[REVISI] CANDALA: La Chica Lo...

By fdobye

1M 34.8K 1.7K

[Update setiap Senin-Jumat] Setelah tewas karena peluru kendali milik musuh, Candala seorang agen intelije... More

Bab 1. Dunia Asing
Bab 2. Pesta?
Bab 4. Pion
Bab 5. Club malam
Bab 6. Tamu tak di undang

Bab 3. Kejutan atau Jebakan?

51.2K 5.6K 197
By fdobye


  💌Attention💌
Cerita ini hanyalah fiksi
semata. Nama Tokoh, karakter/kepribadian, latar tempat, dan jalan
cerita murni karangan penulis.

.
.
.

📖Happy reading📖

  Perjalanan pulang Candala sungguh menyebalkan. Dirinya harus duduk di kursi sebelah kemudi, sementara Lucas dan kekasihnya Ivonne duduk bersebelahan.

    Padahal mobil ini dikirimkan oleh sang ayah khusus untuk mengantar jemput putrinya, Candala. Karena mobil Lucas yang mendadak mogok, mau tak mau ia harus memberi tumpangan pada dua sejoli yang bak musang sedang birahi ini.

    Perut keroncongan akibat tak menyentuh makanan di pesta sebelumnya semakin membuat emosi Candala membuncah. Dirinya tidak sesabar kelihatannya. Perempuan ini aslinya agak emosian.

    " Ih, cayangg kamu taukan aku pengen banget tas keluaran terbaru itu. Temen-temenku pada punya masa aku enggak sih!" rengeknya memeluk lengan Lucas manja. Dadanya seolah disengaja menggesek lengan Lucas.

   " Iya sayang, nanti aku transfer uangnya. Apapun yang kamu mau, pasti aku beliin kok."

    Mendengar itu, Vonne langsung mengecup pipi Lucas sampai jejak dari lipstik merahnya tertinggal di sana. Perempuan itu diam-diam melirik Candala dari balik kaca mobil, seolah mengatakan, "lo gak pernah kan diginin Lucas" padanya.

    " Ck, dia kira Candala miskin apa sampai beli tas aja harus cium laki orang dulu," batinnya sedikit prihatin dengan Vonne karena harus jadi selingkuhan dulu baru bisa memiliki barang-barang branded impiannya.

   Setelah mengantar Ivonne ke kosannya, sekarang hanya tersisa Candala, Lucas, dan sopir bayaran. Candala masih duduk di samping kursi kemudi, sementara Lucas tetap di belakang.

   Candala tak sudi harus duduk di kursi bekas selingkuhan Lucas. Takut sekali ada kuman yang tertinggal dan membuatnya gatal-gatal. Sepertinya ia harus mencuci mobil ini besok atau mungkin menjualnya saja?

   " Lo bisa gak sih, ramah sedikit sama Vonne," sindir Lucas.

   " Emangnya ada istri sah yang ramah sama selingkuhan suaminya, hah?" telak Candala membuat Lucas langsung terdiam.

   " Harusnya lo bilang makasih karena udah gue kasih tumpangan. Kalau enggak pacar lo bisa ngamuk-ngamuk karena harus nunggu bantuan di tengah jalan malem-malem," lanjutnya balik menyindir Lucas.

   " Ck, kalau gak terpaksa gue juga ogah  nebeng sama lo. Gue jegat mobil lo karena gak tega aja sama Vonne."

   " Cih, bilang aja lo takut nunggu cuma berdua doang di bawah pohon gede tadi kan? Lo kan takut setan."

   " Aneh ya, masa sesama setan saling takut," lanjutnya mengejek. 

   " Mending diem aja lo, dari tadi ngomong terus perasaan!" gerutu Lucas langsung memalingkan wajahnya sebal.

   Sementara Candala memilih diam karena sudah malas berdebat. Perutnya lapar jadi harus menghemat energi bicara.

    Setelah 15 menit berlalu, kini Candala dan Lucas telah sampai di rumah. Melihat kedatangan Candala, duo Bakung segera menghampiri majikannya itu. Dari wajah masam Candala keduanya sudah dapat menebak, pesta hari ini pasti kacau.

