MISOPHONIA (HIATUS)

By jensrosemary

164K 12K 583

ICE GIRL telah berganti menjadi MISOPHONIA Seorang gadis pindahan yang tiba-tiba datang menggemparkan seluru... More

0.0
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
πŸ€CASTπŸ€
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
PENGUMUMAN!!!
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52

Chapter 29

1.9K 182 10
By jensrosemary

Agatha membuka matanya perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah pintu yang berada jauh didepannya, ia tidak tahu tempat macam apa ini, ini seperti sebuah gudang. Lampu kuning pun berada di langit-langit tepat di atas kepalanya. Kaki nya diikat, dan begitupula tangannya yang diikat kebelakang kursi yang kini sedang di duduki nya. Ia pun mencoba melepaskan diri tapi seperti nya tidak bisa karena seluruh badannya diikat.

Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok lelaki tinggi, yang sepertinya lelaki itu seumuran dengannya. Agatha dapat melihat jika lelaki itu menyeringai ke arahnya. Lelaki itu pun mendekat ke arahnya.

"Gimana, bagus kan tempatnya?" ucap lelaki itu.

"Lo siapa?" tanya Agatha dengan nada datar.

Lelaki itupun terkekeh. "Gue? Siapa?" Lelaki itu kembali terkekeh, "kenalin, gue Lohan. Orang yang akan jadi malaikat maut untuk lo."

"Kenapa lo nyulik gue? Lo mau harta? Mau tebusan? Cih, kalo iya—lo bisa minta ke gue tanpa nyulik gue. Gue bakal kasih kok," balas Agatha sinis.

"Ternyata lo sama aja ya kayak kakak lo, sama-sama bodoh. gue gak serendah itu buat nyulik lo dan minta tebusan."

Agatha pun meludah tepat di depan wajah Lohan. "Lo—gak akan bisa bunuh gue, dan lo gak tau apa-apa tentang kakak gue."

Lohan pun sontak marah, ia mencengkeram dagu Agatha dan mengangkatnya. "Gue bisa aja ngerusak lo kapanpun itu, jadi lo gausah macam-macam!" Lalu ia melepaskan cengkeramannya. "Kakak lo itu, udah ngebunuh pacar gue. Dan tadinya gue mau langsung bunuh lo sih. tapi kayaknya lebih seru, kalau gue bunuh lo didepan kakak lo!"

"Didepan kakak gue? Asal lo tau, kakak gue itu udah lama mati!"

Lohan pun sedikit tergelak, "oh, jadi lo gak tau ya. Kalau lo itu sebenarnya adik kandung Zio?!"

"Lo—gausah sok tau tentang hidup gue. Gue gak punya kakak laki-laki."

"Wow. Jadi orang tua lo gak bilang kalo lo itu bukan anak kandung mereka?!" Lohan pun tertawa keras. HAHAHA. "Gini deh gue kasih tau ke lo," Lohan pun mendekatkan wajahnya. "Kalo Lo itu sebenarnya anak haram. Lo itu anak yang gak diinginkan. kakak lo Zio, adalah musuh gue. Dan gue akan balas dendam dengan cara ngebunuh lo didepan dia!"

"Dia bukan kakak gue, dan gue bukan anak haram. Lo tau darimana tentang gue? Dari ngehalu?" Ucap Agatha.

"Ternyata lo gak nerima kenyataan ya, dan gue gak ngehalu seperti yang lo pikir. Gue denger sendiri kok, kalo kakak lo—Zio yang ngomong sendiri kalo lo itu saudaranya. Lo masih gak percaya? Oke gue kasih rekamannya." Lohan pun mengeluarkan ponselnya. Lalu menyalakan rekamannya.

~"Yo gimana fd nya udah lo liat datanya?" Tanya Aldo, "gue denger Revi berhasil retas."

"Hmm..." dengan malas Zio menjawab.

"Jadi siapa saudara lo?" Tanya Gavin semangat.

"Agatha," dengan cepat Zio menjawab.

"Hah apaansih lo. Kalo ngomong tuh yang jelas jang—"

"Agatha!" ucap Zio, Aldo dan Gavin yang mendengarnya pun terkejut.

