Hai, jangan lupa untuk vote dulu ya sebelum membaca ❤️
Gue dan Haruto masih di kantin, tapi aksi suap-suapannya udah selesai, karena udah abis apalagi gitu yang mau disuap
"Aku pulang duluan ya" ucapku
"Loh kok tumben" tanya Haruto sedikit kaget
"Ya masa aku nungguin kamu sampe siang, kelas aku udah pulangan" jelasku
"Ih enak banget, kok bisa" tanyanya lagi
"Mana ada enak, semua anak kelaa aku di skors gara-gara Mingyu kerjain Pak Leeteuk, padahal gaada yang ikutan kerjain" jelasku lagi dengan nada jengkel, se-malas-malasnya gue belajar tapi gue juga gabut kalau dirumah doang
"Lagi-lagi si bajingan itu, kenapa gak di d.o sih dia?"
"Mamanya donatur dan ketua komite" kataku dan Haruto pun mengangguk paham
"Trus kamu pulang naik apa" tanyanya
"Tadi abis minta jemput Mamah, soalnya Mamah sekalian keluar" jelasku
"Yaudah aku anterin sampe depan" ucap nya lalu kami pun berjalan untuk pergi meninggalkan kantin
Namun di tengah jalan kami dihadang monster
gak, becanda elah
Kami dihadang oleh Asahi yang lari tergesa-gesa menghampiri kami
"Haruto!" ucapnya menahan bahu Haruto sambil mengatur nafasnya
Haruto pun menatap Asahi heran karena ia begitu panik
"Jihoon dikeluarin dari tim sama coach" ucap Asahi
"Hah!"
"Makanya ayo ke ruang klub basket, anak-anak lagi sidang Jihoon" ucap Asahi mengajak Haruto
Haruto pun terlihat kebingungan dan menoleh ke arah gue
"Lo duluan aja deh gue nyusul, gue harus antar Nara ke depan" ucap Haruto
"Gak keburu sumpah!" kata Asahi
"Udah gapapa, kamu pergi aja aku bisa sendiri" ucapku mendorong Haruto agar pergi bersama Asahi
"Beneran?" tanyanya
"Iyaa udah sanaa" ucapku lagi
"Yaudah, hati-hati ya, kalau ada apa-apa telfon aku" ucap Haruto sambil mencium pucuk kepalaku membuat Asahi langsung menatap jijik kami
Karena Asahi itu anti bucin-bucin club
Lalu Haruto dan Asahi pun langsung berlari ke ruang klub basket, gue yang ditinggalkan pun langsung lanjut jalan ke depan sambil chat Mamah
Nara
Mah, dimanaa?
Mamah
Ini udah di lampu merah
Gue pun langsung bergegas ke depan gerbang dan sampai disana tentunya belum ada Mamah
Akhirnya gue duduk di kursi depan sekolah sambil nungguin Mamah, sepi banget depan gerbang karena masih jam segini
"Ra" panggil seseorang yang gue kenal suaranya,
gue pun menoleh dan mendapati Mingyu yang memanggil gue dan berjalan ke arah gue
Gue melengos dan mengalihkan pandangan gue, males banget ladenin dia
"Ra, gue minta maaf" ucapnya sambil mendudukkan dirinya di bangku yang sama dengan gue
gue pun langsung men-dial nomor Haruto di handphone gue, berjaga-jaga jika Mingyu melakukan sesuatu yang jahat lagi
"Gue minta maaf udah cium lo dengan paksa" ucapnya
Gue pengen keluar dari situasi ini please gue males banget ih
"Ra, kita bisa berteman lagi kan?" tanya Mingyu yang bikin gue menoleh dan menatap dirinya heran
gaada urat malunya nih orang
"Jangan pernah mikir gue bakal maafin lo apalagi buat berteman" ucapku yang menohoknya
"Yaudah, sampai jumpa nanti" ucap Mingyu lalu pergi
Gila ya tuh oranh
Tak lama setelah kepergian Mingyu, Mamah pun datang menjemput gue
.
Ting!
Haruto
aku otw pulang, langsung ganti baju ya sayang
Gue pun tersenyum membaca pesan Haruto dan langsung beranjak ganti baju seperti ucapan Haruto
Gue memakai tank top putih dan celana jeans kayak gini
Gue langsung pamit ke Mamah dan keluar rumah, bener aja Haruto udah ada di depan udah mau menuju kr pintu gue
"Kok bajunya gini sih" omelnya melihat pakaianku
"gerah nanti kalau pakai lengan panjang" ucapku
Haruto pun membukakan pintu untukku
"Nih, pake" perintahnya sambil memberikan jaketnya ke gue
"Males ah" ucapku sambil mempoutkan bibirku karena ya panas kalau pakai jaket
"Pake, aku gasuka liat kamu pakai seksi-seksi kayak gitu. Kalau bisa pake hijab sekalian besok." ucapnya dengan suara yang berat dan serius
Gue yang serem liat Haruto marah pun akhirnya memakai jaketnya daripada dia makin bad mood
.
Sesampainya di lapangan, Haruto anterin gue untuk duduk di tribun disamping Kak Nadine, pacarnya Bang Hyunsuk.
