Tuan Muda Gevindra [COMPLETED...

By naffadreams

1.5M 137K 110K

[FOLLOW DULU BARU BACA] "Apa? Jadi, selama ini, Cia capek-capek sekolah. Percuma, dong? Sial! Kenapa harus di... More

[00] G E V C I A - Prolog
[01] G E V C I A - Pertemuan
[02] G E V C I A - Perjodohan
[03] G E V C I A - Perjanjian
[04] G E V C I A - Menikah
[05] G E V C I A - Sehari
[06] G E V C I A - Kuliah
[07] G E V C I A - Bekerja
[08] G E V C I A - Kebingungan
[09] G E V C I A - Izin
[10] G E V C I A - Gibah
[11] G E V C I A - Cemburu
[12] G E V C I A - Dylan
[13] G E V C I A - Mertua
[14] G E V C I A - Kosan
[15] G E V C I A - Permintaan
[16] G E V C I A - Tamu
[17] G E V C I A - Kembali
[18] G E V C I A - Kepribadian
[19] G E V C I A - Simulasi
[20] G E V C I A - Yoghurt
[21] G E V C I A - Alysa
[22] G E V C I A - Gevin
[23] G E V C I A - Lucas
[24] G E V C I A - Restoran
[25] G E V C I A - Pertemuan
[26] G E V C I A - Keluarga
[27] G E V C I A - Anak
[28] G E V C I A - Instagram
[29] G E V C I A - Ragu
[30] G E V C I A - Perusak
[31] G E V C I A - Terbuka
[32] G E V C I A - Truth
[33] G E V C I A - Tragedi
[34] G E V C I A - Keyla
[35] G E V C I A - Gelisah
[36] G E V C I A - Hero
[37] G E V C I A - Penjara
[38] G E V C I A - Pengakuan
[39] G E V C I A - Berulah
[40] G E V C I A - Drama
[41] G E V C I A - Khawatir
[42] G E V C I A - Terkam
[43] G E V C I A - Hadiah
[44] G E V C I A - Hamil
[45] G E V C I A - Flashback
[46] G E V C I A - Halu
[47] G E V C I A - Sadar
[48] G E V C I A - Siapa
[49] G E V C I A - Terciduk
[50] G E V C I A - Bunga
[51] G E V C I A - Terungkap
[52] G E V C I A - Ngamuk
[53] G E V C I A - Pamit
[54] G E V C I A - Panik
[55] G E V C I A - Jawaban
[56] G E V C I A - Fakta
[57] G E V C I A - Terbayar
[58] G E V C I A - Rencana
[59] G E V C I A - Berubah
[60] G E V C I A - Retak
[61] G E V C I A - Seminar
[63] G E V C I A - Epilog
[64] G E V C I A - EP. Family
[65] G E V C I A - EP. King
[66] G E V C I A - EP. 3 Anak King
[67] G E V C I A - EP. Dylan
[68] G E V C I A - EP Last
[🐻] G E V C I A - Sequel
[🐻] G E V C I A - Promosi

[62] G E V C I A - Ending

27.9K 2.3K 2.7K
By naffadreams

Semangat & selamat membaca!
Voted dulu baru baca syg!
Komen iya, voted kagak
Siapa tuh? Haha.
Voted & Komen
Typo & Krisar
  Tandai!
❤️

Komen di part sebelumnya mungkin ada beberapa yang Naffa hapus, padahal udah tembus 1k. Maaf ya🙏🏻 Naffa cuman bilang hati-hati dengan komen, jangan sampai terjadi salah paham kita semua di sini enjoy kok!❤️ Jangan sampai ada war apalagi saling benci di tambah ini bulan ramadan. Perbanyak pahala, kurangi musuh. Astagfirullah :)

Umur Al yang benar 32 bulan, Naffa di part sebelumnya lupa revisi. Maaf ya, faktor buru-buru ke sekolah tadi💔

WAJIB SPAM KOMEN DI SINI!🤬

—🍁 Armada - Penantian

Kecewa dan penyesalanku dapat bertahan dalam waktu lama dengan penantian yang meyakini hati nurani. Sebentuk keyakinan mampu membuatku tegar dan tangguh menanti penjemputan seutas rasa. Tidak sedikit hati ini berlubang dalam penantian panjang, berusaha untuk memaafkan dan meruntuhkan ego. Aku belajar banyak untuk mencari jalan penyelesaian yang terjadi di antara kita sembari berharap bahwa hikmah selalu ada di balik segala takdir.

62. |🌧️| Akhir dari segalanya untuk kisah kasih di antara kita🌧️

Keysia dan anaknya baru saja tiba di mansion utama. Javen sengaja memanggil mereka berdua datang karena Javen rindu dengan cicitnya. Ini bukan sekali atau pertama kalinya Keysia datang dan bermalam di mansion utama, ia sering kali melakukannya dalam beberapa bulan terakhir ini, jika Javen sendiri yang memintanya untuk bermalam. Keysia dan anaknya kini berada di dalam kamar suaminya dulu. Suami yang tiga tahun ini tidak ia jumpai.

