[✔️] Vermilion Class : Aurell...

By SEEANITE

6.1K 2.6K 2.5K

#1st series of Vermilion Class A local fanfiction short story Cast: Lee Minho [ Lino ] Choi Jisu... More

00. Prolog: Lion Malik Yudhistira
Bagian 1: Unique girl
Bagian 2: Senyap
Bagian 3: Aurellia Sarala Prawadyo
Bagian 4: Kelas Baru
Bagian 5: Dia
Bagian 6: Bertemu kembali
Bagian 7: Dia sakit
Bagian 8: Kerja kelompok [1]
Bagian 9: Kerja Kelompok [2]
Bagian 11: Ogah
Bagian 12: Daniyal, kenapa?
Bagian 13: Teman terbaik
Bagian 14: Tak seindah cinta yang semestinya
Bagian 15: Ini sebenarnya maksudnya apa?
Bagian 16: Aku tahu semua tentang kamu
Bagian 17: Daniyal
Bagian 18: Loh? Bukannya dia ...
Bagian 19: Kencan
Bagian 20: Daniyal yang malang
00. Epilog: Aurellia and Everything
00. Extra Part

Bagian 10: Jidane transformasi nyamuk

210 116 124
By SEEANITE

[ warning! ] : chapter ini banyak gif.

"Lo berdua pake baju couple-an ya?" Kata itulah yang pertama kali menyambut kedatangan Aurellia dan Lion dirumah Jidane.

Mereka berdua melongo, lalu melihat kearah pakaian masing-masing. "Hah?" Tanya keduanya.

Sanaya memutar kedua bola mata, lalu menunjuk mereka, "Itu, baju kalian warnanya sama. Jadi kalo dilihat-lihat kayak couple." Vero mengangguk dengan senyum kotak diwajahnya.

"Gue?" Aurellia menunjuk dirinya sendiri, lalu mengernyit jijik. "Najis."

Lion tersenyum kecut.

Vero terkekeh ditempatnya, "Halah, najis najis pala lo peyang! Dapet karma tau rasa."

Lion mengangguk ribut, mengiyakan. Vero yang melihat Lion seperti itu, terkekeh lagi.

"Udah, udah jangan berteman. Minum dulu nih." Didepan sana, Jidane berjalan membawa jus jeruk diatas nampan. Ia menyuguhkan itu diatas meja untuk teman-temannya.

"Mata lo, lima! Harus berteman lah!" Sanaya sewot. Vero menoleh kearah samping, dimana Sanaya berada. Lalu mengelus pucuk kepala gadis itu lembut.

Vero tersenyum, "Sabar, Nay." Lalu tangannya berpindah kebawah, memegang punggung tangan Sanaya pelan, lalu mengelusnya. Menenangkan.

Sanaya menatap kearah tangannya dan Vero yang saling bertautan. Gadis itu lalu mendongakkan kepala, menatap tepat kearah manik mata Vero yang menatapnya lembut disertai senyuman kotaknya yang memabukkan bagi kaum Hawa.

"Kenapa, hm? Jangan liatin gue kayak gitu, Nay. Nanti gue baper."

Kedua alis Sanaya menukik tajam mendengar itu.

Lalu melengos, tak mau menatap mata Vero. Ia tak mau tergoda. Vero itu setan, suka menggoda dan terlalu menggoda imannya.

Sanaya tidak akan tertipu.

Lion menarik lengan Aurellia, menyuruhnya untuk duduk.

Lelaki itu mengambil dua gelas jus diatas nampan, lalu memberi satu gelas kepada Aurellia. "Nih." Aurellia tersenyum tipis.

"Gue minum ya, Dan." Ucap Lion sok sungkan, padahal ia sudah minum duluan sebelum berbicara tadi. Dasar.

"Sok-sokan sungkan lo sama gue." Lion hanya tersenyum, lalu menoleh kearah Aurellia yang sedang bersandar di sofa.

Wajah Lion berubah memelas, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Aurellia. Gadis itu menoleh, "Ngapain?" Tanyanya pura-pura tak tahu.

"Senderan gini gak apa-apa, kan? Iya, kan? Gue tadi capek banget abis ngendarain motor dari rumah lo ke rumah si curut." Lion merengek. Seperti anak kecil yang meminta jatah susu kepada ibunya.

Aurellia bergumam, mengiyakan. Lion tersenyum bahagia.

