What Is The Meaning Of LOVE?

By Echa_VOLT

425K 9.9K 316

Sebagian part sudah di privat dan author belum ada rencana di edit. Jadi untuk menghindari plagiator, mohon k... More

Pengumuman
Prolog
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
Episode 19
Episode 20
Episode 22
Episode 23
Episode 24
Episode 25
Episode 26
Episode 27
Episode 28
PENGUMUMAN
Wawancara
Promosi

Episode 29

9.1K 299 20
By Echa_VOLT

"Dasar vampire menyebalkan!" geramku.

"Kalau gua vampire, elo medusa!" balas Jack dingin lalu pergi ke kamarnya entah untuk ngapain.

Vampire? Werewolf? Jika mereka yang di maksud Christ adalah Negri Utara adalah Werewolf, berarti Grace juga ... Werewolf!

"Astaga!"

******

WARNING! TYPO BERTEBARAN, HARAP MAKLUM!

HARAP MEMBERI COMMENT ATAU BINTANG (KALAU BISA SEMUANYA) UNTUK MENSUPPORT AUTHOR.

JANGAN COPAS!!

******

Alice Pov.

"Astaga!" pekik ku seketika. Sebenarnya aku kaget dengan pemikiranku, tapi lebih mendominasi karena melihat pakaian Bella. Lingrie merah menyala dan menantang siapa saja untuk melihat. Mungkin bagi kaum pria (karena aku bukan pria, jadi ini kemungkinanku) Bella seperti mengundang untuk di terkam.

Tapi bagi kaum wanita, khususnya aku, itu mengundang untuk di hajar. Dia benar-benar telah merusak harga diri wanita.Jujur, aku juga punya, walau sedikit lebih tertutup, kimono, tapi aku memakainya ketika tidak ada orang di rumah atau hanya di kamar. Istilahnya menghargai diri dengan mahal. Makhluk sepertinya memang harus di musnahkan.

"Biasa aja kali, kayak elo gak punya baju kayak gini aja." kata Bella sinis, bahkan dia sudah menggunakan aksen 'lo-gue'.

"Elo?" tanya ku kaget, bahkan tidak menyinggung nada sinis dari Bella.

"Kenapa? Kaget? Lo kira gua bakalan jadi lugu dan manis terus? Kalau gitu caranya, Jack gak akan jatuh ke pelukan gua dong, dan elo gak akan minggat dari sini." balasnya pedas. Sepertinya baru kali ini dia punya musuh sepertiku. Buktinya dia tidak bisa berkutik, hanya modal bicara.

"Apa gua musuh terberat lo? Sampai lo gak ngelakuin apa-apa. Kenapa emang?" tanya ku menantang. Dia menggeram rendah.

"ITU KEBERUNTUNGAN LO!! LO TUH DAPET HAK PERLINDUNGAN DARI JACK!! GAK USAH BANGGA DULU KALAU BISANYA CUMAN BERDIRI DI BAYANG-BAYANG JACK!!" teriak Bella marah.

"Kita impas berarti." kataku cuek.

"Impas?" tanya Bella geram.

"Iya, gua dapet hak perlindungan, elo main belakang. Fair dong?" jawabku enteng, dia terdiam mendengar kata-kata tersiratku. Yang awalnya aku ingin nonton tv bersama cemilanku, akhirnya moodku menguap, melihat Bella memkai pakaian dan bersikap menyebalkan, ardenalinku terpacu tinggi.

Rasanya ingin membunuhnya saat ini juga untuk latihan. Ah, latihan, udah lama, tapi di sini tempat mana yang enak? pikirku. Aku buru-buru naik dan berganti baju, dengan hot pants jeans dan baju kaos abu-abu ketat beserta jaket, aku memperhatikan seksama penampilanku. Pas kok, paling tambahin sepatu kets. Viola! Selesai. batinku senang.

Setelah memakai sepatu itu, aku menyambar kunci mobil yang memang menjadi milikku, secara aku pakai terus dan Jack juga gak marah, so? Hak Milik langsung berpindah. Oke, lupakan itu, sekarang kita fokus untuk mencari tempat menyalurkan kemarahanku.

