RIVAL (UP BAB BARU)

By StarsShine_1603

6.8M 1M 92K

⚠️WARNING, CERITA INI MENGANDUNG KEBENGEKAN DAN KEBAPERAN. AWALNYA NYEBELIN LAMA-LAMA NAGIH⚠️ Follow sebelum... More

Prolog
1. Rival
2. Genta
3. Family
4. Empat
5. Lima
6. Enam
7. Tujuh
8. Delapan
9. Sembilan
10. Sepuluh
11. Sebelas
12. Dua Belas
13. Tiga Belas
14. Empat Belas
15. Lima Belas
16. Enam Belas
17. Tujuh Belas
18. Delapan Belas
19. Sembilan Belas
20. Dua Puluh
21. Dua Satu
22. Dua Dua
23. Dua Tiga
24. Dua Empat
25. Dua Lima
26. Dua enam.
27. Dua Tujuh
28. Dua Lapan
29. Dua Sembilan
30. Tiga Puluh
31. Tiga satu
32. Tiga Dua
33. Tiga Tiga
34. Tiga Empat
35. Tiga lima
36. Tiga Enam
37. Tiga Tujuh
38. Tiga Lapan
39. Tiga Sembilan
40. Empat Puluh
42. Empat Dua
43. Empat Tiga
44. Empat Empat
45. Empat Lima
46. Empat Enam
47. Empat Tujuh
48. Empat Lapan
49. Empat sembilan
50. Lima Puluh
51. Lima Satu
52. Lima dua
53. Lima Tiga
54. Lima empat
55. Lima lima
56. Lima Enam
Special part Rival
57. Lima Tujuh
58. Lima lapan
59. Lima Sembilan
60. Enam Puluh
61. Enam satu
62. Enam Dua
63. Enam Tiga
64. Enam empat
65. Enam Lima
66. Enam-enam
67. Enam Tujuh
68. Enam Lapan
69. Enam sembilan
70. Tujuh Puluh
71. Tujuh Satu
72. Tujuh dua
73. Tujuh Tiga
74. Tujuh Empat
75. Tujuh Lima

41. Empat satu

77K 12.4K 881
By StarsShine_1603

Pagi-pagi sekali Cahya nongkrong di parkiran bersama Sasa. Tujuannya untuk bertemu Rival dan mendekatinya berhubung hukuman Rival masih berjalan. Tadi, ia berangkat duluan dengan Sasa. Setengah jam menunggu, Rival datang dengan gagah. Matanya berubah sinis ketika melihat ada cewek lain di belakang jok Ducati.

Cahya bertepuk tangan dengan senyuman sinis. Raut mukanya ia buat seperti nenek sihir yang jahat. "Hallo Rival. Bawa cewek mana lo?"

Saat membuka helm baru tahu, ternyata itu Sela. Raut Rival berubah was-was ketika disambut senyuman mengerikan oleh Cahya. Alarm berbahaya sudah berbunyi.

"Gue mungut Sela di pinggir jalan. Suwerr, Cay! Nggak boong." Rival menyengir sambil mengangkat tangannya peace. Jaraknya dengan Cahya sejauh lima meter. Sudah termasuk jauh kan? Iyalah!

"Sorry, Cay. Gue nebeng cowok lo. Jangan sinis gitu," jelas Sela lalu tersenyum.

"Oh, enggak. Gue biasa aja kok. Udah kebal sama tingkah ni orang." Cahya menoleh ke arah Sasa. "Yuk ke kelas."

"Cahya ...," panggil Rival pelan.

"Apa?" sentak Cahya.

"No ngambek-ngambek club yes!" bujuk Rival lalu tersenyum tipis.

Cahya mengabaikan perkataan Rival. Matanya menatap Sela menyelidik. Sebenarnya Cahya juga suka minder dengan cewek-cewek yang dekat dengan Rival, semuanya tergolong cantik, tak seperti dirinya yang bagaikan remahan rengginang.

"Gue duluan ke kelas, ya, Cay." Sela berpamitan sambil tersenyum. Matanya beralih menatap Rival. "Mau bareng nggak, Val?"

Rival menggeleng menolak. "Nggak deh. Nanti tambah kebakar cewek gue."

Sela langsung pergi meninggalkan Rival. Sasa yang dari tadi menyimak hanya diam saja, kali ini ia malas berbacot ria dengan Rival.

"Kok hening, sih?" ujar Rival tak nyaman dengan kebisuan ini.

Cahya diam saja. Ia lalu menyerahkan paper bag warna hitam ke tangan Rival yang tadi ia bawa dari rumah.