"Serius lo?!" Pekik Gavin.

"AGATHA MOUZA?" teriak Aldo.~

Agatha pun mendengar rekaman itu dengan seksama. Ia tahu jika suara itu adalah suara Zio dan teman-temannya. Tapi ia masih tidak percaya. Ia yakin, jika ia bukan anak Haram.

"See? Lo itu satu darah sama Zio. Oh lo masih belum percaya? Gue akan keluarin rekaman yang lebih akurat," Lohan menscroll layar ponselnya, "gue dapet ini, asli dari data yang ada di Laptop Zio. Gue berhasil nyadap ke kamarnya, dan ini hasilnya."

~"Berita Dini hari pukul 00.00 WIB...
Lucia Adhisty, Istri dari pengusaha kaya, Fata Widianto ini di duga memiliki anak di luar pernikahan dengan pengusaha kaya Regan Erlangga. Setelah tahun lalu melahirkan seorang anak penerus FWO Group. Tahun ini, kemarin pada tanggal 15 Juni pukul 04.15 WIB, istri dari pengusaha batu bara ini telah melahirkan seorang anak perempuan yang telah dinamai dengan nama Agatha Mouza Aurelia.

Didu------gg-----aa-----h--hal-----i----i---i--nii----srkskkrrkskrkk."

"Gak... gak mungkin. Ini pasti salah. Ya... pasti Revi salah masukin datanya, gak mungkin dia kan... no, not her."

"GAK... GAK MUNGKIN DIA. GAK MUNGKIN DIA ADIK GUE." Zio berteriak kencang.

"ARKH... GAK MUNGKIN!" teriak nya.

Prang...~

Agatha terdiam setelah mendengar rekaman itu. Ia meneguk salivanya susah, nafas nya tercekat. Merasa Shock? Tentu saja. Ia tidak tahu jika kebenaran yang ia dengar adalah ini, bahkan yang memberitahu kebenaran ini bukanlah orangtuanya, melainkan orang lain. Dan itu lebih menyakitkan. Ternyata selama ini Mamanya benar, jika ia adalah anak yang memang tidak seharusnya ada.

Lohan tersenyum menang ketika melihat wajah shock Agatha "Gimana? Lo udah percaya? Tapi kalo lo masih gak percaya sih, terserah lo."

Agatha menunduk lalu terdiam di tempat, lalu tak lama ia mendongak menatap Lohan dengan tatapan putus asa dan mengucapkan sesuatu yang tak seharusnya ia ucapkan. "Lo—bisa bunuh gue sekarang?" tanya Agatha, membuat Lohan terkejut.


...

Di pertandingan basket, Zio dan tim nya sudah memimpin skor, dan kini mereka sedang break. Zio mengambil ponselnya sebentar, namun tiba-tiba sebuah pesan masuk.

+62***********

Dateng ke alamat ini, atau saudara lo mati!

Zio mengernyit bingung, saudara? Ia bahkan tidak memiliki saudara kecuali—Oh tidak, apa jangan-jangan saudara yang pesan ini maksud adalah Agatha? Apa Agatha diculik?

Ini nomor siapa? Siapa pelakunya, awalnya ia mengira pelakunya adalah Roy, tapi apa mungkin? Ia melihat ke arah Roy, saat Roy menoleh ke arahnya, ia melihat lelaki itu menyeringai ke arahnya. Dan itu membuat ia kesal dan menduga jika Roy yang menculik Agatha.

Zio pun bergegas, ia hendak pergi ke arah Roy "mau kemana lo?" ucap Gavin menahan Zio.

"Gue mau pergi, dan lo semua gabisa berhentiin gue."

"Zio!" Yang dipanggil pun menoleh. "Mau kemana kamu? Babak ketiga akan dimulai, kamu jangan kemana-mana."

"Tapi pak—"

"Jangan bikin saya repot!" Melihat tatapan maut sang pelatih, Zio pun akhirnya menurut. Ia melanjutkan pertandingannya.