"Daddy-daddy!" Suara Al dengan nada menggemaskan menyapa seisi kamar sembari memeluk boneka beruang berwarna coklatnya yang berukuran 60 sentimeter dan lebih besar dibandingkan ukuran tubuhnya. Di bonekanya terdapat sebuah foto ayahnya yang terpasang di bagian love hati kiri boneka.

"Daddy, kapan pulang?"
"Daddy, gak kangen King?"
"Daddy ayo pulang!"
"Kita main cepak bola."
"King mau ajak daddy belenang."
"DADDY!"
"Daddy-daddy!"

Keysia yang baru keluar dari kamar ganti sembari mengikat rambutnya, menatap sekilas tingkah anaknya yang sedari lama selalu gemas jika telah bertemu dengan boneka hadiah ulang tahun yang pertama dari Renata. Walau dalam hati terbesit kata, bagaimana jika anaknya benar-benar bertemu dengan suaminya nanti? Jika boneka saja diperlakukan seperti itu.

"Mommy, kalau di curuh milih. Mommy milih ganteng ciapa? King atau daddy?" tanya Al saat Keysia naik di atas kasur.

Keysia terdiam sesaat, lalu merebahkan tubuhnya ke kasur sembari berkata, "Mommy milih ganteng Al, dong!"

"Gak boleh gitu! Halucnya Mommy jawab daddy karena kalau daddy gak ganteng, Al juga gak ganteng!" kesal Al duduk di kasur memasang raut wajah cemberutnya.

Keysia berdehem pelan, sembari menepuk-nepuk kasur di sebelahnya menyuruh anaknya itu ikut merebahkan tubuh bersamanya."Ayo, tidur yok, sudah malam, loh!" pinta Keysia langsung menarik tubuh Al untuk tidur bersamanya.

"Mommy."

"Apa, sayang?"

"Daddy, itu olangnya ke mana?"

"Kayak Al keras kepala."

"Daddy itu tingginya kayak mana?"

"Kayak tiang."

"Mommy!"

"Tidur, ayo!" ucap Keysia menatap anaknya sedikit kesal.

"Daddy kapan pulang?"

"Kenapa daddy gak datang-datang?"

"Mommy jawab, ih!"

"Daddy kapan pulang?"

"Besok," ucap Keysia ngasal karena selalu saja disuguhkan dengan pertanyaan yang sama dari anaknya.

"Benelan?!" riang King membuat kedua bola mata Keysia berkaca-kaca. Keysia kembali berkelana dengan pikirannya saat tersadar bahwa besok adalah hari tepat 3 tahun ia berpisah dengan suaminya.

Setelah kejadian yang membuat Keysia hampir keguguran, ia langsung saja dibawa pergi ke Jepang hampir 2 tahun lamanya dan 4 bulan lalu, ia baru saja kembali ke negeri asalnya. Ia berniat untuk kembali mengulang mata kuliahnya karena merasa bahwa Al telah dapat ditinggal dan pendidikannya harus ia lanjut. Selama hampir 2 tahun ia berada di Jepang, ia selalu menyalahkan dirinya akan hancurnya hubungan rumah tangganya.

Fakta yang baru diketahui adalah Keysia tidak pernah menandatangani surat perceraian, entah apa yang ada di pikirannya. Ia selalu berpikir bahwa hubungan rumah tangannya pasti akan kembali membaik ditambah Renata pernah memberi tahu bahwa suaminya kini sedang berjuang di Kanada untuk mengobati kelumpuhan yang diderita suaminya itu.

"Kalau becok daddy pulang belalti, daddy cudah belhacil bunuh mucuh di ictana, ya?" Suara Al dengan cadelnya mampu mengejutkan dirinya.

"Tentu saja. Kalau begitu Al harus cepat tidur biar bisa ketemu daddy besok," balas Keysia parau sembari menangkup pipi gembul anaknya.

"Anak siapa sih, kenapa ganteng dan menggemaskan?" tanya Keysia terkesan sangat greget dan tidak percaya bahwa di umurnya yang 24 tahun ternyata telah memiliki seorang anak yang berusia 32 bulan.

"Anak Mommy Cia dan daddy Cupat beal!" ucap Al yang telah teracuni oleh Renata, saudara sekretaris Dylan. Keysia mendengar itu langsung dengan jahilnya mencolek hidung anaknya itu.

"Putal lagu bebek dong, Mom! Bial King cepat tidul!" pinta Al sembari memajukan bibirnya.

"Al. Dengerin mommy, ya! Kalau Al sudah ketemu daddy dan daddy manggil Al bukan King. Al jangan marah, ya? Nama Al itu adalah nama panggilan khusus daddy dan mommy juga manggil dengan panggilan yang sama. Orang lain mungkin boleh manggil Al dengan sebutan King, tapi kalau sama Mommy dan daddy. Nama Al itu Al! Bukan King, paham?" jelas Keysia membuat King mengerutkan dahinya.

