Drama sesungguhnya bukan dimainkan oleh sembarang orang. Akan ku tunjukan bagaimana drama sesungguhnya _
••
Queen dan Alex bersembunyi di Balik pohon besar. Mereka berdua memakai topeng pencuri karna tak ada topeng yang lain lagi.
Queen yang muntah dan langsung di tarik untuk bersembunyi menggeram kesal. Rasa membunuh nya meningkat pesat.
"Kalau mereka liat kita gimana?" Bisik Queen
"Ga ada cara lain." Queen menggerutkan keningnya.
"Bunuh?" Alex mengangukkan kepala nya.
Queen cuman punya cutter di tangan nya sedangkan Alex punya pistol dan pisau. Queen menelan salvisa nya kasar saat melihat kumpulan orang itu mendekat. Pikiran nya terbayang bayang kejadian bertahun tahun lalu yang di mana ibu nya di bunuh begitu saja oleh sekelompok orang.
Alex maju terlebih dahulu dan langsung mengunci pergerakan salah satu dari mereka, dan langsung memukul mereka satu persatu, tak lupa menyia nyiakan pistol nya untuk menembak.
Saat melihat Alex begitu sibuk melawan anak anak Talaskar, Queen maju dengan cutter dan kemampuan seadanya.
Queen mulai menusuk, menendang, memukul. Sampai tangan nya berumulan darah.
10 orang selesai dalam waktu 10 menit saat berhadapan dengan wakil ketua Mafia dan seorang Queen darkness.
Mereka tergeletak tak berdaya. Sedangkan Queen langsung terduduk di tanah, kejadian beberapa tahun lalu serta surat yang dikirim Talaskar terus berputar di kepala nya.
Sedangkan Alex yang sudah terbiasa melakukan ini pun, mulai menyeret satu persatu orang untuk di masukan ke bagasi mobil yang cukup besar itu.
Setelah selesai dengan urusan nya Alex menghampiri Queen, "Ini cuman 10 orang, gak sebanding dengan Phoneix yang kamu ratain dalam semalam."
Sekarang Alex benar benar tersadar kalau adik nya adalah Queen darkness. Alex membuka penutup botol Aqua lalu menyiram tangan Queen yang penuh darah itu.
"Udah bersih, ayok masuk. Ada sesuatu yang Abang mau tunjukin."
*****
Rahang Queen ingin jatuh rasanya, saking kaget nya dia dengan gedung sekaligus Markas Loridz, Mafia yang pernah jaya pada masa nya.
Menjulang tinggi, menyeramkan, ranting ranting yang menempel pada dinding gedung, benar benar membuat bulu kuduk Queen merinding.
Beberapa orang datang menghampiri Alex dan diri nya. "Di belakang ada hadiah," ucap Alex menunjukkan bagasi mobil nya.
Alex menarik tangan Queen untuk masuk ke dalam gedung itu.
Sampai di dalam aura mencengangkan Queen rasakan, melihat tatapan serta isi di dalam gedung itu yang mengerikan.
Queen langsung menutup kepala nya dengan kudung pada Hoodie nya.
Tangan Alex yang di remas keras oleh Queen pun membuat Alex tersadar. "Singkirkan tatapan kalian, dia orang kita," ucap Alex.
Seketika mata mata yang tadi terus mengintai Queen, berubah menjadi hangat.
Alex membawa Queen ke ruangan milik nya. "Lapar gak?"
"Bangat."
"Tunggu sini Abang ambil makan dulu," ucap Alex
"Hm."
Alex pergi dari ruangan nya, Waktu yang tepat untuk si kepo beraksi. Queen bangun dari duduk nya dan mulai mengobrak abrik ruangan Alex, sekedar ingin tau.
Sampai di mana ia menemukan buku Dengan sampul polos, dan cuman tertulis Talaskar dengan tinta ungu. Tinta ungu?
Warna ungu, kebanyakan mendefiniskan janda?, Mode gratis di Facebook?, Mode janda?. Lalu kenapa di sini menggunakan tinta ungu?
Oke, mungkin Queen tak perlu berpikir banyak, dia cuman harus membuka buku ini. Queen membuka dan membaca nya hingga ia menemukan kenyataan yang membongangkan
Nama asli seorang ketua Talaskar adalah Graha putra dan sama sekali tak mempunyai anak. lalu Ray anak siap?
Semua orang yang mengenal Phoneix tau kalau, ketua Phoneix adalah anak dari ketua Talaskar. Lalu ini apa?
Queen merobek kertas itu dari dalam buku bersampul polos itu, kemudian memasukan nya ke belakang casing hp. Jika ia mendapat masalah karena hal ini, bodoh!
