Never Go Away

By rpwpcy

21.1K 3.4K 1.2K

(On Going) Selly Stewart, tidak pernah tepikir akan terjebak badai salju dengan keluarga Dean Morrison, kelua... More

โ„
โ„ 0
โ„ 1
โ„ 2
โ„ 3
โ„ 4
โ„ 5
โ„ 6
โ„ 7
โ„ 8
โ„ 9
โ„ 10
โ„ 11
โ„ 12
โ„ 13
โ„ 14
โ„ 15
โ„ 16
โ„ 17
โ„๏ธ 19
โ„๏ธ 20
โ„ 21
โ„๏ธ 22
โ„๏ธ 23

โ„ 18

611 113 34
By rpwpcy

Selly terbangun karena hawa dingin menyeliputinya. Dalam kegelapan ia mendapati tempat tidur di sampingnya kosong.

Tangannya yang bebas menarik selimut lebih tinggi upaya menghangatkan diri. Entah mengapa rasanya salah. Yang ia ingat, Dean tidak pernah meninggalkannya saat tidur setelah percintaan mereka dulu. Selly menghela napas menyadari sesuatu bahwa semua tidaklah lagi sama.

Selly tidak akan berbohong mengenai tadi malam, bahwa itu adalah seks terhebat yang sudah lama tidak ia rasakan.

Apa Dean merasakan hal yang sama?

Selly harap iya, mengingat pria itu tak hentinya menyentuhnya setelah benteng mereka hancur lebur setelah 10 tahun tak bertemu. Hingga akhirnya mereka kelelahan dan tidur dalam keadaan berpelukan. Selly tidak menyangka akan bangun sendirian.

Harusnya Selly tidak perlu membandingkan kebersamaan mereka dulu dan sekarang. Dulu mereka bagai dua insan yang tak terpisahkan, sedangkan sekarang mereka tidak memiliki hubungan apa pun selain memenuhi hasrat masing-masing.

Harusnya Selly tidak perlu terkejut. Tapi... kenapa Selly merasa keberatan?

Tok tok tok

Selly terpenjat kaget.

"Kakak Penulis, apa kau sudah bangun? Mom menyuruhku memanggilmu turun untuk sarapan bersama. Makanannya sudah siap. Huaaahh.." Selly mendengar Mike menguap sambil menunggu jawaban dari Selly di depan pintu kamar.

"Oh ya terima kasih, Mike. Aku akan segera turun," balas Selly dengan suara serak khas bangun tidur.

Ia menengok pada jendela di samping ranjang. Yang benar saja ada sinar matahari menyelinap masuk melalui celah gorden. Ia tidak menyangka akan menemui pagi secepat ini.

Selly berusaha bangun sambil menggosok wajahnya menghilangkan kabut karena kurang tidur.


❄❄❄


Sejak dari satu jam berlalu, Dean hanya menyekop salju di sekitar rumah dan halaman yang tingginya mencapai pinggang orang dewasa bekas badai salju semalam yang ia hiraukan.

Hanya berhenti sejenak mengambil napas, Dean melanjutkan acara menyekopnya agar tidak memikirkan sesuatu yang bersangkutan dengan tadi malam.

Hanya satu malam penuh...sudah cukup, Dean menyakinkan diri. Tidak ada yang perlu ia khawatirkan tentang itu.

Perkiraan badai salju tidak akan ada lagi untuk beberapa hari ke depan. Mereka akan berpisah melanjutkan hidup masing-masing seperti sebelumnya dan melupakan semuanya, karena mereka sudah saling memaafkan tentang kejadian 10 tahun lalu. Walau Dean masih serasa janggal tidak menjelaskan alasan mengapa ia pergi kala itu. Namun saat dipikir ulang, ia yakin Selly tidak akan peduli lagi karena itu sudah 10 tahun lalu.

Selly wanita yang pintar dan tangguh, tentu tidak akan repot-repot bertanya bagaimana kelanjutan hubungan mereka setelah tadi malam, seperti perkataan wanita itu.

"Ya, tidak ada yang perlu aku khawatirkan," ucapnya ulang.

Harusnya kau senang, dia tidak mencekikmu seperti Katty. Kau tahu kedua wanita itu sangat berbeda.


❄️❄️❄️

"Tadi malam badainya lebih lebat dari beberapa hari yang lalu. Untung saja aku sudah menyetok banyak kayu bakar dan lilin untuk jaga-jaga mati lampu dari minggu lalu." Natalie menaruh satu roti yang baru dikeluarkan dari panggangan pada piring Mike tepat di samping Selly.

"Mom terlalu khawatir, membeli semuanya sampai hal tidak penting juga dibeli, tapi tidak dengan coklat favoritku!" Mike menyahut sambil mengucak matanya yang gatal.

"Apa kau lupa mengeluh sakit gigi hingga menangis bulan lalu?" peringat Natalie.

