πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Sangat Membenci Me...

By iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es

1.2K 54 7
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Tharn, sakit"

"Kamu jangan melawan"

"Kamu terlalu menekan dengan keras"

"Oh, bukankah setiap kali kamu suka ditekan dengan keras, kenapa sekarang mengeluh"

"Dasar brengsek! Ini mengobati luka, bukan saat kegiatan seperti itu!"

Setelah saling menyatakan cinta mendalam satu sama lain, jika kalian pikir adegan manis nan romantis tetap akan berlanjut, Type akan dengan senang hati menjawab 'tidak'. Karena setelah memegangi wajah kekasihnya dengan lembut, kemudian menciumnya, setelah itu dia... Menendangnya

"Sakit, sialan!"

Rasa menyengat dari luka begitu menyakitkan, sampai Tharn harus memegangi wajah Type meskipun berteriak keras.

Awalnya, dia mampu berbicara dengan Tharn dengan sikap dramatis, mungkin karena sedang memperhatikan hal lain dan melupakan luka di tubuhnya, tapi saat luka dimulutnya tersentuh Type langsung berseru... Mungkin karena serangn yang diterima memang serius.

Kali ini mereka tidak punya waktu lagi untuk duduk dan mengingat alasan orang yang menyebabkan rasa sakit itu, mereka segera memanfaatkan waktu untuk duduk dan mengompres luka dengan es yang telah dibalut kain. Saat kompres disentuhkan pada luka memerah di wajah Type, meski hanya disentuh sedikit, tidak perduli sekuat apapun pria itu, dia tetap berteriak...

"Tharn, sakiiittt, sakit, sakit sekali, pelan-pelan"

Pemuda yang mendongakkan wajahnya berusaha untuk mendorong Tharn yang yang sedang mengompres luka, membuat dia tidak berani mengompres luka dengan baik. Tharn yang sekarang bisa dengan jelas melihat kondisi wajah kekasihnya, merasa bersalah dan bertanya padanya;

"Berapa kali mendapatkan pukulan?"

"Setelah tiga kali dipukul, aku berhenti menghitung. Sakit, seburuk itukah lukanya, rasanya dia memukul dibeberapa tempat, sialan sakit sekali"

Type menggoyangkan kepalanya saat bicara. Jika mengingat saat kejadian, Type hanya berpikir untuk membuat orang itu marah, tidak mendapatkan tendangan dari musuhnya malam ini, sudah cukup beruntung.

"Biarkan aku sendiri, tanganmu menekan terlalu keras"

Saat melihat gerakan Tharn terhenti, Type langsung merebut kain kompres dari tangannya, kemudian menekan dengan lembut di pipinya, percaya luka yang dideritanya ini akan berubah ungu kegelapan keesokan harinya, mengingat orang itu memukul wajahnya dengan kekuatan penuh

"Kamu bisa memukulku sepanjang malam"

Tiba-tiba saja, orang yang dari tadi terdiam berbicara, membiarkan pria yang sedang mengompres wajahnya berpaling, dia menemukan kekasihnya sedang memasang wajah serius;

"Kamu sangat kesakitan 'kan, kamu bisa memukulku, tidak akan kulawan, sampai kamu merasa puas"

Thara mengatakan kalimatnya dengan perasaan tertekan, dia merebut tangan yang sedang memegang kompres es, berbicara sambil mengarahkan tangan itu untuk memukul tubuhnya, tapi Type menahan tangannya sekuat yang dia bisa, menatap ke arah Tharn sejenak, sebelum pada akhirnya menghela nafas berat, lalu bicara;

"Tharn, kamu ingin menjadi pahlawan..."

Thiwat yang dari tadi terdiam melihat sikapnya, akhirnya membuka mulut.

"Kalau sepanjang malam ini, kamu dengan suka rela mau memukul Long habis-habisan, aku akan melihatmu sebagai seorang pahlawan"

Seandainya Tharn mau kembali menemui temannya itu lagi, Type memang akan merasa lebih senang, karena dia bisa menatap wajah tampan kekasihnya yang datang untuk membuat orang itu menjadi samsak untuk dipukuli

". . ."

Kalimat yang terlontar membuat pria berhidung tembok itu memperlihatkan ekspresi serius, setelah itu dia menggosok kasar wajahnya

"Hah~ tidak bisa 'kan?"

Type sejujurnya masih merasa jengkel dengan kelakuan Si Brengsek Long. Selain menyakiti orang lain, dia bahkan tidak perduli bahwa tindakan yang dilakukan itu tidak pantas untuk dilakukan, dan menyangkal kenyataan. Tharn hari ini bisa tidak jatuh ke dalam tipuannya, karena dia dari awal sudah memikirkan efek negatif dan seberapa jahat sifat orang itu. Orang semacam itu, siapapun rasanya tidak sudi jika harus bernafas dalam satu tempat yang sama dengannya

"Tidak, memang tidak bisa... Aku tidak ingin melihatnya lagi"

Wajah Tharn berubah menjadi buruk saat mendengar nama orang itu disebut. Dia mungkin mengingat saat mantan sahabatnya itu tersenyum padanya. Entah berapa banyak luka yang telah ditusuk di belakang tubuh Tharn.

