MALAIKAT BERNODA [✓][CheolHan...

By Akiraa8

7.7K 588 128

Dia bukan malaikat penyelamat, tapi iblis jahat yang membuatmu tersesat. ••• More

⚜01. Makan Hati Berulam Jantung
⚜02. Malang Tak Berbau
⚜03. Manikam Sudah Menjadi Sekam
⚜04. Maksud Bagai Maksud Manau
⚜06. Masuk Sepuluh Keluar Lima
⚜07. Mandi Dalam Cupak

⚜05. Mandi Berendam Tak Basah

483 71 10
By Akiraa8

Ucup membantu Angel untuk mencari kotak itu. Mata keduanya memelotot, melihat sebuah kotak makan siang, yang sudah terbuka dan jatuh ke tanah. Ucup bertanya dengan ragu, "Apa itu kotak bekalnya?"

Angel menganggukkan kepala. Bentuk kotak bekal makan itu memang persis sama seperti kotak bekal Neneknya. Hanya saja, di dalam kotak itu terdapat beberapa potongan daging mentah dengan darah merah yang kental.

"Apa-apaan ini?" gumam Angel.

Angel langsung memalingkan wajah ke arah lain. Dia bergerak menjauhi kotak berisi daging mentah itu. Sementara salah satu tangannya, membuat wajah Dino untuk melihat ke arah lain. Angel meminta, "Jangan dilihat."

Kening Ucup mengernyit, melihat kotak bekal yang dimaksud Angel. Dari bentuk daging dan darah yang ada, ini seperti paha seekor rusa. Ucup langsung merapikan kotak beserta isinya. Setelah beres, pria itu melirik ke arah Angel.

Angel terdiam, dengan kedua mata terpejam erat. Walaupun tangannya bergetar hebat, dia tidak berniat menurunkan Dino dari gendongannya.

Sebisa mungkin, Angel berusaha untuk menjauhkan penampakan darah dari pandangan Dino.

Dino bertanya, "Kakak kenapa? Apa Kakak ingin tidur?"

Ucup langsung berdiri, dan berjalan ke arah Angel. "Aku sudah memasukkan isi kotak ini ke dalam kotaknya. Hanya saja, isinya kotor karena jatuh ke tanah."

"Maaf, tapi isi kotak itu untuk apa? Aku bisa menggantinya jika kau mau," tawar Ucup.

Angel menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia sudah tidak nyaman berada di desa ini sejak awal. Namun, bagaimana pun juga Angel tetap harus bertahan. Wanita itu memberi tahu Ucup, "Aku ... aku tidak tahu. Aku pikir isi kotak itu adalah makan siang. Karena ditaruh di kotak bekal milik Nenekku."

"Kau bahkan tak tahu isinya?" Ucup ikut terkejut mendengar pengakuan Angel.

"Aku terburu-buru membawa kotak ini, karena tidak betah berada di rumah sendiri," balas Angel.

Dari penampilan Angel, Ucup bisa menyimpulkan jika wanita itu ketakutan. Akhirnya Ucup menawarkan, "Baiklah. Aku akan mengantarmu pergi ke kebun, Nenekmu. Setelah itu, kau bisa bermain dengan anakku. Sementara aku kembali melakukan rapat dengan warga desa."

"Kau bisa menanyakan untuk apa isi kotak ini kepada Nenekmu. Jika isinya sangat penting, aku akan segera menggantinya," kata Ucup.

Ucup merupakan pria yang bertanggung jawab. Itu yang bisa Angel simpulkan dari gerak-geriknya. Padahal, anaknya sendiri yang tak sengaja menabrak dan menjatuhkan kotak bekalnya. Angel langsung menggeleng, dia menolak, "Tidak, tidak. Aku yang menjatuhkan kotak bekal ini. Jadi kau tidak perlu menggantinya segala."

"Tetap saja. Aku akan menggantinya," kukuh Ucup.

Akhirnya Angel dan Ucup berjalan menuju kebun. Ucup membawa kotak bekal makan siang milik Nenek Laras. Sementara Angel sendiri masih setia menggendong Dino. Keduanya berjalan menelusuri jalanan, dengan mata yang melihat ke sekitar Desa.

