World has fallen; Hyunlix

By Felixtyx

6.5K 1.3K 160

;Saat felix terbangun ia sudah masuk kedalam sebuah game yang mengancam nyawanya. •BAB1; START THE GAME [FINI... More

1/1; Game popular
1/2; Game di mulai
1/3; Selamat datang!
1/4; Mencari petunjuk
1/5; Bertemu partner
1/6; Melarikan diri
1/8; Misi
1/9; GG!
1/10; Zombie besar
1/11; Tulisan di dinding [End]
2/12; Dewa dan besi
2/13; Neraka
2/14; Burung pegar

1/7; Gudang amunisi

398 93 14
By Felixtyx

Jgn lupa tinggalkan jejak, maapin tipo nya, enjoy readin' gaiis ♡















Belasan zombie lain nya datang menerjang mereka.

Sudah cukup terlambat bagi hyunjin dan felix untuk menghindari mereka, hyunjin tidak punya pilihan lain selain memukuli mereka satu satu. Felix ada tepat berada di belakang punggungnya, bingung dan panik.

Setelah memanjat pintu pagar yang tinggi seluruh kekuatan felix hampir terasa seperti disedot habis, seluruh tubuhnya masih gemetaran dan kepalanya dicelupkan dalam keringat dingin, basah nyaris sebadan.

Juga dia kewalahan untuk menghadapi zombie yang terus menerjang, mulut mereka terbuka dan sangat bernafsu untuk mengigit dan mengoyak daging nya, felix semakin panik.

Dia tidak seperti hyunjin yang sudah terbiasa menghadapi zombie, untuk melawan satu zombie saja dia sudah nyaris tergigit berkali kali, saat dia dihadapkan dengan banyak zombie yang beringas, dia tidak bisa melakukan apapun, selain terus menempelkan punggungnya ke punggung hyunjin, berulang kali mengayunkan tongkat bisbolnya dan menendang zombie agar menjauh.

Tongkat besi baja hyunjin mengayun kencang, dan memecahkan kepala salah satu zombie yang paling dekat dengan nya, dia ingin memastikan keadaan felix, tetapi zombie lain terus berdatangan ke arahnya.

"Sial!" hyunjin mengumpat, dia melirik ke belakang dengan cepat.

"Ayo kita lari"

Felix belum menjawabnya, tetapi hyunjin langsung menarik tangan nya dan menerobos gerombolan zombie, yang entah bagaimana jumlahnya semakin banyak.

Hyunjin menendang para zombie untuk menjauh, menganyunkan tongkat nya, dan bahkan menggunakan apapun yang ada di dekatnya untuk melarikan diri; melemparkan tempat sampah, batu dan hal lain nya.

Felix juga tidak diam, selama dia masih bisa bergerak dia akan melakukan yang terbaik, jadi dia menggunakan kakinya untuk memukul mundur para zombie, dan terus berlari untuk menghindari mereka.

Tujuh meter di depan mereka adalah sebuah kantor yang bobrok, hyunjin mempercepat laju kaki nya, menarik felix disampingnya dan menerobos masuk ke dalam kantor itu.

Bagaimanapun zombie tetaplah zombie, mayat hidup yang motoriknya sudah mati, secepat apapun mereka masih tetap akan kalah dengan kekuatan tubuh manusia yang masih sehat, sesaat setelah para zombie itu kehilangan jejak mangsanya, mereka kembali linglung, dan yang ada dalam pandangan mereka adalah kegelapan yang absolut.

Felix dan hyunjin menekan punggung basah mereka di dinding, bernafas dengan cepat, felix bahkan merasa jantungnya nyaris meledak karena terus memompa darahnya yang berdesir cepat.

Dia melirik kesamping, dan menemukan kondisi hyunjin tidak jauh lebih baik darinya, tangan mereka masih bergandengan dengan erat dan tampaknya enggan untuk saling melepaskan, mungkin juga digenggam erat seperti itu memberikan nya perasaan aman, jadi felix tetap membiarkan nya seperti itu.