Tetapi selama pertandingan dimulai, Zio benar-benar kehilangan fokus. Sehingga tim Roy dapat mengungguli. Roy yang melihat ketidak fokusan Zuo pun menyeringai. Ia senang rencananya berhasil.

...

"Lo— pengen mati?" Tanya Lohan.

"Gue lebih bersyukur kalo gue mati! Percuma kalo gue hidup dengan kebohongan dan kepalsuan. Gue udah kehilangan kakak gue, dan gue lebih baik nyusul kakak gue."

Lohan yang mendengar ucapan Agatha yang putus asa pun sedikit iba, tapi tetap saja dendam nya lebih menguasai dirinya saat ini.

"Sabar... gue harus tunggu tanggal mainnya," ucap Lohan menyeringai.

Ringg...

Dering ponsel pun berbunyi, Lohan pun dengan cepat menjawab panggilan itu.

Agatha terus menatap gerak-gerik Lohan yang tengah menelpon. Didalam lubuk hatinya ia berharap akan ada seseorang yang menolongnya keluar dari tempat gelap ini. Namun pikirannya berpikir sebaliknya, ia berharap agar dibunuh secepatnya. Ia sudah terlalu kecewa dengan orang-orang yang berhasil menutupi hal ini, ia sudah merasa lelah, baik itu secara fisik maupun mental.

Dalam batinnya ia berteriak "MENGAPA HARUS IA YANG MERASAKAN HAL INI?!" Ia merasa Tuhan tidak adil, Tuhan pilih kasih terhadapnya. Ia juga ingin seperti remaja lain yang dapat menikmati indah nya masa remaja. Ia terkadang merasa menyesal saat menggertak ataupun bersikap dingin terhadap orang yang ingin dekat dengannya. Tapi begitulah cara ia menanggapi jika ada seseorang yang mengganggu kesendiriannya. Orang lain mungkin melihat nya dengan tatapan aneh karena sikapnya? Atau mungkin karena headphone yang ia kenakan? Mereka tidak tahu saja jika dibalik sikapnya yang dingin tak tersentuh itu, Agatha sangat menderita. Ia berhasil menahan sakit di telinganya selama 4 tahun, ia tidak tahu kapan ia dapat mendengar normal tanpa mengenakan headphone itu. Rasanya nasib buruk datang silih berganti kepadanya. Kini ia tidak tahu harus apa.

Lohan pun sudah menutup telponnya, tak lama seorang lelaki berwajah sangar datang dengan sepiring makanan dan segelas minuman di kedua tangannya. Lohan yang melihatnya pun mengambil alih piring dan gelas itu. Membawa ke hadapan Agatha yang memang tengah lapar.

Agatha menatap makanan itu curiga, Lohan yang sepertinya tahu maksud tatapan itu pun berucap "gue gak ngeracunin lo kok, belum waktunya juga gue ngebunuh lo."

Agatha hanya bergeming.

"Okay, gue gak maksa kok kalo emang lo gak mau makan," ucap Lohan kembali meletakkan piring dan gelas itu ke meja yang tak jauh dari kursi Agatha. Ia pun berjalan ke arah pintu, tapi sebelum keluar Lohan berkata "selamat menikmati jam-jam terakhirmu nona."

Kini ia hanya diam, ia tidak tahu apakah ia benar-benar akan hidup atau mati!

...

Babak ketiga pun selesai, walaupun fokusnya terganggu, Zio masih tetap memainkan permainan dengan baik.

Zio meneguk air minumnya, ia memutuskan untuk pergi ke alamat yang dikirim oleh nomor tak dikenal itu.

"Pak, saya izin untuk babak empat."

"What?! Zio, sebentar lagi juga kita menang."

"Saya harus pergi pak, ini menyangkut keselamatan orang terdekat saya," ucap Zio.

Gavin yang melihat pun terdiam, ia tidak tahu tentang masalah ini.

"Gavin yang akan gantikan posisi kapten saya pak. Vin, gue serahin ke lo!" Zio pun menyerahkan ikat tangan yang menandakan kapten.

"Lo mau kemana Yo?" Tanya Gavin.

"Nanti gue kasih tau."

