"Kasihan. Cantik-cantik gaptek, mana kere lagi. Masa nggak ngerti pesen ojol gimana sampe harus nebeng sama pacar orang."
Perkataan sadis Cahya itu membuat Sela tersinggung. Wajah Sela terlihat memerah menahan kesal.
"Cahya ...," tegur Rival. Menurutnya Cahya sudah kelewatan kali ini.
"Perlu gue ajarin caranya?" tawar Cahya dengan muka sinis.
"Lo jangan gitu, Cay. Rivalnya juga mau gue tebengin. Jadi fine-fine aja 'kan?" balas Sela nampak berusaha untuk lebih bersabar.
Cahya langsung menoleh ke arah Rival. "Kemarin lo janji sama gue kalo nggak kepepet nggak bakal boncengin cewek lain, bulshit lo, Val!"
Rival mengelus lengan Cahya agar cewek itu tidak emosi. "Ini masalah simpati dan empati, Cay. Si Sela kasihan motornya masih rusak."
Cahya tersenyum sinis lalu menoleh ke arah Sela gantian. "Temen lo cuman Rival, ya? Minta tolongnya ke Rival mulu."
"Sel pergi!" suruh Rival karena tak ingin keributan terjadi. Lebih baik ia menyuruh salah satunya untuk pergi.
Sela mengangguk menurut lalu melenggang begitu saja. Meninggalkan couple yang sedang bertengkar.
"Semua cowok sama aja, ya. Omongannya nggak bisa dipegang," sindir Cahya terbakar api cemburu.
"Iya memang. Makanya pegang tangan gue aja," canda Rival lalu menyengir.
Respon Cahya tetap datar. Kemudian tertawa kaku. "Ha-ha-ha ngarep. Langsung korengan gue kalo pegang tangan lo."
"Halah. Lo aja kemarin-kemarin seneng pegang tangan gue."
Cahya hanya memutar bola matanya malas. Raut wajahnya masih cemberut. Masih kesal karena Rival mengingkari janjinya.
"Cay, tadi tuh kepepet. Berhubung cowok lo baik, jadi gue tebengin lagi. Ini masalah simpati sama empati," jelas Rival dengan muka meyakinkan.
"Lo baik banget, ya?" ujar Cahya dengan muka sok dibuat-buat kagum.
Rival manggut-manggut sambil tersenyum. "Jelas dong! Pacar lo emang baik banget."
"Ya udah kita putus. Lo terlalu baik buat gue."
Rival tersentak kaget sebentar lalu kembali menormalkan ekspresinya seperti semula.
"Ya udah besok gue maling sama gebukin orang biar jadi jahat."
Cahya tercengang mendengar jawaban ngawur Rival.
"Kalo maling berlian gue dukung, nanti bagi dua hasilnya. Okay?!" balas Cahya tak kalah gilanya. Keduanya bahkan sudah bergandengan tangan. Terpantau, mereka sudah baikan.
Rival hanya mengangguk menyetujui biar cepat. "Tenang aja. Apapun buat lo."
"COUPLE STRES!" bentak Lego yang dari tadi mengintip dari semak-semak bersama Genta dan Gilang. Ketiganya langsung muncul dan menghampiri couple gila itu.
Rival dan Cahya sama-sama kaget lalu langsung melepaskan gandengannya.
"BISA-BISANYA LO BERDUA NGLAKUIN KRIMINAL BERSAMA?! MAU MASUK NERAKA JALUR VIP LO PADA?!" pekik Gilang histeris. Tak percaya semudah itu mereka baikan dan menyusun rencana untuk maling.
"Hm. Sweet banget pacarannya nanti di neraka," sahut Genta ikut gila.
"Ya gitu, ya. Rival kan manusia setengah setan, nggak kaget sih kalo uwunya nanti sampe neraka," sambung Lego ikut ngawur.
Rival dan Cahya jelas sebal mendengar bacotan mereka. Jelas-jelas itu tadi obrolannya berdua hanya bercanda.
"DIEM! KALO NGGAK DIEM GUE SUMPEL MULUT LO PADA PAKE SEPATU!" titah Cahya garang. "Kecuali Genta, nggak bakal gue sumpel. Berisik aja nggak pa-pa, Gen," lanjut Cahya lalu cengengesan. Genta selalu diistimewakan.
Lego tetap masih ingin berbacot ria bahkan memaki. "Nggak habis pikir gue sama lo berdua. Lo pacarannya emang sangklek gini, ya?"
"Lo berdua emang pacarannya sebucin itu, ya? Sampe mau maling berlian bareng?" sahut Gilang ikut bertanya. Ia penasaran sungguh.
"Kepo lo pada." Rival langsung menggandeng tangan Cahya lagi. "Dah yuu, Cay! Kita ke kelas. Biarin tiga manusia penonton keuwuan ini meratapi kejombloannya di sini."