******

Author Pov.

DUK!! BAM!! TAK TAK.. DUG ... NYESS(?)

Terdengar seluruh jenis suara pukulan dan pertemuan antar 2 benda yang sangat kencang. Setelah berputar-putar agak lama untuk mencari tempat yang sepi dan nyaman, akhirnya pilihan akhir di tetapkan Alice pada hutan. Pinggiran hutan sih, karena sinar matahari masih bisa masuk dan ada lapangan luas. Perfect place.

Dengan sembarangan, Alice memarkirkan mobilnya, berlatih semua yang dia bisa, bahkan defensenya lebih di tekankan. Saat berlatih fisiknya, bayangan kekuatan Jack mampir di otakknya, memacu dirinya untuk berlatih lebih keras untuk bisa melawan jika keadaan itu terjadi lagi. Jika? Lo ngarep di pegang Jack? Sedangkan Jack aja lupa pernah megang lo. ledek pikirannya saat Alice mencoba berkonsentrasi.

"SHIT!" maki Alice dan tanpa sadar mengeluarkan petirnya dalam konteks berbahaya, bahkan salah satu batang pohon bolong di buatnya. Alice langsung mengacak-acak rambutnya karnea geram dan kesal.

Dia berkonsentrasi lagi untuk mengeluarkan pedang esnya, tetapi yang keluar malah listrik yang membentuk pedang. Listrik biru yang berisik dan juga mematikan. Dari pedang berubah lagi menjadi gumpalan biru, dan akhirnya Alice mengarahkannya ke tanah dan seketika tanah tersebut bolong cukup dalam dan di sekelilingnya berwarna hitam.

"Aku lupa, tidak boleh mengeluarkan petir." runtuk Alice.

"Ratu?" panggil seorang lelaki yang perawakannya jauh lebih tua dan dengan ciri khas Negri Selatan, berkulit putih pucat.

"I-iya?" kata Alice takut sambil berbalik badan dengan dramatis.

"Jadi benar, anda seorang manusia." katanya tenang. "Apalagi mempunyai sihir listrik yang seharusnya sudah punah." lanjutnya dengan nada mematikan.

DEG!

Bagaikan petir di siang hari dan tanpa awan. Mendengar kata-kata keluar dari penduduk Negri Selatan membuatnya pucat pasi. Sekelebat ketakutan yang di tanamkan Bundanya untuk larangan tentang menggunakan listrik menguar. Dia tidak bisa berkutik. Otak pintarnya membeku, terlalu kalut untuk memikirkan cara berkilah paling pintar.

"Sepertinya dugaanku benar." katanya lagi, masih menggunakan nada tajam. Tapi sedetik kemudian, muncul senyuman di wajah tampannya. (Aku udah bilang belom? Belom ya? Aku bilangin deh, semua wajah di Negri Selatan rata-rata ganteng. Eh, perasaan aku udah bilang kan? Oke. FYI aja.)

Senyuman yang menenangkan dan teduh, berbanding terbalik dengan kata-kata tajamnya. Alice mengkerutkan kening, terlihat jelas dia bingung dan was-was. Seketika dia menyerigai menakutkan. Membuat Alice bersiap dengan pedang es-nya. Saat itu juga lelaki itu tertawa keras.

"Hahahaha." tawanya terdengar renyah dan indah, seperti melodi lagu. Tapi walau agak terhipnotis, kesiagaan tubuh Alice masih ada. Dia tidak melepaskan genggaman tangannya pada pedangnya.

"Haha.." Alice mulai merasa jengkel dengan lelaki itu. Karena dengan seenaknya menertawakan hal yang tidak di ketahui Alice.

"Sudah?" tanya Alice dingin.

"Haha, maaf ... maaf.." masih terdengar sisa-sisa tawa darinya walau dia berusaha sekuat tenanga untuk berhenti dan mengucapkan  maaf. Bahkan di sudut mata kuningnya masih terselip air mata karena terlalu banyak tertawa.