   " Endah, besok saya minta kamu anterin Vonne ya. Dia mau shopping tapi gak ada yang bantuin angkat barang," titah Lucas yang dibalas anggukan oleh Endah. Sepertinya perempuan itu sering dijadikan kacung kekasih Lucas.

   " Woi!" bentak Candala membuat Lucas yang hendak menaiki tangga terperanjat.

   " Endah dan Rosa itu pelayan yang bokap kasih buat ngelayanin gue. Apa wewenang lo merintah dia buat jadi kacung pacar lo, hah?"

   Endah dan Rosa menatap kaget majikannya. Candala barusan meneriaki  Lucas? Mereka tidak salah dengarkan?

   " Selama kita masih terikat hubungan pernikahan, gue berhak merintah pelayan lo," balas Lucas dengan dagu tinggi angkuh.

    " Giliran ada butuhnya aja bawa-bawa pernikahan, terus tadi di acara kantor lo ngapain? Selingkuh kok dipamerin, barang mewah juga bukan, kok bangga!" telaknya membuat suasana memanas.

   " Denger, ya. Pernikahan kita ini terjadi karena paksaan lo. Jangan berharap gue bakalan jadi suami seperti apa yang lo mau. Gue bebas pacaran sama Vonne, mau di tempat umum sekalipun itu bukan urusan lo."

   " Paksaan? Kalau memang paksaan lo harusnya kabur dari awal! Lagian hubungan lo sama Vonne mau dibawa kemana, hah? Emangnya bonyok lo mau nerima cewek pelakor sebagai menantunya?"

    Kehabisan kata, Lucas berakhir naik pitam. " Dari jaman kuliah lo tuh emang hobinya ganjen sama cowok! Herannya lo ngebet banget mau kawin sama gue. Udah gatel hah, pengen cepet-cepet having sex padahal kerjaannya ngamer sama cowok ganti-ganti tiap harinya !"

   " Jijik tau gak dikejar-kejar cewek murahan kayak lo. Gue gak tau udah berapa banyak cowok yang make lo! Gak sudi gue nyentuh barang bekas kayak lo! Dasar munafik!" 

   " Vonne lebih pantas, cewek kayak lo sama sekali gak pantes buat gue-"

   " Lo yang gak pantes buat gue! Entah udah berapa kali lo celap-celup sama pacar lo itu, gue gak peduli. Tapi asal lo tau, gue gak pernah sekalipun tidur apalagi selingkuh sama cowok lain baik sebelum nikah atau sesudah nikah sama lo!"

   " Jijik tau gak, kalau status udah menikah tapi hobi jajan di luar. Gue gak sebejat itu Lucas. Gue masih punya harga diri," potong Candala seraya melangkah mendekati Lucas.

   " Gue bukan lo yang gampangan. Rela tidur sama cewek lain di saat masih berstatus sebagai suami orang? Gue masih punya urat malu, gak kayak lo." lanjutnya berbisik tepat di hadapan wajah Lucas dan kemudian menjauh.

   " Lo tenang aja, kurang dari setahun surat permohonan cerai lo bakalan gue tanda tangan. Kita bakalan cerai secara resmi dengan catatan, ikutin cara gue," ia tersenyum licik," cara yang bisa bikin lo gila!"

   Candala melangkah pergi dengan santai setelah selesai mengancam Lucas. Orang-orang yang masih berada di lantai bawah cukup terkejut dengan perubahan sikap Candala yang terlalu otoriter.

   " I-itu beneran Non Candala? Kok nyeremin banget, sih! Udah kayak hantu Valak yang kita tonton bareng kemaren," bisik Rosa menarik-narik ujung baju Endah.

   " Iya, Endah juga binggung. Kok Non Candala jadi berubah drastis ya semenjak sembuh. Berasa beda orang," timpal Endah.

   " Hei, kalian berdua jangan ngerumpi. Sana kerja!" dumel Lucas berusaha memperbaiki wibawanya.