"Baiklah, lalu apa-apaan ini? Kamu bahkan tidak tahu 'kan apa yang selama ini dilakukannya?"

Anak dari wilayah selatan itu hanya ingin topik ini berhenti sampai di sini dan segera beralih sekarang, karena seluruh tubuhnya rasanya sakit. Belum lagi jika dihitung bagaimana perasaan yang rasanya hampir gila, dia tidak ingin lagi merasakan hal yang begini, bermain-main dengan hatinya sampai seperti ini.

"Long..."

KENAPA MASIH MENYEBUT NAMANYA?!

Type hampir berteriak di depan wajah Tharn, tapi dia hanya berpaling untuk menatap wajah kekasihnya, dan menemukan, bahwa ekspresi wajahnya terlihat sedih, membuatnya kehilangan kata-kata.

"Saat pertama kali aku bertemu dengannya, dia tidak seperti ini. Dia anak yang pendiam. Jarang bersosialisasi dengan siapapun. Aku yang pertama kali menyapanya. Meskipun begitu, dia punya keluarga yang membuatku iri. Dia diberi kebebasan untuk hidup. Bisa melakukan apapun yang ingin dilakukan. Saat kondisiku memburuk untuk meyakinkan orang tuaku mengambil jurusan kuliah, tapi Long memberitahu bahwa pikiranku ini salah, keluarganya tidak patut dicemburui. Sebab kebebasannya didapat karena orang tuannya tidak punya waktu untuknya, dia mengatakan seperti ini..."

Tharn sedang mengenang masa lalunya, Type mengijinkannya bercerita, karena prianya pasti sedang merasa sangat tidak nyaman sekarang

"Dia bilang, dia tidak merasa kesepian. Karena sekarang dia punya teman... Sejak saat itu, sikap Long mulai berubah sedikit demi sedikit. Dia tersenyum lebih baik, sering berbicara, dan dalam sekejap, dia mulai menjadi orang yang bisa dekat dengan setiap orang, sampai kupikir dia benar-benar baik... Aku tidak tahu bahwa dia memiliki pemikiran seperti itu padaku"

Sang Drummer menghela nafas panjang, sedangkan Type sadar bahwa saat ini Tharn mulai menyalahkan dirinya lagi.

Sejujurnya sisi serius seperti ini yang dibenci Type.

Jika harus kehilangan cinta dan segalanya pada akhirnya porak-poranda, kamu tidak punya pilihan selain tetap melakukan tindakan yang sama.

Ketika memikirkan ini, orang yang menatap rasanya ingin melemparkan baskom es ke mulut kekasihnya. Meskipun lidahnya terkunci rapat, tapi batinnya menjerit saat menatap dengan tenang ke arah Tharn.

Jika tidak menyesal, berarti dia bukanlah manusia. Tapi sudah saatnya untuk mengambil langkah maju mulai dari sekarang.

Pemikiran ini membuat Type menarik leher kekasihnya untuk mendekat, dia menatap ke dalam matanya, kemudian bicara dengan nada yang berat

"Beberapa saat lalu kamu menyalahkannya, sekarang kamu memaafkannya"

Thara menunduk, menatap mata si penanya, orang itu sekarang tersenyum padanya, meskipun tersenyum sangat lebar, dia memperlihatkan bahwa luka yang ada di ujung mulutnya tidak mungkin tidak sakit

"Aku melukai diriku karena kamu, tidak merasa menyesal untukku"

"Mau bagaimana?"

Thiwat yang tidak kenal rasa takut mendecakkan lidahnya, kemudian mengambil satu kotak es kecil, kemudian mengarahkan ke mulut dan menggigitnya.

"Begini!"

Jarinya sekarang mendorong es kedalam mulutnya, membiarkan pria dihadapannya terdiam sejenak, tapi dia melakukan ini dengan tersenyum. Senyuman ini memperlihatkan bahwa dia tahu apa yang akan dilakukan. Sekarang hidung mancung keduanya sudah saling beradu.

Tidak perlu menunggu waktu lama, Tharn sudah memasukkan lidah, menggunakan lidah untuk menjilat kotak es, sebelum es itu meluncur turun keluar dari mulut mereka. Type yang sedari tadi menahan es untuk tetap berada di dalam mulutnya berseru;

"Dingin"

Giginya sudah terasa mati rasa, karena Sang Drummer menggunakan ujung lidah untuk membuat balok es cukup lama berada ada dalam mulutnya. Kali ini Thiwat mengangkat kedua tangan, kemudian menarik leher kekasihnya untuk mendekat, sambil matanya terus menatap... Dan ketika matanya tertutup, permainan lidah dengan kotak es dimulai.