Alice bersiap pergi saat orang itu menetralkan ekspresinya. "Jujur, aku sudah jarang menemui mata biru seterang itu. Dan kalau tidak salah, terakhir kalinya mata itu berkeliaran sekitar hmm,, 10 atau 15 tahun yang lalu. Lama juga ya." katanya dan membuat Alice membeku. Apa maunya sih? pikir Alice gemas.

"Apa maumu?!" tanya Alice geram dan dengan  tidak sopan mengacungkan senjata tepat di hadapan lelaki itu.

"Percayalah lil' princess, kamu akan di tertawakan jika melakukan hal itu pada orang lain." jawabnya enteng, dia duduk di batang pohon yang memang terpotong dan khusus untuk duduk. "Wanna hear a story?" tawarnya dan membuat Alice makin jengah dengan sikapnya. Mirip aku tapi dia lebih mahir menyembunyikan rautnya. Batin Alice berucap. Lalu ikut duduk di dekatnya.

"Apa yang ingin kamu ketahui terlebih dulu?"  tanya dia lembut. Kan berubah lagi. Batin Alice bersuara.

"Simple, apa kelemahan werewolf?" tanya Alice to the point.

"Boleh aku tau alasannya?" tanya lelaki itu mencoba menyembunyikan kekagetannya.

"Jika mendengar temanku yang di bunuh Werewolf, aku punya firasat mereka akan kemari." jawab Alice serius, dan perasaannya saja atau memang lelaki ini seperti membuat suasana Alice untuk percaya penuh pada lelaki yang baru pertama kali di temuinya ini.

"Coba ceritakan." katanya sambil memasang wajah serius.

"Long story, but aku bakal ngambil kesimpulannya aja. Saat temanku mati dibunuh, dia berkata bahwa mereka sebenarnya mengincarku. Karena memang asalku di Negri  Es, awalnya mereka menyerang di sana, dan di sanalah temanku meninggal. Dan kalau memang benar apa yang dia katakan, pasti tidak akan lama para werewolf itu akan sampai di sini. Untuk mengejarku." kata Alice menutup cerita.  "Dan aku TIDAK. AKAN. MEMAAFKAN. MEREKA!" desis Alice yakin.

"Astaga! Maafkan aku." katanya tulus.

"Ngomong-ngomong, implusifmu bagus. Aku merasakannya." jawab Alice enteng.

"Kamu tau ya?" katanya dengan cengiran tak jelas.

"Oke, kembali ke topic. Apa kelemahan mereka?" kata Alice serius. Terlihat lelaki itu menghela nafas berat.

"Oke, oke. Semua yang berbau silver. Dan karena aku lihat tadi kamu menggunakan pedang es, campurkan saja bahan silver di sana, dan tusuk di jantungnya. Selesai." katanya dengan nada ceria. Sekan-akan bermain-main. "Dan, jika mereka menyerang di malam purnama, lebih baik kamu hati-hati. Itu titik puncak kekuatan mereka." kata lelaki itu berubah serius.

"Pertanyaan terakhir. Siapa namamu?" tanya Alice sambil menatap mata kuningnya dengan berani.

"Jeremy. Ah, jika werewolf hidup, tidak menutup kemungkinan bahwa vampire juga ada kan? Hati-hati my lil' princess. Dan jangan mengeluarkan petir mu lagi jika tidak ingin di adili di sini. Kamu beruntung bertemu dengan warga seperti saya." jawab Jeremy santai, lalu dengan santainya pergi meninggalkan Alice.

"Percaya werewolf ada aja susah gimana vampire lagi. Iihh, gila kali ya?." decak Alice geli. "But, kata-kata tentang petirnya boleh juga. Aku harus lebih was-was sama kekuatan ku." Kata Alice serius. Tanpa memperdulikan apa-apa lagi, Alice mulai berlatih lagi.

Dari kejauhan Jeremy menatap Alice dengan senyuman misteriusnya.

"No much time again, lil' princess."

*****

"Yang mulia, waktunya makan malam. Anda sudah di tunggu oleh Tuan Putri Bella." ucap Pelayan dari pintu yang menghubungkan ke taman. Lalu dia segera pergi setelah mendapat anggukan dari Jack.

