DANGEROUS SCHOOL

By Kapten_Trigon

207K 18.9K 3.5K

"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang ber... More

WARNING 🚫
PERKENALAN 🚫
WANTED 🚫
00. PROLOG ‼️
01. AWAL TAHUN SILAM
02. ARGUMEN BUNUH DIRI ‼️
04. PENYELIDIKAN SAKSI ‼️
05. KEJANGGALAN LOKASI ‼️
06. MOTIF PEMBUNUHAN ‼️
07. PUSAT PEMBUNUHAN ‼️
08. ANALISIS AWAL ‼️
09. PIHAK KEJAHATAN ‼️
10. PEMBELAAN KECIL‼️
11. FIRASAT BURUK ‼️
12. SURAT ANCAMAN ‼️
13. PUSAT ANCAMAN ‼️
14. PESAN TERSEMBUNYI ‼️
15. MAYAT BISA BERBICARA ‼️
16. HUKUM TIMBAL BALIK ‼️
17. KESALAHAN ARGUMEN ‼️
18. MANIPULASI LANGKAH
19. BAGIAN YANG HILANG
20. BAGIAN YANG HILANG 2
21. PEMAKAMAN DARAH
22. PENGHUNI TOXIC
23. GLADI RESIK HARI KERAMAT
24. GLADI RESIK HARI KERAMAT 2
25. MEMANCING MUSUH
26. RAHASIA SEKOLAH?
27. KEBENARAN VS KEBOHONGAN
28. PEMBENARAN SITUASI
29. PENGGELARAN KASUS BERDARAH
30. SUARA-SUARA KEADILAN
31. NILAI JUAL

03. BUKTI VIDEO ANONIM ‼️

6.6K 650 112
By Kapten_Trigon

"Yang terlihat, belum tentu fakta."

-RENO KENZO MAHARDIK-

*

*

*

Rafka mengacak-acak rambutnya dengan kasar, wajahnya mengerut menahan kesedihan setelah mengingat kembali argumen dari teman-teman sekelasnya. Dia merasa tersiksa sendiri, merasa takut dan tidak bisa menerima kenyataan jika Danu bunuh diri dengan cara sia-sia seperti itu.

Setelah membuat keributan di kelas dan dilerai oleh Pak Woyo, sekarang Rafka duduk di tangga lebar menuju lapangan bola basket. Meratapi kekesalannya sendiri. Padahal, seminggu sebelum kejadian, Rafka menemani Danu berlatih renang, membicarakan banyak hal, mulai dari keinginan, cita-cita setelah SMA, dan obsesinya dalam pertandingan renang kali ini dan tentu saja, Danu tidak terlihat seperti seseorang yang depresi.

Rafka mengingat kembali tempo hari lalu, jasad Danu ditemukan oleh petugas kebersihan saat pagi-pagi, beliau mengelilingi seluruh area sekolah, hingga ke belakang sekolah. Saat hendak membawa sarana dan prasarana yang rusak ke gudang, petugas tersebut terkejut saat melihat seseorang tergantung. Hal tersebut, langsung menghebohkan semua murid-murid SMA Dark Sinarga, mereka ikutan penasaran dan berlarian ke gudang.

Begitupun juga dengan Rafka, kedua bola matanya tidak berkedip sedikitpun saat melihat tubuh kaku yang telah memucat itu. Kakinya terasa tertancap di tanah, tangannya bergetar hebat, serta napasnya memburu ketika memastikan siapa yang dia lihat.

Saat itu juga, semua murid yang berkumpul di gudang berteriak histeris. Tidak untuk Rafka. Air mata mengumpul di pelupuk matanya, serasa dadanya tertancap belati melihat kejadian mengenaskan ini.

Karena tidak sanggup, dia menjauh dari kerumunan dan membiarkan pihak sekolah menangani situasi pelik itu. Yang dia tau, terakhir polisi dan para detektif berdatangan dan kasus ini masuk ke berita-berita lokal.