Kali ini, balok es itu bergulir dari lidah Tharn menuju Thiwat dan sebaliknya, meskipun begitu kali ini es itu tidak meluncur. Dengan menggunakan lidah mereka yang hangat, mereka saling menjalinkan lidah, sampai es yang dingin itu tidak mampu meredakan api diantara mereka.

Air yang mencair menetes ke lantai, tapi tidak ada yang perduli, karena kedua wajah tajam itu sudah miring beberapa derajat, saling menjulurkan lidahnya, menggosok tubuh satu sama lain, membuat es yang tadinya besar semakin mengecil, dan masuk ke dalam tenggorokan pria yang berada di bawah dan menghilang...

"Lagi?"

Pemuda di atas bertanya, meskipun bertanya, dia sudah menjepitkan satu kotak kecil es di giginya, membuat pria yang ada di bawah tubuhnya menyeringai;

"Tidak perlu ditanya"

"Emh~"

Type menarik leher Tharn untuk mendekat sekali lagi, sedangkan pria di atas sudah mendorong es di mulut dengan lidahnya. Tidak perduli rasa dingin mulai menjalar keluar melalui ujung mulut. Mereka hanya saling bercumbu, dengan menggunakan ujung lidah untuk terjalin, memainkan es di antara kedua lidah, saling membuat nyaman satu dengan yang lain.

Type berdiri dari tempatnya, menolak melepaskan ciuman, dia hanya merebut semangkuk es, sambil mencium kekasihnya, mereka berjalan menunju ranjang.

"Hm~... Ah~... Cub~...."

"Um~... Hah~...."

Semangkuk es mereka hampir jatuh ke lantai, tapi pemuda dari wilayah selatan mampu membuat benda itu tetap aman di meja yang ada di samping tempat tidur, suara ciuman bergema bercampur dengan desahan, memecah kesunyian

Bruk

"Nyaman?"

Thiwat menjatuhkan diri di atas tempat tidur sambil menarik tubuh prianya untuk berada di atas tubuhnya. Ketika mendengar pertanyaan ini, mata dan mulutnya tersenyum lebih lebar, Type berbicara dengan gayanya;

"Kamu harus membuatku lebih nyaman. Buatlah aku melupakan rasa sakit di wajahku"

"Dengan seks?"

Saat ditanya terang-terangan begini, Type langsung menjawab;

"Em!"

Jawaban ini membuat Thara terdiam sejenak, kemudian menatap mata pria di bawahnya, kemudian bertanya dengan nada yang serius;

"Diantara kita, apa hanya ini ada masalah ini?"

Si pendengar bisa merasakan tanda bahaya, meskipun awalannya masa pendekatan mereka memang sesederhana itu, tentu jika mereka putus, itu artinya mereka akan mendapatkan hubungan yang membosankan, tapi ketika mendengar Sang Drummer bertanya seolah mengeluhkan masalah ini, Type mulai merasa bersalah untuk mengekspresikan perasaannya ini melalui media ranjang.

"Tharn, aku..."

Namun sebelum menyelesaikan kalimat, Pria di atasnya sudah mengambil sekotak es, kemudian menyentuhkan es itu di bibirnya, sehingga Type tidak punya pilihan untuk terdiam. Memandang pada pria yang dengan lembut menyentuhkan es di luka lebam di bagian ujung mulutnya. Bayangan tubuh pria jenjang menutupi wajahnya, selain pemandangan wajah prianya yang jelas, dia tidak tahu kenapa dia merasa Tharn sedang memberikan yang dia inginkan.

"Aku tahu Type, Seks bagimu untuk menunjukkan rasa cintamu. Aku tidak akan lagi bertanya padamu tentang rasa cintamu. Selama kamu masih meminta ini dariku"

". . ."

Type sebenarnya ingin mendebatnya, tapi tidak jadi. Ini karena saat menangkap pandangan matanya, bisa dilihat pria itu cukup paham dengan pemikirannya, hingga membuat anak dari wilayah selatan itu tidak bisa mengutarakan kata-kata

Yah, meskipun Type sudah terlihat telah mau menurunkan banyak sekali harga dirinya, tapi dia cukup jujur saat mencintai seseorang. Orang sepertinya akan mencintai seseorang sampai gila. Orang-orang seperti Type mungkin adalah orang-orang yang pasti akan menunjukkan rasa cintanya melalui bahasa tubuh.

Suatu hari Tharn, aku akan mengatakan semua perasaan ini tanpa rasa malu. Tapi sebelum saat itu tiba, bertahanlah dengan sisi seksiku ini.