"Yang mulia." panggil Mark sambil berlari, bahkan raut wajahnya serius.

"Ya?" tanya Jack masih fokus pada tabnya yang berisikan tentang keadaan Negrinya melalui grafik.

"Pesan dari Negri Utara." jawab Mark sambil memberikan sebuah kertas. Jack mengerutkan dahi bingung. Hanya sebuah surat dapat membuat seorang Mark ketakutan? pikirnya bingung. Tapi dia tidak berkomentar, dia mengambil surat itu dan membacanya dengan seksama. Kata demi kata yang membentuk suatu tulisan.

Ceraikan Alice dan menikah denganku, atau kamu terima akibatnya.

-Grace.

Jack tertawa membaca surat tersebut. Menurutnya sangat tidak penting dan tidak se menakutkan bayangannya sampai bisa membuat Mark ketakutan.

"Apa isi suratnya lucu?" tanya Mark bingung.

"Aku tertawa karena isi suratnya tidak penting. Karena melihat raut wajahmu mengerikan." jawab Jack enteng dan membuang surat tersebut sembarangan.

"Bukan masalah surat yang mulia, tapi dari tadi pagi sampai sekarang Alice tidak kembali ke kerajaan." kata Mark serius.

"Mungkin dia lupa jalan pulang, atau lagi ngedorong mobil karena abis bensin." jawab Jack enteng.

"Tidak mungkin." balas Mark kesal karena sikap sepele Jack. "Saya takut jika dia melihat rahasia yang selama ini anda rahasiakan darinya. Bahwa kita vampire." lanjut Mark. Sesaat raut Jack juga ikut berubah.

"Ah, jika itu yang terjadi, gua orang pertama yang akan gigit dia dan ngubah dia jadi vampire untuk tutup mulut. Selesai!" jawab Jack terkesan main-main. Mark hanya menghela nafas jengah. "Atau dia salah satu korban pembegalan?" tawa Jack menguar seketika saat membayangkan Alice menjadi korban pembegalan. [Author: JAHAT AMAT SIH LO JACK!!]

"Yang pertama, Alice bisa bela diri dengan menggunakan sihir esnya." Mark menarik nafas panjang. "Yang ke-2 dan terakhir, kita ini di Negri Selatan bukan di Indonesia, yang mulia." lanjut Mark dengan nada lelah. [Author: Tau!! Gimana sih lo!! | Jack: *tatapan membunuh* | Author: *ciut*]

"Jack, ayo makan dulu." ajak Bella sambil menarik-narik tangan Jack. Dan di saat bersamaan Bella mencium bibir Jack dengan tak tahu diri di depan Mark, saat itu juga Alice datang dan melihat adegan live itu.

"Ekhem!" bentak Alice serius. Jack yang masih kaget denga serangan dadakan Bella, lebih kaget lagi dengan kedatangan Alice di saat yang tidak 'tepat' dan penampilannya yang bisa di bilang 'acak-acakan'. Tanpa bicara Alice sudah menatap Jack dengan tatapan 'pilih-Mama-atau-permintaan?'

"ARGH!! KENAPA ELO GAK JADI KORBAN PEMBEGALAN?!" teriak Jack frustasi.

"Tuhan masih sayang padaku, dan ini bukan Indonesia." jawab Alice enteng. "Akan aku kasih tau setelah aku mandi." Alice beranjak naik ke kamar tapi suara Mark menginterupsi.

"Boleh saya tau, anda kemana saja seharian ini?" tanya Mark sopan.

"Itu di gabungin ntar. Mau mandi dulu, lengket nih." jawab Alice sekenanya, "Ah, Mark. Bilangin sama pelayan. Gua maunya salad aja buat dinner, sama makanan Jack jadiin 2." setelah memberikan perintah, Alice benar-benar naik dan membersihkan dirinya. Lalu Mark segera melaksanakan perintah itu.

Tak lama, Alice turun menggunakan kaos longgar berwarna baby pink dengan celana ketat cream se paha, dan bersamaan dengan makanan Jack dan Bella sampai di meja makan. Tentunya dengan salad buah Alice juga.

