๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๏ฟฝ...

By carlygibert

77.6K 9.1K 1K

[ATHANASIUS #4] [Semper Fi #2] She is innocent, pure and untouchable. Just like a Goddess. But things get cha... More

๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ โ—†๐€๐ž๐ฌ๐ญ๐ก๐ž๐ญ๐ข๐œ ๐๐จ๐š๐ซ๐๐ฌโ—†
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ + ร˜O ร— ๐๐‘ร˜๐‹๐Ž๐†๐”๐„
๐€๐ญ๐ก๐ž๐ง๐š ๐€๐ซ๐š๐›๐ž๐ฅ๐ฅ๐š ๐€๐ญ๐ก๐š๐ง๐š๐ฌ๐ข๐ฎ๐ฌ
๐‰๐ฎ๐๐š๐ก ๐‘๐ž๐ž๐œ๐ž
๐’๐ง๐ž๐š๐ค ๐๐ž๐š๐ค
๐๐ฅ๐š๐ฒ๐ฅ๐ข๐ฌ๐ญ
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜2
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜3
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜4
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜5
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜6
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜7
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜8
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜9
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜1O
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜11
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜12
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜13
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜14
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜15
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜16
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜17
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜18
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜19
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜2O
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜21
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜22
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜23
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜24
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜25
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜26
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜27
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜28

๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜1

4.2K 490 28
By carlygibert

**⋆**


'𝐁𝐨𝐨𝐤𝐬 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐬𝐡𝐞 𝐞𝐬𝐜𝐚𝐩𝐞 𝐭𝐨 𝐡𝐞𝐫 𝐨𝐰𝐧 𝐰𝐨𝐫𝐥𝐝.'

**⋆**


Clear blue

Adalah pikiran yang pertama kali muncul saat mendongak ke atas dan menatap langit hari ini.

Karna itu, aku memutuskan untuk berjalan menuju Foster books, toko buku namun juga bisa merangkap sebagai perpustakaan, tempat dimana aku bekerja part-time. Pemilik tempatnya adalah sepasang kakek dan nenek bernama Mr & Mrs. Fredrickson.

Saat mengetahui nama belakang mereka, aku jadi teringat salah satu film pixar bernama Up yang juga namanya persis seperti mereka dan kebetulan film Up salah satu film kesukaan.

Mereka sangat baik, pasangan yang manis, penuh cinta dan menganggapku seperti anak yang tidak mereka punyai.

Mrs. Fredrickson pernah bercerita, bahwa ia tidak akan pernah bisa mengandung. Itu membawa kesedihan mendalam dan penyesalan baginya. Menyesal kepada suaminya. Ia meminta Mr. Fredrickson untuk meninggalkannya dan memilih wanita yang dapat memberikannya kebahagiaan.

Namun, Mr. Fredrickson tetap pada pendiriannya, ia akan selalu berada di sisi istrinya, tidak peduli jika mereka tidak memiliki anak, yang terpenting kebahagiaan sesungguhnya ada di Mrs. Fredrickson.

Saat mengetahui kisah mereka, aku tidak bisa menahan diriku, yang terharu dan betapa manisnya ikatan cinta di antara mereka.

Jauh di lubuk hatiku, aku juga mengharapkan kisah seperti mereka, seseorang yang dapat menerima segala kekurangan dan kelemahanku dan mencintaiku dengan diriku yang sesungguhnya.

Aku melepas kedua earphone di telingaku saat masuk ke dalam salah satu cafe yang sering aku datangi. Bunyi bel berdenting saat pintu di dorong.

Nama cafenya adalah Aladdin's.

Namanya lucu kan?!

Furniture nya dan nuansa di dalam cafe bergaya vintage. Kesan pertamaku saat datang ke cafe ini, karna unik dan terlebih aku suka yang berbau vintage. Kalian pasti akan menemukan keindahan di barang-barang yang telah usang.

Aku melihat antrian di pemesanan tidak terlalu panjang. Aku tersenyum dalam hati.

Aku berhenti dan mengantri di belakang dua perempuan, yang nampaknya tersenyum-senyum sambil berbisik-bisik, dengan mata mereka tidak berhenti melirik ke arah salah satu barista cowok yang fokus membuatkan pesanan mereka.