Tidak dapat terbendung lagi, kini Rafka menjadi begitu lemah jika sendirian. Sekarang, air mata telah membanjiri pipinya, menangis tanpa suara, dan mengeluarkan kesedihan yang belum mereda saat kembali mengingat kejadian tersebut. Bahkan, kesedihannya seperti direncanakan, apalagi di rumah, Mamanya terus-terusan memaksa Rafka untuk mencari tau kematian Papanya.

Di rumah, tidak sedetik pun dia melihat Mamanya baik-baik saja.Wanita muda paruh baya itu terus menangis di setiap kesempatan, merasa kesepian setelah Papa Rafka tidak ada. Apalagi, dengan sikap Rafka yang tidak peduli dan masih keras kepala dengan pendiriannya. Rafka masih sakit hati ditinggal sejak kecil dan tiba-tiba Mamanya kembali, serta berita buruk itu membuat sayatan luka berkali-kali di hatinya.

Perlahan, Rafka mengeluarkan ponselnya dari saku almamater biru tuanya. Membuka galeri dan melihat foto yang dia ambil seminggu yang lalu. Potret surat Danu yang ditemukan oleh para detektif di loker klub renang saat menyelidiki kasus Danu dan mengintrogasi para murid. Rafka kembali ke kantor polisi untuk mengetahui apa isi surat yang Danu tulis sehingga dia memilih bunuh diri. Tetapi, barang bukti tersebut tidak boleh diperlihatkan kepada siapapun, membuat Rafka marah besar dan berakhir berkelahi dengan para detektif dari unit kejahatan itu, membuat Rafka babak belur, meski akhirnya dia bisa mendapatkannya.

Air matanya berjatuhan saat membaca pesan tersebut, isi yang sangat menyesakkan dadanya. Seakan kata-kata itu terlontar secara terpaksa saat Danu berada di titik terlemahnya dan memilih menyerah dan itu terasa sangat menyakitkan bagi Rafka, merasa tidak berguna menjadi sahabat.

Rafka berhenti menangis saat merasakan bahunya ditepuk dengan pelan, dia menghapus segera air matanya. Perlahan, melirik ke arah samping, dimana Damar duduk sambil menatap jauh ke arah depan.

"Gak bakal ada yang percaya kalau Danu bunuh diri setelah usahanya selama ini. Gue tau lo sedih dan tersiksa, apalagi Danu satu-satunya orang terdekat yang peduli dan juga gue tau, lo anggap dia saudara lo sendiri," ujar Damar sambil duduk bersandar di sisi tangga semen dan memandang jauh ke arah depan.

"Dengar teman-teman sekelas ngomong kayak tadi itu, pasti bikin Lo tambah gak terima dengan kenyataan Danu kalo dia bunuh diri. Tapi, Lo gak bisa ngelak fakta yang ada, pelan-pelan Lo harus berusaha menerima meski itu berat."

Tanpa sadar, air mata Rafka kembali bercucuran mendengar hal menyakitkan itu. Rasanya dia benar-benar berada di titik terendah untuk sekarang dan dia malu menjadi seperti ini. Bahkan, tidak sekalipun dia mengeluarkan air mata kesedihan. Yang ada dalam hidupnya penuh dengan tantangan, musuh, serta tidak jauh-jauh dari tawuran. Danu, sahabatnya, sekaligus sepupu sejak kecil yang menemani Rafka tanpa disayangi oleh orangtuanya sendiri, menjadi yang pertama dia menangis seperti ini.

"Kesimpulannya lo juga bakal bilang Danu beneran bunuh diri? Lo sependapat sama mereka," jawab Rafka dengan pandangan kosong, mengingat sahabatnya dari kecil mati sia-sia dengan alasan depresi.

Damar terdiam sejenak, menatap wajah Rafka yang telah memerah dan sembab karena air mata. Sejak dulu juga Damar tau, hanya Danu satu-satunya orang yang bisa menaklukkan sikap Rafka yang keras kepala, egois, dan mementingkan dirinya sendiri. Tetapi, saat bersama Danu, bahkan Rafka lebih hangat dan tidak sedingin kepada orang lain. Damar merasa kasihan karena Rafka tidak sedikitpun dihargai oleh teman-teman sekelasnya karena sikapnya itu. Dia mencoba mendekati Rafka untuk sekedar saling peduli satu sama lain, meski yang didekati cuek dan bodo amat.