Cahya mengangguk sambil tersenyum manis. "Pamit dulu, ya, calon selingkuhan," izin Cahya kepada Genta.
Keduanya bergandengan tangan sambil bersenda gurau ketika berjalan beriringan. Ketiga teman Rival menatap punggung couple itu yang mulai menjauh dengan tatapan sinis.
"Pengen gue kick deh couple itu dari bumi," lirih Lego yang diangguki Genta dan Gilang.
Mereka bertiga sudah lelah menjadi saksi bisu keuwuan.
****
Rival dan Lego berjalan di koridor saat jam istirahat. Senyuman mempesona selalu Rival tunjukkan kepada cewek-cewek cantik. Begitupun juga Lego. Kedua cowok itu sibuk tebar-tebar pesona.
"Oh, iya, Val. Besok kita mulai latihan band, karena sebentar lagi sekolah ultah jadi ada perayaan dan konser," beritahu Lego. Selain aktif di basket dan futsal mereka memang lihai di bidang musik.
Rival mengangguk. "Santuy. Suara gue udah kaya suaranya Jungkook sama Zayn Malik, nih." Rival berucap songong. Vokalisnya memang Rival. Kadang cowok itu juga bernyanyi sambil bergitar.
"Padahal suara lo udah kaya radio rusak," sinis Lego penuh dusta. Ia sebal karena Rival menyombong.
Rival tak menghiraukannya. Matanya malah menatap penasaran sekumpulan siswa-siswi yang sedang menonton mading seperti ada hal yang istimewa.
Rival langsung berjalan menghampiri kerumunan itu dan berdesakan untuk melihat apa yang ditempel di mading.
Matanya membola kaget ketika melihat foto Cahya yang begitu cantik tertempel di sana. Poster itu sangat besar hampir memenuhi seisi mading. Kecantikan Cahya makin terlihat di poster itu karena dipoles make up tipis.
"Kenapa, nih? Kok foto bidadari gue dipajang di sini," gumam Rival lalu melihat dan membaca tulisan yang ada di dekat poster itu.
"Anjengg!!" maki Rival membuat orang-orang di sampingnya kaget.
Di poster itu tertulis Cahya Amika menjadi model atau Putri SMA Nusantara. Itu artinya ... Cahya menjadi wanita nomor satu di sekolah ini, entah itu di bidang kecantikan atau kecerdasan. Biasanya, masa jabatannya berlangsung setahun, kandidatnya sendiri diambil dari hasil rundingan guru-guru. Setelah itu ada sesi pemilihan umum.
"Kok bisa?! Cahya juga kenapa nggak bilang sama gue?" gerutu Rival sebal.
Lego heran kenapa Rival tak tahu. "Lah, lo nggak tau?"
"Kalo tau nggak mungkin gue kaget!"
"Oh, iya sih. Pemilihannya pas lo masih di rumah sakit itu. Hasilnya baru dikeluarin sekarang."
"Pantes aja." Mimik muka Rival terlihat marah. Ia sebal karena Cahya tak memberitahunya dan tak terima jika Cahya harus menjadi model yang fotonya nanti akan dipajang di mana-mana. Sekolah pasti akan memamerkan kecantikan dan kecerdasan Cahya.
Demi apapun, Rival tak mau pacarnya menjadi tontonan orang-orang. Rival tak mau pacarnya menjadi lebih terkenal lagi bahkan nanti di SMA lain. Juga tak rela setiap detiknya cowok-cowok memandang Cahya dengan pandangan penuh kekaguman. Saingannya akan bertambah banyak. Setelah Kenzo, Kevin, dan juga ditambah Genta.
Rival langsung mencopot poster itu lalu menggenggamnya di tangan. Ia berlari untuk mencari Cahya. Rival langsung menuju kantin karena dugaannya Cahya ada di sana.
Benar, Cahya sedang makan bersama Sasa di pojok kantin. Rival baru saja ingin menghampirinya tapi panggilan Genta menghentikan langkahnya. Rival langsung menoleh ke arah Genta sembari menaikkan satu alisnya.
"Kenawhy?" tanya Rival penasaran. Mimik muka Genta juga terlihat cemas.
"Dia ... kembali."
****
DIA SIAPA TUH HAHA😭👍 TENANG GENGS KONFLIKNYA NGGAK BERAT KALI INI WKWKW😂
YUHUUU THANK YOU 💓 SEMOGA NGGAK BOSEN HAHAHAHA. JANGAN LUPA TEKAN BINTANG YA.
BIG LOVE❤️❤️❤️
FANS BANGET SAMA RIVAL, APALAGI KALO UDAH NGEBUCIN WKWKW.
Tim bucin Rival ☑️😭👍