RIVAL (End) Revisi

By StarsShine_1603

6.7M 1M 91.2K

⚠️WARNING, CERITA INI MENGANDUNG KEBENGEKAN DAN KEBAPERAN. AWALNYA NYEBELIN LAMA-LAMA NAGIH⚠️ Follow sebelum... More

Prolog
1. Rival
2. Genta
3. Family
4. Empat
5. Lima
6. Enam
7. Tujuh
8. Delapan
9. Sembilan
10. Sepuluh
11. Sebelas
12. Dua Belas
13. Tiga Belas
14. Empat Belas
15. Lima Belas
16. Enam Belas
17. Tujuh Belas
18. Delapan Belas
19. Sembilan Belas
20. Dua Puluh
21. Dua Satu
22. Dua Dua
23. Dua Tiga
24. Dua Empat
25. Dua Lima
26. Dua enam.
27. Dua Tujuh
28. Dua Lapan
29. Dua Sembilan
30. Tiga Puluh
31. Tiga satu
32. Tiga Dua
33. Tiga Tiga
34. Tiga Empat
35. Tiga lima
36. Tiga Enam
37. Tiga Tujuh
38. Tiga Lapan
39. Tiga Sembilan
40. Empat Puluh
41. Empat satu
42. Empat Dua
43. Empat Tiga
44. Empat Empat
45. Empat Lima
46. Empat Enam
47. Empat Tujuh
48. Empat Lapan
50. Lima Puluh
51. Lima Satu
52. Lima dua
53. Lima Tiga
54. Lima empat
55. Lima lima
56. Lima Enam
Special part Rival
57. Lima Tujuh
58. Lima lapan
59. Lima Sembilan
60. Enam Puluh
61. Enam satu
62. Enam Dua
63. Enam Tiga
64. Enam empat
65. Enam Lima
66. Enam-enam
67. Enam Tujuh
68. Enam Lapan
69. Enam sembilan
70. Tujuh Puluh
71. Tujuh Satu
72. Tujuh dua
73. Tujuh Tiga

49. Empat sembilan

74.1K 11.8K 548
By StarsShine_1603

HAPPY READING ❤️
PART INI SPESIAL RIVAL CAHYA<3 Uwu-uwuan dulu sebelum masalah datang.
Enjoy yes💓

"Ayo pulang!" ajak Rival sambil menggandeng tangan Cahya. Dari tadi Cahya tidak berhenti-berhentinya mengobrol dengan Sasa dan Febby. Rival malah jadi kambing congek.

"Bentar." Cahya melepaskan gandengannya, lalu kembali berbincang dengan Sasa dan Febby tentang pelajaran.

Wah benar-benar nih cewek gue, minta dilempar ke tumpukan duit, batin Rival.

"Gue pulang duluan." Rival sudah terlalu sebal.  Lebih baik ia bergabung bersama teman-temannya yang lain.

Cahya langsung mencekal tangan Rival agar tidak jadi pulang lebih dulu.

"Tungguin geh."

"Gue masih marah sama lo, ya." Rival menatap datar Cahya. Direspon dengan senyuman simpul Cahya yang begitu manis membuat Rival tertegun. Senyum itu bagai candu, hanya dengan senyuman sederhana dari bibir Cahya berhasil membuat Rival bahagia bukan main. Perasaan senang membuncah ketika melihat senyuman penuh gula itu.

"Marah kenapa?" tanya Cahya sok tidak tahu.

"Marah karena lo ngucir rambut!" sentak Rival. Selain itu juga tentang Cahya yang jadi model.

"BISA NGGAK SIH SEKALI AJA NGGAK USAH CANTIK-CANTIK AMAT?!" teriak Rival frustasi.

Pernyataan itu membuat ketiganya melongo. Tak percaya apa yang keluar dari mulut mungil Rival. Sangat aneh, biasanya cowok akan bangga jika pacarnya cantik, tapi Rival berbeda.

"Lo manusia bukan sih?" tanya Sasa.

"Gue manusia titisan pangeran, Micin!" sentak Rival membuat Sasa kaget.

"Waduh, kumat nih kayanya, Cay. Butuh sajen nih," usul Sasa melihat Rival mulai ngawur dan halu.

Rival mengacungkan jempolnya sambil tersenyum tipis. "Gue emang butuh sajen. Tapi sajennya harus pelukan Cahya."

"BUCIN!!" teriak Sasa dan Febby secara bersamaan.

"Ayo sayang pulang ...." Rival merayu dengan muka sok memelas.

"Bentar."

"Lo bener-bener berubah, ya, Val. Bucin banget sumpah. Dulu lo aja nggak pernah manggil gue sayang," celetuk Febby tercengang melihat Rival bisa sebucin ini.

Cahya agak tidak nyaman dengan pembicaraan ini. Rival yang paham langsung merangkul Cahya lalu mengelus bahunya lembut menenangkan.

"Iya. Rival berubah banget. Playboy bisa tobat juga ternyata," sambung Sasa.

Cahya menoleh lalu menatap Rival lekat. Tak percaya ternyata Rival benar-benar berbeda dalam memperlakukannya.

