My Valentines ✔️

By roseannejung

290K 34.5K 3K

[SELESAI] Tentang Jaehyun yang setengah mati menyembuhkan luka dan Chaeyoung yang berkali-kali menggariskan b... More

Tokoh
1. Titik Tengah
2. Hubungan yang Aneh
3. Dimulai dari Sini
4. Menggapai Bintang
5. Positif
6. Harapanku, Kamu
7. Hancur tak Terbentuk
8. Bukan Malapetaka
10. Di bawah Pohon Mahoni
11. Toxic and Slipping Under
12. Sepatu Bayi
13. Kami Berempat Bertemu
14. Love Me, Love Me not
15. The Name I Love
16. Separuh dan Setengah
17. Pilih dengan Bijaksana
18. Badai
19. Bintang dan Baru Kerikil
20. One Step Away
21. Sisi Buruk Dia
22. Terlambat Sejak Awal
23. Passionate
24. Little Light
25. Yang Terbaik
26. Top Priority
27. Push and Pull
28. Park Alice
29. Half as Pretty
30. Fast Forward to Present
31. Give Me Two
Episode Spesial : Jung Rion
32. Draw The Line
33. Two Way Feeling
34. Ciuman dan Ilusi
35. A Whole Mess
36. Put A Ring on It
37. The Pandora Box
38. How Fast The Night Changes
39. I Like Me Better
40. Crumble Apart
41. Dunia dalam Genggamanku
42. Frog Prince
43. My Love Is Gone
44. A Dream That Doesn't Sleep
45. Sly Fox
46. Diakhiri untuk Dimulai
Extra 1 : Rion dan Adik
Extra 2 : Half way Through
Extra 3 : Purple Sky and Kisses
Special : LDR

9. Old Habits

5.7K 754 85
By roseannejung

Pukul dua puluh lewat lima menit, ponsel Chaeyoung berdering. Rion yang semula sedang memperhatikan Dudong—kodok kecil kesayangannya yang sedang tidur di kandang—langsung berlari ke kamar Chaeyoung untuk mengambil ponsel sang mama.

"Mama ada telepon, Maaa." Rion berlari kembali ke ruang TV untuk memberikan ponsel itu pada Chaeyoung.

Tahu persis kalau yang menelepon adalah Jaehyun, Rion mulai tidak sabar. Kakinya bergerak gelisah dan tangannya seperti ingin menyambar ponsel sang mama jika sambungan itu sudah tersambung.

"Cepat diangkat, Maaaa,"

"Iya, iyaaaa." Chaeyoung menerima panggilan video Jaehyun, dan langsung memberikan ponselnya kepada Rion.

"Papaaaaa." suara riang Rion terdengar saat wajah Jaehyun memenuhi layar ponsel.

"Hai, Tiger."

"Kok tiger, udah Rion bilang Rion nggak mau jadi tiger. Rion maunya jadi kodok, biar bisa main berdua sama Dudong di akuarium."

Jaehyun tertawa dan dari samping Chaeyoung dapat melihat gambar wajah laki-laki itu tersenyum lebar menertawakan kekonyolan anaknya.

"Padahal lebih keren Tiger, tahu. Tiger larinya cepat."

"Nggak mau, Rion maunya jadi kodok."

"Iya... iya... terserah kamu aja, deh."

"Papaaaa, hari ini Rion gambar Dudong."

"Kemarin bukannya gambar Dudong juga?"

"Iya, tapi yang ini aku gambar Dudongnya pakai sayap. Biar Dudong bisa terbang. Kasian Dudong, Papa, dia kalau jalan loncat. Pasti cepet capek."

Jaehyun dan Chaeyoung tertawa.

"Papa mau lihat gambar aku nggak?"

"Mau, dong, mana gambarnya?"

"Sebentar, yaaa." Sambil tidak melepas pandangannya dari layar ponsel, Rion berjalan ke kamarnya—tempat dimana ia menaruh mahakarya yang ia buat tadi siang di kantor Chaeyoung.

Tahu kalau obrolan sang anak dan Jaehyun yang akan berlangsung minimal setengah jam, Chaeyoung memutuskan untuk menyalakan TV.

Chaeyoung tidak begitu ingat sejak kapan rutinitas video call setiap jam delapan malam ini dimulai.

