Bagaimana Jika...

By KEVINZCR

18.5K 1.3K 1.6K

2020, Mew - Gulf adalah jodoh. 2019, Gulf tidak mengenal Mew. Mew 2020, berada di masa lalu di tahun 2019. Ta... More

Dua Dimensi Waktu
Demi Penggemar
Dihukum
Terjatuh ke Masa Lalu
Bertemu
Gulf Tanpa Mew
Tidak Mudah
Harapan
(Pesan dari penulis)
Tak Akan Meninggalkan Mu
Merelakan (2)
(Pesan dari penulis)
3 Will Be Free
Tolong...
(Pesan dari penulis)
Seorang Penggemar
Awal Kenal
Sahabat
Psikopat
Secret Of Gulf
Angst
Gulf Tanpa Mew (2)
Berdua
Tergoda
Thanos
Secret of Max / Merelakan (3)
Dua Wajah Gulf
Pria Manis
Siapa Pria Itu?
Save Me(w)!
Hurts
Pergi
CERITA PENDEK MEWGULF
Kontes
Kontes (2)
Kontes (3)
Kontes (4)
Kontes (5)
Kontes (6)
Kontes (7)
Kontes (8)
Kontes (9)
(Pesan dari penulis)
(Pesan dari penulis)

Let Me Go!

197 32 27
By KEVINZCR

.
.
.

Di toilet yang mewah itu, Gulf tidak sadarkan diri. Tubuhnya terduduk di lantai, bersandar pada dinding dibawah wastafel.

Perlahan sepasang mata Gulf membuka. Kepalanya sedikit pusing dan pandangannya buram. Kemudian, pandangannya semakin jelas. Dan ia melihat di depannya, Mew pingsan tergeletak di lantai.

Gulf panik dan mendekati Mew. "P'Mew?!"

Baju bagian depan Mew sobek dan terbuka lebar, memperlihatkan dada dan perutnya yang terdapat banyak luka lebam. Begitu pun dengan wajah Mew yang juga lebam.

Gulf : "Siapa yang melakukan ini?!"

Mew mulai sadarkan diri. Begitu melihat Gulf, Mew langsung duduk dan bergerak mundur dengan ketakutan. Melihat Gulf seperti melihat monster.

Gulf : "P'Mew, ada apa?! Kenapa kau babak belur seperti itu?! Siapa yang melakukannya?!"

Mew masih memandangi Gulf dengan ketakutan. Gulf tertunduk, memandangi kedua telapak tangannya yang membuka. Gulf menyadari, kedua tangan dan kakinya lah yang membuat Mew babak belur.

Gulf menangis penuh penyesalan. Bagaimana bisa dirinya menganiaya kekasih yang sangat dicintainya? Gulf hanya ingin membahagiakan Mew. Tapi kenapa penyakit brengsek ini harus menjangkiti mentalnya? Kenapa iblis harus merasuki dirinya? Tak bisakah keadaan kembali normal seperti dulu?

Kepala Gulf turun kelantai hingga ia bersujud didepan Mew. Dengan wajah yang menempel dilantai, Gulf menumpahkan airmata sebanyak mungkin. Menangis sejadi-jadinya.

Mew merangkak kearah Gulf, lalu membelai kepalanya. "Gulf?"

Gulf duduk dan memandang Mew. "Pergi! Jangan biarkan aku menyiksamu lagi, P'Mew! Biarkan aku sendiri!"

Mew : "Gulf, jangan menangis. Ini bukan salahmu."

Gulf : "Bukan salahku, bagaimana?! Jelas-jelas aku yang menyiksamu!"

Mew : "Bukan kau! Tapi Thiwat melakukannya!"

"Sama aja!" tangisan Gulf semakin deras.

Mew mendekati Gulf dan memeluknya erat. Mencoba menenangkan Gulf yang yang menangis penuh penyesalan.

Gulf : "Kita putus aja. Tinggalkan aku sendiri! Selamatkan dirimu, P'Mew. Aku tidak mau menyakitimu."

Mew memeluk Gulf penuh kasih sayang. Airmata menetes dari mata Mew. "Jangan ngomong begitu. Kamu enggak salah, Gulf. Aku akan mendampingi mu sampai kamu sembuh. Aku baik-baik saja, Gulf."

Cukup lama Gulf menumpahkan tangisan di pelukan Mew. Usai melepas pelukan, Gulf melihat baju Mew yang robek di bagian depan.

Sayangnya, mereka tidak ada jaket atau baju lain. Gulf melepas bajunya dan memberikan kepada Mew. "Pakailah. Kita tukeran baju. Jangan sampai oranglain melihat luka di badanmu."

Mew : "Enggak usah, Gulf. Nanti kamu kedinginan pakai baju sobek."

Gulf ingin menangis lagi. Sudah babak belur seperti itu, Mew malah takut Gulf kedinginan pakai baju sobek.

Gulf : "Aku enggak akan kedinginan, P'Mew. Gerah banget, malah. Ayo, pakai bajuku. Lalu, kita pulang."

Tidak lama kemudian, Gulf membopong tubuh Mew yang masih lemah, untuk membantunya berjalan. Dengan cara saling berangkulan.

Gulf : "Kita harus ke Rumah Sakit."

Mew : "Jangan. Aku diobati dirumah saja. Takutnya orang-orang akan menghujatmu karena kau telah menghajarku."