Pemikiran ini seolah bisa diterka oleh prianya, karena sekarang dia telah menggunakan jari untuk memasukan sekotak es ke dalam mulutnya, kali ini dia tidak menarik tangan itu, tapi menggunakan ujung lidah untuk menjilati, lidahnya bermain-main sampai puas, meskipun dia sebelum ini dia tidak suka pemanasan yang seperti ini, tapi Type sekarang menjilati jari itu seolah benda itu nikmat. Melihatnya begini, prianya terlihat tersenyum, kemudian dia menudukkan kepala untuk memberikannya ciuman lagi. Sampai suara decakan basah menggema, entah berasal dari es yang mencair atau air liur.

Kali ini kaos Type telah terlepas melalui kepalanya, sedangkan celana jeans mengikuti setelahnya

"Egh~ Dingin!"

Ujung lidah sedingin es menjilat ujung putingnya, membuat tubuh Type berjengit, erangan keluar dari mulutnya. Melihat ini prianya tersenyum puas, meskipun begitu dia langsung menutupi dengan seluruh mulutnya, kemudian merebut sebuah kotak es yang baru

"Engh~! Tharn! Dadaku cukup!"

Tharn menggunakan kotak es pada puting yang berwarna kecoklatan itu, dia memutar balok di sana, bagian lembut itu dengan jelas menegak, sampai Type tidak tahan untuk mengumpat, tapi dia tidak menggunakan kedua tangan untuk mendorong di atasnya, hanya mencengkram seprei untuk menahan godaan ini

"Suka 'kan?"

Tharn bertanya dengan sikap sombong, membiarkan pria yang mendengar menggertakan giginya

"Ini bukan *Jan Dara[1]"

"Hm, aku tahu kamu pasti tidak ingin digosok menggunakan es di bagian punggung 'kan?"

Thara sekarang menggunakan nafasnya yang panas untuk meniup ujung dada yang telah menegak, sampai orang yang merasakan sensasi bergelinjang. Dia mulai merasa lebih mudah panas dari biasa, rasa panas dan dingin seolah mengamuk di dadanya, membiarkan tubuh bagian bawahnya mulai memanas.

"Ah~... Tharn yah~...yah~... Enak~..."

Saat ini bibir yang panas telah menghisap salah satu bagian imut di dadanya, membiarkan tubuh Type menegang. Pria itu mengangkat satu tangan untuk mencubit bagian dada yang lain, membiarkan kekasihnya membuka mulut, berusaha untuk mengambil udara. Saat ujung puting menyentuh gerakan es yang memutar, membiarkan sensasi di sekujur tubuhnya menjadi luar biasa. Gosokan kedua sisi yang berbeda ini membuat Type tidak tahan untuk mengerang dengan penuh kenikmatan

Rasanya begitu nikmat, sialan

"Aku tidak akan memainkan es di punggungmu, aku lebih suka memainkannya di tempat lain"

Tharn berbicara setelah menjauh dari puting yang telah basah karena air liurnya, dia melirik ke arah prianya dengan pandangan mata licik. Type yang melihat ini rasanya ingin mengumpat 'kemana perginya pria bodoh yang baru saja menangis', tapi paling tidak kegiatan buruk ini mampu membuatnya lupa dengan kejadian yang baru terjadi. Meskipun hanya sebentar, ini lebih baik dari pada tidak melakukan apapun

Saat memikirkan kesimpulan ini, Type melingkarkan kedua tangan di leher kekasihnya, kemudian menarik nafas dalam saat harus berhadapan dengan permainan Jan Dara versi Thara, yang sedang asyik bermain dengan putingnya. Dia sama sekali tidak berhenti melakukannya, kegiatan saat ini mengingatkannya pada kenangan masa lalu

"Ini seperti hari dimana saat aku melakukannya untuk pertama kali"

Waktu itu Tharn menggunakan es juga, meskipun begitu Type masih belum merasakan nuansa romantis diantara mereka, dia hanya berpikir untuk melakukan setelah itu selesai. Rasanya tidak menyangka, keputusan yang dilakukannya pada hari itu, akan membawanya melewati banyak hal, dan berjalan sejauh ini sampai sekarang.

"Aku tidak menyesal"

"Hm?"

Tharn mendongak untuk menatapnya, dengan kepala yang masih berada dadanya, sehingga Type membuka kedua kaki lebar-lebar, kemudian menarik bagian tubuh yang sudah sepenuhnya menegang menjulang ke angkasa. Dengan tersenyum nakal, dia meneruskan berbicara;

"Tapi aku akan menyesal, kalau hanya ingin bermain-main dengan adikku saja sampai akhir!"

Type mengatakan kalimatnya dengan nada suram, membiarkan pria yang mendengar terkekeh. Dia langsung saja menurunkan lehernya, meskipun begitu terlihat menyerah dengan mencium perutnya, dan yang paling sialnya, menyeret es sepanjang perutnya, membuat pria yang merasakan hanya bisa membenamkan kaki di tempat tidur yang empuk sambil menarik nafas tertahan.