Yang pasti, semua itu diawali oleh pekerjaan Jaehyun yang mengharuskannya untuk sering bepergian ke luar kota atau bahkan luar negeri selama beberapa minggu.

Kalau sedang bepergian seperti itu, Jaehyun jadi sangat rajin menanyakan kabar Rion. Bahkan saking rajinnya, Jaehyun bisa-bisa menanyakan keadaan Rion setiap satu jam sekali.

Karena merasa gemas karena terus-terusan 'diteror', Chaeyoung memutuskan untuk melakukan video call setiap Jaehyun bertanya keadaan Rion dan membiarkannya mengobrol langsung dengan sang anak.

Kebiasaan video call setiap saat—meski sebentar—kemudian berubah menjadi satu kali sehari setiap jam delapan malam.

Entah sudah berapa lama Rion dan Jaehyun mengobrol, yang pasti kalau didengar dari tawa bocah itu yang terdengar dari kamar, sepertinya obrolan mereka masih akan berlangsung lama.

"Mamaaaaa."

Netra Chaeyoung teralihkan dari wajah tampan Han Ji Pyeong di TV ke Rion yang berjalan menghampirinya.

"Kenapa?"

"Papa bilang, Mama mau oleh-oleh apa dari Jepang?"

Eh.

Alis Chaeyoung terangkat.

"Buat Mama?"

"Sebentar ya, Ma, aku tanya Papa dulu. Papa, kata Mama oleh-olehnya buat Mama?" tanya Rion di depan layar ponsel yang digenggamnya.

"Iya, buat Mama. Kalau buat orang lain kenapa harus nanya Mama." Suara Jaehyun terdengar.

"Kata Papa buat Mama."

"Bilang Papa, Mama nggak mau apa-apa."

"Papa, katanya Mama nggak mau apa-apa."

"Masa nggak mau apa-apa. Rion aja minta dibelikan oleh-oleh banyak ke Papa, masa Mama nggak Papa beliin apapun."

"Nggak tahu, Pa."

"Kenapa Mama nggak mau?"

"Iya, kenapa Mama nggak mau?" Rion menatap Chaeyoung dengan tatapan bingung.

"Nggak apa-apa, Sayang. Mama cuma nggak mau aja."

"Kata Mama, Mama cuma nggak mau aja, Pa."

Jaehyun tidak langsung membalas ucapan sang anak.

Merasa sang papa tak kunjung berbicara, Rion kembali bertanya."Papa kapan pulang?"

"Minggu depan Papa pulang."

"Asik, berarti Rion dapet oleh-olehnya minggu depan?"

"Iyaaa."

"Papa juga jangan lupa ya beliin kodok lagi buat temannya Dudong."

"Jaehyun!" Chaeyoung buru-buru menyela.

"Ya?" meski kamera ponsel mengarah ke wajah Rion, namun Jaehyun masih bisa mendengar samar-samar suara Chaeyoung.

Chaeyoung meminta izin kepada Rion untuk meminjam ponselnya. Dan setelah ponsel itu berada di tangan Chaeyoung, ia langsung mengganti sambungan video menjadi sambungan telepon

"Kenapa nggak dibiarin jadi video call. Aku mau lihat wajah kamu."

"Jaehyun." tidak mempedulikan kalimat sang suami, Chaeyoung langsung menyela. Diliriknya Rion yang melihat Chaeyoung dengan mata penuh binar penasaran.

"Rion, sebentar, ya, Mama mau ngomong sama Papa." Setelah mengucapkan itu, Chaeyoung berdiri dan melangkah ke dapur.

Menjauh dari jangkauan dengar Rion.

"Kenapa?" Jaehyun kembali bersuara.

"Jangan beliin Rion kodok lagi."

Jaehyun tertawa geli. "Aku kira ada apa."

"Pokoknya jangan beliin Rion kodok lagi. Aku jijik. Aku nggak tahan lama-lama ngeliat Dudong. Satu aja udah bikin bergidik ngeri, gimana dua."

"Yah, tapi aku udah janji mau beliin temen untuk Dudong."

"Jaehyun, please..." Chaeyoung memelas. "Jangan turuti semua permintaan Rion. Sudah cukup kita punya peliharaan kodok satu. Jangan nambah lagi."