"Mom selalu siap sedia apa pun setelah melihat ramalan badai salju, Mike." Zac menyendok kentang tumbuk di piringnya lalu ia suap. "Mmm... aku selalu suka kentang krim buatanmu, Sayang."

"Jadi menurut Dad novel romantis keluaran terbaru juga 'siap sedia selama badai salju'?" sindirnya. "Tolong jangan saling merayu di meja makan, Dad, itu peraturannya," sambung Mike memeringat.

"Siapa yang membuat peraturan itu?" sahut Selly menggoda Mike yang tidak terima ada adegan romantis di depan matanya.

"Aku!"

"Terima kasih, Sayang. Aku tahu ini menu favoritmu." Natalie mengecup bibir Zac sekilas.

Mike memalingkan wajah sambil berdecak saat ingin menyuap roti panggangnya yang tertunda. "Oh astaga, tolong bersihkan mataku dari adegan menjijikan ini," monolognya sambil mendongak. "Bisa kalian tunggu sampai aku menghabiskan makananku? Kakak Penulis, jangan hiraukan mereka, lanjutkan makanmu."

Selly hampir tertawa mendengar ucapan Mike yang blak-blakan.

Natalie tak mengacuhkan ucapan Mike. "Di mana Dean? Kau tidak sekalian memanggilnya, Mike?"

"Dean membersihkan salju di luar, mungkin sebentar lagi dia akan datang karena kelaparan setelah menyekop sejak tadi. Aku lihat dia bangun sangat pagi," sahut Zac yang kembali menyuap kentang krimnya dengan roti panggang.

Jantung Selly mulai berdetak kencang, bersyukur ia belum menyuap makanannya, jika tidak, mungkin ia sudah tersedak.

Mereka melanjutkan pembicaraan, dan membicarakan semua hal di meja makan.

Mereka hanya berempat karena Anna dan calon suaminya masih menginap di penginapan sampai hari ini, hari terakhir pemotretan.

"Kau tidak tidur semalaman? Kau terlihat letih di pagi hari," tanya Natalie.

"A-aku membaca Exploring a Dream. Ceritanya terlalu seru untuk dilewatkan." Mike menunduk merasa kepergok melakukan kesalahan dan raut wajahnya mulai mencoba membela diri.

Dan akhirnya Selly benar-benar tersedak saat ia minum susu di gelasnya mendengar Mike bicara. Selly bersyukur pertanyaan itu bukan untuknya.

"Kau tidak apa-apa, Selly?"

Semua orang di meja menatapnya. Selly semakin malu sambil menepuk dadanya pelan menggunakan tangannya yang bebas, berharap batuknya mereda.

Natalie berdiri mengambilkan segelas air putih. Setelah minum, Selly meraih serbet lalu mengusap tumpahan susu di paha dan tangannya.

"Kau juga terlihat lelah, Selly. Apa kau sakit?" Natalie kembali duduk di depan Selly.

Bersyukur usai tersedak membuat wajah Selly merona, tanpa mereka ketahui bahwa ia lelah bukan karena sakit, melainkan begadang bersama putranya secara diam-diam.

Sialnya otak Selly mengingat bagaimana Dean menutup mulutnya agar tidak bersuara kencang. Ia menggeser duduknya dengan tidak nyaman.

"Mom tidak membuat bacon?" Mike memanjangkan lehernya mencari sarapan favoritnya.

"Baconnya habis, Mike. Padahal sebelum tidur aku yakin baconnya masih ada di kulkas. Sepertinya aku harus berbelanja lagi hari ini karena beberapa stok makanan di kulkas sudah habis."

Selly menundukkan wajah sambil menyuap kentang tumbuk buatan Natalie, menyembunyikan wajahnya yang ia yakini semakin merah.

Itu berarti bacon yang ia makan dengan Dean saat dini hari itu yang terakhir. Tapi Selly tidak mungkin mengatakan ia dan Dean lah pelakunya. Mereka benar-benar kelaparan setelah berkeringat bersama di tengah badai salju.

"Sepertinya Dean yang memakannya, sejak kemarin aku lihat dia tidak tidur karena menyelesaikan deadline editan hasil fotonya."

Perlahan Selly melirik Zac sekilas, pria paruh baya itu tengah menyantap makannya dengan santai.

Zac tau? Di detik berikutnya Selly menggeleng kecil. Tidak mungkin.

























21.06.29

Continue Reading

You'll Also Like

714K 5.3K 21
(โš ๏ธ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”žโš ๏ธ) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. โ€ขโ€ขโ€ขโ€ข punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
384K 4.9K 10
"Because man and desire can't be separated." ๐Ÿ”žMature content, harap bijak. Buku ini berisi banyak cerita. Setiap ceritanya terdiri dari 2-4 bab. Hap...
297K 24.9K 48
DON'T REPOST MY STORY!!! -S and when i look at you, i know your already become my world- Drax Shana tidak pernah menyesal kabur dari supir pribadiny...
351K 1.1K 11
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...