Aku sama sekali tidak menyesal, cintaku ini kuberikan padamu

Meskipun awalnya Type memang pernah menyesal tidur dengan Tharn, tapi setelah semuanya menjadi seperti ini, sekarang dia benar-benar menepis seluruh pemikiran awalnya. Yang paling terpenting untuknya sekarang hanya bisa hidup bersama dengan Tharn

Tharn telah membantunya melewati masa lalu, dia juga ingin membantunya menjalani masa depan.

Type tidak lagi ingin menjadi orang yang bertahan untuk menerima apapun. Sebagai orang yang saling jatuh cinta, dia merasa harus saling memberi dan menerima. Pria itu telah mengajari hal ini padanya

"Egh~! Hei! Yah~...Jangan, brengsek, jangan bermain... Ahn~"

Pemikirannya telah hancur saat Tharn menyeret es di sepanjang tubuh Type yang telah membara, dia telah menggunakan es untuk membakar api di dalam diri kekasihnya, sampai Type merasa ketakutan dan tidak mampu menahan godaannya. Dia mengerang seperti seorang wanita, berusaha untuk menjauhkan tubuh yang membuat tubuhnya tergelitik, namun kekasihnya sudah menunduk untuk menyelimuti benda miliknya dengan mulut.

"Aa~... Jangan... Tharn... Sialan jangan...aku... Di sebelah sana"

Sekarang tubuh Type bergelinjang seperti seekor cacing yang kepanasan, saat seluruh mulut bagian bawahnya mulai terkena ujung es, dia bahkan tidak bisa menerka apa yang sedang terjadi. Pantat dan pinggangnya sudah naik. Nafasnya memburu, dia terus menerus mengerang untuk meminta ampunan pada kekasihnya, tapi pria itu sama sekali tidak berhenti. Apa lagi, ketika melihat mulut di bagian bawah mulai terbuka lebar, membiarkannya masuk lebih dalam. Membuat sensasi yang dirasakan semakin membuatnya tergelitik. Tindakannya ini seolah mengatakan;

'Kamu akan merasa enak'

"Aku ... Hah~...Hah~... mau melakukannya!"

Saat melihatnya begini, ditambah dirinya hampir selesai, Type segera menggeram dengan suara pelan sambil mendorong tubuh Tharn yang ada dibawah dengan sekuat tenaga. Dia merebut sekotak es, memasukkan ke dalam mulut, kemudian memutar tubuhnya untuk berada di kaki kekasihnya. Kedua tangannya dengan cepat membuka sabuk, kemudian menyetarakan tinggi wajah dengan tubuh bagian bawahnya.

Tharn ingin bermain-main dengan miliknya, jadi dia juga menginginkan hal yang sama. Dia bahkan sekarang tidak perduli meksi ini sama-sama batang pria.

Pemikiran untuk bisa memegang batang milik orang itu, membuatnya merasakan candu. Dia menggunakan tangan untuk menyentuhnya dan menemukan bahwa bagian tubuh orang itu sudah sangat menegang, seolah selama berhari-hari belum dikeluarkan

"Kamu mau memakan, atau hanya mencengkram"

Tharn mengatakan kalimatnya seolah tidak tahu apa Type mau memakannya, meski begitu, Type tidak ingin menjadi seseorang yang satu-satunya mengerang di sini, jadi dia ingin melakukan sesuatu.

Segera saja bibir bagian atasnya terbuka, dengan menggunakan mulut, lidah dan es, dia menggosok batang panas di hadapannya sampai basah. Dari yang sebelumnya terlihat seperti memberanikan diri, sekarang Type mulai menghisap benda itu seperti sesuatu yang sangat enak

"Em~...Kamu menjadi lebih baik... Ah~"

Type tidak menjawab, dia hanya terus memainkan mulut dan menimbulkan suara decakan, membiarkan orang yang merasakan mengerang di tenggorokan. Hanya saja sekarang sebuah es dingin mulai terasa masuk dan menggosok di mulut bagian bawah. Lorong yang dipikir seluruh hidupnya tidak akan pernah di sentuh siapapun, sekarang baru menemukan kenikmatan sampai membuatnya lupa untuk bernafas

"Tharn...Ah~...."

Type terengah-engah saat kulit hangatnya terkena es dingin, mulut bagian bawah yang berwarna gelap sudah berkedut tanpa henti, tangannya mencengkram kaki Tharn dengan erat, dia menarik nafas tertahan, mereka saling membungkuk untuk menggoda, membuat tubuh rasanya ingin meledak.

