Mr. Soldier ✓ Kanemoto Yoshin...

By mochaayo

4.4K 1.7K 1.9K

❝Nyatanya selain pandai menjaga perbatasan negara Kau juga pandai berdusta, ya Pak Tentara.❞ Yoshi seorang le... More

Prolog : Pelaku
O1. Stasiun Kota
O2. Lama tak jumpa
O3. Perempatan Suganda
O4. AJe D'caffee
O5. Jelajah Kota
O6. Promise
O7. Panti
O8. Cincin
O9. Hujan dibulan April
1O. Nona Jerman
12. Anggur Merah
13. Pamit
14. Tuan Muda Hamada
15. di Bawah Cerahnya Langit Kota
16. Si Penyembunyi

11. Pulang, Mobil, dan Fakta

177 54 100
By mochaayo

Bumantara biru menggelap. Sang purnama menampakkan diri diantara bintang gemintang yang berpesta-pora bagaikan berjuta kunang-kunang. Mega mendung pun juga ikut meramaikan angkasa malam ini.

Kali ini Sky datang ke AJe D'coffe ketika mentari telah menenggelamkan diri diufuk barat bumi. Meninggalkan langit kota yang menggelap sendiri.

Sky mendudukan diri di sebuah meja dekat jendela dua panorama yang bertulis sepasang angka dua dan tujuh. Berteman dengan laptop untuk menyelesaikan pekerjaan gambarnya. Dan sebuah kotak hitam bertulis Malboro ikut dikeluarkan dari saku ranselnya.

Sembari mencari inspirasi untuk gambarnya. Satu batang rokok Sky ambil dari dalam kotak. Tetapi tiada niat untuk membakar tembakaunya. Ia hanya memainkannya pada rangkaian jemarinya. Netranya asik menatap langit kota yang tampak berawan namun bertabur bintang.

Ditempat yang sama, namun disisi yang berbeda. Ada sosok pemuda yang sudah tiba di lantai dua gedung coffee shop milik kawannya. Membawa serta sebuah nampan dengan secangkir café au lait hangat diatasnya.

Ia sempat berhenti melangkah beberapa saat. Terdiam di anak tangga yang paling atas. Daksa Yoshi kaku membeku saat netranya menangkap bayang sosok Nona Jerman yang duduk di sudut ruang.

Masih ada hati dan perasaannya yang perlu ia tata. Raganya mampu bergerak layaknya tak terjadi apa apa. Namun, pikirannya masih tertinggal pada perihal pembahasan bersama Ayah tempo hari.

Sersan Yo tak ingin menunjukkan rasa sendunya. Ia juga tak ingin orang orang tau apa yang sedang ia rasa. Tetapi ia juga harus memberi tau Sky tentang permasalahan yang menyangkut hubungan mereka berdua.

"Sendirian saja Nona?" Yoshi bersuara kala mereka telah bersua. Suara beratnya itu mampu menyadarkan Sky dari lamunannya.

"Tidak, Saya berdua.. bersama Masnya." Jawab Sky yang dibuntuti tawa menyambut kopi pesananya tiba bersama sosok istimewa.

"Mengapa Kau kemari malam malam? Tak seperti biasanya." Yoshi bertanya seraya meletakkan café au lait hangat diatas meja. Setelah ikut tertawa diatas jokes ringan Sky.

"Siang tadi Saya sibuk, bertemu dengan harimau." Ucap Sky dengan penekanan di akhir kalimatnya. Lalu tersenyum dengan memperlihatkan pipi bolongnya tersematkan.

"Ada ada saja Kau, Sky." Yoshi tersenyum sembari mengusap puncak kepala Sky. "Kau sedang sibuk sekarang?"

"Seperti yang Kau lihat".

"Mau pulang jam berapa nanti?"

"Menunggu AJe tutup mungkin, sekalian menyelesaikan gambar sampai tuntas." Sky berucap dan menunjuk gambar dilayar laptopnya.

"Nanti pulang bersamaku saja, Sky. Aku antar, sudah malam." ajak Yoshi seraya membalikan badan untuk melangkah pergi.