Hyunjin pelan pelan membuka matanya, dan memindai sekitar, melongok ke luar kemudian menatap sekitar lagi.

"Sepertinya tidak berpenghuni" kata felix berbisik.

Hyunjin cekikan ditengah nafasnya yang patah patah, "Penghuni yang kau maksud itu apa?"

"Zombie"

Hyunjin menoleh ke luar lagi sebentar, "kita harus cari jalan belakang, tidak bisa kalau lewat depan, terlalu bahaya"

"Tapi Bagaimana kalau ada zombie di dalam sini?"

"Aku harap kamu tidak lupa kalau kamu punya fitur pemindai zombie"

Oh sial, felix lupa yang satu ini.

Felix melihat sekitar, lalu sebuah suara mesin yang lembut mendekat ke arahnya, dan sebuah cahaya kecil berkedip kedip di depan wajah felix.

"Mulai memindai" kata felix

Fella terbang merendah, dan mulai memindai, untuk beberapa saat titik titik merah tersebar di sepanjang layar hologramnya yang bundar, tetapi kemudian sebuah tanda seru merah besar muncul begitu saja.

'Terjadi kerusakan pada sistem, harap tunggu beberapa saat lagi dan ulangi lagi'

Melihat ini hyunjin berdecih, "sistem cacat"

Felix tidak bisa berkomentar, dan hanya membiarkan nya, lagipula dia tidak tahu pada siapa dia harus merasa marah, pun sudah terlalu letih untuk menyumpahi dunia game sialan ini.





Karena ini adalah kantor yang terbengkalai, mereka tidak bisa menemukan hal lain yang berguna selain kertas kertas dan berbagai hal rusak lain nya yang bertebaran di sepanjang lantai.

Syukurlah selama mereka berjalan jalan, tidak ada satupun zombie di dalam nya, tetapi keadaan ruangan begitu gulita dan mencekam, dengan dinding yang tercoreng moreng oleh goresan abstrak dan percikan darah tipis.

Hyunjin dan felix berjalan berdampingan, melihat lihat ke sekitar dengan cepat, mereka enggan menghabiskan waktu dengan percuma, karena jika begitu langit akan segera menjadi lebih terang. Dan itu artinya akan lebih sulit melarikan diri dari para zombie pada siang hari.

Kepala hyunjin menengadah dan membaca tulisan 'dapur' di atas sebuah birai pintu.

Dia berjalan ke arah lain nya, dan menemukan sebuah pintu berat yang di gembok. Ada sebuah jendela bertralis besi karatan disamping pintu, felix mengintip dari balik sana, kemudian dia menepuk nepuk lengan hyunjin.

"Ini pintu belakang"

Katanya setelah melihat jalanan beraspal, hyunjin ikut melongok di samping felix

"Jadi benar, ini adalah pintu belakang"

Felix mengangguk, dia bergeser ke sisi kanan hyunjin, melihat gembok dan rantai berkarat itu masih kokoh mengunci kedua gagang pintu itu jadi satu. Dia melihat ke bawah kakinya, mencari cari sebentar ke arah lain sebelum menemukan sebuah batu keras berukuran cukup besar.

Felix memungutnya dan berjalan ke arah hyunjin

"Biar aku coba"

Hyunjin mundur selangkah sambil memperhatikan sekitar, felix mencoba memukul gembok itu dengan batu berkali-kali. Suasana begitu hening, selain terdengar suara air yang bergemericik dari pipa bocor di arah lain, suara hantaman batu dan besi pun terdengar menggema di ruangan.

Mata hyunjin beralih menatap felix, dia merasa sedikit ragu, hyunjin khawatir suara ini akan mengundang perhatian zombie di luar sana.

Dia ingin memintanya untuk berhenti, tetapi kemudian felix memekik.

"Ya! Terbuka!"

Lengan hyunjin terulur, dia mendorong felix ke belakang nya, hyunjin membuka pintu itu perlahan, mungkin karena pintu itu sudah tua dan tidak terurus, suara engsel nya berderit cukup nyaring.