   " Jam kerja kita udah habis, ngapain kerja?" celetuk Rosa mulai berani.

   " Heh, jangan kurang ajar! Kamu itu cuma babu di sini. Gak punya hak nolak perintah atasan," kata Lucas nyolot.

   " Oh, ya. Endah, besok jangan lupa temenin Vonne."

   " Maaf, Tuan. Sesuai perintah Non Candala, kita cuma boleh kerja atas perintah dia. Lagian gaji kita kan dari Papanya Non Candala, bukan tuan Lucas," tolak Endah ikut-ikutan berani.

     Toh, Nonanya sudah membela mereka tadi. Sudah waktunya kedua pelayan itu melawan Lucas yang sering memberi tambahan kerja di luar pekerjaan mereka.

   " Tapi kalian hidup numpang di rumah gue. Seharusnya-"

   " Setau saya rumah ini hadiah pernikahan yang Papa Non Candala kasih buat putri tercintanya," potong Endah dengan senyum penuh kemenangan.

   " Karena udah malem, kita berdua pamit undur diri. Soalnya masih banyak list drakor yang belum kita tamatin episodenya."

   Duo Bakung pergi membawa kemenangan. Mereka merasa puas bisa membuat Lucas tak berkutik. Selama ini mereka selalu ditindas, terutama oleh kekasih laki-laki itu. Sekarang berkat ketegasan nonanya, mereka berhasil melawan Lucas. Betapa bahagianya duo Bakung, karena pekerjaan mereka akan berkurang mulai saat ini.

***


   Kedatangan kedua orangtuanya benar-benar mengejutkan Lucas. Tanpa pemberitahuan kedua orangtuanya sudah duduk manis di sofa ruang tamu. Sementara dirinya baru datang dengan keringat bercucuran akibat terburu-buru pulang setelah menemani Ivonne berbelanja.

   Ia menelisik sekitar, mendapati Candala belum menampakkan batang hidungnya. Mengelus dada lega, ia bersyukur perempuan itu belum mengadukan hal yang tidak-tidak pada kedua orangtuanya.

   " Siang, Bun, Yah," sapa Lucas bersikap sok manis.

   " Bi Sri, minta tolong bikinin teh susu sama kopi ya buat Bunda sama Ayah," pintanya pada perempuan paruh baya yang tengah membersihkan tanaman hias tak jauh dari ruang tamu.

   " Iya, Tuan."

   " Candalanya mana? Kok Bunda gak liat sih?" tanya sang Bunda membuat Lucas cemberut. Bukan menanyakan keadaan sang anak, ibunya malah menanyakan orang lain.

   " Tau ah! Palingan masih ngorok dia," jawabnya ketus.

   " Plak." Bunda Amy menjitak kening Lucas. " Emang apa salahnya kalau dia bangun siang? Bunda juga sering bangun siang kok! Tanya Ayah kamu sana kalau gak percaya!"

   " Lagian, kamu kok gak bangunin istrimu sih? Ajak jalan-jalan gitu. Keluar kok sendiri, diem-diem lagi! Padahal ini hari minggu loh, Bunda tau kamu gak ada kegiatan apa-apa. Abis ngapain kamu dari luar sana, hah?" curiganya menatap sang putra tajam.

   " Ah, Bundaaa. Kok nethink gitu sih? Kan Lucas juga butuh me time kali. Gak mungkin 24 jam harus sama Candala terus," kata Lucas beralasan.

   " Ck, alasan! Pasti kamu-"

   " Udah, Bund. Kita ke sini bukan untuk berantem sama Lucas, tapi jengukin menantu kita," potong Ayah Lucas, Herman namanya.

   " Gimana hubungan kamu belakangan ini semenjak kesembuhan Candala?" tanya Ayah mengalihkan pembicaraan.

   " Ya, biasa aja sih."