Desa ini terkenal dengan tanah yang subur. Sepanjang jalan, Ucup bisa menemukan beberapa tanaman di halaman rumah warga. Selain itu, orang-orang di desa ini adalah orang yang rajin. Untuk itulah, Ucup ingin memanfaatkan kesuburan desa ini untuk mengembangkan produksi bahan makanan dalam negeri. Pria itu masih membujuk warga desa, untuk menyetujui keinginannya memakai tanah warga.

"Papa, papa! Coba lihat itu, ada monyet besar di sini!" kata Dino sembari menunjuk ke arah sebuah sungai.

Ucup mengernyitkan kening. Begitu juga dengan Angel yang tak kunjung menemukan monyet yang dimaksud Dino. Angel bertanya, "Di mana monyetnya?"

"Monyetnya sekarang ada di samping Kakak cantik! Dia bertubuh besar, dengan dua lesung pipi! Lihat saja di dalam air," balas Dino dengan tawaan kecil.

Angel melirik ke arah bayangan di dalam sungai. Dia hanya melihat sosok Ucup yang berada tepat di sampingnya. Setelah itu, Angel melirik ke arah Ucup yang tengah memelotot ke arah Dino. "Jadi Dino pikir, Papa itu monyet?!"

"Kalian berdua mirip. Papa mirip monyet," celetuk Dino.

"Kau ingin Papa gelitiki sampai menangis, hmm?!" ancam Ucup.

"Selamatkan Dino, Kakak cantik!" Dino langsung melingkarkan tangannya pada leher Angel. Angel tersenyum, dia langsung membalikan tubuhnya, supaya membelakangi Ucup. Angel sengaja menjauhkan Dino dari sang ayah.

Ketika Ucup ingin menggelitiki perut anaknya. Tiba-tiba Angel dan Ucup berhenti bergerak. Mereka melirik ke arah belakang. Tepat di sana, terdapat beberapa warga yang menyeret paksa seorang wanita.

Penampilan wanita itu begitu memprihatinkan. Pakaiannya kotor, dengan beberapa bagian tubuh yang lecet. Selain itu, rambut panjangnya tergerai berantakan, dengan air mata yang membasahi pipi. Sembari menangis, wanita itu berteriak, "Jangan jadikan aku tumbal!"

"Tolong! Siapa pun tolong aku!"

"Aku bukan penjahat! Aku tidak ingin mati!"

"Tolong!"

"Jangan serahkan aku kepada malaikat maut! Aku masih ingin hidup! Tolong! Kumohon lepaskan aku!"

Suara teriakan dan tangisan sang wanita, malah membuat orang-orang itu semakin kasar. Mereka menyeret tubuhnya, sesekali memberinya tamparan di pipi. Tak ada rasa kasihan sedikit pun. Pikiran mereka hanya tertuju pada cara melenyapkan wanita ini.

"Dasar pendosa! Orang sepertimu tak pantas hidup! Lebih baik kau mati! Kami semua akan menyerahkanmu pada Malaikat Maut! Supaya desa ini kembali menjadi tenang dan damai!"

"Ayo siksa saja, jika dia tidak mau menurut!"

"Wanita ular! Pendosa! Tukang selingkuh! Menjijikkan!"

Keadaan menyedihkan si wanita membuat hati Angel terenyut. Angel tak mengerti dengan apa yang telah terjadi. Namun, Ucup tiba-tiba menaruh kotak bekal di atas tanah. Pria itu langsung berlari untuk menolong wanita itu.

"Perlakuan Anda sudah sangat melewati batas, Tuan. Apa Anda tidak melihat, jika kondisi wanita ini sangat parah? Di mana rasa kemanusiaan Anda?" tanya Ucup.

"Rasa kemanusiaan?! Hah! Wanita pendosa sepertinya bukan manusia! Dia tak pantas diperlakukan seperti manusia! Jangan ikut campur! Kau tak tahu, kesalahan apa yang sudah dia lakukan!" gerutu pria itu, kemudian mencoba melepaskan pegangan tangan Ucup pada tangannya.

Namun, Ucup tak mau melepaskan pegangan tangannya. Dia tersenyum, dia memandang ke arah pria itu, sebelum memperingatkan, "Seberat apa pun kesalahan yang dia lakukan. Ada hukum yang berlaku untuk membalas semua kesalahannya. Kalian tidak perlu repot-repot menodai tangan kalian, untuk membalas perbuatannya."