"Tidak~... Aku~ .... Tidak sanggup...lagi~"

Type membuka mulutnya, membiarkan es di dalam mulutnya terjatuh, kemudian menjatuhkan kepala di atas tempat tidur sambil menaikkan pinggangnya. Sedangkan pria lain yang sudah bisa sepenuhnya membuka tubuh bagian bawah, dan bisa dengan jelas melihat lubang yang terus berkedut

"Tharn~... Masuklah~... Aku ~... Tidak mau..."

Type memalingkan kepala, membiarkan pipinya ditekan, memperdengarkan suara yang terdengar teredam, sehingga pria yang dari tadi menuduk berpindah posisi.

Saat anak dari wilayah selatan merasakan gesekan panas mulut bagian bawahnya, sekujur tubuhnya mulai menengang...

"Hah~... Begini~...Nah~... Aku suka yang panas, bukan dingin"

Type mengatakan kalimatnya dengan suara yang berat, dia menutup mata, membiarkan tongkat daging panas itu menghujam ke dalam tubuhnya... Merasuk sampai ke dasar hatinya...

"Type~...Hah~... Type..."

Tharn juga mengerang dengan pelan sambil membungkuk untuk memeluk pinggang kekasihnya dan mulai bergerak

Awalnya gerakan terlihat pelan, tapi lama kelamaan gerakan itu berubah menjadi lebih cepat, memperlihatkan sikap tidak perduli, sedangkan Type hanya bisa merebut seprei sambil menarik nafasnya dengan dalam, membiarkan tubuhnya dihujam berkali-kali oleh batang daging yang panas

"Nikmatkah~...Em~, ini nikmat 'kan..."

Pria itu bertanya seperti pria yang baik tapi masih terus memasukkan tubuhnya, membiarkan Type setuju dengan menjawab;

"Em, enak~... Lagi~... Lebih kuat lagi~... Hah~... Aku~... Aku tidak bisa lagi~... Tidur dengan yang lain~...Kecuali kamu~..."

Thiwat mengutarakan yang ada dipikirannya. Sekarang dia tidak bisa lagi melakukan ini pada siapapun kecuali dengan Tharn. Tharn yang merasakan ucapannya membungkuk, memegangi kedua punggung tangan Type, memasukkan jari ke sela-sela jari tangan Type, sedangkan Type memperdengarkan suara nafas tertahan...

"Tharn~... Apa aku~ mencengkrammu... Sampai sakit...."

Peluh yang menetes turun menjatuhi punggung Type, membiarkan anak dari wilayah selatan itu bertanya padanya, namun Tharn hanya mencengkram tangan kekasihnya dengan lebih erat, kemudian berbisik;

"Aku mencintaimu... Jangan pernah tinggalkan aku lagi..."

Mendengar ini Type hanya bisa menunduk, kemudian menjawab;

"Sudah kubilang kan. Aku tidak akan~... Meninggalkanmu lagi~..."

Bukan hanya seks saja yang bisa memuaskan dalam suatu hubungan, tapi harus ada perasaan yang cocok satu sama lain. Seperti yang mereka rasakan saat ini. Type menyukai semua ini. Perasaan yang dirasakan begitu cocok pada seseorang dan tidak tergantikan

"Ah~ Ahn~"

Peluh sudah mengalir di sekujur tubuhnya, nafas terdengar mulai berderu. Tubuh yang telah menempel menjadi semakin panas, dan perasaan bahagia mulai memuncak.

Air mani hangat saling bercampur, sampai tidak tahu milik siapa. Kedua tubuh masih saling menempel seolah tidak ingin terpisah. Pada hari dimana Thara mengetahui kebenaran hubungannya yang selalu kandas, membawakannya pada hari dimana dia telah mendapatkan seseorang yang sangat dicintai olehnya.

***

"Aku tidak akan pernah bermain dengan es bersamamu lagi. Sialan, kasurnya basah, jadi aku harus berjalan dari tempat tidur ke sofa"

"Bukankah kamu yang memulainya lebih dulu?"

Rasanya pemandangan ini terlihat sangat wajar saat kedua pria itu saling cekcok bersama, bersikap seolah kejadian kemarin tidak pernah terjadi. Padahal peristiwa kemarin baru saja terselesaikan secara jelas setelah sekian lama

Techno hanya bisa membatin dengan kebingungan sambil menatap kedua pria brengsek yang ternyata punya sifat yang mirip, mereka benar-benar menakutkan.

Yang satu wajahnya penuh luka lebam karena selesai dipukul habis-habisan, sedangkan yang satu... Wajahnya penuh cakaran

"Kalian ini, hah-... Tidak bisakah kalian berhenti bertengkar?"

"Ini karena salah Tharn! Sialan, aku tidak tahu tempat tidur hari ini bisa kering atau tidak!"