"King gak paham, hihi!" Tawa ngeledek Al memilih memutar tubuhnya dan mengambil boneka beruangnya yang di bagian lengannya telah terbuka jahitnya dan membuat tangannya yang nakal, diam-diam mengeluarkan dakron boneka.

"Al, tidur! Atau mom—"

"Mommy ada salju! Hihi," potong Al kegirangan mengeluarkan dakron boneka dan membuat Keysia merebut boneka yang berukuran lebih besar daripada tubuh Al itu ke belakang tubuhnya.

"Tidur!"

"Putal lagu bebek dulu, ih!" rengek Al menjatuhkan tubuhnya dan menenggelamkan wajahnya ke dalam dada Keysia.

"Potong bebek angsa?" Keheranan Keysia. "Bukan, lagu bebek yang ada di HP uncle Dylan yang ada quek-quek!" tolak Al.

"Five little ducks went out one day!"
"Over the hill and far away."
"Mother duck said, "Quack, quack, quack, quack."
"But only four little ducks came back."

Suara dari ponsel Keysia mampu membuat Al langsung tersenyum sumringah dan perlahan-lahan menutup matanya saat keinginannya telah terkabul. "Selamat malam sayangku, semoga mimpimu indah!" ucap Keysia sembari mencium lama pipi Al dan menghirup aroma pada tubuh anaknya itu yang terkesan sangat candu baginya, bahkan air matanya tak sengaja menyapu permukaan pipinya.

🌧️🌧️🌧️

Keesokan harinya.

"Niu-niu, pecawat King numpang lewat!" pekik Al dengan baju tidurnya di susul dengan Revin berjalan di belakang sembari memakan buah pisang.

"Niu-niu!"

"King mana ada pesawat bunyinya seperti mobil ambulans, ngaco nih, keponakan!" ucap Revin menjatuhkan tubuhnya ke sofa di ruang keluarga dan fokus mencari siaran stasiun televisi yang bisa ia nikmati untuk ditonton.

"Ada, ental kalau King udah jadi supil pecawat. King mau pecawat King ada lampu melahnya di atas atap pecawat!" balas Al mampu membuat Revin tercengang. Bahkan, saat ini Revin sedang membayangkan pesawat dengan sirine sesuai yang dijelaskan Al.

"Pesawat cosplay jadi Jarjit Singh di kartun Upin dan Ipin, entar yang ada!" dengus Revin kembali melahap pisangnya dan fokus ke layar televisi.

Al kembali fokus bermain."Niu-niu, yah! Jatoh? Pecawat King jatoh?" Kaget Al, lalu mengerjapkan kedua bola mata polosnya menatap pelaku yang membuat pesawatnya kecelakaan. Seorang pria dewasa berdiri tepat di hadapan Al dengan raut wajah datar.

"Waaww, wajah uncle milip cekali cama wajah daddy King di boneka beluang King!" lontar Al.

"Pacti uncle cuka daddy King, ya? Makanya punya wajah milip kayak daddy King. King tahu kok, wajah daddy King ganteng! Kalena King juga ganteng, hihi!" Terkekeh Al membanggakan dirinya sukses membuat Revin tersadar akan kedatangan pria itu dan membuat Revin dengan cekatan menarik tubuh Al menjauh.

"HUWAAA PECAWAT KING CAYAPNYA PATAH! PATAH! HUHU!" Pecah suara tangisan King mampu membuat Revin meringis karena merasa gendang telinganya hampir pecah.

"Kamu yang patahkan sendiri sayap pesawatnya, King. Tadi uncle lihat sendiri. Sudahlah, jangan dramatis, uncle tahu sekarang kamu lagi berakting. Entar, uncle ganti pakai sayap ayam goreng aja, mau?" ucap Revin berusaha menenangkan Al.

"Gak mau, maunya cayap bebek aja. Quek-quek!" oceh Al membuat Revin memutar kedua bola matanya malas.

"Cayap bebek, hihi!" Terkekeh Al sembari kembali mematahkan sayap pesawat bagian lain.

"Liat deh, Uncle! Pecawat King gak ada cayapnya, jadi buc!" ucap Al membuat Revin tercengang bertanya-tanya seberapa besar tenaga yang dimilikinya, hingga dapat membuat mainan pesawat yang terbuat dari plastik berbahan keras itu bisa patah.

Tidak menyadari bahwa interaksi mereka berdua sejak tadi di lihat oleh sepasang mata yang menatap mereka dengan tatapan menyiratkan sesuatu. Hingga suara Javen mampu mengejutkan mereka, Javen datang dengan setengah membungkuk faktor dari usianya.

"Akhirnya, kamu memberanikan diri untuk datang kemari," ucap Javen menarik senyumnya miring dan duduk di sofa keluarga.

