R & R ( Sequel REVA ) ✔️

By clarissats2005

4.6K 826 1.3K

(Sequel REVA) ⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️Akan direvisi setelah tamat ⚠️Bisa dibaca terpisah ( tapi... More

PROLOG
1. Permulaan
2. Murid Baru
3. First Time
CAST + Trailer

4. New Infomation

191 116 190
By clarissats2005

Jangan lupa untuk vote and spam comment tiap paragrafnya

Awas typo!!!

Happy Reading.

Dunia itu unik.
Apa yang kita tidak inginkan, apa yang kita benci, semuanya akan terjadi sebaliknya.
Apa yang kita tidak pernah duga, terjadi begitu saja.
Dunia seperti membalikkan ucapan kita dan takdir juga mempermainkan kita.
Namun satu hal yang perlu kita ketahui, ...
Tersandung ucapan sendiri itu adalah hal yang memalukan namun di sisi lain itu adalah sebuah keuntungan.

~ Reva Annasthasia ~

Karena baru hari pertama para murid SMA Antariksa Angkasa masuk, maka para murid akan diberi kelonggaran dalam pelajaran. Mereka akan diberikan pilihan untuk belajar atau free, seperti yang dialami oleh kelas 12 IPA 1 saat ini.

"Mau langsung belajar atau free?" tanya Bu Riska selaku guru matematika yang mengajar di kelas mereka.

"FREEE!!!" koor sekelas. Suara mereka cukup kencang bahkan sangat bersemangat. Jangan ditanya, kalau soal jamkos alias jam kosong, siapa yang tidak mau? Bahkan anak pintar sekalipun menginginkannya.

"Baiklah, hari ini Ibu memberikan kalian kebebasan tapi ingat jangan sampai suara kalian terdengar ke kelas lain atau sampai ke ruang guru. Paham???"

"PAHAMMM, BUUU."

"Baiklah Ibu tinggal, minggu depan kita akan mulai pelajaran yang baru. Ketua kelas jaga kelasnya, selamat pagi anak-anak." Bu Riska merapikan buku yang beliau bawa dan tak lupa mengambil tasnya."

"Pagiii, Buu." Bu Riska pun keluar dari kelas dan seketika para murid langsung bersorak ria.

"JAMKOSS GUYSS!!!" teriak salah satu murid yang langsung disusuk teriakan murid lainnya.

Kelas yang awalnya hening pun berubah menjadi ramai layaknya pasar. Tak disia-siakan kesempatan itu, seluruh murid kelas 12 IPA 1 menggunakan waktunya itu untuk bersenang-senang. Ada yang sibuk dengan ponselnya, ada yang sibuk bermain game, ada yang bergosip ria, ada yang menggelar konser dangdutan atau bahkan ada yang membuka ponsel mereka untuk berjoget ria alias tiktokan.

"GUYSS, SIAPA NIH YANG MAU TIKTOKAN???" tanya Siska, si ratu tiktok.

"Gue dungsss ikutan," balas Sasha.

"Gue juga!" sahut Bella.

"MAU JUGAA!!!" ujar Kezia heboh. Tak jauh berbeda dengan Siska, Kezia adalah sebelas dua belasnya Siska, pencinta tiktok.

"KUYLAH!!" Siska dan teman-temannya mengambil tempat di pojok kelas agar mereka bisa lebih leluasa untuk bergerak.

"Siap ya???"

"SIAPP!!!" Siska pun mulai menyetel lagunya dan tiktokan pun dimulai.

Sari bang jagoo ... Ampun bangg jagoo ...

Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut

"Etdah! Kecilin tuh lagu woy! Berisik!" ujar Riko, ketua kelas 12 IPA 1.

"Nah tul!!! Kalau mau tiktokan jangan di kelas aja, di lapangan sono!" tambah Leo, wakil ketua kelas.

"IDIHH SIRIK AE LO PADA!!!" balas Siska, Sasha, Bella dan Kezia bersamaan.

"Siapa yang sirik? Gue sebagai ketua kelas cuman mengingatkan, emang lo pada mau kena hukuman guru? Gimana kalo sampe kedengeran sampe ruang guru? Yang kena satu kelas!" balas Riko tajam.

