RIVAL (UP BAB BARU)

By StarsShine_1603

6.8M 1M 92K

⚠️WARNING, CERITA INI MENGANDUNG KEBENGEKAN DAN KEBAPERAN. AWALNYA NYEBELIN LAMA-LAMA NAGIH⚠️ Follow sebelum... More

Prolog
1. Rival
2. Genta
3. Family
4. Empat
5. Lima
6. Enam
7. Tujuh
8. Delapan
9. Sembilan
10. Sepuluh
11. Sebelas
12. Dua Belas
13. Tiga Belas
14. Empat Belas
15. Lima Belas
16. Enam Belas
17. Tujuh Belas
18. Delapan Belas
19. Sembilan Belas
21. Dua Satu
22. Dua Dua
23. Dua Tiga
24. Dua Empat
25. Dua Lima
26. Dua enam.
27. Dua Tujuh
28. Dua Lapan
29. Dua Sembilan
30. Tiga Puluh
31. Tiga satu
32. Tiga Dua
33. Tiga Tiga
34. Tiga Empat
35. Tiga lima
36. Tiga Enam
37. Tiga Tujuh
38. Tiga Lapan
39. Tiga Sembilan
40. Empat Puluh
41. Empat satu
42. Empat Dua
43. Empat Tiga
44. Empat Empat
45. Empat Lima
46. Empat Enam
47. Empat Tujuh
48. Empat Lapan
49. Empat sembilan
50. Lima Puluh
51. Lima Satu
52. Lima dua
53. Lima Tiga
54. Lima empat
55. Lima lima
56. Lima Enam
Special part Rival
57. Lima Tujuh
58. Lima lapan
59. Lima Sembilan
60. Enam Puluh
61. Enam satu
62. Enam Dua
63. Enam Tiga
64. Enam empat
65. Enam Lima
66. Enam-enam
67. Enam Tujuh
68. Enam Lapan
69. Enam sembilan
70. Tujuh Puluh
71. Tujuh Satu
72. Tujuh dua
73. Tujuh Tiga
74. Tujuh Empat
75. Tujuh Lima

20. Dua Puluh

86.7K 13.5K 652
By StarsShine_1603

"Cahya!!" Teriakan cempreng Sasa selalu mengganggu telinga. Cewek itu pasti memberikan kabar tentang Rival.

"Sekarang, apa lagi?" tanya Cahya dengan nada lelah. Ia sedang enak-enak membaca novel malah diganggu.

"Lo dipanggil sama ibu kantin," beritahu Sasa.

"Hah?! Kenapa?!" kaget Cahya. Ia kira tentang Rival.

"Nggak tau. Lo dipanggil tuh."

Cahya langsung bangkit dan menuju ke arah kantin. Dalam perjalanan, batinnya terus bertanya. Apa urusan ibu kantin dengannya.

Cahya sampai lalu menyapa ibu kantin itu dengan ramah. "Ada apa, ya, Bu?"

Bu Wati menyengir lalu menyerahkan gulungan kertas putih. Cahya langsung menerimanya dan membukanya. Ketika dibuka, kertas berisi goresan pena itu begitu panjang.

"Apa, nih?" Cahya kebingungan. Di situ banyak catatan nama sekaligus harga makanan dan minuman berbagai merk.

"Itu hutang Den Rival."

Cahya melongo. Sebanyak ini hutangnya. "Terus hubungannya sama saya apa ya, Bu?"

"Rival kan pacar Non Cahya. Kata Den Rival suruh nagih ke Non Cahya." Bu Wati bertutur lembut dan sopan.

Cahya memaki Rival dalam hati. Cowok itu selalu punya cara untuk membuat kesal dirinya. Total ada lima ratus ribu hutang Rival, bagi Cahya, nominal itu begitu besar.

Cahya mengeluarkan dompetnya. Dengan terpaksa, ia membayar hutang Rival. Malu ditagih seperti ini.

"Ini, ya, Bu." Cahya memberikan lima lembar uang seratus ribuan.

"Nama Rival diblacklist aja, Bu. Kalo mau utang jangan dibolehin." Cahya berkata itu untuk jaga-jaga. Besar kemungkinan Rival menghutang lagi.

