Hai aku up lagi nih!
Kalau ada typo bilang ya!
***
Kitajadilimagaktigalagi(10)
Ucup: Daun salam dimakan pak Maman
Assalamualaikum, teman-teman
Indra: Anak ayam makan tai
Waalaikumusalam, hai
Dimas: Tukiyiem kayak boboho
Waalaikumusalam, halo
Aksa: Apaan dah, kagak jelas amat!
Aulia : Waalaikumusalam
Ucup: @aksa apasih anak pongot
Aksa : Sembarangan
Dimas : Gelud-gelud.
Aulia : Gue dukung Ucup
Aksa : @Aulia berani?
Aulia : Canda yang muehehe
Indra : Cie Aksa panas
Dimas : Mas Aksa posesif
Ucup : @Aulia, sarange
Aksa : Mau kain kafan motif apa lo cup?!
Ucup : Ampun bang jago
Ucup : Eh btw, besok jadwal pelajaran nya apaan dah?
Dimas : Gak niat sekolah lo cup. Jadwal aja kagak tau
Indra : Mang lu tau Dim?
Dimas : Kagak sih
Aulia : Yee! Sama aja lo semua. belajar woi belajar, besok ulangan
Ucup : Kalo bisa nyontek, kenapa harus belajar?
Indra : Aku padamu cup
Dimas : Ucup panutan q
Aulia : Awas aja kalau sampe minta contekan ke gue. Gak bakalan gue kasi
Aksa : good yang!
Aulia : @aksa Lo juga ga akan gue kasih
Indra : #kasihanaksa
Ucup : #aksasadboy
Dimas : #pacaryangtersakiti
Aksa : Kalian tau? Apa yang kalian lakukan itu jahat!
***
AnakSetan♡
|Yang
Paan?|
|Kan besok ulangan tuh
|Catetan aku ilang
Terus?|
|Fotoin
Oke|
|Baik banget pacar gue
|Fotoin catetan nya Oneng!
|Bukan foto lo
Aulia terbahak. Cewek itu geleng-geleng kepala. Kemudian berjalan menuju meja untuk memfoto apa yang Aksa minta.
***
Suasana kelas X IPS 1 sangat tegang. Suhu udara terasa panas bagi para penghuninya. Padahal AC yang berada di ruangan itu menyala. Namun tidak berpengaruh sama sekali. Peluh keringat mulai bercucuran. Pasalnya di depan sana sepasang mata tengah menatap tajam.
Ucup sedari tadi menggaruk kepalanya. Padahal tidak gatal sama sekali. Sesekali matanya melirik lembar jawab milik Aksa namun tetap saja tidak kelihatan.
Indra dan Dimas juga sama. Aksa sendiri tetap tenang walaupun sebenarnya kepalanya hampir meledak.
Aulia sibuk mengetuk-ngetuk pensil ke dagu mengingat-ingat apa yang ia pelajari semalam. Sedangkan Nisa sudah santai membaca novel. Dalam waktu singkat gadis dengan wajah datar itu dengan mudah menyelesaikan pekerjaannya.
"Sesungguhnya Allah maha melihat," sindir pak Sandi saat matanya tak sengaja menangkap aksi si ketua kelas yang tengah berusaha mengkode salah satu temannya untuk meminta Jawaban.
Setelah melewati satu jam ulangan harian, kini waktunya pembagian nilai.
"Aksa," panggil pak Sandi.
Aksa maju ke depan dengan langkah lesunya tidak yakin kalau hasil ulangannya akan memuaskan, mengingat Aksa menjawab dengan ngawur alias menggunakan ajian ngarang.
Setelah menerima hasil ulangan harian yang pak sandi berikan. Bahu Aksa merosot lemas. Nilainya hanya mentok di KKM.
"Aul, nilai kamu menurun. Tolong tingkatkan lagi belajarnya, jangan pacaran terus," pesan pak Sandi membuat Aulia tercengir.
Aulia memang biasanya mendapat nilai sembilan puluh ke atas. jarang sekali seperti sekarang. Bahu Aulia ikut merosot ketika melihat nilai yang ada di kertas nya, tertera delapan puluh lima disana.
Kali ini giliran Dimas yang maju. Cowok itu terlihat santai walau pada kenyataannya. Nilai miliknya hanya berangka empat tanpa buntut di belakangnya.
Indra dan Ucup juga sama. Ternyata ketiga cowok itu memperoleh nilai yang sama. Bukanya sedih mendapat nilai jelek. Ketiga cowok itu malah asik bertos ria karena sehati. Dasar tidak waras.
"Nisa, nilai kamu sempurna. Tolong pertahankan," ujar pak Sandi takjub. Nisa memang tidak pernah mengecewakan.
"Buat yang nilainya masih jelek, silahkan belajar lagi yang tekun." Setelah mengucapkan salam guru sejarah dengan kepala botak itu berlalu dari kelas. Jam nya sudah selesai dilanjut istirahat pertama.