"Apa yang kamu perhatikan dan tunggu lagi? Duduklah! Atau Kakek akan memukul kedua kakimu itu untuk mengetes kemampuan berjalanmu?" Suara berat Javen sukses membuat pria itu langsung ikut duduk di sofa.

Berikutnya, Al yang telah turun dari gendongan Revin, perlahan-lahan menghampiri Javen dengan pria itu. Al dengan rasa penasaran yang tinggi tampak berusaha ikut duduk di sofa tepat di sebelah pria dewasa yang membuat pesawatnya kecelakaan barusan. Pria itu menyadarinya dan membantu King untuk duduk bersebelahan dengannya.

"King apa kamu mengenal paman yang berdiri di sebelahmu saat ini, Nak?" tanya Javen membuat King kembali menatap ke arah pria duduk di sebelahnya yang ternyata menatapnya sejak tadi.

"King tahu! Wajahnya mirip cama wajah daddy di boneka beluang, King!" ucap Al membuat Javen terkekeh.

"Apa lagi yang kamu tunggu, Gevin? Apa kamu tidak ingin memperkenalkan dirimu di depan anakmu?" tanya Javen sukses membuat pria yang bukan lain, Gevin itu terpatung. Gevin menatap Javen seolah mengatakan, 'Apa ia pantas untuk memperkenalkan diri sebagai ayahnya?'

"Anak? Anak itu apa, Kakek? King gak ngelti!?" tanya Al mengerjapkan kedua bola mata polosnya sembari mengayunkan kedua kakinya di sofa. "Teluss ciapa anak King?" tanya Al kembali membuat Revin yang receh tertawa di belakang.

"Bhahaha. King, ka-kamu itu masih kecil, jadi belum punya anak. Sperma aja belum terbentuk sudah nanya anak, mau cepat kawin?" receh Revin tidak menyadari tatapan Javen menatapnya tajam.

"Kawin? Anak?" Keheranan Al dan berikutnya, ia kembali berteriak histeris.

"King mau punya anak! Kakek King mau anak. Belikan King anak. HUWAAA!" Pecah tangisan Al sukses membuat Revin langsung dihadiahi pukulan telak dari tongkat kayu jati milik Javen. Sementara, pria dewasa yang duduk di sebelah Al diam-diam menarik tubuh Al ke pangkuannya berharap Al bisa berhenti nangis dengan usahanya.

"Jangan nangis ya, pria sejati tidak pernah nangis." Suara pria itu berusaha menenangkan Al.

"Ta-tapi, King mau anak!" balas Al dengan hidung yang memerah dan nada bergetar.

"King mau anak, huhu!"

Berlalu, Al menggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu, entahlah Al bukan tipekal anak yang dapat langsung merasa nyaman dan aman di dekat orang baru. Namun, tidak berlaku dengan pria yang menenangkannya saat ini.

🌧️🌧️🌧️

Di lain tempat Keysia baru saja terbangun dan meraba-raba kasur bagian sebelahnya yang tampak kosong. Ia mengerjapkan kedua manik matanya sembari tersenyum kecil saat kembali mengingat mimpi yang baru saja ia dapatkan, yaitu mimpi jika malam ini ia tidak tidur berduaan dengan anaknya lagi, tetapi bertiga. Mimpi yang selalu ia harapkan bisa kenyataan suatu saat nanti. Berlalu, ia tersadar bahwa ia tidur memeluk tubuh boneka beruang yang ada gambar wajah suaminya.

"Menyebalkan. Kenapa nih, boneka ada di sini, sih?" celetuk Keysia mendorong boneka beruang yang telah kusam itu menjauh darinya. Mengapa dapat kusam bonekanya?

Hal ini, karena jika Keysia yang hendak mencuci bonekanya, Al pasti akan ngamuk dan menangis histeris. Bahkan, Al pernah demam hanya karena Keysia tidak menaruh boneka beruang kesayangan anaknya itu di kasur saat malam hari.

Selanjutnya, Keysia tersadar dan menebak bahwa anaknya pasti telah diculik untuk di bawah ke lantai bawah. Bagaimana ia tidak menebak seperti itu karena kejadian seperti ini bukan pertama kalinya, anaknya tiba-tiba menghilang jika ia membuka mata di pagi hari. Berikutnya, ia berjalan ke kamar mandi dan hendak membersihkan tubuhnya, lalu akan turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama.

Tak berlangsung lama. Keysia kini telah selesai mandi dan berada tepat di depan cermin kaca rias dengan memakai baju bathrobe dengan handuk melilit bagian atas kepalanya. Ia yang tampak asik mengoles wajahnya dengan krim wajah, tiba-tiba terkejut saat pintu di ketuk, membuat Keysia keheranan karena biasanya jika anaknya datang pasti langsung membuka pintu dibantu oleh pengawal yang berjaga di depan.