Type yang pertama bicara sambil menunjuk wajah kekasihnya, sedangkan pria yang kemarin terlihat bersedih hanya bisa menghela nafas berat, berbicara dengan nada yang kuat;

"Dialah yang memulai. Tapi dia menyalahkanku"

"Masih diteruskan, mau bertengkar Tharn!?"

Thiwat segera memutar kepalanya, kemudian menaikkan lengan bajunya, sedangkan prianya hanya menggelengkan kepala, lalu berkomentar;

"Padahal kemarin terlihat imut"

"Bangsat, siapa yang terlihat imut, mau kuhancurkan mulutmu dengan kakiku?!"

"Sudah-sudah, kalian tenanglah, ayolah kawan tenang. Kamu duduklah lebih dulu. Kalian ini, malah bertengkar lebih dari sebelumnya"

Techno hanya bisa bersikap tidak paham melihat keduanya, membiarkan kedua orang itu saling menatap satu sama lain, kemudian berpaling untuk melihat ke arahnya, lalu menjawab secara serempak;

"Aku tidak sedang bertengkar"

"Hah-, jangan berteriak kalau tidak sedang bertengkar"

Si Penengah ini hanya bisa menggaruk kepalanya, masih merasa tidak paham dengan keduanya, meskipun begitu, saat bertemu mereka, dia memang hanya menyapa dan bergabung bersama mereka. Ditambah lagi, sekarang Tharn sedang terlihat tidak acuh karena masih memilih membeli makanan, bertindak seperti tidak ada yang terjadi

"Oh iya, beberapa saat lalu seseorang menelpon dan bertanya tentangmu..."

"Itu dia, Phi sebelah sini"

Belum selesai Techno mengatakan kalimatnya, seseorang berteriak untuk memanggil mereka, membiarkan sekelompok pria itu berpaling

"Tar"

Tharn benar-benar kaget, sedangkan Type hanya mengangguk.

"Tar, Phi minta maaf, Phi..."

"Tidak apa-apa Phi, tidak apa-apa, Aku hanya ingin Phi mendengarkan ucapanku lebih dulu"

Saat Tharn terdengar menyesal, anak berseragam SMA itu langsung mengangkat tangan untuk mencegahnya berbicara lebih jauh, dia menggelengkan sedikit kepalanya, kemudian memperlihatkan senyuman yang terlihat dipaksakan sebelum pada akhirnya bicara;

"Aku ingin berterimakasih pada Phi sekalian karena telah membantuku menyelesaikan masalah ini sampai akhir. Phi Techno mengatakan semuanya padaku apa yang telah Phi Type lakukan. Jadi aku ingin berterimakasih sekaligus meminta maaf, karena telah menyebabkan pertengkaran diantara kalian. Aku tidak bermaksud seperti itu dan tidak memiliki niat untuk melakukan hal seperti itu. Terima kasih banyak karena telah membantuku terbebas dari lingkaran yang terus mengikatku selama setahun penuh"

Tar tersenyum dengan ekspresi sedih, dia mengangkat kedua tangan ke depan dadanya untuk memberikan penghormatan pada kedua Phi dihadapannya

"Dan ada satu lagi yang ingin kuberitahukan"

Anak muda itu sedikit menunduk untuk sejenak sebelum memperlihatkan seringaian di wajahnya

"Semester depan, aku akan pergi ke Paris untuk belajar"

"Sebenarnya, aku benar-benar mengambil resiko besar untuk menceritakan pengalamanku tahun lalu pada Phi Type, seandainya Phi gagal, dan video itu malah tersebar, aku paling tidak punya rencana cadangan dengan melarikan diri untuk pergi ke negara lain. Tapi terima kasih dengan membantu meyakinkanku bahwa aku bukanlah orang yang seperti di dalam video"

Anak yang berbicara ini matanya sudah mulai memerah, dia terlihat menyedihkan sambil menundukkan kepala, setelah sejenak dia mendongak dan menatap ke arah Tharn;

"Phi Tharn, Phi tidak perlu merasa bersalah. Phi tidak usah berpikir berlebihan. Tar-lah yang salah, dari awal ketakutan dan menolak menceritakan segalanya padamu. Tar meminta maaf karena membiarkan Phi Tharn merasa kecewa selama setahun lebih dengan sikap Phi Tum. Tar sudah menceritakan semua ini pada Phi Tum, dan Phi Tum mengerti bahwa semua ini bukan salah Phi"

Sang Drummer mengepalkan tangannya dengan erat, kemudian bicara dengan suara bergetar;

"Phi minta maaf. Maaf untuk segala yang terjadi"

"Bukankah sudah kubilang Phi tidak usah terlalu berlebihan. Aku ingin melupakan segalanya. Aku ingin memulai hidup baru tanpa masalah yang selalu menghantuiku"

Techno sendiri merasa sedih melihatnya, karena jelas bahwa Tar memang anak yang sangat kuat, dia bahkan mampu melewati masa lalu yang seperti itu.