Alice berjalan anggun ke arah meja makan, bahkan sangking buru-burunya tadi dia mandi, tetesan air di rambutnya masih ada, bahkan masih menetes dan membasahi bajunya. Tanpa lama, dia langsung memakan saladnya dengan cepat. Rasa kantuk dan lapar mengerogoti dirinya.

"Alice cepetan, request lo apaan." Jack geram sambil memakan beef steaknya.

"Cariin gua silver, entah itu bijih silver atau logam. I dunno care." kata Alice serius. Lalu dia melihat ada makanan lebih -emang pesenan- , dia teringat Mark.

"Buat?" tanya Jack bingung. Agak aneh permintaan Alice kali ini. Karena biasanya permintaannya buat ngerjain gua.

"Marcus mana?" Tanya Alice alih-alih menjawab pertanyaan Jack.

"Iya yang mulia ratu? Ada apa?" tanya Mark yang ternyata masih di sofa.

"Sini-sini! Makan, males makan bertigaan doang, sepi." kata Alice ceria. Tapi wajah Mark menunjukkan keengganan. Dengan cekatan, Alice membawa steak tadi dan saladnya dan membawa ke sofa.

"Nih, jadi makan, gua temenin." kata Alice ceria. Lalu dia menyalakan tv sambil memakan saladnya. Tak lama, Alice bersender di lengan kokoh Mark yang terlalu sibuk makan sampai tidak sadar ada berat di lengannya.

Derap langkah tidak sabar dari Jack terdengar. Setelah dia memakan makanannya, dia langsung menyusul Alice ke ruang tv untuk mendengar alasan dari riquest 'ajaib'nya. "Itu silver buat ap...a?" tanya Jack memelan saat sadar Alice tertidur di lengan Marcus. Bahkan Marcus sendiri tidak sadar.

"Astaga." kata Marcus pelan saat sadar bahwa ratunya sedang tertidur di lengannya. Kapan tidurnya? pikir Marcus bingung. Dengan hati-hati dia memindahkan mangkuk yang tersisa sedikit dari pangkuan Alice ke meja, lalu dia beranjak dan merebahkan Alice di sofa.

"Anda keberatan kalau saya menggendongnya ke atas?" tanya Marcus serius, walau terselip kata-kata mengejek.

"Bawa aja, tapi jangan di apa-apain!" kata Jack yang entah kenapa terkesan possesif di telinga Bella. Dan Bella tidak suka itu.

"As you wish." jawab Marcus lalu menggendong Alice dengan hati-hati dan membawanya ke atas, ke kamarnya.

****

3 Hari Alice berlatih dengan keras untuk menghalau rasa khawatirnya tentang Grace yang akan datang. Dan memang bulan purnama sudah dekat. Dengan sekuat tenaga dan hatinya, Alice terus berlatih tanpa memikirkan tubuhnya yang sudah akan remuk. Sampai dia ingin menghancurkan batas dirinya.

Pagi ini, Alice sudah siap dengan jaket sport dan celana pendek seperti biasa dan dengan sepat ketsnya. Sudah siap tinggal mencari kunci mobilnya. Dia mencari kemana-mana sampai frustasi sendiri.

Cringg.. Tringg..

Terdengar suara kunci yang bertubrukan.

Jack dengan santainya duduk di jendela dan menganggkat kunci mobil Alice (yang seharusnya milik Jack) dengan santai. Seperti tidak punya dosa. Alice menggeram marah karena tidak banyak waktu yang dia bisa habiskan dengan bermain-main. Dengan dongkol, Alice mendatangi Jack dan mengambil kunci mobil tersebut.

Tapi sepertinya, Jack memang bermaksud lain. Saat Alice sudah dekat, dia malah melingkarkan tangan kekarnya di pinggang kecil Alice. Wajahnya sangat dekat, dan membuat sekelebat bayangan buruk itu muncul kembali. Sesaat Alice tersentak takut, tapi dia berusaha menetralkan debaran jantungnya yang hebat.