Tuk … tuk …

"Iya, sabar!" teriak Keysia sembari membuka lilitan handuknya dan berjalan ke arah pintu sembari mendumel siapa yang menggangu waktunya di pagi hari ini. Namun, daat ia tidak sengaja lewat di depan cermin kaca kamar yang memperlihatkan keseluruhan bentuk tubuhnya. Ia langsung saja berceletuk, "Sial, kenapa aku rasa tubuhku makin hari makin kurus. Ini pipi gak tembem lagi udah tirus, gak suka aku, tuh!"

"Siapa sih, datang? Rajin amat ngetuk pintu? Kalau sampai sekretaris kamus bahasa itu yang datang awas aja, Cia bakal mara—"

Damn!

BRAK!

Suara pintu kembali tertutup secara kasar. Keysia yang telah membuka pintu mendadak ucapannya terpotong saat tersadar siapa yang menjadi tamunya. Bahkan, kini jantungnya berdetak kencang, ia tidak percaya bahwa hari ini benar-benar tiba. Ia menyentuh dadanya sembari berkata, "Apa perkataanku semalam dengan Al yang asal ceplas-ceplos kembali terwujud?"

Berlalu, ia menampar pelan bibirnya, ditambah suara dari luar kembali menyapanya. "Daddy, kita buka aja pintu kamarnya. Mommy lagi malu kalena pakai baju mandi!"

Suara Al sukses membuat Keysia segera masuk ke kamar mandi, disusul dengan pintu kamar perlahan terbuka menampilkan seorang pria masuk ke dalam dengan menggendong Al. Berlalu, pria itu menurunkan Al. Selanjutnya, Al memperkenalkan boneka beruang kesayangannya kepada pria itu. Samar-samar dari pintu celah kamar mandi Keysia mendengar obrolan mereka.

"Daddy, cekalang King, eh calah! Al. Al gak butuh boneka beluang lagi, coalnya udah ada Daddy, jadi Al bica celalu meluk Daddy!" ucap Al, lalu kembali menghamburkan pelukannya kepada pria itu, bukan lain Gevin. Kejadian beberapa waktu lalu saat di ruang keluarga yang mengakibatkan tangis haru pecah, mereka saling melepas rindu, dan meluapkan penyesalan Gevin yang mampu membuat Al tahu bahwa ayahnya telah kembali.

Gevin dengan kedua bola mata yang masih berkaca-kaca membalas pelukan anaknya. Pelukan yang sedari lama ia nantikan, hanya bisa melihat anaknya dari layar selama beberapa tahun belakangan ini. Bahkan, saat anaknya lahir ia tidak bisa datang karena saat anaknya lahir ia melakukan operasi untuk bagian tulang tungkai kaki bagian kirinya yang retak. 3 tahun berlalu dengan penuh penderitaan dan penyesalan berharap apa yang ia putuskan adalah jalan terbaik untuk hubungan rumah tangganya. Kini ia telah kembali sembari berharap untuk mengembalikan semuanya, termasuk cintanya yang sedari tadi bersembunyi di balik pintu kamar mandi.

"Mommy! Keluallah, apa Mommy gak lindu daddy?" teriak Al dalam pelukan Gevin, tidak menyadari bahwa Keysia di balik pintu kamar mandi sedang menahan tangisan harunya dan sesak di dada kembali menghampiri.

"Mommy, ayo buka pintu! Mommy King mau di belikan anak sama daddy, loh!" ucap King menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Gevin berjalan ke arah pintu kamar mandi dan berdiri tepat di depan pintu, menanti wanita yang masih berstatus istrinya saat ini."Keluarlah, apa kamu tidak merindukanku? Haha, lucu sekali jika aku mengatakan seperti ini. Setelah apa yang kulakukan kepadamu yang seharusnya tidak bisa untuk ditoleransi lagi, keluarlah! Aku tidak masalah jika kamu keluar dengan memarahiku secara kasar. Bahkan, langsung menalak diriku, karena itu benar-benar pantas un—"

Brak!

Suara pintu kamar mandi terbuka menampilkan Keysia dengan wajah sembab dan memerahnya masih berusaha menahan tangisannya. Cukup sudah ia menahannya, jika ia bersenyembunyi dan berusaha menghindar, maka ia tidak akan ada bedanya dengan apa yang dilakukan suaminya dulu kepadanya. Berlalu, pandangannya melihat Revin diam-diam masuk ke kamar dan mengambil Al untuk dibawa keluar untuk memberi waktu berdua dengan Gevin.

"Maaf, aku tahu ini ter—"

Plak!

"Ugh, mantap sekali! Akhirnya 3 tahun penantianku terbayar untuk menamparmu!" decak kagum keluar dari bibir Keysia yang bergetar sembari menampar pipi suaminya saat ini. Bahkan, Gevin yang terkejut tampak terpatung sesaat menyentuh pipi kanannya yang baru saja ditampar.

Plak!

Double kill!