Lelaki itu tak hanya menyandarkan kepalanya di bahu Aurellia, tapi ia juga menggenggam tangan Aurellia lalu mengelus lembut ibu jari gadis itu.

Jidane yang melihat kelakuan ke-empat temannya itu mengernyit jijik. Lelaki itu menghela napas, lalu tersenyum masam.

'Tolong tabahkan hati hamba ya Allah, dari setan-setan terkutuk dihadapan hamba ini'. Jidane membatin. Lelaki itu lalu mengusap dadanya, mencoba sabar.

"Udah cukup! Cukup ya, Jamal. Jangan buat gue emosi liat kalian, para setan mesra-mesraan dirumah gue. Gue capek. Tau gak? Apa yang kalian lakuin ke gue itu -" Kalimat dramatis yang meluncur dari bibir indah Jidane terhenti.

"-jahat." Mereka yang menjawab serempak dengan nada datar.

Jidane meringis, salah tingkah. Lelaki itu mengusap tengkuk kepalanya, lalu berdehem. Mencoba mencairkan suasana.

Prok! Prok! Prok!

Jidane bertepuk tangan sebanyak tiga kali, "Nah, ayo kita bagi tugas!"

***

Di hari Kamis ini, Aurellia berangkat sekolah diantar oleh Danish. "Belajar yang bener ya, jangan nakal."

Danish mengusap pucuk kepalanya, lalu mengecupnya.

Aurellia tersenyum tipis, "Bang Danish juga, jangan pacaran mulu sama kak Sona." Danish terkekeh.

"Anak kecil, gak usah tau urusan orang dewasa, deh." Danish sok bijaksana.

Aurellia memutar kedua bola mata, "Dih."

Danish mengangkat sebelah alis, terkekeh kembali. "Apanya, yang dih?"

"Bodoamat. Dasar jelek!" Aurellia kesal. Lalu menutup pintu mobil kencang.

Dug!

Danish membuka jendela kaca mobilnya, lalu meloloskan kepalanya keluar. "Hei, dek! Jangan ngambek! Mau abang kasih uang jajan tambahan, gak!?" Lelaki itu berteriak tepat diparkiran. Sampai orang-orang yang berada di sana menolehkan kepala, kearah mereka.

Aurellia yang sudah berjalan setengah jauh, berhenti. Ia membalikkan badan. Gadis itu tersenyum lebar, kemudian berlari kecil kearah abangnya yang saat ini tengah tersenyum penuh kemenangan.

"Mana?" Aurellia menodongkan tangannya tepat didepan wajah Danish yang tengah terkekeh. Lelaki itu merogoh dompetnya, lalu mengambil lima buah uang berwarna biru. Kemudian memberikannya kepada adiknya.

Aurellia menyengir, memperlihatkan giginya yang putih tersusun rapih. "Makasih. Bang Danish ganteng deh!" Pujinya.

"Dih, giliran dikasih uang aja bilang ganteng. Dasar." Danish penepuk pelan pucuk kepala Aurellia, "Yaudah, sana masuk gih. Dari tadi cowok itu ngeliatin kamu mulu, tuh dek." Tunjuk Danish kearah seorang lelaki yang kini tengah duduk diatas motornya, menatap mereka dengan mata menelisik.

Aurellia menoleh, "Oh, dia. Orang sinting dia mah, bang. Gak jelas, gitu." Danish terkekeh, lagi. "Hush hush, sana. Masuk gih, abang dipelototin tuh."

Aurellia menghela napas, "Dadah! Hati-hati dijalan."

Gadis itu melangkahkan kaki kearah sosok lelaki yang masih menatapnya. Kini, lelaki itu menatapnya lembut.

"Ngapain lo liatin gue mulu? Lo suka sama gue, ya?" Ceplos Aurellia asal.

Lion mengusap pucuk kepala gadis dihadapannya, lalu tersenyum lembut. Lelaki itu memilih tidak menjawab.

"Ayo, ke kelas!" Aurellia mengangguk. Lion kemudian merangkul bahu ringkih nan kecil milik gadis disampingnya.

Aurellia membiarkannya, karena ia merasa nyaman.


aku ngetiknya geli sendiri ☹️

[ min, 9 mei 2021 ]

Continue Reading

You'll Also Like

956K 78.1K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
696K 33.1K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
253K 20K 97
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...