TROUBLEMAKER: BADBOY & HIS SON

By achaamrn

4.8M 579K 227K

Keseharian seorang perisai geng motor REVOLVER dan sang putra yang mewarisi sifat ugal-ugalannya ⚠️ HANYA CER... More

Prolog
01. Tawuran
02. Ares, mommy & daddy-nya.
03. Masuk sekolah
04. Ares si troublemaker
05. Sixpack.
06. Tante pelakor.
07. Daddy jealous
08. Fakboi.
09. A day with revolver
10. Titip anak gue!
11. Posessive Hubby
12. Kidnapped.
13. One day at the circuit.
14. Balap liar?!
15. Ares & his crush.
16. Bapak sesad.
17. Minggat.
18. Duo tuyul.
19. Badboy & his wife.
20. Lebaran rusuh! (1)
22. Ompong
23. Daddy Bangkrut.
24. Anggota baru revolver, nih!
25. Daddy Gio's office

21. Lebaran rusuh! (2)

100K 17.5K 3.8K
By achaamrn

Hello 💚 pada udah masuk sekolah apa masih libur nihh?

⚠️ WAJIB BACA PART SEBELUMNYA DULU KALAU LUPA ALUR!! ⚠️

Jangan lupa komen di setiap paragrafnya yaa, biar bisa cepet liat baby ayes lagi!! 🙆🏻‍♀️

***

Bagi yang mau baca lanjutan dan part rahasia badboy & his son bisa klik link di bio aku yaaa 🫶🏻

***

"By, kamu ga makan?" tanya Gio melihat istrinya hanya menyuapi Alvares saja sedari tadi.

"Aku agak enek makan daging sapi. Daging ayam ada ga?"

Mendengar pertanyaan istrinya, Gio menoleh pada Devan yang masih berkumpul dengan anak-anak ALGABIRU di ruang tengah. "Dev, daging ayam masih ada ga?"

"Gaada, Gi. Gue cuma masak sapi, kambing sama bebek," jawab Devan.

"Gaada by, tapi kayaknya daging bebek ada deh. Mau?" tawar Gio pada Cheryl yang dibalas anggukan.

"Ya udah bentar ya, aku tangkep dulu bebeknya—"

"Gio, lo mau ngapain?" Raffa yang sedang memeluk Betty tiba-tiba menghampiri mereka dengan wajah marah.

Betty pun ikut-ikutan memarahi Gio. "Ngok."

Sementara Bebek yang mendengar itu langsung teringat kejadian dua tahun lalu ketika ia akan ditangkap Gio akibat Cheryl ngidam ingin memakan dirinya.

Flashback on!

Layaknya singa yang akan menerkam mangsanya, Gio menghitung selama tiga detik sebelum berlari menuju bebek.

Dan dalam hitungan terakhir, Gio pun berlari kencang ke arah bebek.

Sayangnya, Betty yang melihat Gio akan menangkap sahabatnya langsung memberitahu Bebek. "Ngok! Ngok! Ngok!"

"SIALAN!! CEPU LO BABI!!" bentak Gio pada Betty.

"Kwek! Kwek! Kwek!" Bebek pun mengepak-ngepakan sayapnya dan terbang.

"KOK LO BISA TERBANG SIH JING!!" pekik Gio frustasi. Kalau begini dia jadi susah mengejarnya.

"Kwek! Kweek! Kweek!" Bebek pun mendarat dan berlari ke arah dapur. Gio segera mengejarnya namun kesulitan karena bebek naik ke tempat yang sulit di jangkau seperti kulkas serta lemari piring.

"Arrgghh, shit!!" Nafas Gio mulai terengah-engah akibat ulah bebek.

"SEMANGAT SAYAAANG!!" teriak Cheryl dari kejauhan membuat energi Gio terisi lagi.

Cowok itu pun lompat setinggi-tingginya untuk mengambil bebek namun bebek malah turun dan mengitari counter di dapur membuat Gio seperti orang gila.

PRANGG!! PRANGG!!

"Brengsekkk!!" umpat Gio emosi ketika tak sengaja memecahkan beberapa piring ketika mencoba menangkap bebek.