Pak Deri selaku pelatih basket menatap Zio jengah, Zio selalu seenaknya seperti ini. "Kemenangan ada di depan kita Zio, kalo kamu berhenti—"

"Maaf ya pak," Zio pun langsung berlari ke luar stadion basket.

Pak Deri pun mengacak rambutnya, "anak itu, selalu seenaknya."

Tak lama Gavin melihat Roy yang berlari keluar dari stadion setelah menyerahkan posisi kaptennya, dan itu sangat mencurigakan bagi Gavin. Ia pun menelpon sahabatnya—Aldo.

"Halo Do, lo dimana?"

"..."

"Diluar stadion? Nah iya, lo ikutin kemana Zio pergi. Gue curiga Roy rencanain sesuatu."

"..."

"Iya, nanti deh gue ceritanya. Makasih bro," Gavin pun menutup panggilannya.

Ia menghela nafas, "semoga gak terjadi apa-apa," batinnya.

...

Arka yang sudah selesai dengan pertandingannya pun keluar dari kamar mandi. Kebetulan ia satu gedung dengan Zio. Seseorang tak sengaja menabraknya.

Orang itu pun berbalik dan minta maaf, lalu pergi.

Tapi sepertinya Arka kenal dengan orang itu. Ah tidak salah lagi, itu Zio.

Arka pun berdiri lalu mengejar Zio yang ternyata mengarah ke arah parkiran.

Ditepuk nya bahu Zio, membiat sang empu menoleh "Lo mau kemana? Bukannya pertandingan lo belum selesai?"

"Bukan urusan lo?!" Jawab Zio. Tak lama Aldo datang dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Yo—hah—mau—huh—kemana sih?" Tanyanya dengan nafas yang memburu.

"Nanti gue kasih tau. Ini menyangkut saudara gue, gue harus cepet."

"Agatha?" Zio yang mendengar Aldo pun menatap tajam Aldo.

"Agatha? Tunggu—saudara? Lo—"

"Gue jelasin nanti."

"Kalo itu menyangkut dia, gue ikut."

Zio menghela nafasnya, malas juga sih sebenernya ngomong sama si ketos songong ini, tapi ya—sepertinya Arka dapat diandalkan.

"Yaudah, lo berdua ikutin motor gue dari belakang. Gue yang tunjukin jalan."

"Ashiap," balas Aldo.

Arka hanya mengangguk lalu ia pergi ke arah mobilnya. Sepertinya ia melupakan Adiknya yang masih menunggunya di dalam.

Zio, Aldo pun pergi dengan motornya, disusul dengan Arka yang menggunakan mobilnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To Be Continued

Ceritanya mulai random nih, gatau mau lanjut apa nggak🥲 yg vote dikit banget sih, jdi males lanjutinnya. Ayo komen saran dan kritiknya dipersilahkan. Ayo kawal mereka smpe tamat gaes😭

Makasih buat kalian yg udh ngevote sampai chapter ini, luv luv💕

Ohiya minal aizin walfaizin yaa bagi yg merayakan🙏

Continue Reading

You'll Also Like

9K 207 28
azkiya raquela, seorang anak satu-satunya di kelurga kaya yang memiliki banyak perusahaan namun hidupnya tidak sama dengan kebanyakan anak tunggal la...
1K 153 23
🚨🚨: Cerita ini hanya karangan semata Β°PLAGIAT JAUH JAUH ❌ Β°HASIL PEMIKIRAN SENDRI βœ”οΈ 𝐁𝐲:π‘³π’Šπ’π’Šπ’π’…π’Šπ’‚π’˜π’‚π’ Β° "LANA TOLONG GUE! DIRUMAH GUE...
99.6K 3.9K 31
Keilly Edelweis Queen Cassano seorang gadis remaja memiliki IQ diatas rata - rata bahkan lulusan S3 di umur 17 tahun dan menjadi Ceo saat berumur 15...
KAYVA By utiy

Teen Fiction

232 163 16
-Kayla Adriyanta Gadis cantik, ceria, seorang putri tunggal dari sepasang suami istri Argasya Adriyanta dan Rantika Adriyanta. Kehidupannya...