Senandika

De armelitaptr_

77.9K 5.4K 213

Lisa Alaric seorang anak yang merasa di anak tirikan tiba-tiba dijodohkan dengan anak dari teman Ayahnya. Me... Mais

BAB 1 : Awal
BAB 2 : Masalah
BAB 3 : Dream Catcher
BAB 4 : Narendra
BAB 5 : Bodoh
BAB 6 : Awal mula Om Gula
BAB 7 : Rumah Oma dan Kesepakatan Ayah Anak
BAB 8 : Insiden kepala bocor
BAB 9 : Menemukan cowok tampan
BAB 10 : Pacuan Kuda
BAB 11 : Burger buatan Rendra
BAB 12 : Ridho dan cerita cinta Eyang dan Oma
BAB 13 : Cerita bersama semesta
BAB 14 : Kisah yang sebenarnya
BAB 15 : Kue dan panggilan baru
BAB 16 : Kenyamanan
BAB 17 : Pembatalan Beasiswa
BAB 18 : Maaf
BAB 19 : Surat Mama
BAB 20 : Dibawah pohon Ceri
BAB 21 : Wisuda
BAB 22 : Cium Pipi dari Lisa
BAB 23 : Berdua dengan langit malam
BAB 24 : Apakah bisa?
BAB 25 : Bebas
BAB 26 : Hari usai kamu pergi
Bab 27 : Selamat Jalan! [Final]

Prolog

8.2K 286 10
De armelitaptr_

Assalamualaikum, teman-teman!

Setelah banyak cerita yang Lita coba, mulai dari nulis cerita dengan genre remaja sampai yang fanfiction. Tapi kayaknya emang skillnya di Drama-Romance-komedi ya Bun.

Yaudah aku bakalan fokus nulis ke tiga genre itu aja deh, mungkin yang mau keukeuh baca tulisanku di genre fanfiction atau Remaja Vibes, bisa berkunjung ke awcjeuni aja ya☺️

Seperti tema yang sebelumnya, aku bawain cerita militer lagi nih. But aku ga terlalu menonjol sisi profesi alias kemiliteran sang pemeran. Cuma aku mau ceritain kisah cinta merekanya aja tanpa terlalu banyak membawa latarbelakang profesi.

Mudah-mudahan suka ya.

Buat pembaca baru selamat datang, maaf kalo tulisanku tak sebagus tulisan yang lain. Masih amatiran, hehe

Happy Reading!<3

Kamis, 17 Juni 2021.

****

[Senandika 2021 —by Lita]

Lisa Alaric, siapa yang tidak tahu sosok gadis dengan seribu tingkah yang selalu mengundang rasa jengkel. Terkenal memiliki attitude kurang baik tak membuat Lisa merubah dirinya, padahal ia sering kali dibanding-bandingkan dengan anak tetangga yang sudah menjadi tradisi seorang ibu kepada anaknya. Yap, almarhumah Mamanya kerap membandingkannya dengan anak lain. Tapi lagi-lagi Lisa memilih mengabaikannya. 

Tapi satu hal yang tidak akan pernah bisa Lisa abaikan, yaitu saat kedua orang tuanya membandingkannya dengan saudaranya alias sang Kakak Perempuannya. 

Lisa memiliki saudara perempuan yang umurnya 5 tahun diatasnya. Sejak anak-anak ia selalu merasa jika kedua orang tuanya pilih kasih terhadapnya dan Kakaknya, mulai dari jenis mainan yang mereka berikan kepada Lisa dan Kakaknya sampai pendidikan yang selalu mengutamakan Kakaknya dibandingkan dirinya. 

Alhasil Lisa tumbuh menjadi anak yang kurang di awasi, walaupun begitu tidak bisa dipungkiri bahwa nilainya lumayan bagus untuk standar belajar biasa tanpa kelas tambahan di luar sekolah. Lisa juga dikenal sebagai anak yang mudah bergaul, tapi kadang ia juga sering kali dikaitkan dengan kakaknya yang kerap dibicarakan oleh teman-temannya karena memiliki nilai sampai sifat yang amatlah sempurna. Bahkan beberapa kali Lisa mendengar sebutan "Ratu" yang diberikan orang-orang sekitar terhadap Kakaknya. 