   " Loh? Kok gitu sih jawabnya. Ayah kamu nanya serius loh Lucas. Gimana hubungan kamu sama Candala. Istri kamu kan udah sembuh, jadi udah waktunya kalian eratin hubungan suami-istri di antara kalian! Mama tuh mau gendong cucu, Cas!" geramnya melihat sang putra tampak tak peduli dengan sang menantu.

    Lucas yang pada dasarnya tak menyukai Candala mencoba mencari sebuah alasan agar ibunya berhenti memaksakan dirinya dan Candala terlibat sebuah kegiatan romantis nan harmonis.

   " Gini, Bund. Kata dokter Albert, Candala gak inget sebagian ingatannya. Jadi dia sering anggap Lucas ini orang asing. Gimana, ya? Lucas takutnya Candala gak suka kalo tiba-tiba Lucas ngedeketin dia. Mungkin dia udah gak nyaman sama Lucas," katanya lancar sekali berbohong.

   " Ya ampun, kasihan banget menantu Bunda." Amy berekspresi sedih. " Hidupnya tambah menderita karena punya suami kayak kamu!" lanjutnya mengolok sang putra.

   " Ih, Bund! Gini-gini Lucas bantuin dia loh! Kemarin aja Lucas kasih hadiah gaun buat dia."

   " Halah, palingan juga kamu beliin gaun jelek kayak biasanya kan! Padahal Bunda sering kirim hadiah gaun tapi gak pernah nyampe ke menantu Bunda. Jangan-jangan gaunnya kamu kasih ke perempuan lain, ya!"

   " Udahlah, Bund. Jangan dibiasain ke sini cuma buat berantem sama Lucas."

   " Ih, tapi Yah! Lucas ini sering keterlaluan sama Candala! Bunda gak suka-"

   " Siang Bunda, Ayah."

    Amy segera menoleh mendengar suara itu. Dia langsung berlari memeluk erat menantu kesayangannya. " Bunda kangen banget sama kamu, Candala. Bunda pengen banget ketemu kamu pas sakit, tapi dokter Albert gak pernah izinin demi kesehatan kamu katanya."

   " Gak apa-apa, Bund. Lagian, kalau Bunda lihat aku kayak gimana waktu sakit, aku pasti malu banget sekarang. Soalnya muka aku waktu sakit jelek banget."

   Amy mengelus rambut Candala lembut. " Di mata Bunda, kamu yang paling cantik."

   " Syukur kamu baik-baik aja. Ayah sempat khawatir keadaan kamu belum begitu membaik," kata Herman ikut nimbrung memanjakan Candala.

   " Aku baik-baik aja kok, Yah. Aku seratus persen udah sembuh!"

    Melihat kedekatan orangtuanya dengan Candala membuat Lucas iri setengah mati. Tangannya terkepal dengan hati panas karena iri dengki.

   " Loh, udah pulang? Tumben cepet, setau gue biasanya cewek kalau belanja lama." Perkataan Candala membuat kepalan tangan Lucas mengendur. Dia mulai khawatir hal yang tak ia inginkan terjadi.

   " Belanja? Maksudnya?" Bunda menatap Candala dan Lucas bergantian.

   " Jadi gini, Bund. Lucas tadi tuh nemenin pacar-"

   " Aku nemenin klien perempuan belanja, Bund!" potong Lucas dengan wajah panik setengah mampus.

   " Nemenin klien perempuan di hari weekend? Ayah gak pernah dengar servis semacam itu," tukas Herman mulai curiga.

   " Gini loh, Yah. Klien ini udah cukup berumur, dia gak begitu tau tentang barang branded, mangkanya minta tolong sama Lucas buat cariin tas branded untuk hadiah ulang tahun cucunya," kata Lucas lancar sekali berbohong.

   " Klien yang mana? Setahu Ayah, klien di perusahaan kamu gak ada perempuan yang sudah berumur, adanya laki-laki."

    Lucas kehabisan alasan.

   " Klien yang Lucas maksud itu Ivonne, Yah," telak Candala tersenyum licik.

   " Ivonne? Perempuan yang pernah kamu bawa sebagai alasan untuk cerai dari Candala! Kamu masih berhubungan sama dia?" Amy menatap nyalang putranya.