"Kweekk!" Puas mengerjai Gio, bebek pun berlari ke arah kolam renang lagi. Gio mengerang frustasi.

"BEK, PILIH BEK, LO MAU GEPREK APA PANGGANG, HM??" tanya Gio ngegas namun tetap mengejar bebek mengitari kolam renang. Gio sudah banjir keringat. Dia mulai lemas.

"SAYANG AYO SAYANG, KAMU PASTI BISAAA!! AKU KASIH SUSU KALO BERHASIL!" kata Cheryl membuat semangat Gio kembali berkobar seketika.

"APA YANG ENGGA BUAT LO BY!! DISURUH BUAT CANDI DALAM SEMALEM PUN GUE LAKUIN BUAT LO!!" teriak Gio saking senangnya. Ia pun kembali mengejar bebek dan menjebaknya dengan berbagai strategi.

"Kwek! Kwek! Kwek!!" teriak bebek mulai kewalahan menghadapi Gio yang semakin lihai.

"KWEK.. OM JANGAN OM.. KWEK!! BEBEK MASIH TK OM.. KWEK!" terjemah Raffa yang mengintip Gio dan bebek dari dalam shelter lewat jendela.

"HAHAHAHA SINI KAMU!!" Gio tersenyum licik seperti om-om pedo membuat bebek ketakutan. Bebek pun akhirnya memutuskan untuk menyeburkan diri ke dalam kolam.

BYURR!!

"Argh, shit!" Gio terpaksa ikut nyebur ke kolam untuk mengambil bebek. Parahnya mahluk itu menyelam dengan sangat cepat hingga Gio kesusahan mencarinya.

Cheryl menggigit bibirnya kuat-kuat. Firasatnya tidak enak karena Gio belum juga keluar dari air selama 2 menit. Ia belum siap menjadi janda.

"GIOO!" panggil Cheryl namun tak ada respon. Hanya gelombang air yang terlihat di permukaan. Jangan-jangan Gio benar tenggelam.

"Shit!!" Cheryl buru-buru melepas sepatunya, lalu ke melompat ke dalam kolam untuk menolong suaminya.

"EHH!! K—KAK CHEI NGAPAIN?" Shafa yang melihat Cheryl melompat ke bagian kolam spontan panik. "KAK CHEI LAGI HAMIL!! JANGAN TENGGELEM KAK!! NANTI BAYINYA NGAMBANG!!"

"SHAFA LO MAU NGAPAIN?" teriak Devan menggelegar begitu melihat Shafa ikutan melepas sandalnya. Namun terlambat, Shafa sudah keburu nyebur menolong Cheryl.

BYURR!!!

Sementara Shafa baru menyelam, Gio baru keluar dari permukaan air untuk mengambil nafas.

Ia mengusap wajah tegasnya yang bersimbah air, lalu menyelam lagi untuk mencari Cheryl dan Shafa yang tenggelam karena tak bisa berenang. Bagaimana tidak, kolam di sisi kiri ketinggiannya 5 meter.

"SIALAN!! SHAFA!!!" Devan melepas kemeja dan melemparnya asal, namun Gio sudah lebih dulu membawa Cheryl dan Shafa ke tepi kolam renang.

"Lo pada ngapain ikut nyebur!! Ada ada aja sih! Gue ga tenggelem, orang lagi nyari bebek!!" omel Gio pada kedua perempuan itu.

"Ya aku kan pengen nolong kamu, Gi," jawab Cheryl.

"Ya kan Shafa pengen nolong Kak Chei, Bang," timpal Shafa.

"Arghh! Untung sabar gue!" Dengan sisa ketabahan yang ada, Gio pun kembali menyelam untuk mencari bebek.

"GIO!! UDAH KELUAR DARI AIR!! BEBEKNYA UDAH NGIBRIT MASUK KE DALEM!!" teriak Devan membuat Gio keluar dari air lagi dan menggeram emosi.

"Kwek, kwek, kwek!!" ledek bebek setelah berhasil meloloskan diri dari Gio.