Aku menahan senyumku, melihat Hero mencoba untuk mengabaikan tatapan genit dari dua perempuan itu, aku bisa melihatnya dari ekspresi wajahnya saat ini, hanya saja dua perempuan itu terlalu asik sendiri, tidak menyadari ekspresi risih Hero.

Begitu Hero selesai membuatkan coffee, ia menaruh dua cup coffee di hadapan mereka, mata Hero bertemu dengan mataku, senyum lebar terbit di bibirnya dan suara jeritan tertahan terdengar dari dua perempuan di depanku.

Aku dan Hero, secara mengejutkan, sama-sama memutar bola mata dengan malas.

Tidak heran lagi, Hero memiliki wajah yang enak di pandang, dan tidak merasa bosan. Hero sangat attractive, handsome, cute dan sweet. Perempuan lain pasti akan terpesona dan terbuai.

Tapi, anehnya, aku tidak merasakan apa-apa, hatiku tidak berdetak cepat dan nafasku tercekat saat pertama kali bertemu.

Aku memandang Hero sebagai seorang teman meski Hero beberapa kali suka flirting atau menggombal. Aku tidak mempermasalahkannya, karna memang sifatnya yang periang dan jahil.

Aku membuat jelas hubungan diantara kita hanya sebatas teman.

Untungnya saja, Hero mengerti dan menghargai status diantara kami.

"Terima kasih, silahkan datang kembali." Ucap Hero manis dan tersenyum. Aku tau, cowok itu sedang berusaha.

Kedua perempuan itu menyelipkan secarik kertas yang aku lirik berisi nomor telfon sebelum mereka berjalan pergi sambil melambaikan tangan mereka gemulai.

Aku berjalan maju, menyandarkan diriku di meja counter, dan melihat kedua tanganku di atas meja.

Aku terkekeh kecil melihat Hero menghembuskan nafasnya seraya memejamkan kedua matanya.

Cowok itu kembali membuka kedua matanya dan meremas secarik kertas yang tadi diberikan dan melemparnya ke tong sampah yang sayangnya melesat.

"Seriously, kenapa semua ini terjadi pada diriku?!" Ucap Hero kesal, melempar kedua tangannya ke udara.

"Aku terlalu lelah meladeni para pelanggan terutama perempuan, tapi juga ada pelanggan cowok, yang genit dan tidak berhenti membuatku jengkel." Dumel nya.

"Kalo lelah kenapa ga berhenti aja?" Usulku.

Hero menatapku seakan usulku terdengar gila, ia menaikkan kedua alisnya.

"Athena, please, satu-satunya alasan diriku masih bertahan adalah dirimu tau. Bagaimana kalo kau tidak bisa melihat wajah charming ku ini dan kamu mulai merindukanku, huh?"

Aku tersenyum namun memutar bola mataku malas.

Kalian lihat sendirikan. Hero memang lebay, menggoda dan menggombali.

"Tenang saja, Hero. Aku bisa bertahan tanpa melihatmu. Bahkan aku akan sangat baik-baik saja." Senyum manisku.

Hero menampilkan raut wajah kesakitan, "owch! Ucapanmu menusuk tepat di hatiku, Athena!" Ucapnya merintih, dengan satu tangannya di letakkan di dada, tepat di hatinya.

Aku tertawa kecil melihat tingkahnya.

"Coffee seperti biasanya?" Tanya Hero.

Aku mengangguk dan memperhatikan laki-laki itu mulai membuatkan cappuccino kesukaanku.

Satu hal yang aku tau tentangnya, Hero adalah masih anak sekolah, kelas 12, sama seperti ku. Karna masih anak sekolahan, Hero mendapat shift kerja hanya di sabtu dan minggu. Ia bercerita alasannya mengambil part time job, untuk menambahi biaya kuliah nya nanti, yang siapa tau saja, uang orang tuanya kurang.

Sama seperti Hero, tetapi berbeda alasan. Aku sengaja mengambil part time job yang sesuai dengan hobby ku. Di kelilingi oleh buku-buku dan aroma khasnya. Selain itu, aku ingin mencari pengalaman baru, berqda di lingkungan baru dan bertemu dengan orang baru.