Maka hyunjin hanya bisa membukanya dengan sangat perlahan dan mengintip sedikit ke luar, namun yang dia temukan hanya keheningan yang damai.

Robot mungilnya menyoroti jalanan dengan cahaya senter di atas kepalanya, memutar kesana kemari dengan sangat teliti.

Felix menyembulkan kepalanya di balik bahu hyunjin

"Bagaimana?"

"Tidak ada zombie, kita bisa keluar"

Lantas hyunjin membawa tungkainya melangkah keluar, dia menarik felix kesampingnya, memegang tangan nya erat.

Hyunjin berhenti sesaat, membuat gestur dengan tangan nya ke arah satelit nya. Hanya butuh dua detik, satelit itu menunjukan peta hologram, diikuti dengan nama tempat, jalan, dan keterangan umum lainnya.

Itu adalah peta kota, titik biru yang terang adalah lokasi mereka saat ini, namun tata letak kota telah diubah sedemikian rupa oleh sistem.

Felix tidak pernah ingat ada sebuah kantor semacam ini di dekat sekolahnya, bahkan lokasi gedung sekolah pun tidak berada dalam titik lokasi seharusnya.

Tetapi sepertinya hyunjin jauh lebih pintar darinya, dia bahkan dengan cepat membaca peta, dan menemukan jalan untuk melarikan diri dari para zombie.



Mengikuti arah utara, adalah sebuah gedung markas besar kepolisian kota. Felix pernah melewati tempat ini beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berpikir untuk datang kemari suatu hari nanti.

Langit sudah mulai terang dan sistem cacat masih tidak bisa di pulihkan.

Mereka berjalan kedalam gedung itu dengan buta, tanpa tahu apa yang ada didalamnya.

Mungkin ada lebih banyak zombie didalam sana, atau bahkan beast yang mereka lihat waktu lalu pun bisa saja berada disini. Namun setelah mereka melewati pintu kaca yang pecah berhamburan, hyunjin dan felix tidak menemukan apapun yang aneh, suasana gedung bahkan jauh lebih sunyi dari kantor bobrok dan gedung sekolah.

Meskipun begitu, mereka tidak pernah menurunkan pengawasan. Felix dan hyunjin berjalan bahkan dari punggung ke punggung, mengawasi satu sama lain. Dan satelit mereka berputar di sekitar, untuk memberi akses cahaya yang cukup.

Karena hyunjin adalah satu satunya orang yang pernah datang kemari, dia meraba beberapa tempat yang cukup familiar, dan felix hanya menguntitnya di belakang dengan was-was, takut takut jika zombie tiba tiba muncul dari balik dinding atau dari dalam ruangan lain.

Gudang amunisi adalah tempat yang paling tertutup dan diawasi dengan keamanan yang ketat, jika bukan karena kekacauan yang ada itu akan sangat sulit untuk mengakses ruangan ini. Tapi karena listrik di kota mati total, seluruh penjagaan benar benar jadi terabaikan.

Mereka berjalan masuk menyusuri koridor menuju gudang amnunisi, dan segala hal disekitarnya sungguh kacau balau; gelap, lembab, serpihan dari pintu kaca berserakan sepanjang lantai, cipratan darah tersebar di lantai dan dinding, juga bau kematian yang tercium di mana mana.

"Ini adalah gudang amunisi?"

Felix bertanya, menyentuh lapisan pintu baja yang dingin dengan telapak tangan nya.

"Benar"

Hyunjin menjawabnya dengan singkat, suaranya begitu rendah, lirih dan dingin. Dia berbicara dengan tenang seolah-olah tidak pernah memikirkan keadaan yang paling buruk sekalipun dalam pikiran nya-padahal beberapa saat yang lalu mereka nyaris berhadapan dengan kematian.

Satelit milik hyunjin berputar-putar disekitar pintu baja itu, sepertinya pintu ini diamankan oleh cara yang khusus dan sulit di tembus.