Seketika kelas menjadi hening. Semua mata tertuju pada Riko beserta Siska dan kawan-kawannya. Memang si Riko ini tidak pernah kalah dalam perdebatan, patut menjadi ketua kelas andalan.

"Udah-udah, jangan pada tegang gini napa? Ntar kesambet petir tau rasa!" ucap Leo mencairkan suasana.

Kelas pun menjadi ramai kembali namun kali ini mereka lebih menjaga suara mereka agar tidak sampai terdengar ke ruang guru. Berabe kalo sampai terdengar sampai ruang guru apalagi kalau ada Pak Romi alias guru BK killer, matilah mereka. Hukumannya tidak main-main dan bisa saja kelas mereka akan menjadi sasaran perhatian guru BK itu terus.

"Emang complete dah tuh ketu ama waketu," celetuk Vanya.

Adelyn mengiyakan. "Yang satu tegas, yang satu lagi pencair suasana."

"Untung bukan kek si Aldi, bisa hancur ini kelas."

"Ekhem! Ngapain tuh bawa-bawa nama Aldi segala? Bisa nyasar sampe kelas IPS, jauh imittt."

"Nggak tau dah, itu nama ada aja di pikiran gue," ceplos Vanya tanpa sadar.

"Pikiran kamu?" tanya Reva memastikan.

"Iya, e-eh." Vanya membulatkan matanya. Bego, aduh Vanya bego. Kenapa bisa keceplosan gitu deh? Alamak mereka pasti ngira yang aneh-aneh nih, tamatlah riwayatmu! batin Vanya sambil menepuk jidatnya.

"Napa lo? Ketahuan suka ya sama si Aldi itu?? Jangan-jangan selama ini bener lagi lo suka sama sih Aldi?" tanya Adelyn dengan mata memincing ke arah Vanya.

"EH! Siapa yang bilang gitu? IDIHH OGAH DEH AMIT-AMIT!!! Inget ya dan kalian pasti udah tahu kalo gue ama dia itu musuh bebuyutan, ogah suka ama dia," elak Vanya. Tuhkan bener, idih siapa juga yang sama dia? Kalo dia denger, bisa kegeeran tuh orang! Dasar sinting!

"Ada pepatah benci jadi cinta. Nah kalau lo semakin benci sama tuh orang, bisa aja lo tuh suka sama dia," balas Adelyn. Mantap lah, Del!

"Musuh jadi pacar, boleh juga tuh," tambah Alisyia yang sedari tadi menyimak pembicaraan teman-temannya.

"CIEE VANYAA YANG SUKA SAMA AL-" Vanya langsung membekap mulut Adelyn sebelum menyelesaikan perkataannya, untungnya saja Adelyn belum menyebut nama Aldi bisa gawat.

"Udah gue bilang, gue. Nggak. Suka. Sama. Dia," ujar Vanya dengan penekanan.

"Mphhhh ..." Adelyn mengangguk-angguk kepalanya, mengiyakan perkataan Vanya agar temannya itu melepaskan bekapannya.

"Awas aja sampe bilang lagi!" ancam Vanya. Diem juga kan gue ancem!

"Bau banget sih tangan lo, Nya! Habis pegang apa lo?" Hidungnya mengernyit setelah mencium bau tangan Vanya.

"Kenapa? Bau ya?"

"Bau banget!!!! Habis ngapain sih lo?"

"Mau tau atau mau tau bangett??" Vanya menaikturunkan alis matanya.

"Serah!" Adelyn memalingkan wajahnya dan memilih untuk menatap kedua teman lainnya.

"Gue habis pegang nih sepatu terus kaos kaki gue, gimana baunya? Enak, kan?"

"VANYAA!!! Sialan lo! Pantesan tangan lo bau banget, cuci tangan sana!!" teriak Adelyn yang seketika mengundang perhatian orang lain.

"Kalo nggak mau gimana dong? Mau cium lagi nggak? Lumayan biar hidung lo tambah sehat," ujar Vanya tanpa dosanya.