Tepat hari ini adalah hari ulang tahun Ayah mereka yang ke 55 tahun. Seperti biasa, ia bersama Kakaknya akan menyiapkan acara pesta untuk merayakannya. Walaupun dilakukan bersama namun tetap saja Kakaknya lah yang selalu dipuji, sedangkan Lisa? ya, dia hanyalah pemain cadangan saja. Tapi Lisa sudah terbiasa dengan hal itu. 

"Dek, kamu tolong sambut tamu-tamu lainnya ya. Kakak ngga enak badan soalnya," pinta Karin. 

"Kok Lili sih?"

"Ayolah dek, kapan lagi kamu bisa gantiin tugas Kakak?"

Lisa berdecak kesal. Ia berjalan ke ruang acara dengan terpaksa dan memasang wajah masam. 

Perhatian Lisa tiba-tiba tertuju pada sesosok anak kecil yang sedang menikmati es krimnya. Menurut Lisa itu sangat lucu dan membuatnya teringat akan adik salah satu teman sekelasnya. Namun tak lama Lisa menatap gadis kecil itu, tiba-tiba ada seseorang yang tak sengaja menabrak anak itu hingga mangkuk es krim yang anak itu pegang jatuh ke lantai. Orang yang menabrak anak itu pun tak menghiraukan tangisan anak itu dan memilih pergi. 

Lisa menjadi tergerak menghampiri anak itu dengan niat menenangkan anak itu agar berhenti menangis. Ia jongkok mensejajarkan diri dengan tinggi anak berkuncir dua itu, ia mengelap air mata anak itu dengan lembut dan berkata, "Hei, jangan nangis dong. Kita bisa ambil es krimnya lagi,kok." 

Anak itu menatap Lisa, saat Lisa hendak mengajak anak itu ke bagian es krim. Tiba-tiba saja ibu sang anak itu mendorong Lisa agar menjauh dari anaknya. Lisa awalnya kaget, namun saat ia tahu ternyata ibu anak itu adalah teman dari Ayahnya yang selalu menjulidkannya yang tidak-tidak, Lisa jadi menyesal menghibur anak itu. 

"Kamu apain anak saya sampai nangis gini, hah!" pekiknya.

Lisa menghela napas lelah, "C'mon, Tan. Coba deh tanya anak tante dulu baru ngoceh!" 

"Kurang ajar ya kamu sama saya!" 

"What? tunggu deh, Tan. Bukannya Tante duluan yang kurang ajar sama Lisa?" 

"Kamu tuh ya kalo dikasih tahu nggak ada sopan-sopannya! Pantes aja kamu nggak pernah dipuji sama Ayah kamu. Ternyata gini yah kelakuannya."

"Oh My Lord, Tan. Kayaknya Tante udah biasa deh ngejulidin orang, bahkan kayaknya Tante nggak perlu sok kaget sama kelakuan Lisa yang kayak gini. Kan emang dari awal ekspetasi Tante sama Lisa kayak gitu. Ya kan, Tan?"

Semua orang sudah menatap Lisa dengan si Tante teman Ayahnya ini. Beberapa dari mereka sudah berbisik-bisik membicarakan fakta yang Lisa ungkapkan tentangnya. Hal itu membuat Tante tukang Julid ini malu dan merasa terpojokan. 

"Dek, kasih tahu dong kamu nangis karena siapa," ujar Lisa. 

"Ma, adek nangis karena es krim adek dijatuhin," ungkap sang anak.

"Pasti Tante ini kan yang jatuhin?"

"Eh jangan asal nuduh dong!" protes Lisa. 

"Alah, kamu tuh emang anak nggak ada etika. Udah pasti kamu jahilin anak saya kan?"

"YAK!" 

"Emang yah kamu tuh beda banget sama kakak kamu, saya nggak yakin kamu anak kandungnya Januar." 

"Tan, jaga mulutnya ya! Saya masih ngehargain Tante daritadi.  Tapi kayaknya Tante nggak pantes dihargain!"

Ayah Lisa mendatangi kerumunan yang semakin ramai mengerubungi untuk menonton perdebatan sengit Lisa dan Tante Rika tersebut. Bahkan saat ini kedua wanita berbeda generasi itu sudah saling menjambak satu sama lain. Untungnya Adik dari Almarhumah Mamanya dan Karin sang Kakak datang memisahkan keduanya. 