Pada akhirnya, dia juga bisa dekat dengan Rafka karena alasan Danu tentu saja yang membuat mereka akrab. Danu satu-satunya jawaban, bahwa dari sikap Rafka yang keras kepala, angkuh, egois, tidak peduli dan suka tawuran, sebenarnya jauh di lubuk hatinya dia jauh lebih terluka. Karena luka dan sengsaranya itu, membuat dia tumbuh menjadi pribadi yang keras.

Tidak heran, jika Damar tetap sabar dengan sikap Rafka. Tetapi, tidak dengan Reno.

***

Suara gemelutuk sepatu di sepanjang koridor kelas menimbulkan suara bising. Tiga pasang sepatu sniker putih itu berjalan secara bersamaan, dengan dua langkah di depan Rafka menatap semua murid dengan pandangan tajamnya. Membuat mereka merasa terintimidasi dan segera menunduk.

Setelah cukup merasa tenang setelah perkelahian tadi, Rafka sekarang menuju kembali ke kelasnya. Di belakang, Damar dan Reno mengikuti, berupaya memastikan Rafka tidak kembali emosi.

"Raf, lo udah tenang kan? Gimana nanti sore ikut gue main basket," ujar Reno tiba-tiba mempercepat langkahnya dan merangkul cepat ke bahu Rafka.

Rafka yang terus berjalan itu melirik ke samping kananya dengan datar, menatap Reno tanpa ekspresi dan merasa tidak tertarik dengan ajakan itu. Dengan cepat, menarik kasar tangan Reno dari bahunya dan menghempaskan.

"Anjir! Songong banget lo watadak!" hentak Reno menunjuk ke punggung Rafka yang berjalan sangat cepat.

Di samping, Damar langsung merangkul Reno balik dan tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. "Mau gue yang ajak?" tanya Damar dengan tatapan mengejek.

"Terserah, deh. Setiap gue ngomong sama badak gila itu, gak pernah dapat respon. Kesel gue," sambung Reno dengan menendang udara di sepanjang langkahnya.

"Buset, mau berapa lagi nama panggilan buat Rafka lo kasih? Semula watadak, batu panas, sekarang badak gila?"

Reno mengangkat bahu bodo amat dan masih terlihat jelas wajah kesalnya. "Dia memang pantas dapat banyak julukan."

Damar pun hanya tertawa kecil mendengar celetukan Reno itu.

Meskipun, sikap Rafka yang mau seenaknya, Reno yang suka emosian, Damar yang selalu menjadi penengah di antara mereka, tetap bisa berteman baik. Reno terlihat seakan tidak peduli, tetapi dia punya cara untuk membujuk sahabatnya itu untuk tetap tersenyum.

Tiba di dalam kelas, Rafka menuju ke arah lokernya yang berada di sisi belakang kelas yang menghadap langsung ke depan. Saat memasuki ruang kelas, semua teman-temannya menatap takut setelah terjadi insiden tadi yang cukup mengerikan, mereka juga tau Rafka tercatat sebagai siswa yang perlu diwaspadai dalam daftar merah. Karena suka tawuran, berkelahi, dalam tanda kutip jika ada yang mengganggu atau bahkan mencari masalah, dia akan menghabisi lawan bagaimanapun caranya. Bahkan, salah satu murid kelas lain pernah menjadi korbannya dan sekarang dia masih di rawat di rumah sakit akibat menceramahi Rafka persoalan sikapnya yang dingin. Tentu saja, Rafka muak dengan nasihat seperti itu dan yang terjadi dia menghabisi siswa itu sampai babak belur.

Rafka membuka cepat Lokernya dan hendak mengambil baju ganti olahraga, tetapi kedua matanya memicing cepat saat melihat sebuah surat tergeletak di atas baju olahraganya. Padahal, sebelumnya saat tadi pagi dia menaruh baju ganti itu, dia tidak melihat ada surat ini. Pun karena penasaran, Rafka membukanya.

Kening Rafka langsung berkerut total dengan mata membulat lebar ke arah tulisan yang di caps lock itu, jantungnya terasa berdentum sangat kuat, entah perasaan apa yang kini merasuki tubuhnya. Perlahan, dia mencengkram kuat kepalan tangan kanannya.