"Up to you, Pak Sersan." Sky mungkin kelepasan.

"HEHH!"

Yoshi membalikan badan lagi menatap tajam sosok Sky. Tapi yang ditatap hanya memberikan senyum. Yoshi mengacungkan dua jari ke matanya dan mata Sky. Lalu melangkah pergi kemudian.

Sejujurnya sudah ada niat bagi Yoshi untuk memberitahu Sky. Namun, ia urungkan. Ia menyadari Sky sedang sibuk sekarang ini. Alangkah lebih baik jika ia mengajaknya bicara saat pulang nanti.

Lalu ratusan menit berlalu. Kini sebuah jam klasik yang menggantung di atas pintu utama berdentum. Sepasang jarumnya kini berada di angka sepuluh dan dua belas. Serta lagu anak anak berjudul sayonara pun diputar.

Penanda AJe D'coffee menutup lapaknya. Meminta dengan sopan para pengunjung untuk pulang atau sekedar meninggalkan.

Pengunjung pun beranjak meninggalkan meja kursi yang mereka tempati. Beberapa pegawai yang berdiri didekat pintu berucap terimakasih. Dan sisanya mengeluarkan senjatanya untuk membersihkan gedung coffee shop ini.

"Sky, Ingin pulang kapan?" Tanya Yoshi yang sudah melepas apronnya dan kini berjalan kearah Sky.

"Nanti dulu, sangat asik melihat orang orang dari sini." jawab Sky tanpa memberikan atensinya. Netranya masih menikmati suasa lantai satu yang sedari tadi ia pandang.

Yoshi akhirnya menarik kursi di depan Sky dan mendudukan dirinya. Membuat keduanya kini saling berhadapan. Pandangannya terpatri pada meja yang penuh dengan benda.

Ia memilih merapikan semua yang ada diatas meja sebelum merapikan pemasalahannya. Ia menutup laptop yang sudah dimatikan sebelumnya. Ia juga memasukkan pensil mekanik dan kertas kertas ke dalam tempatnya. Lalu sekarang sorot mata Yoshi bertahta pada seorang gadis didepannya, ia menatap dengan penuh rasa.

Namun, yang ditatap tak membalas tatap. Sky masih menikmati yang dipandangnya di bawah sana. Tentu hal itu sukses membuat rasa penasaran Yoshi membuncah. Ia pun ikut menggulirkan pandang ke bawah sana.

Sepasang matanya membulat saat baru saja melihat apa yang dipandang Sky. Ia sempat melirik Sky sekilas. Kemudian kembali memandang bawah.

Betapa terkejutnya seorang Sersan Yo kala yang ia temukan adalah sosok sahabatnya. Ajun dengan daksa gagah dan tampang menawannya kini tengah sibuk membantu pegawai merapikan AJe D'coffee di bawah sana. Dan pikiran Yoshi menyelam jauh atau mungkin terlalu jauh.

"Kau yang rapikan?"

Ucap Sky yang mampu menyadarkan Yoshi dari traveling pikirannya. Yoshi sempat tersentak kaget. Ia hanya menjawabnya dengan padangan dan senyum lebar.

"Pulang sekarang saja ayo, yang dibawah juga sudah usai." ucap Sky lagi seraya memasukan barang barangnya kedalam tas ransel.

Kedua anak manusia berbeda ras ini bergegas beranjak. Berjalan berdampingan menuju parkiran. Sesekali menyapa dan mengucap pamit pada orang orang.

Parkiran tampak sudah sepi. Hanya menyisakan beberapa motor dan mobil yang bisa dihitung dengan jari. Sky berdiri sendiri di depan sini. Ia diminta Yoshi menunggunya yang mengambil kendaraan.

Sepersekian menit kemudian, cahaya putih terpancar dari lampu depan sebuah motor R15 mendekat. Yoshi yang mengendarainya. Namun, Sky merasa ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Sangat jelas wajahnya gundah.