Ceklek..
Pintu ruangan Alex terbuka, menampakan Alex dengan di tangannya ada sekantung nasi, yang sudah dipastikan itu makanan untuk Queen.
Alex yang melihat Queen yang bukan lagi di tempat sebelumnya pun bertanya, "Ngapain?" Tanya Alex
"Ga-gak Queen cuman liat liat," ucap Queen gugup.
"Yaudah, sini makan bareng."
•~•||•~•
Queen menyeruput es teh manis di kantin dengan nikmat, "Ah mantap."
Queen dan teman temannya sedang duduk bersama, menikmati makanan kantin. Hari ini mereka jamkos, jadi bebas lah mau berkeliarannya ke mana sajah.
"Bentar pas pulang, langsung extra latihan. Kata pak Budi," ucap Jessi
"Berasa kek babu gue," geram Alexa
"Badan aing pegal sumpah, siku yang ini kasaleo, kaki yang ini terkilir, pelipis memar. Emang sih gak berdarah, tapi ini gue yang harus nagis sebenarnya!" Papar Alea
"Devinisi sakit tapi gak berdarah," celetuk Queen.
"Ah mantap," sambung Anara dan Jessi
"Ternyata Devinisi sakit tak berdarah itu bukan cuman sakit hati ajah, yekan. Buktinya Alea ajah sakit dimana mana tapi gak berdarah," ucap Anara
"Kasian bangat anak orang," ucap Alexa menepuk nepuk bahu Alea.
"Hey!" Sapa Vanya dengan 2 dayang dayang di belakang nya.
"Ha?" Bukan Queen tapi Alexa yang menjawab nya, niat menjadi psychopat nya meronta ronta saat melihat muka Vanya.
"P. Cari masalah," sindir Jessi
"Oh yah, itu yang nama Alea, enak gak kemarin jatuh?"
"Lu datang sini mau cari masalah?" Kesal Queen
"Gue mau bangun relasi pertemanan sama kalian," jawab Vanya
"Gue pernah dengar cerita seorang psychopat, dia bunuh teman nya sendiri pake garpu loh," ucap Alexa melihat lihat garpu nya.
Vanya sedikit merinding melihat teman Queen itu dengan garpu yang digenggam nya.
"Dikit lagi Alexa banting stir jadi psychopat," tawa Alea pecah
"Tapi sayang kan badan Lo lagi sakit, jadi gak bisa ikut lomba mewakili sekolah dong," ucap Vanya berpura pura sedih.
"Ehem, maaf yah biar gue mau luka berdarah darah, tulang mau copot juga gue gak bakal nagis," jawab Alea dan seketika mental Vanya melemah.
"Ke lu!" Tambah Alexa dan Anara bersamaan.
Mental Vanya!!, Mental mu kuatin!!
"Anya lebih baik lu pergi ajah deh, dari pada dapat masalah ke kemarin," ucap Queen yang sudah jengah menghadapi sikap Vanya.
"Emang itu tujuan gue!"
"Bentar bentar, mongo yang di belakang teman nya gagu, yah?" Tanya jessi yang sedari tadi memperhatikan kedua teman Vanya yang tak berbicara sedari tadi.
"Sembarang ajah Lo!"
"Yah situ yang salah, gak ngomong jadi gue pikir gagu," ucap Jessi
"Pesanan gue jus alpukat dong," Vanya memberikan uang pada Queen
"Dia bukan babu Lo Anji**!"
Mata Queen menjelajahi sudut sudut kantin, dan benar saja mata nya menangkap CCTV, yang sebelum kejadian kemarin belum ada di tempat nya.
Queen mengambil uang berwarna biru itu di atas meja, "Gapapa biar gue beli," ucapnya meninggalkan meja itu dan pergi memesan.
Vanya sudah banyak melakukan drama untuk menghancurkan diri nya kan?, Sekarang waktunya ia memainkan drama nya
Queen kembali dengan di tangan nya ada jus alpukat, bertepatan dengan bel istirahat berbunyi. Queen berjalan sedikit lambat menunggu kantin ramai.
Queen meletakkan gelas jus alpukat itu kasar hingga sedikit dari jus alpukat itu tumpah ke rok sekolah milik Vanya. Vanya sontak memekik histeris, dan ia sadar jika kantin mulai ramai, waktu nya untuk membuat Queen malu. Pikir Vanya
Vanya mengambil jus alpukat itu lalu menyiram Queen dari atas kepala, Queen hanya menutup mata nya, merasakan bagaimana dia dipermalukan.