"KWEK.. MAMPUS KAMU OM.. KWEK!! EMANG ENAK NYEBUR.. KWEK!" terjemah Raffa lagi.

"BEBEK ANJING!!"

Flashback off!

Mengingat kejadian itu, Bebek seketika trauma dan berlari sekencang-kencangnya ke luar markas.

"BEBEK!!!" teriak Raffa lantang membuat seisi markas menoleh ke arahnya, termasuk Alvares.

"Bebek, angan pegi!! Nanti Om Yapa angis!!" teriak Alvares ikutan panik. Bocah gembul tersebut pun lantas berlari mengejar Bebek ke luar markas.

"ALVARES!!"

***

Akhirnya Alvares berhasil mengejar bebek yang berlari ke tengah hutan setelah beberapa kali jatuh akibat lari-larian bahkan hampir masuk jurang. Dan sekarang bayi gembul itu pun ketakutan begitu menyadari dirinya tersesat di antara pohon-pohon lebat.

"DADDY!! MOMMY!! AYES TELCECAT!! HUWEEE!!" tangis Alvares kejar. Namun sayangnya tak ada satupun yang lewat, apalagi mendengarnya.

Bebek yang melihat Alvares menangis langsung mendusel pada kaki Alvares. "Kwek."

"Hiks, m—mommy.. hiks.. Huweee!!" Alvares mengusap air matanya yang terus mengalir. Lalu duduk di bawah pohon sambil memeluk bebek erat.

Ia bertambah panik ketika melihat langit mulai gelap. Ditambah lagi kakinya memar akibat jatuh. Tangisan bayi itu pun tambah menjadi-jadi. Hingga akhirnya sebuah cahaya ilahi yang sangat terang muncul di depan matanya.

Dan itu adalah Gibran yang sedang mengarahkan senter ke arahnya.

"Res? Ngapain di sini? Ayo pulang," ajak cowok dengan jaket berlambang Algabiru itu.

Namun Alvares malah menggeleng sambil menyilangkan tangan di depan dada dan buang muka.

"Nda mawu," tolak Alvares mentah-mentah. "Ayes nda mawu puyang cama Om Giblan."

Gibran menghela napas. "Jadi Ares lebih milih digigit uler di tengah hutan kaya gini? Atau ga digondol setan? Gondoruwo? Mau?"

Seketika wajah Alvares langsung berubah ngeri mendengarnya. "N—Nda mawu cih, Om."

"Makanya ayo pulang. Nanti Om kasih iPhone," bujuk Gibran lagi sambil menggandeng tangan Alvares. Namun kedua mata lelaki itu tiba-tiba teralihkan pada luka di kaki Alvares. "Itu kakinya kenapa?"

"Jatoh, Om," jawab Alvares lemah.

"Bisa jalan?"

Alvares menggeleng.

"Om gendong ya?"

Tanpa menunggu persetujuan dulu dari Alvares, Gibran langsung saja menggendong Alvares sambil membujuk-bujuk bocah itu kalau akan dibelikan permen dan diberikan uang 5000 layaknya ped*fil.

***

"Beb, minta tolong ambilin handsaplast dong," pinta Gibran pada Sarah yang duduk di sofa. Saat ini mereka sudah berada di ruang tamu rumah mereka yang kebetulan tak jauh dari markas untuk mengobati Alvares.

Lantas Sarah mengambil kotak P3K di bawah meja sambil melirik Alvares. "Makanya jangan main kabur aja ke luar markas. Lari-lari pula. Jadi jatoh, kan?"

"ALVARES!!"

Teriakan itu membuat Alvares, Gibran dan Sarah menoleh ke depan pintu rumah mereka yang terbuka.

"Daddy sama mommy nyari Al dari tadi, Al ke mana aja sih?" tanya Gio khawatir seraya menangkup kedua pipi tembam anaknya.

"Ayes ngejal bebek tadi, kacian bebek atut dicembeyih cama daddy. Teyus.. Emm, Om Giblan noyongin Ayes." Alvares melirik Gibran. "Iyya tan, Om Giblan?"

"Yaudah. Bilang makasih sama Om Gibran dong," suruh Gio.