Keysia tersenyum puas menatap tangan yang ia gunakan untuk menampar kedua pipi pria yang berdiri di hadapannya saat ini. Berlalu, ia membuang napasnya kasar, menatap sinis, dan mengibas-ibaskan salah satu tangannya untuk menahan air matanya yang bisa kapan saja kembali jatuh, sementara tangan lainnya ia letakkan di pinggang.

Gevin mengerjapkan kedua matanya, tidak percaya menatap Keysia yang berdiri di hadapannya saat ini."Ka-kamu?" Suara Gevin bergetar.

"Apa? Mau aku tampar lagi? Diam! Tutup mulutmu itu, aku mau pakai baju!" telak Keysia dan terkejut saat Gevin tiba-tiba bertekuk lutut di hadapannya, tampak seperti pria yang menyedihkan.

Keysia kalang kabut, menggaruk tengkuk belakang lehernya sendiri dan berusaha menyentuh bahu Gevin dalam keraguan. Ia berharap pria itu kembali terbangun dan menghentikan tingkah bodoh yang dilakukan kepadanya saat .

"Apa yang ka—"

"Ma-maaf. Maafkan diriku atas apa yang telah kuperbuat kepadamu beberapa tahun ini," potong Gevin dengan parau dan punggung yang bergetar membuat Keysia yang terbeku sesaat, terlihat ragu untuk menyuruhnya bangkit untuk kembali berdiri.

"Hei, bodoh, Ayo bangun! Jangan seperti ini. Kamu terlihat sangat menyedihkan, tidak usah terlalu dramatis seperti sinetron di ikan terbang. Memalukan, ayo bangun! Derajatmu sebagai tuan muda bakal hilang, nih!" ucap Keysia sedikit risih dan menyentuh bahu Gevin yang senantiasa tertunduk.

Gevin menggeleng-gelangkan kepalanya pelan. Ia masih kukuh untuk bertekuk lutut di hadapan Keysia sembari mengepalkan kedua tangannya. Ia tidak peduli akan harga dirinya yang ambruk di hadapan wanita yang masih berstatus istrinya saat ini. Sementara, Keysia dengan kedua bola matanya berkaca-kaca tampak berusaha mengatur napasnya. Lalu berkata, "Ayo bangun! Aku gak suka, yah! Bangun, gak!"

Berikutnya, Keysia yang telah kehabisan cara menaklukkan keras kepala Gevin mendadak ikut bertekuk lutut menatap dalam wajah suaminya itu yang tidak menatapnya sedari tadi. Ia dengan perasaannya yang bercampur dan modal nekat perlahan-lahan menarik tubuh suaminya ke dalam dekapannya.

Sebaliknya, Gevin yang terkejut berusaha mengatur detak jantungnya. Bahkan, ia tidak membalas pelukan Keysia yang kini mengusap punggungnya lembut. Berlalu, ia menyandarkan keningnya di bahu Keysia, bahkan isak tangis kecil tak tertahan lolos keluar dari bibirnya yang bergetar disusul dengan tubuhnya. Ia menangis untuk waktu dan keputusan yang ia ambil 3 tahun lalu.

"Ma-maaf, maaf. Maaf telah membuatmu terluka dan merepotkanmu dalam beberapa tahun ini. Aku tahu permintaan maaf ini, tak 'kan sebanding dengan apa yang telah terjadi. Kamu pasti membenciku, ditambah mengurus Al tidaklah mudah. Ma-maaf atas kelalaianku dan gagal menjadi suami yang ba—"

"Diamlah, bodoh! Aku lebih membenci mendengar penuturanmu itu. Lebih baik, kamu tidak mengatakan apapun, aku tidak ingin flashback ke masa lalu!" tegur Keysia dengan nada parau dan sedikit kesal.

Gevin terbeku sesaat, ia membenarkan penuturan Keysia yang mengatakan dirinya bodoh. "Kenapa? Kenapa kamu masih ingin bertahan dan memberikan kesempatan kepada pria bodoh ini, hah? Pria yang telah melantarkanmu selama 3 tahun belakangan ini." Suara Gevin terdengar serak dan bergetar akibat dari hidungnya yang tersumbat. Bahkan, suara batuk kecil lolos keluar dari bibirnya.

"Dengarkan ini bodoh, aku memang kecewa atas keputusanmu itu. Saat kita berpisah aku tidak berpikir kamu benar-benar melantarkanku karena aku tahu kamu diam-diam selama ini selalu mengawasi dan menafkahiku dengan uangmu, serta memberikan orang-orang kepercayaanmu untuk selalu di dekatku berharap mereka bisa menggantikan posisimu 'kan? Walau kamu tahu sebenarnya yang kubutuhkan adalah peranmu. Peran suami dan ayah, tapi dengan bodohnya kamu mengira jika kita tidak berpisah, kamu akan selalu merepotkanku dengan kondisimu itu." Suara Keysia terdengar sangat marah, bahkan jari telunjuknya kini dengan geram mengetuk-ngetuk kepala Gevin secara kasar.