"SEHAT-SEHAT PALAMU PITAK!!" Adelyn berjalan menjauhi Vanya dan berlindung di belakang Reva. Kasian amat si Reva-nya.

"Sini, Del! Mau nggak?" Vanya menghampiri Adelyn dan menjulurkan tangannya.

"Jorok, VANYAA!!!"

Reva hanya tertawa kecil seraya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua temannya itu seperti anak kecil. "Udah, Nya. Jangan iseng, cuci tangan sana. Jangan jorok, nanti si Aldi nggak mau deketin kamu loh," ujar Reva sebagai penengah, as always.

Reva memang orang yang cukup tenang dalam menghadapi apapun, hampir tidak pernah menggunakan emosi kecuali orang itu benar-benar menghabiskan kesabarannya. Selain tenang, ia juga bisa menjadi penengah, ya seperti tadi saja. Memang the best deh!

"TUHKAN, Reva aja setuju lo sama Aldi, Nya!" ujar Adelyn dengan semangat. Satu kosong, batinnya.

"Va, kok lo gitu sih? Nggak mau belain temen lo yang satu ini? Temen yang super duper imut ini?" ujar Vanya dengan puppy eyesnya.

"Imut dari mana? Hueekkk ..."

"Udah-udah, jangan mulai lagi deh! Nya, cuci tangan dulu sana, jangan jorok dan kamu, Del, duduk sana," ujar Reva.

"Iya, Revaa pacarnya Raga," ujar Adelyn dan Vanya secara bersamaan.

Mendengar kata-kata itu, Reva tak berani menatap teman-temannya karena sudah dipastikan pipinya memerah lagi. Senang banget sih mereka mengerjai orang.

"Cie ngeblush, padahal kalian udah lumayan lama loh pacarannya. Udah sepuluh bulan, kan, ya?"

Reva mengangguk namun ia masih menunduk, berusaha menetralkan detak jantungnya. Entah kenapa mendengar nama Raga disebut apalagi kata 'pacar' membuat jantung Reva berdetak kencang. Rasanya tidak percaya saja bisa menjadi pacar seorang most wanted nan dingin layaknya 'kulkas berjalan' padahal sebelum-sebelumnya Reva sempat mengelak tidak mau berhubungan dengan mereka semuanya. Nyatanya dunia membalikkan ucapannya.

"CIEE REVAA!!!" ujar Vanya dengan suara toa-nya yang mengundang perhatian orang lagi.

"Apaan sih kalian? Malu tahu diliatin sama yang lain," ujar Reva. Kalau dibiarkan seperti itu, bisa-bisa pipinya tambah memerah lagi.

"Udah-udah kasian Reva-nya, nanti si pawangnya marah lagi," ujar Adelyn.

"Ohh iya tuh, beda sih yang udah punya pacar. Lah gue bisa apa? Menjomlo sampai sekarang," sahut Vanya.

"Jadian sama Aldi!" ujar Reva dan Adelyn kompak. Setelah mengatakan itu, mereka pun bertos-ria.

Sabar, Vanya, sabar. Disuruh berhenti eh malah gue yang jadi sasaran, nasib jomlo begini nihh, batin Vanya sambil mengelus dadanya.

"Hmm, guys? Gue boleh tanya nggak?" ujar Alisyia tiba-tiba.

Sontak Reva dan kedua temannya menoleh ke arah Alisyia yang sedari tadi hanya diam tanpa membuka pembicaraan. "Mau tanya apa, Al?" tanya Adelyn.

"Reva pacaran sama Raga sejak kapan?" tanya Alisyia dengan berhati-hati

"Lo penasaran banget ya, Al," ujar Adelyn sambil tertawa kecil.

"E-eh, iya sih soalnya kalian dari tadi omongin mereka, gue sendiri yang kagak paham," ucap Alisyia.