Yoshi menyodorkan sebuah helm Cargo berwarna hitam, disambut tangan kanan si Nona Jerman.  Sky hanya diam, ia menatap helm dan Yoshi secara bergantian dengan tatapan yang sulit diartikan. Mungkin, ia ragu.

"Y-yoshi?" 

Panggil Sky dengan nada yang sedikit tampak gugup. Yoshi pun menoleh serta memberikan seluruh atensinya. Hingga kini ia menatap Sky.

"Maaf, sepertinya Saya tak jadi pulang bersamamu. Saya pesan taksi daring saja dari sini tak apa." Sky berkata seraya mengembalikan helm yang diberikan Yoshi tadi.

"Kenapa, Sky? Motor Aku buluk kah?" Tanya Yoshi yang menautkan sepasang alisnya kaget sembari mengambil kembali helm dari tangan Sky. Entah mengapa Sky tampak tak seperti yang ia kenal malam ini.

"Tidak tidak, Sejujurnya Saya.." Putus kalimat Sky.

"Sudah pulang denganku saja Sky, Aku naik mobil." ucap Jihoon yang muncul dari arah belakang Sky. Tentu ia mendapatkan atensi kedua orang didepannya.

"Ayoo" 

Jawab Sky tanpa pikir panjang. Ia langsung melenggang pergi bersama Jihoon. Meninggalkan Yoshi sendiri yang menatap mereka pergi melalui kaca spion motornya.

***

Sky hanya diam, menyerahkan badannya kesandaran kursi penumpang sebelah kiri pengemudi.  Telinganya menikmati alunan lagu era tahun awal 2000an yang terputar di radio mobil Jihoon. Entah kemana pikirannya membawanya pergi, hingga akhirnya sepasang matanya memejam. Tapi ia tidak tidur.

"Kenapa Kau tadi tampak ragu saat diajak Yoshi naik motor?" ucap Jihoon tanpa menoleh pada Sky. Ia fokus menatap aspal hitam yang membentang.

"Tak apa." jawab santai Sky tanpa membuka matanya.

"Rupanya Kau tipe gadis yang melihat laki laki dari kendaraannya ya? Parah sekali Kau, Sky." Jihoon berucap dengan nada sedikit sarkas.

"HAH?" Sky menautkan sepasang alisnya tak paham. Namun, matanya masih tertutup.

"Coba saja Kau pikir, seorang gadis menolak motor malah langsung bilang ayo waktu diajak naik mobil." Ucap Jihoon dengan tersenyum kecut kemudian.

"Terlihat seburuk itukah Saya?" Sky kini membuka matanya dengan sedikit mendelik. Lantas, ia mengusap wajahnya kasar.

"Ditambah Kau datang dari Ibu Kota, siapa yang tak akan berpikir demikian?" Jihoon hanya melirik sekilas.

"Ketahuilah, Saya bukan orang yang demikian. Saya hanya saja takut naik moge".

Jihoon hanya menjawab dengan tawa nyaring yang mampu mengisi seluruh penjuru mobil yang tadinya lumayan hening. Namun, tawanya ini nampak garing menurut Sky.

"Saya serius, Park Jihoon!" Sky dengan wajah datarnya menatap Jihoon malas.

"Kau seperti sedang bercanda Sky, mana ada anak Ibu Kota takut naik motor gede." Jihoon kembali tertawa ketika melihat wajah datar Sky.

"Dulu Saya pernah jatuh dari motor R15 bersama Abang Saya, maka dari itu Saya jadi takut sampai sekarang".

"Ehh benarkah?" Jihoon tampak antusias tapi matanya kini sudah kembali menatap jalanan.

"Iya, dulu Abang Saya baru saja dapat motor R15 dari Papa dan menjemput Saya pulang sekolah. Lalu waktu dijalan, ada kucing tiba tiba menyebrang tanpa melihat kanan kiri dulu. Abang berusaha menghindari si kucing, tapi malah Abang tak bisa mengendalikan motornya. Oleng dan akhirnya kita jatuh. Salahnya Saya juga tak pakai helm waktu itu, jadi kepala Saya terbentur trotoar sampe koma tiga hari. Dan jadinya Saya trauma dengan moge sampai sekarang." penjelasan panjang Sky dengan tangan mempraktikan kejadian jatuhnya.