"Seperti akan sulit bagi kita untuk masuk kedalam" suara felix terdengar agak murung.

Hyunjin datang menghiburnya, menepuk punggung nya dan tersenyum, "Mari kita lihat"

Kemudian ekspresi wajah hyunjin jadi begitu ringan, dia dengan tenang mengetuk kecil permukaan pintu baja itu, mendorong nya dengan hati hati. Ketika dia melihat celah kecil yang terbuka diantara dua pintu baja itu, hyunjin menyelipkan tangan nya, mendorong bahunya dan pelan pelan celah besar terbuka diantaranya.

Felix berkedip dan menatap hyunjin dengan tatapan setengah tidak percaya.

"Bagaimana kamu tahu pintu ini tidak dikunci?"

Hyunjin hanya menatapnya sambil menyeringai. Felix tidak tahu, tetapi kemudian dia hanya bisa mengagumi kepintaran hyunjin dalam diam.





Beberapa senjata sudah hilang dari tempatnya, itu hanya menyisakan senjata senjata kelas II dan kelas III lain nya.

Mungkin, semua ini telah diatur oleh sistem game. Karena mereka masih berada pada level rendah, seluruh persenjataan hanya tersedia pada kelas II dan III.

Tetapi setahu hyunjin, seluruh senjata ini bisa di tingkatkan seiringnya level yang semakin tinggi.

Namun sejauh ini senjata kelas II pun cukup membantu.

Hyunjin melihat lihat sekitar, mungkin juga memilah beberapa senjata yang sekiranya bisa dia gunakan. Sedangkan itu felix berjalan jalan ke arah lain bersama fella, felix tidak begitu mengerti tentang shotgun, atau lain sebagainya, jadi dia berpikir untuk mencari senjata lain yang cukup cocok dengan nya.

Tetapi tiba tiba felix tersandung sesuatu, dia memikik dan merunduk ke lantai.

Cahaya biru milik fella mengikutinya, dan dia melihat sebuah kaki yang menjulur di lantai dari balik lemari besi. Felix mengencangkan tongkat bisbol ditangan nya, dan dia menendang kaki itu sekali lagi.

Menunggu sebentar, tetapi kaki itu tidak bereaksi.

Felix menelan air liurnya, dan dengan sangat hati hati mengintip ke balik lemari besi. Bau busuk menyeruak ke wajahnya, apa yang dia temukan disana adalah mayat seorang polisi yang bersandar di balik pintu lemari besi.

Keadaan nya sudah setengah membusuk, juga baju tempur hitam nya sudah koyak.

Felix pikir mungkin dia sudah mati, jadi dia datang mendekat untuk memastikan. Ketika cahaya biru fella mendekat ke wajah mayat itu, tiba tiba saja mata mayat itu terbuka-warna sklera nya kusam, abu abu tanpa pupil.

-sial!

Sebelum felix bisa menghindar, mayat hidup itu langsung berdiri dan datang menerjang tubuh felix.





















Note:

•Beast: Di game WHF dia digambarin jd monster yg biasanya muncul di malam hari, kalau ketemu beast hrs hati hati karena beast dianggap jd dewa zombie di game yg susah bgt buat dibunuh.

•Senjata kelas III: di game WHF jenis senjata dibagi ke beberapa kelas, kelas rendah/kelas I biasanya berupa senjata tangan; Katana, knuckle, stun gun, tongkat besi baja, pistol, kapak, dll.

•Senjata kelas II: Pisau tempur (SOG sealknife 2000, eickhorn KM 4000) senjata laras panjang (assault riffle, M4A1, M16, dll)

•Senjata kelas I: HK416, Tracking point gun, M2HB 50, jagdkommando, dll

(contoh senjata kelas I)


(contoh senjata kelas II)

(contoh senjata kelas III)

Continue Reading

You'll Also Like

126K 13.2K 24
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah. Lima tahun kemudian, Wonw...
325K 35.3K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
84.1K 8.5K 36
FIKSI
725K 67.7K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...