"Untuk hari ini lo gak boleh ke mana-mana selain istirahat." kata Jack tegas, sangking dekatnya, nafasnya mengelitiki wajah Alice. Dan itu membuat Alice merinding mengingat 'mimpi buruk'nya.

"...." Alice terdiam, karena memang tidak punya nyali untuk membantah dalam jarak dekat. Sangat takut untuk mengulang 'mimpi' tersebut.

Melihat Alice yang tumben menurut, -walau tidak menjawab- Jack tersenyum senang. Tiba-tiba Jack teringat sesuatu, Jack merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah kain terlipat. Jack menjauhkan badannya dan menaruh lipatan kain tersebut di tangan Alice.

"Apa ini?" tanya Alice bingung walau masih menerima kain tersebut.

"Your weird request. Pipihan silver." jelas Jack, lalu meninggalkan Alice yang menatap lipatan kain tersebut dengan binar mata yang sangat ketara bahagiannya.

Buru-buru dia masuk kamar dan menutup pintu lalu menguncinya. Dengan hati-hati dia mengeluarkan benda dari lipatan kain tersebut dan mengeluarkan pipihan silver dengan hati-hati. Layaknya pipihan tersebut adalah jiwanya.

Menatap pipihan tersebut, lalu berkonsentrasi untuk membuat pedang esnya. Dan berhasil -seperti biasanya- dan pipihan tersebut terletak di tengah-tengah mata pedang tersebut. Dengan senyum kemenangan yang terukir di wajah cantiknya dia mencairkan kembali pedang tersebut lalu buru-buru keluar dan mengambil mobil lain milik Jack.

Mengendarai dengan kecepatan sedang. Dan tiba di gerbang, ternyata Jack menempatatkan penjaganya untuk menghalangi Alice untuk keluar.

"Maaf, sesuai permintaan yang mulia, ratu tidak di ijinkan untuk keluar dari kerajaan. Maaf." kata penjaga itu tegas.

Alice berfikir keras untuk mengelabuhi para penjaga. Masa harus di lumpuhkan pakai es? Gila aja. batin Alice galau.

"Dan tolong anda berputar balik sekarang." salah satu dari mereka turun.

Akhirnya Alice mendapat rencana. Dia mengikuti perintah pengawal tersebut. Dia menaruh mobil di tempat yang sama, dan dengan lincah, dia memanjat pagar belakang kerajaan. Dan keluar dari sana. Dia berlari secepat mungkin dia berlari ke tempat latihannya.

Dan memakan waktu lebih lama. Aku harus belajar berlari dengan cepat. batin Alice.

Tapi di tempat yang biasanya tidak terjamah warga sudah ada anak laki-laki memakai baju putih di sana. Emang sekarang musim dingin? Padahal masih musim panas. Aneh. batin Alice masih perlahan-lahan mendekati anak tersebut.

"Kak, aku tau dari tadi kakak penasaran liat aku." dia menolehkan kepalanya ke arah datangnya Alice dengan wajah innocent. "Forget me?" cengiran tak berdosa di tampilkan di wajah imutnya.

"RENDY!!" teriak Alice sebal. Peluh mengalir di wajah cantik Alice, dan rambutnya terlihat berantakan karena berlari ke tempat ini.

"Ya?" tanya Rendy girang.

"Ngapain pakai baju lengan panjang begitu? Emang gak panas?" tanya Alice, walau Negri Selatan jika saat musim panas memang masih agak dingin, tapi yang jadi masalah, kenapa Rendy bisa ada di Negri Selatan?

"Mau latihan ya? Aku bantuin, boleh?" tanya Rendy, tapi perilakunya lebih menekankan tentang itu bukanlah pertanyaan, tetapi pemberitahuan. Alice hanya menghela nafas lelah.

"Silver? Mau bunuh werewolf?" tanya Rendy melihat aku menggenggam pipihan silver.

"Ya." jawab Alice tegas.