"Bilang saja kalau kau dihajar preman, lalu aku yang menolongmu. Gimana?" ujar Gulf. Ia bilang begitu agar Mew bersedia dibawa ke Rumah Sakit. Padahal, Gulf tidak malu mengakui kalau dirinya yang menyebabkan Mew tersakiti.


*****


Di suatu tempat yang entah dimana.

Tempat itu dipenuhi cahaya putih, dan bukanlah dunia nyata.

Gulf berjalan di tempat itu, mencari seseorang. "Hei, kau! Keluarlah! Jangan bersembunyi di dalam pikiranku!"

Terdengar suara langkah kaki dari belakang Gulf. Setelah menghadap ke belakang, Gulf melihat seorang pria yang berwajah sangat mirip dengannya. Gulf seperti bercermin melihat pria itu.

Gulf : "Kau... Thiwat? Yang menghuni pikiranku?"

"Ya, aku Thiwat Alexander. Kau Gulf Kanawut? Senang bertemu denganmu!"

Gulf : "PERGILAH DARI PIKIRANKU!!!"

Thiwat tersenyum mengejek. "Kalau aku enggak mau?"

Gulf : "Lalu apa maumu?"

Thiwat : "Enggak ada. Cuma pengen senang-senang aja."

Gulf geram lalu mengejarnya. Saat kedua tangan Gulf menangkap Thiwat, jiwa yang jahat itu menghilang. Kemudian, suara Thiwat terdengar dari kejauhan.

"KAU TIDAK AKAN BISA MENANGKAPKU! HAAAHAHAHAHA...!!!"

.
.

Sepasang mata Gulf membuka. Ia terbangun dari mimpinya. Dirinya berada dalam kamar, diatas ranjang bersama Mew. 

Malam itu, Gulf menengok kearah Mew yang tertidur lelap disampingnya. Pipi Mew dilapisi plester ukuran lebar untuk mengobati luka lebam.

Gulf mencium kening Mew dan membelai rambutnya. "Kenapa kau harus mengalami ini, P'Mew? Gimana caranya agar aku tidak menyakitimu lagi?"

Gulf mendapat ide. Ia lalu beranjak dari kasur. Mengambil koper besar, lalu dengan cepat memasukkan semua pakaian kedalamnya.

Sambil menyeret koper, Gulf menuju pintu keluar dari unit apartemennya. Saat hendak membuka pintu, terdengar suara Mew menahannya.

Mew : "Mau kemana?!"

Gulf menengok ke belakang, dan tampaklah Mew yang memperhatikan nya.

Gulf : "Bukan urusanmu."

Mew merebut koper yang dipegang Gulf. "Kamu kalau ada urusan, kenapa tidak ijin sama aku? Kamu seperti orang mau kabur?"

Pikiran Gulf sudah kusut. Ia tidak memperdulikan Mew dan mulai membuka pintu.

Mew menarik tangan Gulf. "Kamu kenapa sih?!"

Gulf mendorong Mew lalu berlari keluar. Mew juga keluar dan mengejar Gulf.

Di koridor, Gulf berlari menuju lift lalu memencet tombol. Dengan panik, Gulf menunggu pintu terbuka. Usai terbuka, Gulf segera memasukinya.

Didalam lift, Gulf melihat Mew yang berlari kearahnya. Gulf memencet tombol dan pintu lift mulai menutup.

Sesampainya didepan lift, Mew memencet tombol lift yang tadi dimasuki Gulf. Sayangnya, tidak mau membuka. Lalu, Mew mencoba lift yang lainnya dan berhasil masuk.

Di lantai dasar apartemen...

Pintu lift membuka dan Gulf pun keluar. Ia berjalan cepat menuju pintu keluar gedung apartemen. Sambil menengok ke sekeliling, memastikan tidak ada Mew disekitarnya.

Terdengar suara Mew memanggilnya. "Gulf!"

Mew keluar dari ruang lift yang lain. Gulf langsung berlari dan dikejar oleh Mew.

Malam itu hujan deras. Mereka kejar-kejaran hingga keluar apartemen dan terguyur hujan. Gulf terus berlari, namun jalanan yang tergenang air membuat Gulf terpeleset dan jatuh.

Mew berlari, dan sampailah didekat Gulf yang terduduk di aspal. "Gulf, ada apa? Kenapa kamu menghindari ku seperti ini? Mau kabur?"

Gulf : "Kumohon, biarkan aku pergi. Kau tidak boleh berada di sisiku, P'Mew. Kau akan selalu tersakiti."

Mew terduduk didepan Gulf. "Jangan tinggalkan aku, Gulf. Aku enggak bisa hidup tanpa kamu."

Gulf : "Justru kau bisa mati di tanganku, P'Mew. Bagaimana jika iblis di dalam diriku membunuhmu?"

Mew : "Lebih baik aku mati daripada kehilanganmu."

"JANGAN BILANG BEGITU!" Gulf mulai menangis. "Aku bukan Gulf yang dulu lagi! Tinggalkan aku sendiri! Kita harus berpisah!"

Mew memeluk erat tubuh Gulf. "Tenanglah, Gulf. Kau tetaplah Gulf yang selama ini kukenal. Gulf malaikat ku, yang paling baik..."

"...kau akan cepat sembuh, Gulf. Aku akan selalu mendampingi mu..."

Air hujan terus membasahi, seperti airmata yang membasahi wajah Mew dan Gulf. Dinginnya malam tidak terasa karena hangatnya pelukan Mew untuk Gulf.



(Bersambung)

Continue Reading

You'll Also Like

164K 8K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
665K 32.1K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
949K 77.6K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
245K 19.5K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...