"Queen gue nih!" kata Rival bangga.

Mulut Rival lalu mendekat ke arah telinga Cahya berniat membisiki. "Btw, gue ini lagi mabok, Cay. Lo jangan baper oke?" bisik Rival membuat Cahya melepaskan rangkulannya paksa.

Melihat Rival yang mulai ngelantur, Cahya lalu ijin kepada Sasa dan Febby untuk pulang. Keduanya berjalan beriringan dalam diam. Tak peduli dengan siswa-siswa yang bergosip ria di sepanjang koridor.

Begitu sampai di parkiran, tangan maut Cahya langsung gesit menjewer telinga Rival karena kesal selalu dibuat terbang sebentar, lalu dijatuhkan secepat mungkin.

"Aduh!!" Rival meringis kesakitan. "Buset, tangan-tangan penuh dosa ini. Kalo jewer sakitnya bukan maenn!"

Cahya langsung melepaskan jewerannya. "Gue kesel sama lo!"

"GUE LEBIH KESEL SAMA LO."

"Gue tau!"

"Ayo jelasin ke gue!" tagih Rival meminta segala penjelasan dari yang Cahya jadi model dan mengapa rambutnya diikat.

"Aduh, mulut gue masih asem nih. Susah ngejelasinnya kalo mulut nggak ada sogokan Red Velvet atau Pizza."

Rival menggeleng-gelengkan kepalanya pelan tak habis pikir. Kematrean Cahya semakin bergejolak.

"Terserah." Rival langsung menaiki motor Ducatinya dan membunyikannya dengan gerakan kasar.

"Mau ninggalin, nih?" tanya Cahya kalem karena muka Rival sudah keruh.

"Naik." Rival berkata dingin. Cahya yang tak ingin membuat Rival marah lagi langsung naik di jok belakang.

"Kok nggak jalan?" gumam Cahya aneh.

"Nanti lo melayang kena angin. Badan kek triplek juga. Pegangan!"

Cahya menye-menye. Ia tahu bahwa Rival mengode agar ia berpegangan erat kepada Rival. "Padahal lo bisa bilang pake kalimat sederhana. Pegangan, Cay, biar nggak jatoh gitu contohnya."

"Jangan GR."

Cahya langsung memegang pundak Rival dengan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri. "Ayok!"

Rival berdecak kesal. Bukan itu keinginannya. Rival yang kesal langsung menarik paksa kedua tangan Cahya untuk melingkar di pinggangnya.

"RIVAL JANGAN MODUS LO YA. GUE ADUIN ABANG SAMA PAPA LO NANTI!" ancam Cahya sambil melotot.

Rival menoleh ke belakang menatap Cahya sinis. "Kalo lo ilang, gue juga yang kena tebas. Lo tau kan gue itu sodaranya Valentino Rossi? Kebut-kebutan adalah wajib."

"Wah, ni orang kebut-kebutan ngajak pacar. Stres lo!"

"Kan udah gue bilang, ini pacaran romantis versi gue."

"Nanti kalo jatoh gimana?!"

"Kan uwuu. Bisa nyium aspal bareng."

"SINTING!"

Rival langsung menjalankan motornya kebut membuat Cahya refleks langsung mengeratkan pegangan tangannya di pinggang Rival. Cowok itu malah cengengesan kesenangan. Modusnya berhasil kali ini.

Saking takutnya, Cahya sampai memejamkan matanya. Motor Rival melesat jauh, bahkan Cahya bisa merasakan seperti ikut angin.

"Kayanya gue salah pilih cowok," lirih Cahya sedih.

*****

"Cay, ini gue yang lagi marah. Kok malah lo yang berubah cemberut?" heran Rival. Mereka saat ini sedang duduk di kursi dekat danau dengan pemandangan yang sangat indah. Rival memang sengaja mengajaknya ke sini untuk mendengarkan penjelasan dari mulut Cahya.

Mata Cahya menatap Rival tajam. "Lo mikir dong! Kalo mau mati jangan ngajak gue! Kebut-kebutan kaya gitu bikin jantung gue mao copot!" celoteh Cahya kesal. "Gue ancurin juga tuh motor!"

Kalau boleh memilih, Cahya lebih baik dibonceng dengan motor butut beat Rival dulu.

"Maaf deh. Gue lagi kesel tadi."

"Kalo lo kesel jadi ngebut gitu? Psychopat banget cara pacaran lo."

"Kan didikan Papa Bumi."

"Papa gue diem-diem aja lo bawa-bawa! Kemaren beli rudal itu, bukan pedang lagi. Ati-ati lo kalo bertindak atau ngomong." Cahya berkata sinis sambil mengibaskan rambutnya angkuh.

Rival malas menanggapi. Lebih baik ia menatap pemandangan danau. Keduanya sama-sama diam, suasana hening. Mereka sama-sama sedang kesal. Lebih baik diam sejenak untuk meredam emosi daripada nanti lepas kontrol.