Yang mana akhirnya, aku dipertemukan dan bisa mengenal Mr & Mrs. Fredrickson. Old couple who is still so romantic.

"Kau melamun, pasti berpikiran yang kotor tentang diriku kan?"

Aku tersadar, menatap Hero yang telah selesai dan meletakkan cup coffee cappuccino di hadapanku. Kedua alisnya naik turun, menatapku jenaka.

"In your dream." Ucapku, memutar bola mataku.

Aku merogoh ke dalam tas slempangku dan memberikannya uang untuk membayar cappuccinoku.

"Thanks, Hero. See you." Senyumku. Aku mulai berjalan ke arah pintu cafe sambil sesekali menyesap cappuccinoku.

"Bye beautiful!! Don't miss me too much!!" Teriak Hero di belakangku.

Aku menggelengkan kepalaku mendengarnya dan mendorong pintu cafe.

Kakiku mulai berjalan ke tempat dimana Books Foster berada.

Sesampainya disana, aku segera di sambut senyum hangat dari Mrs. Fredrickson yang duduk di belakang meja kasir.

"Hi, Athena. Happy to see you again." Ucap Mrs. Fredrickson.

Aku tersenyum, "I'm happy too. Dimana Mr. Fredrickson? Aku tidak melihatnya."

"Dia ada di lorong buku sebelah sana." Unjuk Mrs. Fredrickson. "Tengah meletakkan buku-buku yang baru tiba pagi ini."

Keunikan dari toko Books Foster ini. Sesuai namanya, Foster yang artinya merawat, Mr & Mrs. Fredrickson dengan sukarela menerima buku dari orang-orang yang tidak lagi memperlukannya. Menaruh buku-buku itu di tokonya.

Karna pasangan itu yakin, pasti akan ada orang lain yang membutuhkannya.

"Kalo gitu, aku akan membantunya, tidak ingin punggung Mr. Fredrickson kambuh lagi." Ucapku.

Aku segera pergi ke ruangan istirahat di belakang untuk menaruh tas dan melepas cardigan ku. Merapikan sedikit summer dress ku di pantulan cermin, mengaitkan rambutku ke salah satu telingaku.

Aku meraih kembali cup coffee ku yang tadi aku letakkan di meja, sepatu flat ku terdengar berbenturan dengan lantai keluar dari ruangan istirahat.

"Semangat, dear." Senyum lembut Mrs. Fredrickson.

Aku mengangguk sambil mengedipkan satu mataku dan pergi dimana Mr. Fredrickson berada.

Aku melihat Mr. Fredrickson tengah membelakangiku, menaruh buku ke rak. Aku melihat buku-buku usang di troli.

"Kau membutuhkan bantuan, Mr. Fredrickson?"

Suaraku yang tiba-tiba terdengar mengkagetkannya, dilihat dari kedua pundaknya yang berjengit karna kaget.

Mr. Fredrickson menoleh kebelakangnya dengan wajah kaget dan satu tangannya di dadanya.

"Kau mengkagetkanku, Athena!"

Aku menampilkan cengiranku, "I'm sorry. Aku ga bermaksud mengkagetkanmu."

Mr. Fredrickson tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

Satu tangannya mengisyaratkanku untuk mendekat, "c'mon, dear. Bantu kakek tua ini menyusun buku ke rak."

Aku mengangguk, menyesap cappuccinoku dan meletakkannya di meja dekatku.

Beberapa menit, aku dan Mr. Fredrickson menyusun buku ke rak sebelum akhirnya Mr. Fredrickson pamit pergi untuk menemani istrinya yang berada di depan. Aku tau, Mr. Fredrickson pasti ingin berduaan dengan Mrs. Fredrickson.

Karna katanya, ia tidak bisa lama-lama berjauhan dan sangat merindukannya. Aww... So sweet bukan?

Saat aku menyusun satu buku ke rak, sebuah amplop putih yang sudah kecoklatan karna usang, terjatuh ke lantai.

Aku berjongkok untuk mengambilnya, memperhatikan amplop itu yang ternyata adalah sebuah amplop surat.

Karna rasa penasaran aku membukanya dan senyum perlahan terbit di bibirku kala tau isinya apa.