"Apa, nih? Perhatian banget lo." Rival jelas bahagia. Ia mengira pasti isinya makanan, Cahya kan suka membelikannya makanan.

"Dari Papa Bumi. Nggak tau isinya apa," kata Cahya dingin.

"Sangkyuuuu, Cahya. Bilangin ke Om Bumi juga ya, makasih udah ngasih gue hadiah."

Cahya mengangguk kaku. Matanya masih menatap sinis Rival. Raut mukanya bahkan memerah kesal, masih tak terima Rival berangkat dengan Sela.

"Gue kira jok Ducati lo cuman buat gue doang," gumam Cahya yang masih didengar Rival dan Sasa.

"Ini tentang simpati dan empati, Sayang. Dia minta nebeng, gue tebengin dong. Baik kan cowok lo?"

"Hm. Baiknya ke semua cewek cantik doang."

"ASTAGA LO CEMBUKOR YA?!" seru Rival dengan raut antusias.

Cahya memutar bola matanya malas.

"Ya lo mikirnya cuman sebatas simpati, kalo merekanya baper gimana? Cewek kalo dibaikin sama orang ganteng tuh pasti baper." Cahya menjelaskannya dengan kalimat sederhana agar Rival mudah mengerti.

"Dia juga meluk lo kan? Gue liat kok." Cahya tersenyum tabah. "Dan lo nggak nolak?"

"Cahya, lo tau kan kalo Ducati gue itu tinggi banget. Sela juga badannya kaya lidi dan gue naiknya ngebut. Kalo dia nggak pegangan, dia bakal terbang ngikut angin."

Penjelasan itu tak bisa diterima oleh Cahya. Kali ini saja ia akan terang-terangan memperlihatkan rasa cemburunya.

"Nanti-nanti gue nggak mau meluk lo. Males, bekasan Sela."

Setelah mengatakan itu Cahya mengajak Sasa pergi, meninggalkan Rival yang sedang merenung sendirian.

"Apa gue salah, ya?"

"SALAH LAH GOBLOK!" sentak Lego, Gilang, dan Genta secara bersamaan yang dari tadi melihat perdebatan mereka. Jelas Rival tak tahu, karena ketiga orang itu ada tepat di belakang tubuh Rival.

"Awas lo nanti diputusin lagi. Lagian lo sih," kompor Gilang agar menambah kecemasan Rival.

"Awas nanti Cahya gedeg sama kelakuan lo, terus nyusun rencana pen-santet-an lo gabung sama kita-kita," tambah Lego membuat Rival tambah kepikiran.

Giliran Genta yang menatap Rival dingin. "Awas nanti Cahya gue rebut."

Pernyataan terakhir itu yang paling membuat Rival takut.

****

Rival sampai di kelasnya lalu duduk diikuti ketiga temannya. Tangannya menenteng paper bag hitam dari Bumi. Rival belum membukanya karena tidak sempat tadi.

"Dari siapa tuh?" Gilang bertanya penasaran.

"Camer," kata Rival percaya diri.

"Emang yakin bakal jadi mertua?" sindir Lego. "Abangnya aja ngeri banget, apalagi Papanya. Kayanya lo nggak bisa naklukin mereka deh, Val."

"Emang." Genta menyahut. "Om Bumi ngeri. Pegangannya aja samurai. Salah dikit langsung tebas."

Gilang dan Lego bergidik ngeri. Tak menyangka akan semenyeramkan itu.

"Nggak ngeri, sih." Rival menyahut santai. "Cuman sedikit menyeramkan."

"SAMA AJA!" teriak Lego dan Gilang.

Rival cengengesan lalu membuka paper bag hitam itu. Ia penasaran apa isi di dalamnya. Ia juga penasaran Bumi memberinya apa.

Mulut Rival cengo ketika tahu isinya, begitupun dengan ketiga temannya. Tak menyangka Bumi akan memberikannya benda seperti ini.

Kamus bahasa Inggris yang sangat tebal dari Bumi. Benar-benar hadiah yang menjengkelkan bagi Rival. Rival selalu alergi parah dengan segala pelajaran, apalagi matematika dan bahasa Inggris.

Ia paham betul maksud Bumi memberikannya ini, agar ia lancar berbahasa Inggris. Nanti jika mengobrol dengan Bumi jadi tidak perlu translate.

"Camer lo anti-mainstream parah, Val," celetuk Gilang takjub.

Lego tertawa ngakak. "Lo kayanya suruh belajar bahasa Inggris, Val. Mana kamus tebel banget. Lo baca terus lo apalin. Mual-mual pasti tuh."

"Mabok bahasa Inggris," sahur Genta membuat Gilang dan Lego terkekeh.