"Tapi katanya dia orang kaya, Non."

"Aduh, Ibu! Muka Rival itu muka gembel. Dia juga miskinable. Jangan percaya."

Bu Wati mengangguk saja. Cahya tersenyum lalu mengucapkan terima kasih. Kemudian ia beranjak pergi. Sepanjang perjalanan menuju kelas tak hentinya merapalkan mantra kebencian untuk Rival. Manusia itu ... benar-benar menyebalkan.

Cahya duduk dengan muka tertekuk dalam kelas. Sasa yang melihat itu langsung penasaran.

"Kenapa lo?"

"Gue benci setengah mampus sama Rival!" geram Cahya sambil mengepalkan tangannya.

"Kenapa emangnya?" selidik Sasa penasaran. Sepertinya Cahya benar-benar kesal saat ini.

Cahya menarik napas dahulu sebelum bercerita. "Lo tau nggak?! Dia ngutang ke Bu Wati banyak banget. Yang suruh bayar gue! Gila nggak tuh! Gedeg gue!" oceh Cahya dengan ekspresi marah.

Sasa tertawa ngakak. Kasihan sekali Cahya mendapatkan cowok seperti Rival.

Cahya langsung membuka ponselnya untuk mengirimi pesan WhatsApp manusia menyebalkan itu. Rivalgembels sedang online.

Anda

Gue bener-bener mau bunuh lo, Val! PAMAKSUD LO YANG NGUTANG GUE YANG BAYAR HAH. SINI LO AYO RIBUT!

Rivalgembels

Astaga Cahya. Jangan esmosi. Gue siap lo bunuh cepet. As4l Bunuh aqu pak4i Cintamoeh

Anda
BODO AMAT! GUE GEDEG PUNYA PACAR KEK LO. GARA-GARA LO UANG LIMA RATUS RIBU GUE ANGUS.

Rivalgembels

Nanti gue ganti. Gue nggak ada uang cash, adanya kartu semua jadi ngutang ke ibu kantin. Tadi ditagih, gue ga bawa uang, yaudah nyaranin nama lo aja.

Cahya kesal langsung menekan tombol blokir.  Malas sekali mendengar alasan halunya Rival.

"Gue benci dia!" Cahya menggebrak meja hingga menimbulkan suara keras. Rasa kesalnya menggebu-gebu.

"Shit! Tapi gue juga sayang dia!"

Cahya langsung menepuk mulutnya sendiri. "Gue delete ucapan tadi. Gila banget kalo sayang sama modelan kaya Rival!"

Sasa menguap lebar. Malas sekali mendengar kalimat plin-plan dari Cahya. Lebih baik ia tidur.

****

"Kenapa lo?" tanya Lego melihat muka muram Rival. Sepertinya ada yang tidak beres.

Rival menggeleng pelan.

Genta ikut penasaran. Tak biasanya cowok itu diam. "Kenapa lo?"

Rival tetap menggeleng pelan tanda tidak pa-pa.

Gilang lebih penasaran. "Ke---"

"GUE NGGAK PA-PA!" Rival ngegas padahal Gilang belum selesai bertanya.

Ketiganya langsung diam mendengar itu. Tak mau bertanya lagi daripada kena semprot. Semuanya memusatkan pandangan ke arah Rival ketika mendengar suara benda dibanting. Ternyata ponsel Rival dibanting.

"Kenapa lo banting?!" tanya Genta. Ponsel itu termasuk mahal.

"Nggak pa-pa."

Ketiganya hanya bisa mengembuskan napasnya. Lelah bertanya hanya dijawab tidak pa-pa.

"Kenapa sih nomer gue harus diblokir sama Cahya!" gerutu Rival.

"Jadi, lo kaya gini karena Cahya blokir nomer lo?" selidik Gilang.

Rival menggeleng. "Enggak sih."

"HALAH BACOT!"

Rival berdecak kesal. "Salah gue apa, ya? Di mana-mana dihujat mulu."

"Cahya juga. Kenapa pake marah. Lo pikir gue peduli apa, Cay?! Oh, jelas tidak!" oceh Rival membuat semuanya menatap aneh.

"Ya udah kalo nggak peduli diem. Nggak usah bacot," saran Genta.