Sebuah surat cinta dan kerinduan.

Pasti orang yang mendonasikan buku-bukunya tidak sadar atau lupa jika amplop yang dilupakan terselip di salah satu bukunya.

Aku memutuskan untuk menyelipkan kembali amplop itu ke dalam buku yang tadi aku pegang dan menaruhnya di rak.

Aku menginggatkan diriku untuk mengingat buku itu, dimana ku letakkan, agar aku bisa kembali dan membaca amplop itu lagi.

Aku dapat merasakan cinta dan kerindukan yang tertulis dan tertuang di surat itu, siapapun penulisnya pasti memiliki perasaan dalam untuk orang yang dicintainya.

Selanjutnya, sepanjang sisa hari ini, aku habiskan memberihkan debu di rak, membaca buku, membantu pelanggan yang datang mencari buku dan mengobrol dengan Mr & Mrs. Fredrickson.

Sorenya, saat aku selesai bekerja, berpamitan dengan pasangan romantis itu, aku yang telah berada di luar toko mendapat panggilan dari kakakku.

"Wassup, big bro?"

"Hi to you too."

Aku memutar bola mataku namun tersenyum mendengar sarkastiknya.

"Udah selesai part timenya?"

"Yups, why?"

"I need your help, sist. Bisakah kamu membeli bahan makanan, pergi ke apart, memasakkan sesuatu yang enak? Aku lagi ga bisa, masih latihan basket. Bentar lagi pulang."

"Kenapa ga minta Ally, you smartass?"

Ally atau Althea adalah kekasih kakakku yang sekaligus merangkap sebagai best friendku.

"Ga bisa. Ally lagi nonton kakak latihan."

Of course. Kakak ku ini sangat bucin dengan Ally. Everything is about his lover.

"Mau ya Ara? Pleaseee?"

Aku menghembuskan nafasku.

"Kau beruntung mempunyai adik yang baik hati dan cantik sepertiku."

"Thank you, sist!!" Teriakknya.

"Your wel--"

Belum aku selesai, panggilan telfon terputus. Aku menatap tak percaya pada layar hp ku.

Beraninya dia main asal mematikan?! Wait until I kick his ass!!

Aku pergi ke supermarket terdekat dan membeli bahan makanan yang aku butuhkan.

Aku akan memasak masakan yang simple saja.

Selesainya, aku menaiki taksi yang membawaku ke apartmen kakakku.

Tersenyum pada security disana sesampainya aku di gedung.

Naik lift dan menekan lantai 25.

Kini, aku sudah berada di depan pintu apart kakak. Menekan kode pass di samping pintu. Kadang aku suka mampir ke sini bersama adik untuk sekedar memberantaki isi apartnya.

Setelah pintu terbuka, aku masuk ke dalam dengan kantung belanjaan di tangan kananku. Tangan kiriku kembali menutup pintu.

Aku menghela nafas saat sudah berada di dalam. Membuka sepatu flatku, berjalan ke sofa.

Meletakaan kantung belanjaan ke meja kaca dekat sofa, disaat aku menaruh tas slempangku di sofa dan membuka cardiganku, aku mendengar suara pintu terbuka dari arah belakangku.

"Kau membohongiku ya? Katanya masih latihan basket tau nya ada di apart!" Aku mengambil kembali kantung belanjaan di meja. "Liat aja, sampai aku ngadu sama mommy, kau bakalan kena omel."

Aku membalikkan badanku untuk menunjukkan raut kesalku.

Namun, sesaat setelah aku berbalik. Aku terdiam. Mematung di tempatku dan mengeluarkan nafas terkejut.

Karna saking kagetnya, aku tidak sengaja menjatuhkan kantung belanjaan ke bawah membuat isinya keluar.

Gimana ga terdiam dan kaget saat mengetahui ternyata orang yang baru keluar dari kamar ternyata orang asing, yang awalnya aku kira kakakku!!

Orang asing itu menatapku dalam dengan mata birunya. Rambutnya terlihat basah, ada beberapa bulir air yang tersisa di tubuh atas shirtless nya yang atletik, terlihat dari six pack nya dan otot-otot yang terlihat serta handuk yang melilit terlalu rendah di pinggulnya.

Wait a damn minutes!!