Di samping, Damar yang telah siap mengambil baju olahraganya, melirik ke arah Rafka yang tampak memucat serta cemas. Kini, dia melirik ke arah tangannya yang sedang memegangi kertas kecil, pun dia mendekat.

"Kenapa, Raf?" tanya Damar pelan. Sang empu yang di tanya masih terdiam dengan pikiran kalutnya akibat surat tersebut.

Karena tidak mendapat jawaban dan hanya melihat Rafka yang mematung dengan mata tertuju ke arah surat tersebut, Damar pun mengambil surat itu dari tangan kiri Rafka.

'Danu dibunuh! kalau Lo pengen tau, gue tunggu di aula pentas seni, jam istirahat kedua.'

"Apa maksudnya ini, Danu dibunuh?!"

Damar terperanjat kaget mendengar suara Reno yang cukup keras, dengan cepat menutup mulut Reno yang tiba-tiba mengangetkan dirinya. Kini, perhatian semua teman-teman sekelasnya tertuju ke arah mereka.

"Sial! Bajingan itu mau main-main sama gue," timpal Rafka sambil menutup pintu loker dengan kasar, membuat suara keras dengan amarah yang kembali merasuki dirinya. Rafka pun berjalan cepat, tetapi langkahnya terhenti saat Damar menahan lengan Rafka.

"Lo mau kemana?" tanya Damar cepat.

"Mau cari bajingan yang ngirim surat ini."

"Emang lo tau dia siapa?" tanya Damar lagi dengan panik, takut-takut jika Rafka salah langkah dengan mencari keributan lagi. Pun Rafka terdiam sambil menatap Damar dan Reno dengan wajah kesal.

"Raf, tenang dulu. Jangan bikin masalah, kita pastikan dulu isi surat ini benar apa enggak. Nanti jam istirahat kedua kita ke aula." Damar memberi saran supaya Rafka tidak menimbulkan huru-hara yang membuat semua murid jadi ketakutan.

Sebagai penengah dan selalu bisa mengontrol emosinya, Damar harus bisa menjadi seseorang yang memahami karakter sahabatnya itu.

Rafka pun terdiam sambil menatap semua teman-temannya yang sedang bersiap untuk jam olahraga. Reno yang berdiri di samping Damar hanya menggaruk kepalanya sedang berpikir keras.

***

Satu jam berlalu setelah mereka menghabiskan waktu di lapangan, bermain beberapa ketangkasan yang diajarkan oleh pembina mata pelajaran olahraga. Setelah itu, Rafka tidak menyianyiakan waktu, mengganti cepat seragamnya dan segera menuju ke aula, dimana klub seni berada. Diikuti oleh Damar dan Reno yang berlari kecil mengejar langkah panjang Rafka yang telah menjauh dari koridor kelas.

Tiba di sana, Rafka segera merapat ke kursi-kursi bak ruang bioskop yang di atur rapi. Ternyata, hari ini klub seni sedang gladi resik menampilkan seni peran yang akan mereka perlombakan di tingkat provinsi dan sekarang mereka sedang menguji ketertarikan dari murid-murid SMA Dark Sinarga atau yang lebih di singkat anak-anak DS.

Banyak murid-murid yang telah berada dan duduk rapi di aula ini, menatap ke arah pentas di depan, dimana beberapa anggota klub seni sedang mempersiapkan penampilan mereka.

"Oke teman-teman, harap duduk rapi ya, kita akan menampilkan seni peran yang anggota klub seni ciptakan sendiri. Semoga kalian suka," ujar salah satu siswa yang berdiri di podium memegangi microfone menatap semua teman-temannya yang sudah sangat antusias sambil bertepuk tangan.

Di barisan tengah-tengah melewati tiga barisan kursi, terdapat Rafka, Damar, dan Reno yang sudah duduk dengan wajah tegang. Mereka saling pandang satu sama lain, saling memikirkan argumen lewat lirikan mata. Entah apa yang akan terjadi, mereka masih bertanya-tanya apa yang akan ditunjukkan oleh si pengirim surat tersebut.