"Maafin gue, ya." Rival akhirnya mengalah. Ia menoleh lalu tangannya bergerak menyelipkan beberapa helai rambut Cahya ke belakang telinga. "Udah bikin jantung lo jedag-jedug karena ngebut."

Cahya mengangguk pelan. "Iya," singkatnya.

"Sekarang jelasin ke gue. Kenapa lo jadi model?"

"Karena gue masuk kandidat. Secara lo tau lah ya, pacar lo ini good looking ditambah pinter. Nggak usah kaget lah. Apalagi gue kan multitalenta."

"Bakat lo cuman galak doang perasaan," sanggah Rival.

"Tapi gue nggak suka lo jadi model, Cay." Rival kembali beralih menatap pemandangan danau. Rival tidak suka setiap detiknya rupa dan sifat Cahya dikagumi oleh laki-laki lain. Cahya adalah miliknya. Milik Antergio seorang.

"Kurangin ego lo, Val." Cahya sebenarnya kemarin sempat menolak karena tahu Rival pasti tidak setuju dengan ini, tapi sekolah memberinya kepercayaan. Ia jadi tak ingin mengecewakan guru-gurunya yang sudah memilihnya.

"Nggak bisa. Gue nggak suka."

Cahya mengarahkan kepala Rival untuk menatapnya. Kedua tangan Cahya merangkum wajah Rival lalu mengelusnya pelan dengan ibu jari. Cahya tahu ada kesedihan yang tersirat di mata cowok yang selalu memandangnya dengan tatapan kagum itu. Pandangan keduanya beradu lama. Rival seolah menceritakan kegelisahannya lewat tatapan itu.

"Ngga suka," lirih Rival. "Gue mau, cuman gue yang natap mata lo selama ini. Nggak mau cowok-cowok jadi ngagumin lo karena ngeliat foto lo di mana-mana. Juga karena ngeliat lo tampil di mana-mana." Rival menceritakan keresahannya.

"Rival---"

"Pasti nanti lebih banyak fans cowok. Walaupun gue ganteng, nggak bisa dipungkiri nantinya pasti akan ada yang lebih ganteng dari gue." Rival memotong ucapan Cahya.

Cahya menggeleng tegas dengan senyuman yang tak memudar. "Cowok lain mah b aja. Gantengan cowok gue ke mana-mana." Tangan Cahya beralih merapikan rambut Rival yang berantakan.

Jangan ditanya kondisi Rival saat ini. Cowok itu sengaja menggigit bibirnya hingga berdarah karena menahan untuk tersenyum.

"Hey, jangan digigit. Luka tuh." Cahya langsung mengusap darah di bibir Rival dengan gerakan lembut. Tanpa rasa jijik Cahya benar-benar membersihkan darah yang menempel itu dengan ibu jarinya.

"Lo ternyata bisa se sweet ini, ya?" gumam Rival yang sudah mleyot. Jiwa bapernya kambuh. Telinganya bahkan memerah salting. Cahya benar-benar hebat dalam membuat jantungnya disko.

Cahya tersenyum manis. "Gue tadi abis minum Mizone lima botol. Jadi gue sekarang ini lagi mabok. Jangan baper, ya."

Jleb! Cahya ternyata pintar membalikkan serangan. Setelah diterbangkan begitu tinggi, Rival dijatuhkan juga.

"Apa ini yang dinamakan karma?" lirih Rival kesal. "Ternyata karma nggak semanis kurma."

*****

Btw besok aku mau ulangan, jadi belom sempet bales komen. Maafin ya. Ini juga aku Sempetin buat update.

YUHUUU THANK YOU 💓 SEMOGA NGGAK BOSEN HAHAHAHA. JANGAN LUPA TEKAN BINTANG YA. KOMEN, SHARE JUGA BOLEH. SANGAT BOLEH WKWKWK.

BIG LOVE❤️❤️❤️
FANS BANGET SAMA RIVAL, APALAGI KALO UDAH NGEBUCIN WKWKW.

Tim bucin Rival ☑️😭👍
Tim anti sad☑️😭👍
Tim tanpa pelakor😭👍☑️


MAKASIH UDAH BACA SAMPE SEJAUH INI. LOPE BANYAK BUAT KALIAN WKAKAKAKA💓

Continue Reading

You'll Also Like

81.9K 13K 30
Tetangga baru yang selalu membuat keributan berhasil membuat dorison ingin pergi dari rumah. Ketenangan nya hilang saat tetangga baru nya suka menan...
6.6K 3.8K 22
"Aku nggak sempurna, Tristan. Ada yang cacat dalam diri aku." "You don't have to be perfect. You just gotta learn to love me." "Sekalipun aku udah...
59.6K 3.8K 50
[SELESAI] Highest rank! #48 in problem 13/03/20 #58 in complicated 20/12/19 #555 in fiction 13/03/20 #162 in bad 13/03/20 #676 in happy 20/12/19 #671...
5.9K 735 32
Nadhifa Aurelia. Anak tunggal dari pengusaha sukses di Indonesia. Dhifa terkenal karena kecantikan dan juga kesombongannya. Dhifa benci kehilangan...