"Selamat Nis," ucap Aulia menyalami tangan Nisa sebagai ucapan tanda selamat.
"Hmm," dehem Nisa sigkat, tak urung cewek itu tersenyum tipis.
Aulia tersenyun sumpringah. Sudah seminggu ini Aulia duduk dengan Nisa. Tapi baru kali ini Nisa mau menyahuti ucapannya.
"Lo pinter banget, kapan-kapan ajarin gue dong," pinta Aulia.
Nisa melirik Dimas sekilas. Terlihat Dimas hanya mengangguk kecil. Nisa tersenyun tipis kemudian beralih pada Aulia. Cewek itu mengangguk pelan tanda setuju.
Mata Aulia berbinar. "Yesss!"
"Yang ayo ke kantin," ajak Aksa yang kini sudah berada di samping Aulia.
"Ayo ke kantin." Aulia menarik tangan Nisa dengan tiba-tiba. Tanpa meminta persetujuan sang empu.
Nisa berdecak pelan. Tapi cewek itu sama sekali tidak protes. Keduanya berjalan beriringan dengan Aulia yang sibuk mengoceh dan Nisa yang hanya diam. Dibelakangnya keempat manusia lain mengekor.
Tanpa mereka tau. Ada seseorang yang kini tengah mengepalkan sebelah tangannya penuh amarah.
Aulia duduk di tengah-tengah antara Nisa dan Aksa. Sebenernya Nisa sudah menolak. Jujur saja cewek itu memang tidak terlalu suka keramaian. Namun Aulia terus memaksa hingga akhirnya Nisa mau bergabung.
Ucup dan Indra sedang pergi memesan makanan. Sedangkan Dimas sibuk dengan ponselnya. Matanya sesekali melirik Nisa yang tengah duduk canggung di kursinya.
"Yang," panggil Aksa. Cowok itu menatap jengah Aulia yang malah sibuk mengoceh pada Nisa. Padahal yang diajak bicara hanya diam tanpa suara. Aksa yang tampan mempesona masa dicueki. Pacarnya ini memang aneh.
Aulia hiraukan. Cewek itu terus mengoceh. Bicara ngalor ngidol.
Aksa menghela nafas gusar. "Yang."
Aksa kembali menghela nafas sabar. Mengusap wajahnya kasar. Panggilan kedua kembali tak dihiraukan. "YANG!"
Bismilah. Panggilan ketiga dengan suara lantang nan tegas. Semoga Aulia mau meliriknya, barang sedetik saja.
Aulia terkekeh pelan. Sebenarnya cewek itu sudah mendengar panggilan Aksa saat pertama kali Aksa memanggilnya tadi. Tapi cewek itu memang sengaja tidak menoleh. Menjahili Aksa dan membuat Aksa kesal sepertinya menyenangkan.
Sebelum menoleh pada Aksa, Aulia berusaha mengatur mimik wajahnya agar terlihat datar.
"Ap---"
"Yang, yang yang, digoyang-goyang yang." Aksa berdiri sambil menggoyangkan pinggulnya. Matanya terpejam seakan menikmati. Tanganya mengepak seperti burung sembari bersenandung keras membuat antensi menuasia-manusia kelaparan di kantin tertuju pada Aksa.
Dimas terbahak. "Goblok sia."
(Lo)
Aulia menyipitkan mata sebal. Cewek itu berdiri menjewer kuping Aksa kencang.
"Aduh ampun," pekik Aksa.
"Siapa suruh ngerjain aku hah?!" dumel Aulia.
"Maaf atuh yang," Cengir Aksa tanpa dosa.
Indra dan Ucup yang baru kembali dari memesan hanya terkekeh geli. Sepasang kekasih sengklek ini memang aneh.
"Jalan jalan ke rumah pak RT."
"Cakep," sahut Indra dan Dimas kompak.
"Kasian, belum nikah udah kena KDRT," lanjut Ucup melihat telinga Aksa yang sudah memerah karena Aulia tak kunjung melepaskan nya.
"Cakep-cakep," celetuk indra bangga sambil bertos ria dengan Ucup. Kemudian ketiga cowok itu terbahak bersama.
Menyadari banyak pasang mata Kini tengah melihat ke arah meja mereka. Nisa menatap datar anak-anak, sesekali melotot memberi peringatan agar kembali ke aktivitas awalnya. Nisa risih ditatap banyak orang.
Setelah mengisi perut dengan makanan. Keenam remaja itu bersiap kembali ke kelas. Nisa memimpin. Cewek itu ingin segera kembali ke tempat ternyaman ketika di sekolah, menurutnya. Duduk di bangku belakang dengan novel serta sedikit musik sangat menenangkan. Yang lain mengekor di belakang.
Tangan Aulia dan Aksa saling bertaut. Sedangkan ketiga cowok lainya sibuk menggoda.
Candaan serta tawa manusia-manusia itu langsung terhenti ketika.
BYURR
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak. Jangan jadi pembaca gelap:/
Menerima setiap kritik dan sarannya🌻
Salam : author edan