Keduanya dipisahkan, Lisa ditarik oleh Karin untuk menjauh. Namun saat sudah dipisahkan, tiba-tiba tanpa berpikir panjang Ayah Lisa menampar Lisa didepan banyak orang. Jujur, senakal apapun Lisa ia belum pernah sampai mendapatkan tamparan dari sang Ayah karena Ayah Lisa tipikal Ayah yang jika marah akan diam seribu bahasa dan tidak pernah main tangan pada kedua putrinya. Tapi kenapa kali ini Lisa tampar? Apakah kesalahan Lisa sebesar itu sampai Ayahnya menamparnya?

Lisa menatap Ayahnya dengan tatapan benci, ia memegang pipinya yang terasa panas. 

"Apa nggak cukup kamu buat saya malu didepan orang-orang?" cercah sang Ayah. 

"Ayah nampar Lili cuma karena ini, iya?"

"Tamparan ini buat nyadarin kamu akan kesalahan kamu."

Lisa tersenyum, "Makasih karena Lisa udah cukup sadar kalo Ayah nggak pernah sayang sama Lili."

"Ya, anggaplah saya nggak pernah sayang sama kamu."

Karin dengan wajah pucatnya berusaha menengahi perdebatan Ayahnya dengan Lisa. 

"Yah, jangan ngomong gitu. Lisa kamu minta maaf sama Ayah. Tolong,"

"Gue nggak salah, gue nggak akan minta maaf."

"Lisa-,"

"Gue bilang gue nggak salah, ngerti nggak sih!" teriak Lisa.

"Jaga nada bicara kamu sama kakakmu."

Lisa menatap sekitar, "Ayah emang paling hebat mempermalukan putri Ayah yang satu ini."

Ayah Lisa kembali tersulut emosi hingga hampir menampar Lisa kembali namun segera dicegah oleh Karin. 

"Udah, Yah. Cukup."

"I HATE YOU!" teriak Lisa sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat acara. 

Dari saat itulah Lisa mulai membenci segala hal yang Ayahnya lakukan. Sejak saat itu, Lisa tidak lagi memiliki rasa empati pada Ayahnya sampai ia menginjak usia 20 tahun. Saat dimana suatu hal buruk menimpa keluarganya, lebih tepatnya menimpa Karin yang berakibat mimpi buruk bagi Lisa si sosok bebas. 

****

Gimana karakter Lili alias Lisa ini udah kebayangkan?

Keras kepala dan nggak mau ngalah, mirip aku banget, hehe

Next yuk☺️

Eyy sebelum next yuk kenalan sama Karakter yang ada di cerita ini!

1. Lisa Alaric (bukan Lisa blackpink ye guys)

Sebenarnya dia doyan nangis, tapi suka di tegar-tegarin aja biar savage kayak IU artis Korea, kang ngegas, terus hobinya over thinking.

2. Narendra Senandika (Mas Rendra/Mas Naren)

Bucinnya Lisa nih boss, udah ketebak dong profesinya apa. Paling ganteng seasrama waktu taruna dulu (katanya), jangan kaget kalo dia tiba-tiba puitis karena dari kecil udah denger kata-kata pujangga dari Eyangnya.

3. Karin Alaric

suka banget dianggap anak emasnya ortu sama Lisa, terus suka di jadiin saingan padahal Karin sayang banget sama Lisa. Sifatnya lembut dan penyayang, Kaka-able banget deh:)

Segitu dulu aja ya, next kalo ada karakter baru yang aku tambahin di cerita bakalan ku kasih visualnya:)

Continue lendo

Você também vai gostar

3.5M 42K 9
"Bapak ngapain lihatin saya seperti itu ?" "Dek dokter mau jadi Bu Lurah?" "Maksudnya ????" #2 Love (3 Juli 2022) #1 Dokter (3 Juli 2022) #5 Roman...
301K 9.1K 36
Siapakah aku? Aku hanyalah seorang perempuan yang dinikahi karena sebuah alasan perjodohan klasik. Laki-laki yang beberapa jam lalu baru saja menguc...
8.8K 523 55
Takdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang t...
58.7K 3.5K 39
Karya ke-1 Rahasia Takdir (GENRE : Rom-com) 17+ ---------------------- Tidak ada yang bisa menebak Takdir dari-Nya. Karena itu semua masih menja...