   " Bund, Candala salah paham. Pasti dia dihasut dua pelayan itu. Mereka akhir-akhir ini sering kelewat batas dan ngelawan Lucas," elak Lucas berbalik menyalahkan duo Bakung yang tak salah apa-apa.

   " Loh, kok jadi kita berdua? Kan emang bener tuan Lucas nemenin Vonne beli tas branded. Awalnya tuan Lucas nyuruh saya, tapi Non Candala langsung nolak dengan tegas," kata Endah maju membela diri. Perempuan itu entah sejak kapan sudah berdiri di depan Lucas bersama Rosa di belakangnya.

   " Nah, liat kan Bund. Mereka kurang ajar sama majikannya. Padahal cuma babu!" Lucas belum berhenti mengkambing hitamkan Endah dan Rosa. Sementara Amy dan Herman bingung harus memihak siapa.

   " Aku punya buktinya kok, Bund, Yah. Mau denger?" Perkataan Candala membuat Lucas mati kutu. Dia menatap Candala tajam, takut dengan bukti yang Candala maksud.

   " Ini rekaman percakapan semalam. Bunda sama Ayah bisa menyimpulkan mana yang benar dan mana yang salah dari percakapan ini," lanjut Candala mulai memutar rekaman suara di ponsel miliknya.

   " Kejutan pertama buat lo, Lucas," bisik Candala diam-diam tersenyum licik.

    Rekaman mulai terputar. Percakapan kemarin malam terdengar begitu lantang. Amy dan Herman begitu geram mendengarnya, sementara Lucas keringat dingin melihat ekspresi kedua orangtuanya.

   " LUCAS!" bentak Herman berada di puncak emosi. Wajahnya merah padam karena setiap ucapan Lucas dalam rekaman tersebut membuat dirinya merasa gagal mendidik seorang putra

   " Kamu bikin Bunda kecewa nak! Kamu seharusnya tau, nyakitin hati seorang perempuan itu sama aja kayak kamu nyakitin hati Bunda. Apalagi kalo kamu nyakitin hati istri kamu sendiri! Coba kamu bayangin kalau Bunda ada di posisi Candala, apakah Bunda sanggup, hah?" kata Amy tampak sangat kecewa hingga meneteskan air mata.

   Lucas tak tega melihat Bundanya menangis. Ia ingin memeluk, akan tetapi Amy menghindar dan membuang muka.

   " Lucas cinta sama vonne dari sebelum nikah sama Candala!" teriak Lucas merasa dirinya adalah korban.

   "Lucas!" bentak Herman.

   "Ayah! Dengerin Lucas dul-"

   " Plak." Tamparan itu membuat Lucas tercengang. Terkejut sekali sang ayah memukul dirinya untuk pertama kalinya.

   " Kamu anggap apa Candala yang udah mati-matian perjuangin kamu, hah? Dia rela sujud-sujud demi kamu jadi penerus EV company! Tapi apa balasannya? Kamu benar-benar bejat Lucas!"

   " Kamu dengar ini! Ayah akan tarik semua aset milik Ayah dari perusahaan! Biar kamu pikir sendiri darimana dapat bantuan besar kalau aset perusahaan Ayah tarik semua!"

   Lucas memucat mendengar itu. Bagaimanapun perusahaan EV company berdiri berkat kerja keras ayah dan almarhum pamanya. Dia hanya menikmatinya sebagai penerus.

    Penarikkan segala aset perusahaan termasuk saham milik sang ayah, sama saja membiarkan perusahaan itu bangkrut secara perlahan-lahan. Direktur lain mungkin akan masuk dan merebut kekuasaannya saat ini. Lucas akan dianggap dibuang dari garis waris perusahaan.

    " Ayah! Gak bisa gitu, Yah! Ayah!" mohon Lucas berlutut di depan Herman, akan tetapi diabaikan.

    " Candala, maafin Ayah sama Bunda karena gagal mendidik Lucas. Kita pasti bakalan kasih dia hukuman," kata herman merasa bersalah pada menantu perempuannya.