Ada orang asing di apart kakak, dengan setengah telanjang!!

What the heck?!

Mulutku beberapa kali menutup dan terbuka.

Kenapa tiba-tiba suaraku menjadi hilang. Terlebih perasaan nervous datang saat berada di bawah tatapannya yang dalam dan intens itu.

Hingga akhirnya, laki-laki asing itu, yang aku akui attractive dan hotter as hell, membuka mulutnya.

"Who the fuck are you?!"

Omg- suaranya begitu dalam.

"W-who are you?" Tanyaku balik.

Laki-laki itu mendengus, "I ask you first."

"Well, this is my brother's apartment."

Dia menaikkan satu alisnya, "brother?"

Kedua matanya memperhatikanku kebawah lalu ke atas.

Excuse me? Is he checking me out? Dia melakukannya secara blak-blakan, secara terus terang dan ga halus atau sembunyi-sembunyi.

"Dan siapa kau? Aku yakin, aku ga salah masuk apart orang lain. Bagaimana dirimu bisa masuk?" Aku mengkerutkan keningku.

Laki-laki itu melipat kedua tangannya di dada membuat otot di lengan atas tangannya makin terlihat. I can't help but staring at his muscles and his strong body.

He has a nice jawline and beautiful clear blue eyes.

Kill me.

Aku menunggu jawaban darinya namun tidak ada, hanya matanya yang menatapku dengan pandangan yang tidak bisa aku baca.

Semua di diri cowok ini memberikan kesan misterius, dark, and dangerous, di lihat muscles dan banyaknya tattoo yang tergambar di seluruh tubuh atasnya dan kedua tangannya.

Jantungku berdegup dengan kencang lebih dari biasanya. Atmosfer di ruangan ini juga terasa berbeda, lebih mengintimidasi dan dingin.

"Well?" Aku menaikkan kedua alisku. "Kau akan menjawab pertanyaanku atau terus diam melihatku?"

"Or, you can out from this room? Lanjutku.

Dia masih juga tidak menjawab.

What? Apa dia tiba-tiba menjadi bisu?

Laki-laki itu menyenderkan salah satu pundaknya di pinggiran pintu masih bersedekap dada.

"I will call you Mr. Silent then, you didn't answer my questions." Aku menaikkan kedua bahuku.

Pintu depan apart terdengar terbuka dan menampilkan kakakku.

Aku berkacak pinggang padanya.

"You own me explanation, big bro!"

"Oh, I see. Kalian sudah bertemu." Ucap Keir menatapku dan laki-laki attractive dengan mata biru yang berdiri di ambang pintu kamar.

"Kakak jelaskan nanti, oke." Kata Keir, ia menunjuk Mr. Silent, "Ara, dia adalah teman kakak, namanya Judah."

Kak Keir lalu beralih menatap laki-laki yang bernama Judah.

"Dan, Judah, this is my little sister, Athena." Keir mengacak-acak rambutku. Membuatku menggerutu oleh kelakuannya dan merapikan rambutku.

Mendelikkan mataku padanya.

"Reece! Put some clothes on, you stained my sister's innocent eyes!!" Kesal Keir.

Aku kembali mengarahkan mataku pada Mr. Silent or Judah, yang matanya sudah menatapku. Aku kembali di landa kegugupan dan degupan jantung. Anehnya, bukan karna rasa takut.

Aku pun tidak tau karna apa.

Apakah itu karna mata birunya atau tattoonya atau musclesnya atau seluruh dirinya?

Dia menatapku sejenak sebelum berbalik dan masuk ke dalam kamar tidak lupa menutup pintu.

Aku bahkan tidak sadar sampai menahan nafasku sampai aku bernafas lega melihatnya pergi.

Jadi namanya Judah?

I don't know why I find his name as hot as his body and suitable for his handsome face.

I must be crazy.

Hope u liked this chap :)

Continue Reading

You'll Also Like

264K 10.9K 30
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
6.3M 678K 93
[SUDAH TERBIT + PART MASIH LENGKAP] "Ck! Gue bakal bikin lo nggak betah!" "Dan gue bakal tetep jagain lo." "Gue nggak bakal nurut sama lo, wlee!" ...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
482K 5.8K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+