haruto.

"Lo kenapa bolos sih? Ulangannya susah?" tanya Jeongwoo.

Selama seminggu terakhir, Junghwan menghabiskan waktu di kamar untuk belajar, kadang Jihoon yang harus membawakan makanan ke kamar Junghwan agar bocah itu makan. Saat berkumpul di ruang tamu dengan anak kosan yang lainnya pun, Junghwan tetap belajar meski yang lain bermain.

"Lu kenapa sih?" Haruto bertanya heran.

Junghwan tak menjawab, mulutnya tetap mengunyah donat sementara matanya menatap kosong ke depan.

Jengwoo bergidik dan mencolek Haruto dari belakang.

Mereka berdua berkomunikasi dengan bahasa kalbu lewat isyarat.


"Apa?"

"Jangan-jangan Junghwan kerasukan."

"Anjir, yang bener lo?!"


Tapi tiba-tiba Junghwan menoleh pada keduanya dengan senyum lebar.

"Mau?" Junghwan menawarkan donat.




































Meski bingung dengan sikap Junghwan, Haruto dan Jeongwoo tetap menerima donat itu dan mengunyahnya.

Setelah memakannya, Haruto dan Jeongwoo tak pernah lagi terlihat di sana.

Continue Reading

You'll Also Like

202K 42.1K 18
[FINISH] [ you lose, you die. ] "then i have to catch you before the elimination!" ※jangan biarkan bias mu tereliminasiㅡ jika tidak mau melihat biasm...
55.5K 13.8K 33
there are many things a friend can do, killing for example maybe?
483K 117K 37
jihoon si happy virus itu ternyata mengetahui masalah semua orang. ©️ tteobokjin, 2019
The Phone 2 | TXT ✓ By MAYA

Mystery / Thriller

783K 189K 25
❝Telepon asing itu datang lagi.❞