Lalu mereka mulai berlatih. Lebih tepatnya Alice bertarung dengan Rendy menggunakan pipihan silver yang sudah di tanamkan pada pedangnya. Suara tanah yang terinjak, suara kaki yang pelan dan sangat cepat dan deru nafas beradu. Sepertinya Alice saja yang terlihat kelelahan, sedangkan Rendy masih seperti awal. Fresh.

"Hah... Hah... Hah..." Alice masih bersiap dengan pedangnya. Walau Rendy kecil dan tidak pakai benda, tapi gerakannya menarik. Dan Alice menarik senyum tipis.

Dia berhasil mengetahui pola Rendy.

Kepercayaan diri Alice meningkat, dan dengan serius dia menyerang Rendy pada titik yang memang pasti di lewatinya. Meleset, meleset, dan KENA! Tapi detik berikutnya, yang terjadi hanya, Alice menyerang angin.

Kecepatannya luar biasa. 

"Maaf, aku berlebihan ya?" kata Rendy dengan mengangkat bahu santai. Berbeda dengan Alice, dia tampak penasaran.

"How come?" Alice menyuarakan ke kagetannya.

"Easy. I am a vampire." kata Rendy dengan misterius. Apa aku akan di bunuh oleh Raja karena mengungkapkan jati diri? Kak Angel bakal histeris? batin Rendy takut, tapi dia menampakkan wajah tenang.

"Ha! Lucu." jawab Alice skartis. Simple, Rendy syok.

"Aku serius." kata Rendy bingung dengan sikap Angel (a.k.a Alice)

"Oke, Mr. Vampire, tolong ajarkan aku cara lari tadi. To to the long." kata Alice muak.

Dia tidak percaya, terserah lah, yang penting aku sudah jujur. batin Rendy berucap.

"Ah, satu lagi. Jangan panggil gua 'Angel' nama gua 'Alice'." kata Alice. "Mau mulai?" lanjut Alice.

"Bodoh, kalau gitu, elo jadi vampire dulu!" geram Rendy karena merasa di permainkan.

"Ya udah," Alice menyingkap rambutnya ke samping dan menurunkan kerahnya. "Gigit dong ~." ledek Alice.

"ALICE!!" geram Rendy, bahkan tidak menggunakan kata 'kak' lagi. "Darah kakak itu baunya enak. Jadi jangan coba-coba godain aku!" lanjut Rendy dengan nada rendah.

"S-sorry." cicit Alice. Pertama kalinya melihat anak yang dia tolong se begitu menyeramkan.

"Oke, mending kakak naik ke punggung aku, biar aku anterin ke pager kerajaan. Bentar lagi suami kakak pulang." kata Rendy sambil menunduk. "Tunggu, KAKAK RATU NEGRI INI?!" pekik Rendy tak percaya.

"Bisa di bilang gitu sih. Tapi Ren, punggung lo kecil, mana muat gua." kata Alice ragu-ragu.

"Just trust me my queen." Dan tanpa lama, mungkin karena memang memikirkan tentang Jack, Alice menurut dengan pendapat Rendy. Dia naik ke punggung Rendy dan Rendy menggunakan vampire ability-nya untuk sampai cepat di dekat pagar kerajaan.

"Makasih. Tadi keren." puji Alice, lalu dengan lihai memanjat pagar tersebut dan berlari ke dalam.

"Pasti dia berfikir aku indigo dan semacamnya. Tapi, terserah lah." gumam Rendy lalu pergi dari sana secepat mungkin. [Di Media itu foto Rendy, how it is?]

*****

"Kurang jelas pesan gua sebelum pergi ke luar?" tanya Jack dengan tingkat nada geram dan dingin. Terlihat dari aura yang dia keluarkan.

"Kurang." jawab Alice enteng. "Dan satu lagi, tadi emang gua berencana buat keluar, tapi gak di ijinin, jadi gua cuman keliling kerajaan doang." Gak sepenuhnya boong sih. 

"Sampai acak-acakkan?" Jack mendekati Alice dan mendekatkan bibirnya pada telinga Alice. "Dan perasaan gua bilang elo harus istirahat." bisik Jack rendah. Alice menengang, dia masih belum bisa berdekatan dengan Jack karena 'kejadian' itu. Dan Jack sangat tau itu, Alice tidak bisa berkutik jika di dekatnya, dan itu dia manfaatkan sebaik-baiknya.