"Mere-"

"Biar gue yang jawab aja," potong Vanya. "Jadi nih ya, awalnya tuh si Reva kan mubar di sini nah terus kita kenalin dah tuh sama mereka, 4R. Nggak tahu kenapa ya, si Reva ini awalnya berurusan sama Revano sampe-sampe mereka pacaran. Faktanya si Revano ini tuh saudara kembarnya si Reva yang udah terpisah bertahun-tahun dan akhirnya si Raga tuh mulai deketin si Reva, jadinya kek gini deh," cerita Vanya dengan singkatnya.

"Revano? Saudara kembar Reva?" tanya Alisyia tak percaya.

"Iyapss."

"Yang mana sih orangnya?"

"Tuh," tunjuk Adelyn ke arah pojok ruangan. "Yang duduk di sebelah Raga itu Revano."

"Ohh, terus-terus dia gimana?"

"Gue nggak terlalu tahu sih, tapi yang jelas dia tuh masih menghindar dari teman-temannya khususnya Raga sama Reva," jelas Adelyn.

Alisyia mengangguk-ngangguk. "Thanks udah jawab, setidaknya gue nggak jadi kambing congek lagi yang cuman dengerin ocehan kalian. Berasa orang bego aja sumpah!" ujar Alisyia sambil tertawa.

"Haha ... mending tanya dari awal, Al. Jadi kan nggak perlu diem-diem bae," sahut Adelyn.

"Ada pepatah mengatakan, malu bertanya sesat di jalan," ujar Vanya. Tumben bijak, Nya!

"Lagi kesambet lagi otak lu, Nya?" sindir Adelyn.

"Iya nih, lagi kesambet otaknya Reva jadi bisa bijak kek gini."

"Lah? Kenapa jadi bawa-bawa aku deh?" sahut Reva.

"Biarin, Va. Lagi keserupan dia, lagi kambuh. Mending sih daripada otaknya miring kek Menara Pisa, bikin stress gue aja."

"Ah lo mah, gengsian, Del! Bilang aja gue menghibur lo, kan? Masa sampe dibilang buat lo stress, kalo stress terjun aja dari rooftop sana!"

"Seterah!"

"Terserah, Adelynku Sayang!"

"Bodo!"

"Eleh-eleh, minta dicium ya, Del?" Vanya berjalan mendekat ke arah Adelyn lalu mencium pipinya itu.

Cup!

"VANYA SHAREN MEGANTARA!!"

Reva hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tertawa kecil melihat tingkah kedua temannya itu. Jarang sekali mereka bisa akur. Kalau mereka akur, mungkin bisa saja dunia sedang terbalik.

Di sisi lain, seseorang tetap setia memperhatikan tingkah mereka sambil tersenyum. Lebih tepatnya tersenyum miring. Telinganya sedari tadi selalu setia mendengar pembicaraan kedua teman Reva itu bahkan sampai-sampai ia mendapatkan sebuah informasi yang cukup mengejutkan dirinya. Sebuah informasi yang berguna untuk dirinya, setidaknya ia bisa mendapatkan peluang untuk mendapatkan apa yang ia inginkan kembali.

Thanks for the important information for me, gue akan terus mencari informasi itu lebih banyak dan gue akan ambil apa yang seharusnya menjadi milik gue. Apapun itu caranya, gue akan lakuin! batin orang itu.

******

Wadaww siapa dah tuh??? Kok misteriuss?? Penasaran??

Jangan lupa berikan vote and spam commentnya yap!

Tambahkan ceritaku juga ke libary dan reading list kalian ya :)

Follow akun wattpadku clarissats2005 ya :)

Jangan lupa juga follow akun instagramku @thaclarissa dan @clarissats_1608 ya untuk info lebih lanjutnya.

Jangan lupa juga follow akun tiktokku @clarissats_1608 untuk spoiler part selanjutnya

Penasaran gak nih sama cast-cast dari cerita ini? Kalo penasaran spam comment! Tembus 50 comment langsung up!

Published : 10 Juni 2021

Tbc ...

Continue Reading

You'll Also Like

619K 24.4K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
584K 27.7K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
100K 6.5K 44
Apa kalian percaya bahwa apa yang sudah ditakdirkan oleh-Nya untukmu tidak akan pernah berubah. Banyaknya tikungan atau selingan pun pada akhirnya ka...
1.7M 123K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...