"Heh, dengar ini juga, ya! Aku percaya bukan hanya aku yang terluka di sini. Ditambah fakta yang kutahu adalah selama kita berpisah kamu memanfaatkan waktumu untuk benar-benar berjuang menyembuhkan penyakitmu dan itu tanpa satupun kerabat dekat yang menemanimu. Bukankah itu jauh lebih terluka dan tersiksa dibandingkan aku?" tutur Keysia menjelaskan sembari memotong ucapan Gevin barusan dan semakin membuat suaminya itu terisak. Bahkan, ia kini sedang berusaha menopang tubuh suaminya.

"Harusnya kamu tidak melakukan ini kepadaku? Padahal kamu bisa saja mengirimkanku surat untuk berpis—"

"Dan membiarkan Al hidup tanpa peran ayah? Dan keluarga yang utuh? Jika aku melakukannya, bukankah nanti aku sama saja sepertimu. Sama-sama bodoh, egois, kekanak-kanakan, dan selalu dikalahkan gengsi, benar 'kan?" telak Keysia melepaskan pelukan mereka.

Berlalu, Keysia menopang wajah Gevin yang kini memerah dan sembab akibat banyak menangis. Bahkan, suaminya itu masih terisak kecil dengan tubuh yang bergetar sembari mengigit bibir bagian bawah. Ia menopang wajah suaminya dengan kedua tangan, menyentuh rahang wajah suaminya yang kini telah ditumbuhi bulu-bulu tipis di sekitarnya. Bahkan, suaminya itu tampak lebih kurus dan tak terawat.

Gevin terdiam sesat, berlalu terkekeh pelan dengan kedua bola mata yang banjir air mata. Bahkan, tubuhnya juga ikut basah akibat keringat yang telah menyapu seluruh permukaan tubuhnya. Ia benar-benar menyesal dengan keputusan yang ia ambil dan tidak percaya akan penuturan istrinya yang ternyata masih berharap kepadanya.

"Hei, bodoh! Harusnya kamu tidak memberikan kesempatan kepadaku. Aku benar-benar terlalu buruk kepadamu untuk mendapatkan sebuah kesempatan." Suara Gevin mulai kembali normal sukses membuat Keysia tercengang.

"I don't give a shit. Kamu itu bodoh! Harusnya, bersyukur aku tidak menalakmu beneran. Kalau wanita lain, pasti sudah pasti akan meninggalkanmu. Beruntunglah, mereka yang selalu menemaniku berusaha memberikan pengertian tentang hubungan rumah tangga kita. Sudahlah kita berdua sama-sama bodoh, tidak usah saling ngatain!" ucap Keysia sedikit serak dengan kedua bola matanya berkaca-kaca, bahkan ia hampir saja terkekeh melihat wajah Gevin yang terlihat sangat menggemaskan dan menyedihkan secara bersamaan di kedua tangannya.

[I don't give a shit! : Aku tidak peduli]

"Ta-tapi—hmhh," ucap Gevin terpotong saat Keysia tiba-tiba melumat bibirnya membuatnya seketika membulatkan kedua bola mata, tetapi tidak melawan akan serangan mendadak dari istrinya itu, bahkan ia perlahan-lahan memberanikan diri untuk membalas.

Setelah sekian lama, berpacu akan kenikmatan, saling melepas kerinduan. Mereka berdua melepaskan tautan satu sama lain sembari mengatur kembali pernapasan dan menyatukan kedua kening mereka. Bahkan, Keysia kini mengalungkan kedua lengannya di leher Gevin yang senantiasa  menatapnya dengan siratan tidak percaya. "Apa jika kamu kembali berada di situasi yang sama seperti 3 tahun lalu, kamu akan kembali melepaskanku?" tanya Keysia sukses membuat Gevin terbeku.

"Jika kembali aku akan melakukan hal yang sama. Tapi, jika kejadian itu terulang untuk kedua kalinya aku tidak akan melepaskanmu karena aku telah berhasil mengubahmu. Mengubah Cia-ku, menjadi cintaku untuk selamanya." Balasan dari Gevin sukses membuat Keysia mengerutkan dahinya kebingungan. Gevin terkekeh pelan menyadari perubahan mimik wajah istrinya yang tampak tidak mengerti ucapannya barusan.

Gevin kembali berkata,"Cia-ku telah berhasil berubah, sudah pantas untuk kukatakan kamu adalah wanitaku, bukan gadisku lagi dan kupastikan aku juga tidak akan pernah melepaskanmu lagi, bahkan sampai berpisah. Aku telah melihat dan merasakannya sendiri dari caramu mengambil keputusan tentang hubungan kita. Sikap kedewasaan dalam dirimulah yang membuatmu memilih bertahan dan memberikan kesempatan untuk hubungan rumah tangga kita ini. Sikap yang entah sejak kapan telah tertanam dalam dirimu dan aku rasa itu hadir saat kita berpisah. "

"Berbelit-belit, tapi resek. Ini semua juga terjadi karena keegoisanmu. Intinya, mulai hari ini, kamu yang lebih bodoh daripada aku. Aku memberikanmu kesempatan karena aku percaya kebucinan dirimu hanya untukku dan milikku, ditambah sekarang kita telah memiliki Al. Sepertinya aku juga butuh tidur untuk kembali mencerna ucapanmu yang lain," balas Keysia tidak menyadari bahwa ia barusan memancing naluri seorang suami dari diri Gevin.