"Maacih, Om," ucap Alvares sambil salim kepada Gibran. Mata bulatnya menatap Gibran dengan ragu-ragu. "Maapin Ayes yya Om, udah dendam cama Om Giblan. Padahal Om Giblan baik cama Ayes."

"Anak pinter," puji Gio.

"Iya, Res. Om maafin. Nanti minta maaf sama ibu-ibu komplek yang Ares julidin juga ya?" pesan Gibran yang dibalas anggukan oleh Alvares.

Juna datang dari arah dapur dengan sepiring nasi opor lengkap tangannya, menyodorkannya pada Gibran. "Nih, Bang. Makan dulu, lu dari tadi belom makan, kan?"

Gibran mengangguk seraya menerima makanan tersebut. "Thanks, Jun. Lo udah belom?"

Juna menggeleng pelan.

"Yaudah ayo makan bareng ae kita," ajak Gibran. Sang Ketua Algabiru tersebut pun berkumpul bersama anggota lainnya yang sedang menyantap makan siang di depan kolam renang shelter. Namun di tengah acara makan-makan itu tiba-tiba..

"UHUKKK!!"

"L—Lah? B—Boss? Kenapa?" Juna menatap Gibran kaget.

"ANJHH— PEDESSH!! AMBILIN GUA MINUM, JUN!! BURU!!" teriak Gibran sambil mengipas-ngipasi mulutnya yang kepedasan seperti orang kebakaran jenggot.

"I—Iye sabar, Bang." Juna buru-buru ke dapur untuk mengambil minum dan menyerahkannya lagi pada Bossnya itu.

"Ssshh.. Lo kepedesan gak, Jun? Lidah gue kebakar anying," keluh Gibran.

"Kagak, Bang. Lu makan kagak baca do'a kali, Bang. Perasaan gorengan gua aman-aman aja," sahut Juna.

"Lo, Cas?" tanya Gibran pada Lucas.

"Kagak. Lo doang kali yang kena ranjau," jawab Lucas heran.

"M—Maap, Om Giblan."

Suara cadel itu membuat Gibran dan teman-temannya menoleh pada si bayi gembul sang biang kerok.

"Pac Ayes macih dendam cama Om Giblan tadi, Ayes macukin cabe melcon ke goyengan Om Giblan. Tapi cekayang Ayes udah nda dendam aagi kok. Maap yya Om Giblan," jelas Alvares namun tidak ada gunanya lagi. Lidah Gibran sudah terlanjur terbakar.

"Iya tau Res udah kaga benci, tapi lidah gua juga udah kagak selamet," batin Gibran tertekan.

***

1-BANYAK KATA BUAT PART INI??

COMING SOON ON TROUBLEMAKER: BADBOY&HIS SON..

SPAM NEXT MIN 2K GAADA PENOLAKAN😡😡😡

Boleh minta tolong? tetap setia dan dukung cerita-ceritaku yaa, karena kalian sangat berarti & mood bgt buat author🥰🥰🥰

Kalau kalian suka sama part ini tolong bantu aku up di Tiktok, SW atau apapun yg butuh rekomendasi yaaa🥺 Terimakasih banyaakkk💛💚❤️🙏🏻

Jangan lupa juga buat SS PART INI + tag @revolverwp biar di repost! ilysm guyss❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

SEE YOU NEXT PART🏁🏁

Continue Reading

You'll Also Like

55.7M 3.3M 102
Telah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang lebih bagus penulisannya bisa beli bukuny...
142K 7.9K 68
Park Jeongwoo yang mau tidak mau harus menerima permintaan kedua orang tuanya, untuk menikahi gadis kecil yang masih duduk di bangku SMA Jeongwoo mem...
4.7M 530K 43
(FOLLOW AUTHORNYA) (JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN GUYS💚💚) Ini tentang drama antara babysitter dengan bosnya. Bosnya yang tampan sekaligus duda berana...
195K 21.3K 21
Secuil kisah ajaib bin menarik dari keluarga mapia Papi Rion Kenzo dan Mami Caine Chana beserta tuyul-tuyulnya. YES THIS STORY CONTAIN BXB!