Hingga lampu di podium dimatikan dan anggota klub seni siap menampilkan persembahannya. Di depan, berdiri beberapa murid yang telah memulai seni perannya, semua mata memandang ke arah depan dengan wajah antusias.

Tetapi, tiba-tiba layar di balik podium menampilkan sebuah video. Gerakan anggota klub seni terhenti saat itu juga, begitupun dengan murid-murid yang sedang menonton, mengernyitkan dahi mereka.

"Lepasin gue bajingan!"

Semua murid-murid terkejut bukan main saat mendengar suara teriakan seseorang yang mereka kenal di dalam video tersebut. Dalam video yang terlihat gelap karena di malam hari, tetapi mereka bisa melihat dengan jelas siapa yang ada di dalam video. Itu Danu yang sedang dipukul, dihajar, dan ditendang berkali-kali oleh seseorang yang memakai jaket hitam bertudung dan memakai topeng menakutkan.

Terlihat dalam video tersebut Danu di cekik, kepalanya di hantam ke tanah berkali-kali. Menimbulkan suara yang cukup mengerikan kepada semua mata yang menontonnya.

Rafka, Damar, dan Reno tidak berkedip sedikitpun. Mereka seakan sedang menonton adegan pembunuhan secara langsung dari rekaman video tersebut. Kedua bola mata Rafka memerah, tangannya mencengkram cukup kuat, serta ujung bola matanya yang melengkung lebar.

Pada saat rekaman video tersebut terhenti, semua murid-murid terdiam sejenak, hingga akhirnya menimbulkan suara ribut-ribut.

"Apa ini? Itu Danu kan?"

"Danu dibunuh? Siapa orang bertopeng itu?"

"Anjir, merinding."

Rafka bangkit dari tempat duduknya semula, memperhatikan semua murid-murid yang ada di aula klub seni ini. Mereka semua tampak ketakutan, bingung dan saling bertanya satu sama lain dengan temannya. Tidak ada yang terlihat mencurigakan.

***

GUE JUGA IKUT PANIK, WOI. GIMANA KENAPA TIBA-TIBA MUNCUL REKAMAN VIDEO, SIAPA YANG NGIRIM? APA DIA BAKAL JADI SAKSI?

YOK, VOTE AND KOMMENT DULU YA JANGAN DIEM-DIEM BAE !

KALAU SUKA MASUKKAN KE READING LIST.

***

Jangan skip setiap narasi dan pahami setiap perkataan setiap tokoh. Jangan terjebak dan jangan tertipu. Setiap perkataan dipertanggungjawabkan, berarti setiap perkataan memiliki makna, meski tersirat.

Pandai-pandai menemukan clue, biar tidak kaget.

•••

Jangan lupa follow semua akun sosial mediaku juga ya, supaya kita tambah akrab.

Semoga hari kalian menyenangkan

Jangan lupa baca juga cerita aku yang lain ya. Yang suka genre Genre romance angsat aku menyarankan cerita 'ASWARA' untuk dibaca.

See you next chapter!

Salam hangat,

KAPTEN TRIGON

Continue Reading

You'll Also Like

673K 60.2K 45
Diterbitkan oleh Penerbit LovRinz (Pemesanan di Shopee Penerbit.LovRinzOfficial) *** "Jangan percaya kepada siapa pun. Semua bisa membahayakan nyawam...
MEMBAKAR GAIRAH By V.I.P

Mystery / Thriller

139K 532 42
(khusus dewasa) Joshua dan Reinata pernah menjalin hubungan asmara, tapi semuanya kandas karena insiden mengerikan di sebuah hotel. Hingga sepuluh ta...
KENZOLIA By Alpanjii

Mystery / Thriller

81.8K 4.5K 13
Iexglez diketuai oleh Kenzo, anggota inti menyamar menjadi siswa di SMA Rajawali untuk suatu misi. Ditengah misi itu ada Lilia, gadis yang Kenzo suka...
141K 17.5K 15
Book 2 Sekuel I'm not Stupid! "KAMI ADA DAN BERLIPAT GANDA!" __Basis New Generation. 3 tahun sudah kasus tenggelamnya Anarkali di danau Magnesium Hig...