Rival mengangguk. Ketiga teman Rival fokus bermain PUBG. Hanya Rival sendiri yang diam, karena ponselnya dibanting hingga retak.

"Gimana sih cara biar Cahya nggak marah?!"

"Mari ... kita mutilasi!" sahut Lego yang langsung berhenti nge-game karena mendengar perkataan itu.

"Gue bagian ngasah pisau," ucap Genta ambil bagian.

"Kalian itu ... sungguh tega."

Rival yang malang.

*****

Rival tersenyum manis ketika Cahya membuka pintu rumahnya. Niatnya ke sini untuk membujuk cewek itu.

Cahya langsung ingin menutup pintunya ketika melihat Rival tapi Rival gesit mencegahnya.

"Jangan dulu, Cahya."

"MAU APA LO?!"

"Buka blokir nomer gue."

Cahya menggeleng tegas tanda tidak mau. Ia masih sebal.

"Kenapa?"

"Males aja."

"Cay, kita pacaran loh." Rival mengingatkan, barangkali Cahya lupa.

"Hm."

"Utututu ... minta dibanting." Rival gemas melihat Cahya seperti ini.

"Siapa yang mau banting adek gue hah?!" sahut Guntur yang tiba-tiba datang dari arah dalam.

Rival hanya cengengesan.

"Lo mau banting Cahya?!"

"Bukan, mau banting abangnya. Skuyy gledek kita baku hantam. Gue lagi esmosi butuh samsak," ucap Rival begitu entengnya.

"Males banget gue nglawan anak bawang macem lo."

"Gue sentil pake jari aja lo bisa ilang!"

"Hilih bacot."

Cahya malas mendengar perdebatan itu. Lebih baik ia masuk.

"Lepasin!" sentak Cahya saat Rival mencekal tangannya.

"Maafin gue."

Rival langsung menangkup wajah Cahya agar menatapnya. "Lo sebel beneran sama gue hm?"

"Hm y."

"Kenawhy?"

"Ya introspeksi diri dong! Gue capek banget sama tingkah lo!"

"Capek itu wajar, Cay. Yang nggak wajar itu ketampanan seorang Rival Antergio," balas Rival ngawur membuat Cahya makin sebal.

Guntur menguap lebar. Malas sekali melihat drama prahara ini. Lagi dan lagi, ia hanya dijadikan angin.

"Gue beliin bakso mau?"

"Gak!" tolak Cahya cepat. Apaan, sogokannya murah sekali.

"Seblak mau?"

"Oh, tentu tidak!"

"Camilan?"

"No!"

"Maunya apa?!" Rival ngegas. Tak sabaran. Cahya langsung melirik sinis. Sadar akan ia yang kelepasan Rival langsung tersenyum manis.

"Cahya sayang maunya apa hm?" tanya Rival lembut. Cahya tertegun, jiwa bapernya bangkit. Bibirnya berkedut ingin tersenyum tapi ia tahan. Jaga image.

"Najisun!" maki Guntur dalam hati.

"Bakso, seblak, Pizza, redvelvet, burger, ayam bakar, atau apa? Mau yang berkelas dikit juga nggak pa-pa makanannya. Tinggal pilih, asal buka blokiran nomer gue."

Cahya langsung mengangguk semangat. Tawaran itu menggiurkan.

"PERGI LO BERDUA! ALERGI GUE LIAT DRAMA KALIAN!" Guntur selaku orang yang selalu menjadi angin di antara mereka berdua emosi.

*****

Thank you ❤️ jangan lupa tekan bintang ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

16.6K 1.4K 7
Dibalik ke jenius dan kepintaran yang dimilikinya, haechan adalah orang yang sangat tidak peka. semua pemikirannya tentang member adalah kesalahpaham...
147K 8.7K 69
Dia seperti Dandelion... Terlihat rapuh namun tak rampuh Terlihat sederhana namun istimewa. Jangan menghampirinya! Karena dia akan terbang ketika men...
4.4M 113K 32
(WARNING 18+ FOLLOW DULU BARU BACA) "Metta mau nenen" "Iya, Samudra" "Metta mau peluk" "Sini" "Metta mau buat anak" "Ayo" Ini cerita tentang Samudra...
457K 26.5K 47
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...