"Kalau Phi masih menyesal begini, anggaplah aku sebagai adikmu Phi"

"Tentu"

"Tidak bertanya padaku juga? Nong, sepertinya kamu sudah tumbuh menjadi lebih baik. Bukankah Phi yang pertama muncul untukmu, di sini juga ada seorang kakak, ini namanya tidak tahu malu 'kan. Kalau perlu sebut Paman, kamu sudah seperti keponakan yang bisanya membuat pusing"

Hehehe, Type yang tersentuh, malah ingin lebih menonjol.

Techno tersenyum saat menatap kawannya yang tidak terlihat buruk dimatanya, sedangkan Sang Adik SMA ini berpaling padanya, mengangkat kedua tangan untuk memberikan penghormatan padanya;

"Aku ingin menganggap Phi dan Phi Type sebagai seorang kakak... Ini kalau Phi sekalian tidak keberatan"

Kali ini pria berwatak mudah marah itu hanya terdiam sejenak, setelah itu menanyakan pertanyaan sederhana padanya;

"Hari keberangkatanmu kapan... Mau pergi mengantar"

Sikap formal langsung menghilang. Membiarkan orang yang menatap padanya berpikir sejenak sebelum tertawa. Dia tidak percaya ternyata Type punya pandangan yang sama seperti seorang kakak juga, dan ini membuat Tar tersenyum setelahnya, dia memberitahu tanggal keberangkatan, yang ternyata tinggal beberapa bulan dari sekarang. Di saat seperti ini Tharn mulai bertanya lagi;

"Apa Tum tahu kalau kamu tidak akan meneruskan sekolah di sini?"

"Tahu Phi, memangnya kenapa?"

Yah, bagaimanapun juga, mereka kakak-beradik yang saling mengenal satu sama lain 'kan.

Orang lain bisa melihat hatinya sekarang. Tharn telah menurunkan kepala, meskipun adik itu terlihat sedikit enggan, tapi dia meletakan kepala di tangan Sang Mantan, kemudian mengatakan kalimatnya dengan sepenuh hati.

"Phi merasa sangat berterimakasih atas segalanya"

"Aku yang yang seharusnya berterimakasih Phi Tharn... Sayangnya aku tidak memiliki cukup kekuatan. Tegakkanlah wajahmu Phi, biarkan aku menjadi cadanganmu yang pertama"

Ugh, berani sekali anak ini mengatakan kalimatnya di depan Type

Untuk kali ini Type terlihat sama sekali tidak mengatakan apapun, dia hanya mengangguk ke arahnya. Setelah itu memberikan tanggapannya;

"Em, mari bersaing secara adil. Sekarang, aku tidak akan terkalahkan"

Type berbicara dengan senyuman di wajahnya, senyuman itu jelas berasal dari dalam lubuk hatinya, sampai Techno sendiri tidak percaya dengan mata kepalanya sendiri

Meskipun Techno memang hanya orang luar, tapi dia tahu segalanya. Dan dari pandangan orang luar ini, dia menemukan bahwa suasana di antara ketiganya benar-benar nyaman, tidak ada suasana tidak mengenakan terjadi. Seolah seluruh masalah tergulung dan pergi begitu saja.

Meskipun senyuman yang terlihat dari anak itu bukanlah senyuman yang paling membahagiakan, tapi senyuman itu mampu mengatakan bahwa segalanya akan menjadi lebih baik. Anak itu memperlihatkan senyuman juga pada Si Orang luar, sehingga Techno mengembalikan senyuman padanya sambil berpikir;

Baguslah segalanya berakhir seperti ini. Karena kalau tidak berakhir seperti ini...

AKU-LAH YANG PALING MERASA LELAH DI DALAM CERITA INI, SIALAN!!!

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

*[1]จัน ดารา(cạn dārā): Sebuah novel Thailand yang diangkat ke layar lebar. Ada 2 buah filmnya. Cover bukunya memperlihatkan sekotak es ditempelkan di atas kulit bagian punggung seperti di bawah ini;

Referensi si penulis ternyata Film biru pemirsah (⌒ヮ⌒)b

 


Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 41.6K 33
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
98.8K 7.3K 102
Beloved Enemy (Musuhku Tersayang) Author: Shui Qian Cheng ζ°΄εƒδΈž Status: 118 chapters + 2 extra (Complete) Peringatan : Mengandung adegan eksplisit. Adu...
6.5K 627 62
[BL] ! γ€ŠIt's Never Too Late For Sweetness》 Hanya bacaan pribadi buat dibaca offline Copas Google dan tidak diedit Dari raw China! 01(23)/08(01)/22(2...
133K 14.8K 124
Penulis : Shui Qian Cheng Penerjemah Inggris : 1. ShaoYeLoveBL 2. Rosy0513 Penyunting Bahasa Inggris : Beloved...