"Hey, Nara, sini duduk" ajak Kak Nadine sambil menepuk bangku di sebelahnya
Gue dan Haruto pun langsung menghampiri Kak Nadine
"Tunggu ya" ucap Haruto sambil memberikan tasnya kepadaku
"Semangat" ucapku yang langsung mendapatkan kecupan di kening dari Haruto
"Aduh, so sweet banget sih" kata Kak Nadine
Haruto pun langsung pergi ke lapangan dan pemanasan dengan yang lainnya
Tak lama pun datang, Dena yaitu pacar Jaehyuk
"Kak Nadine, udah dengar kabar tentang Jihoon belum?" tanya Dena
"Yang dikeluarin itu?" tanya Kak Nadine
"Iyaa, katanya Jihoon hamilin pacarnya udah 3 bulan" ucap Dena yang bikin gue istighfar
bukannya gue nguping atau gimana ya cuma posisi gue ini di tengah-tengah mereka, Posisinya tuh Kak Nadine trus Gue trus Dena.
"Break, 30 menit!" ucap Coach yang membuat anak-anak basket langsung berhamburan keluar lapangan
tentu saja Haruto langsung menghampiriku, gue langsung memberikan botol minum Haruto
Haruto pun duduk di bawah gue sambil bersandar di tengah-tengah paha gue, gue pun mengelap keringat Haruto dengan tisu yang selalu ada di tas gue.
"Udah denger gak lo, Ra. Pacarnya Jihoon hamil" ucap Jaehyuk yang duduk di sampai Dena
"Heh, jangan ajakin cewek gue gibah" tegur Haruto
"Pacarnya Jihoon yang adek kelas itu kan?" tanyaku yang membuat Haruto menatap tajam diriku
"ish nanya doang" ucapku ikut menatap tajam Haruto
Gue pun memainkan rambut Haruto yang basah karena keringat
"Iyaa si Seha anak kelas XI IPA 1" sahut Jaehyuk
"Padahal anak unggulan loh beb" ucap Dena
"Cocok bener dua sejoli tukang gibah" sahut Hyunsuk yang di angguki Kak Nadine, karena emang dari tadi mereka diam aja gak kayak Jaehyuk dan Dena
"Itu namanya berbagi Informasi bukan gibah, iya kan beb" ucap Jaehyuk
"betul" sahut Dena
"Udah 30 menit, ayo ke lapangan!!" teriak Haruto si kapten basket ke anak-anak basket lainnya yang juga sedang istirahat di tribun
"Selesai jam berapa?" tanyaku
"Abis ini selesai, sayang. Sabar ya" ucap Haruto lalu mengecup kepalaku lagi
lalu mereka pun kembali latihan, gue ngeliatin Haruto ih gila ganteng banget, sampai gondok leher gue nahan biar gak ngomong ganteng ke Haruto.
Ntar dia sombong.
"Eh Kak, tau gosipnya Ryujin gak" lagi-lagi Dena mengajak Kak Nadine bergibah dan tentunya gue jadi ngerasa gak nyaman berada di tengah-tengah pembicaraan mereka
Akhirnya gue memutuskam untik pergi ke toilet meski buat cuci tangan doang.
"Hai, Princess"
Gue langsung menoleh ke sumber suara dengan cepat
Brugh
Mingyu mendorong gue hingga terbentur tembok lalu gue terkapar lemas dengan pandangan yang kian memburam
"Haru.. to.." ucapku lemas sebelum akhirnya pandangan gue menghitam
.
Kepala gue sakit banget rasanya, telinga gue langsung dengung sangking sakitnya,
gue memaksa untuk membuka mata gue tapi pandangan gue hitam, apa gue buta?
gue mencoba untuk meraba kepala gue dan berhasil membuka ikatan di belakang kepala gue yang merupakan ikatan penutup mata
"Mingyu..?"
Ketika gue membuka mata gue langsung melihat sosok Mingyu sedang menaruh gelas di atas nakas
Mingyu yang mendengar suara gue memanggil namanya pun langsung menoleh ke arah gue dan tersenyum
"Udah bangun, sayang?" tanyanya
"Gyu, lo bawa gue kemana?" tanyaku sambil menatapi sekitar gue, kita lagi ada di kamar tapi gue gatau ini kamar siapa dan dimana
"Ini Apartemen gue" jawabnya lalu mendudukkan dirinya di pinggir kasur
"Gyu, lo ngapain sih culik gue begini? Handphone gue mana?" tanyaku
"Semalem aja, Ra. Gue ga akan nyakitin lo kalau lo gak mencoba kabur" ucapnya sambil memegang tangan gue dan langsung gue tepis
"Gyu, lo tau gak sih lo itu bikin gue takut" ucapku
"Gaada yang perlu ditakutin, it just you and me now" ucapnya lalu mengambil dua gelas air, yang satu ia berikan untukku
gue pun menatap air itu dengan penuh curiga
"gue mau yang gelas lo" ucapku dengan sorot mata penuh kecurigaan
"I know it" ucapnya langsung memberikan gelasnya
Gue meminum air itu sedikit aja karena gue takut ada apa-apanya
Mingyu pun merangkak duduk di sampingku lalu memelukku dari belakang
"Ra, jadi pacarku ya" ucapnya
"gue udah punya pacar, gyu" jawabku
Mingyu menciumi leherku dan anehnya gue malah keenakan dengan perlakuan Mingyu
"Gyu, jangan" ucapku
"Please Ra" ucapnya membalikkan badanku ke arahnya
Mingyu pun mencium gue dengan lembut dan menelusuri mulut gur dengan lidahnya
Gue mendorong mundur Mingyu, dan anehnya ia malah tersenyum
ia lanjut memelukku dan berkata
"Ra, please jadi pacarku" sambil menggigit telingaku
"Gyu, lo kasih gue obat perangsang ya" ucapku baru mengerti tentang apa yang kurasakan setelah meminum air itu
"Iyaa sayang, biar enak mainnya" ucapnya lalu kembali melumat bibir gue
dengan tenaga gue mendorong Mingyu dan lari keluar kamar Mingyu
Gue harus kabur
Tbc.