"Sampai koma tiga hari?" Jihoon mengedikkan bahunya merinding. "Pantas saja otakmu itu sedikit geser".

Sky mendengus kesal. Lalu ia menoyor kepala Jihoon yang sedang berkendara. "Apa Kau mau lihat bekasnya?"

"Tidak, tak perlu tak usah."

"Sangat mudah menunjukkannya." 

Sky berucap seraya membuka poni lemparnya keatas. Ia mendekatkan wajahnya pada Jihoon. Dan tampaklah bekas luka jahit yang lumayan panjang. Sepanjang tiga sentimeter di dahi atas alis kanannya.

Mata Jihoon terbelalak kala melihat wajah Sky yang hanya berjarak satu jengkal dengannya. Tangan kirinya ini mengambil kesempatan, ia menoyor balas kepala Sky. Hingga punggung Sky kembali pada sandaran.

Jantungnya seketika berdegup kencang? Oh.. tentu saja tidak. Karena ia adalah seorang Jihoon Park, bukan Kanemoto Yoshinori.

"Hoon, tolong menepi cepat!" Ucap Sky seraya memukul mukul lengan kiri Jihoon.

"Sebentar - sebentar, Mau apa Kau?"

Jihoon bertanya seraya menepikan mobilnya. Sky tak menjawab, ia segera membuka pintu. Ia berlari menuju sebuah selokan dan mengeluarkan semua isi perutnya disana. 

Awalnya Jihoon tampak keheranan. Namun, ketika mengetahui maksud Sky. Ia langsung mengambil sekotak tisu, berlari kearah Sky, dan memijat mijat telungkuk Sky.

Kala muntahnya telah berhenti dan wajahnya sudah ia bersihkan dengan beberapa helai tisu. Sky kini mendudukan dirinya di sebuah bangku panjang sebelah selokan. Ia  menanti kedatangan Jihoon yang tadi pamit untuk membeli air mineral.

"Ini diminum." Jihoon menyodorkan sebotol air mineral kehadapan Sky.

"Terimakasih".

"Kau sakit?"

"Tidak, hanya kelelahan mungkin." Jawab Sky yang telah meminum air mineral. "Kepala Saya sudah pusing dari tadi sore, mulut Saya rasanya pahit juga".

"Kau harusnya tadi bilang biar Aku cepat membawamu pulang".

"Sudah tak apa, ini juga salah satu alasan Saya menolak motor Yoshi tadi." ucap Sky seraya mengeluarkan sebatang rokok dan membakar ujungnya.

"Habis muntah malah ngerokok. Kau gila ya, Sky?" Jihoon mencibir.

"Saya sudah bilang mulut Saya pahit, bukan?" Sky kini telah menghisap sebatang rokok yang berada disela sela jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Besok Aku saja yang menjelaskan ke Yoshi, alasanmu menolak motornya."

Jihoon berucap sembari mendudukkan dirinya di sebelah Sky. Ia pun ikut menghidupkan sebatang rokok yang telah terselip dimulutnya.

Waktu semakin menuju biru. Ditepi jalan kota yang yang mulai senyap dari lalu lalang kendaraan. Dua insan makhluk bumi menikmati rokok yang mereka hisap.

.

Bersambung...

Jangan lupa votenya ^^
Terimakasih telah singgah sampai part ini _/\_

Continue Reading

You'll Also Like

112K 16.8K 26
start : 11/02/24 end : - plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
50K 4.2K 39
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
269K 22.1K 65
Salmira membenci Ronan. Lelaki itu pernah menorehkan luka dalam hatinya di masa lalu. Sayangnya takdir mempertemukan mereka kembali, padahal Salmira...
PENGASUH By venta

Fanfiction

69.1K 8K 56
Pusat organisasi pembunuh bayaran telah terbongkar dan menjadi buron oleh negara. Salah satu cabang dari organisasi ini, memilih untuk membanting set...