"Serahkan saja dia pada hukum," saran Ucup.

"Cih! Hukum negara ini tak berguna! Kami lebih percaya pada hukum di desa kami! Orang asing sepertimu tak seharusnya mencampuri urusan kami! Pergi dan jangan kembali!" usir salah seorang warga desa.

Beberapa warga desa sudah berniat menyeret tubuh Ucup, untuk dipukuli bersama-sama. Namun, sebelum mereka berhasil menyentuh tubuh Ucup sedikit saja, Ucup sudah lebih dulu menghindar. Pria itu sudah tahu, gerakan-gerakan yang akan dilakukan para warga desa, hanya dengan melihat pandangan mata saja.

"Ah, aku tidak ingin berkelahi. Jangan seperti ini, mari kita selesaikan dengan damai," pinta Ucup.

"Supaya desa kami tenang dan damai, kami harus mengusir orang yang mengusik kedamaian desa kami!" balasnya.

Perkelahian tak bisa dihindari. Awalnya Ucup tak melawan. Dia hanya berusaha untuk menghindari pukulan-pukulan yang ditujukan ke arahnya. Namun, lama kelamaan Ucup merasa bosan, karena warga desa tak mau berhenti memukul. Akhirnya pria itu membalas pukulan warga desa, dengan beberapa pukulan dan tendangan.

Angel memalingkan wajah ke arah lain. Dia tidak membiarkan Dino melihat adegan kekerasan di depan matanya. Angel menggerutu, "Dia berkelahi di depan anaknya sendiri. Kenapa tidak meminta bantuan orang lain saja?"

Saat Angel ingin mencari bantuan untuk menghentikan pertikaian. Dia tiba-tiba berhenti melangkahkan kakinya. Angel mendengar Ucup tertawa kecil, sementara para warga desa mengumpatinya.

Spontan, Angel melirik ke belakang, dia melihat beberapa warga terjatuh setelah Ucup mengikat kaki mereka semua dengan tali.

"Dari mana pria itu membawa tali?" gumam Angel.

Dino mendongak ke atas, anak itu berbisik, "Itu tali mainan milik Dino, Kakak Cantik."

Perkelahian baru berhenti, ketika beberapa pihak polisi datang untuk membereskan apa yang telah terjadi. Semua warga yang ada diamankan pihak polisi. Mereka mungkin berhasil ditangkap, tapi tatapan tajam mereka masih bisa tertuju pada Ucup.

Tercipta api dendam, yang tak terlihat diantara mereka. Salah satu dari mereka memberitahu, "Hukum mana pun, tak akan pernah menghentikan aturan di desa ini. Ingat itu baik-baik."

Akibat perkelahian itu, Angel melupakan kotak bekal makan siang Neneknya. Begitu pula dengan Ucup yang meminta maaf, karena membuat Angel menunggu. Namun, Angel sama sekali tidak keberatan. Dia tahu, apa yang dirasakan wanita itu, ketika ada di dalam masalah. Pertolongan Ucup, pasti sangat membantunya.

Ketika Angel dan Ucup ingin pergi, wanita yang ditolong tiba-tiba menunjuk ke arah kotak bekal yang dipegang Ucup. Dia berkata, "Tunggu dulu. Kotak yang kau pegang itu, berisi daging mentah bukan?"

Ucup mengangguk. "Ya. Dari mana kau tahu?"

•••

Mandi (Berendam) Tak Basah:
❝Melakukan sesuatu tanpa mengacuhkan teguran atau peringatan.❞

Continue Reading

You'll Also Like

78.4K 11K 29
YJ / GS / DLDR / No Wars.
9.2K 1.3K 37
[SEOKSOO GS Fanfiction] Generasi baru telah memasuki masanya. Semua perusahaan berusaha menunjukan taring atas nama kekuasaan. Jisoo, sama sekali tak...
8.1K 1.1K 19
[ S E L E S A I] Sebuah cerita di mana Lino dengan sengaja memasukan nama Hana ke dalam mimpinya. Se-straight apapun kisahnya, kapalku tetap Minsung...
390K 38.8K 42
Hanyalah fanfiction tentang kisah kshidupan anak sebong di kost'an bersama dengan kisah percintaan mereka 💙 Ship : Jeongcheol Seoksoo Junhao Soonhoo...