    " Kamu ingat ini! Kalo kamu gak segera ninggalin perempuan itu! Kamu bakalan ayah keluarkan dari kartu keluarga! Dan kamu gak akan dapat uang sepeserpun dari Ayah maupun Bunda!" Ancaman terakhir dari Herman berhasil membuat Lucas tertunduk lemas.

   " Ayah dan Bunda pamit pulang. Bunda harap kamu bisa terus jujur kayak gini. Apapun kesalahan yang Lucas lakuin, Bunda harap kamu bisa hukum dia. Pukul atau apapun itu, Bunda gak masalah," pesan Amy sebelum pergi.

   Setelah kepergian kedua orangtua Lucas, laki-laki itu akhirnya berulah. Dia menatap tajam Candala. Bangkit dari posisi berlututnya. " Puas lo, hah!"

   " Lo benar-benar udah ngehancurin masa depan gue! Seneng lo sekarang!"

   Candala menatap tak peduli. Hal ini terjadi karena ulahnya sendiri. Melakukan hal keji seperti ini terhadap Lucas adalah hal yang pantas. Karena Lucas benar-benar bajingan. Bajingan itu sangat pantas jadi gelandangan.

   " Gue gak akan biarin hidup lo tenang!" Lucas hendak menampar Candala.

   " Tuan jangan!"

   " Plak!" Rosa terkena tamparan karena mencoba melindungi Candala.

   " Babu sialan! Gak usah ikut campur!" Lucas mendorong Rosa kasar hingga perempuan itu tersungkur ke lantai.

   Melihat Rosa tersungkur, tangan Candala terkepal kuat. Ia menatap nyalang penuh amarah. " Sialan! Berani-beraninya lo!"

   " Salah dia karena ikut campur-UKH!"

   " Bugh!" Sebuah tinju melayang di perut Lucas. Laki-laki itu tersungkur dan gemetar memegangi perutnya.

   " Sa-sakit-" Lidah Lucas tercekat. Perutnya terasa keram dan mual di saat bersamaan. Ia lantas menatap Candala si pelaku yang membuatnya jadi begini.

   " Baru satu pukulan lo udah K.O! Dasar lemah," ejeknya.

   " Gu-gue ga-gak le-lem-ma-mah-" Lucas pingsan hanya karena satu pukulan dari Candala.

   " Mangkanya jangan bikin gue marah, Bangsat!" kesalnya menendang kaki Lucas yang sudah tak sadarkan diri.

   Candala beralih menatap Rosa yang sudah dibantu berdiri oleh Endah. " Kompres pipi lo. Lain kali jangan lakuin hal kayak tadi. Lo bisa kenapa-kenapa nanti," katanya khawatir.

   " I-iya, Non. Lagian itu udah tugas kita buat ngelindungin Non Candala. Pak Thomas kasih kita gaji besar bukan cuma sekadar jadi pelayan Non, tapi juga pelindung," jawab Rosa jujur.

   " Tapi lain kali jangan jadiin diri kalian tameng. Gue jauh lebih kuat dari yang kalian bayangin." Candala menatap Lucas yang terkapar tak berdaya. " Cuma butuh satu pukulan, gue bisa bikin laki-laki dewasa pingsan dalam sekejap. Gue yang harusnya ngelindungin kalian," lanjutnya menatap Endah dan Rosa bergantian.

    Mendengar itu, mereka berdua jadi terharu sekaligus ngeri. Terharu karena Candala bilang akan melindungi mereka berdua. Ngeri karena baru tau nonanya selama ini punya kekuatan sebesar itu sampai-sampai berhasil menumbangkan Lucas hanya dengan sekali pukulan.

   Mungkin kedepannya baik Rosa maupun Endah akan mulai menjaga lisan dan sikap pada Candala. Nonanya tidak bisa dianggap remeh untuk ukuran perempuan lemah lembut.

.
.
.

"CHARACTER PROFILE"

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 883K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
6.3M 485K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
30.4M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...