"Jadi, bisa istirahat di kamar sekarang? Atau mau di kamar ku?" goda Jack. Dan dia hanya mendapati raut ketakutan di wajah Alice. Bukan lagi raut menghina atau mencela.

"Ka-kamar gua aja." kata Alice terbata.

Smirk kejam terlukis di wajah Jack. Dia mendapat clue lagi. Sesuatu yang berbau dengannya, Alice akan takut. Kenapa dia? batin Jack berucap, tapi buru-buru dia tepis. Bagus juga buat ngancem dia. Mumpung Alex gak di sini lagi. jawab pikiran jahat Jack.

"Kalau gua liat lo gak istirahat, mau gak mau, elo harus tidur di kamar gua dan dalam pengawasan gua." kata Jack final.

"O-oke." Alice bergidik membayangkan 'kejadian' yang tak mau hilang di penglihatannya. Kejadian buruk yang menimpanya beberapa waktu lalu dan membuat dirinya ingin bunuh diri.

Tanpa lama, Alice langsung melesat ke kamarnya, mandi, lalu tidur. Menurut perintah Jack.

"Sebenernya dia kenapa sih?" gumam Jack, sambil menatap pintu Alice yang sudah tertutup.

Di sisi lain, orang itu menatap kejadian 'barusan' dengan senyum jahat. Pikirannya sudah tersusun rapih rencana jahat.

Menarik juga kalau menyekapnya di kamar Jack. Kita lihat, seberapa kuat dirinya menghadapi ketakutannya? Haha, Goodbye honey. bisik orang itu pelan dan rendah dan mengandung unsur sangat keji.

*****

 EH, SERIUS, KAN DARI SEMINGGU YANG LALU, SETIAP CERITA DI LIBRARY YANG UPDATE ITU PASTI KALAU BUKAN 'PENGUMUMAN' YA 'PEMBERITAHUAN'.

DAN ISINYA RATA-RATA SAMA, PLAGIATOR. SERIUS, GUA PENGEN NANYA, CARA NYARI CERITA KITA YANG DI PLAGIAT ITU GIMANA YA? SEMPET TAKUT JUGA SIH, MANA TAU CERITA INI JUGA DI PLAGIAT.

YAH, EMANG SIH BUKAN CERITA BAGUS-BAGUS AMAT, KARYA AMATIR LAGI. TAPI KAN, TETEP AJA, NGESELIN.

OKE FIX, GUA BINGUNG, DARI KEMAREN CARI DI GOOGLE TAPI ANEH-ANEH SEMUA YANG KELUAR. GIMANA CARANYA SIH?!

TAPI TETEP SAYANG BANGET SAMA KALIAN YANG NGE DUKUNG CERITA INI. GUA SAYANG BANGET SAMA KALIAN.

LAST. YANG BUAT PLAGIAT, MENDING KALIAN STOP DEH. KASIAN AUTHOR LAIN, JADI GAK MOOD BACA DAN BEREMBES KE PARA READER YANG NUNGGUIN.

LOVE YOU,

Echa_VOLT

Continue Reading

You'll Also Like

539K 68K 30
Do not allowed to copy paste my story for any reason! [Summary] "Mari kita buat kesepakatan. Kau boleh meminum darahku sebagai gantinya kau berikan t...
17.5K 3.5K 30
Kelanjutan dari kisah Christy bersama teman temannya didalam lingkup aliansi. setelah berhasil mendamaikan bangsa serigala dan juga bangsa vampir. Ch...
13.8K 1.2K 11
Mansion vampire penuh darah manusia. kelalaian manusia yang datang ke mansion itu akan tiada tanpa kata kata yang keluar dalam mulutnya. sang vampire...
66.1K 4.7K 17
Manusia telah menjadi legenda bagi para vampir, bagaikan makhluk langka yang hampir punah. "Kau manusia yang nekat." Manusia hidup diantara para vamp...