"Sa-sayang!" panggil Gevin bergetar karena lidahnya yang keluh, berhasil mengeluarkan kata sayang dalam dirinya untuk Keysia. "Apa kamu barusan sedang berusaha memancingku?" tambah Gevin sukses membuat Keysia terkejut dan mendorong tubuhnya menjauh bersamaan dengan pintu terbuka lebar menampakkan Al masuk ke dalam kamar dengan sepiring ban mobil mainan.

Al mengatakan, "Mommy, Daddy. Mau makan oleo Al, gak? Oleonya cepecial dari ban mobil mainan Al!"  Keysia dan Gevin tampak saling melempar tatapan satu sama lain, berlalu terkekeh dengan kedua bola mata berkaca-kaca. Bahkan, Gevin saat ini menggendong tubuh Al.

"Dia memiliki sifat sepertimu," ucap Gevin membuat Keysia mendengus kesal.

"Tapi, fisik dan otaknya lebih cenderung ke kamu!" balas Keysia, tidak terima membuat Gevin mengusap kedua bola matanya yang sembap. Lalu, Gevin memilih duduk di pinggir kasur.

"Mommy cama Daddy kok, matanya banjil ail mata?" Cemberut Al karena tidak mendapatkan jawaban. Ia turun dari pangkuan Gevin yang telah duduk di pinggiran kasur, lalu ia menghampiri boneka beruang kesayangannya dan memeluknya.

Gevin yang tersadar di boneka beruang itu ada gambar fotonya, tampak mengernyitkan dahinya heran dan menatap Keysia yang kini melipatkan kedua tangannya. "Jangan tanya aku, tanya kepada orang yang memberikanmu julukan Cupat Bear. Dia yang memberikannya kepada Al saat umur Al genap berusia setahun," ujar Keysia.

Gevin yang hendak membalas ucapan Keysia, tiba-tiba terurung saat Al angkat suara menyapa kedua indera pendengaran mereka. Al berkata,"Dad, kapan mau belikan Al, anak?"

Keysia menarik napasnya panjang, lalu tersenyum manis kepada Al, anaknya yang memiliki tingkat kepolosan minta di asah. "Al, sayang! Anak itu gak di beli. Emangnya, kamu pikir anak itu mainan? Yang kapan saja bisa Al beli?" celetuk Keysia membuat Gevin yang melihat interaksi mereka berdua menerbitkan senyum bulan sabitnya.

"Emang! Al mau beli anak. Telus kepala anak, entar Al copot kayak mainan lobot kemalin yang Al beli, pacti kelen!" balas Al mengacungkan kedua jempolnya yang sukses membuat Gevin dan Keysia terkejut.

Komen tembus 1k, epilog langsung up!

Ini beneran end kok, tapi kita berbacotnya di bagian epilog aja, ya!

Terlalu dramatis ya? Emang, ayo sini tukar peran kita😻 astagfirullah, dahlah habis ini Naffa mau berkelana ke lapak orang. Oh iya, kalian jangan lupa mampir ke cerita teman-teman Naffa yang ada di sini kalian bakal nemu banyak genre kok di sana dan pastinya nemu komen Naffa yang absurd, astagfirullah.

Kenapa habis? Karena Naffa gak mau bertele-tele memberikan konflik dalam masalahnya, entar gak logis ditambah ini urusan rumah tangga di balik cerita ini Naffa juga ingin memberikan pesan, pasti pembaca yang baik bisa menangkap pesan yang disampaikan, kok🙏🏻

Jangan kabur dulu, utang epilog dan extra part masih hadir, nih! Kalian gak kepo, apa? Sama 6 Al selanjutnya, kita udah dapat leader Al? Ingat masih ada alkohol juga yang belum debut☺️💔

JANGAN LUPA FOLLOW :
WP : naffadreams
IG : @naffadreams
..................................................................
Spam next untuk epilog!
Tidak menentu karena telah ending, tapi kalau komen tembus 1k.
Besok mah, gas!

Continue Reading

You'll Also Like

10.9K 783 34
*** "Ekhemmm...Tadi malam? Kita tidak..." bisik Pangeran Inn ditelinga istrinya. "APA?" galak Putri Inggita. Detik itu juga Pangeran Inn segera menar...
840K 2.8K 14
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
3.5M 89.3K 61
Apa jadinya jika pria yg harusnya menikah dengan kakak sepupuh mu malah menikah dengan mu. ....... Ini adalah cerita pertama yang ku buat :)
1.8M 15.9K 24
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...