Byurrr...
sontak teman teman Queen bangkit dari duduk nya dan hendak memukul Vanya. Namun langsung di tahan oleh isyarat dari Queen.
Vanya tertawa sumbang melihat ujung rambut sampai ujung kaki Queen basah kuyup.
Queen menunjukan simirik nya.
Queen berakting seperti sangat terkejut dan marah, langsung saja ia melayangkan tamparan kasar pada pipi mulus Vanya. Bertepatan dengan datang nya Brayen dkk
Plak!!
Vanya memegang pipi nya yang memanas karena tamparan keras oleh Queen, mata nya yang sombong berubah menjadi berlinang air mata.
Anak anak di kantin di buat terkejut dengan tamparan nyaring yang di berikan Queen pada Vanya.
Brayen dkk masih mematung di tempat, melihat adik nya yang lucu Berubah menjadi devil menyeramkan.
Queen tersenyum miring. "Impas kan?"
Brayen dan teman teman nya berlari ke arah Queen. Niel melepaskan jaket kulit yang ia kenakan, lalu dipakai kan nya pada Queen.
Mereka membawa Queen menjauh dari kantin, diikuti teman teman Queen. "Selain goblok dia juga Seorang Queen of drama kok," ucap Alea dengan senyum manis nya.
*****
Queen dibawa ke taman sekolah. "Sehari ajah gak buat masalah, bisa gak?" kesal Brayen
Queen menggeleng. "Dia yang duluan."
"Beli baju di koperasi," ucap Brian memberikan 2 lembar 100 rb kepada Gerald
"Ke Vanya dulu kasian tadi kena tampar, nanti Oma marah lagi," ucap Queen
Abang Abang Queen Saling melihat, siapa yang mau pergi menolong Vanya coba?
"Udah biar gue yang jadi penyelamat," ucap Brian menyerah dengan tatapan Brayen.
Queen membisikan sesuatu ke Bryaen. Dengan cepat Brayen mengajak Bara pergi, untuk melakukan sesuatu.
"Ngapain?" Beo Niel.
Tiba tiba suara cempreng dan nyaring dari teman teman Queen menusuk telinga Niel dan Queen.
"Queen lu paling the bets, pipi Vanya jadi merah mempesona" ucap Alea sambil tertawa
"Cetar membahana," ucap Alexa dan anara.
Mereka tertawa terbahak bahak sampai muka mereka memerah seperti tomat. Lihatlah mereka tertawa di atas kesengsaraan orang lain.
Tiba tiba Gerald dan Josua datang membawa baju seragam baru untuk Queen, bertepatan dengan bunyi bel masuk. Tapi sama sekali tidak ada yang beranjak dari situ
"Kekelas sana, kelas Queen jamkos sampai pulang," ucap Queen
•~•||•~•
Queen melangkah masuk rumah nya. Hari ini ia pulang terlalu sore, karena masih ikut latihan basket, dia juga sudah ijin ke orang tua nya.
Queen melangkah kan kaki nya gontai memasuki Masion nya, karena terlalu lelah.
"Queen!!" Seketika nama Queen melayang di udara.
Queen mendongak mendapati Oma nya serta para orang tua yang tengah menatap diri nya, tak lupa Vanya dengan wajah angkuh menatap diri nya.
"Iya?" Queen menghampiri mereka.
"Bisa gak sehari kalian akur?"
Queen hanya menunduk.
"Kenapa kamu tampar Vanya di depan begitu banyak orang, hanya karena dia menyuruh kamu membeli jus alpukat?" Tanya Oma dengan nada tinggi
"Jaga Vanya di sekolah karena dia belum terbiasa dengan sekeliling nya, bukan berarti kamu memperlakukan nya seperti itu Queen!!"
"Vanya itu kakak kamu, jangan perlakukan dia seperti orang yang tak kenal Queen!!"
Queen tetap menunduk, tak ada sedikitpun rasa untuk memotong ucapan Oma nya.
Dan terakhir suasana menjadi hening, semua nya diam tak ada bersuara.
"Queen boleh ngomong?" Tanya Queen
"Mau ngomong apa?, Semua nya udah jelas!!"
"Gak kok, ada CCTV. Biar langsung liat buktinya ajah," ucap Queen
"Tadi CCTV nya udah pecah, di jatuhin anak basket pas istirahat kedua," ucap Vanya pura pura bersedih.
____________________________________________
Menurut kalian siapa Queen of Drama, Queen atau Vanya nih?
Trimakasih yang udah VOMENT, stay support all💗
VOTE jangan lupa-!!
_
Sampai jumpa hari Jumat 👋