Rival cemberut. Ia lalu membaca secarik kertas yang ada di dalam paper bag.

RIVAL GANTENG! BISMILLAH BAHASA INGGRISNYA LANCAR BIAR BISA JADI MENANTU SAYA.

OH IYA HUKUMAN MASIH BERLAKU.
DEKETIN CAHYA = HUKUMAN DITAMBAH.
BIKIN LECET DIKIT = LANGSUNG TEBAS

Tertanda : Papa Bumi mantan psychopat gadungan.

Rival menelan salivanya sendiri setelah membaca itu. Rasa takut langsung menjalar ke seluruh tubuh.

Bumi benar-benar mengerikan. Hanya dengan membaca pesannya saja sudah membuatnya takut bukan main.

"Inikah yang dinamakan tulisan yang bisa didengar?" Rival benar-benar membayangkan Bumi yang langsung mengatakan itu di depannya.

Ketiga teman Rival langsung gantian membacanya. Mereka sama-sama kaget. Tak percaya calon mertua Rival lebih mengerikan dari dugaannya.

"Wah parah. Lo nggak niat ganti mertua apa, Val?" hasut Lego.

"Gila, menakutkan sangat. Melebihi setan," sambung Gilang lalu bergidik

"Hm. Om Bumi badas bener," gumam Genta.

****

Cahya berdesis kesal ketika melihat Rival memborbardir handphonenya dengan pesan WhatsApp. Cowok itu tak henti-hentinya mengirimi pesan yang berisi Cahya ngambek = jadi tambah jelek.

"Cowok lo sinting, ya, Cay?" tanya Sasa heran. Rival tak berhenti mengirimi pesan yang sama.

"Udah tahap sinting gila miring itu mah. Parah bener emang."

Cahya masih tak berniat membalasnya. Sedangkan Sasa memilih untuk bermain Instagram. Kening Cahya mengerut ketika Rival sudah berhenti mengirim pesan. Ternyata cowok itu bisa capek juga.

"Kok nggak ngirim lagi, sih?!" dumel Cahya. "Apa kuotanya abis?"

"Dia udah ngirim ratusan pesan lo diemin. Giliran nggak ngirim lagi lo cariin. Aneh lo, Cay," sahut Sasa tanpa melihat wajah kesal Cahya.

"Kan gue masih ngambek perkara Sela."

"EH ANJIRR!!" pekik Sasa heboh saat melihat ponselnya. Cahya penasaran lalu bertanya ada apa.

"COWOK LO NGEPOST POTO LO WOI! SEJARAH BANGET KAN RIVAL NGEPOST FOTO LO DI INSTAGRAM." Sasa heboh sendiri.

Cahya yang penasaran langsung membuka halaman Instagramnya. Postingan Rival langsung yang pertama muncul di berandanya.

Disukai oleh Sasa58 dan 6500 orang lainnya
RivalAntergio_ Kopi itu pahit, yang manis cuman senyuman Cahya doang. Jangan ngambek ya, Bidadari gue kalo ngambek gemesin banget soalnya.

Lihat semua komentar 2369

"Ih, alay!" hina Cahya walaupun ia tak bisa menahan senyuman kebahagiannya.

Begitu banyak cewek-cewek yang komentar patah hati. Tidak munafik, Cahya senang melihat cewek-cewek itu akhirnya sadar diri. Sadar bahwa Rival hanya miliknya seorang. Rival bucinnya Cahya.

Cahya berharap, selamanya hanya dia seorang yang akan menjadi ratunya Rival.

Selamanya....

Dalam hati Cahya berbicara, "Love you Rival. Lo berhasil ngetreat gue bagai ratu."

***

Thank you ❤️ jangan lupa tekan bintang💓💓❤️❤️ komentarnya aku bales besok ya maaf banget, badan aku lagi sakit karena tadi seharian keluar kota. Kecapekan mau langsung tidur hehe.

Thank you. Big love❤️

Continue Reading

You'll Also Like

157K 11.6K 31
Mimpi apa Angga semalam tiba-tiba di seret oleh pemuda ke altar pernikahan?? Sebenarnya dia sedang menghadiri acara pernikahan teman perempuan nya ya...
653K 40.8K 37
[Terbit] Gara-gara Neyza gak sengaja nabrak mobil Dosennya. Dia harus menjalani hukumannya sebagai asisten pribadi dosennya selama 99 hari. Dan lebih...
2.7M 261K 64
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Al...
16.7K 1.4K 7
Dibalik ke jenius dan kepintaran yang dimilikinya, haechan adalah orang yang sangat tidak peka. semua pemikirannya tentang member adalah kesalahpaham...