Jaehyun kembali tertawa.

"Lagian anak kamu seleranya aneh-aneh aja. Orang normal biasanya minta peliharaan itu kucing atau anjing, ini Rion malah minta kodok," ucap Jaehyun.

"Dia juga anak kamu, ya."

"Iyalah. Kalau bukan anak aku, anak siapa lagi?"

Entah kenapa, genggaman tangan Chaeyoung pada ponselnya seketika mengeras.

Ia teringat pertemuannya dengan Jaehyun di Incheon lima tahun lalu. Saat Jaehyun tidak mengakui Rion dan melontarkan kata-kata kasar kepadanya.

Hatinya kembali merasakan perih setiap kenangan itu tanpa sengaja terputar di kepalanya.

"Chaeyoung?" suara Jaehyun memelan. "Aku nggak salah ngomong, kan?"

Chaeyoung buru-buru membenahi hatinya.

"Enggak," ucap Chaeyoung. "Pokoknya jangan beliin Rion kodok lagi, oke." Netra Chaeyoung bergulir ke arah Rion yang masih menunggu di ruang TV. Anak itu sepertinya masih belum puas untuk mengobrol dengan sang papa.

"Rion kayaknya masih mau ngobrol sama kamu, aku kasih ponselku balik ke Rion, ya."

"Eh, tunggu."

"Ada apa?" Chaeyoung menghentikan langkahnya yang hendak pergi dari dapur.

"Soal tadi siang, kenapa kamu telepon aku? Maaf, aku bener-bener lagi di tengah-tengah rapat. Aku curi-curi kesempatan untuk angkat telepon kamu."

"Ah, itu...," karena diungkit Chaeyoung jadi teringat lagi. "Tadi pagi, Rion murung dan saat aku tanya kenapa, dia bilang takut."

"Takut? Takut apa?"

"Katanya ada orang yang merhatiin dia terus dan kemarin coba kasih dia coklat. Tapi karena Rion inget pesanku yang nggak ngebolehin dia ngobrol dan nerima apapun dari orang asing, Rion nggak mau nerima coklat itu."

"Terus?"

"Ya, karena aku takut setelah denger cerita Rion, akhirnya hari ini Rion nggak sekolah dan aku ajak ke kantor."

"Oohh, jadi Rion hari ini nggak sekolah."

Chaeyoung harap-harap cemas.

Jaehyun itu, meski suka sekali memanjakan Rion tapi dia selalu menekankan kedisiplinan.

Salah satu disiplin yang dipegang teguh oleh Jaehyun adalah; Rion tidak boleh bolos sekolah kalau bukan karena sakit parah; Rion tidak boleh telat makan baik itu pagi, siang, atau pun malam; Rion juga tidak boleh tidur lebih dari jam sembilan malam selama weekdays; dan Rion tidak boleh tidur kalau belum sikat gigi.

"Jaehyun, aku yang ngebolehin Rion nggak sekolah karena aku takut kalau orang yang merhatiin Rion masih ada di sana." Chaeyoung menjelaskan, takut kalau laki-laki itu salah paham.

"Yaudah nggak apa-apa."

Chaeyoung bernafas lega.

"Kamu udah hubungi pihak sekolah?" tanya Jaehyun.

"Aku udah jelasin ke Ms. Jisoo perihal kejadian yang Rion alami. Ms. Jisoo bilang kalau dia akan ngomongin masalah ini ke pihak sekolah. Dan tadi sore aku dapet follow up dari pihak sekolah dan mereka bilang menurut CCTV nggak ada aktivitas mencurigakan."

Ada jeda yang tercipta untuk beberapa saat.

"Jaehyun, menurut kamu besok Rion harus kembali ke sekolah atau enggak?" tanya Chaeyoung.

"Chaeyoung, sekolah tempat Rion sekolah itu aku pilih karena bukan hanya sisi akademisnya yang bagus, tapi juga keamanannya yang menjamin. Dan kalau pihak sekolah bilang nggak ada yang mencurigakan, mungkin memang seperti itu kenyataannya."

"Maksud kamu, kamu nggak percaya sama cerita Rion?" Chaeyoung meremas ujung meja makan.

"Bukan begitu, aku percaya cerita Rion tapi aku juga percaya sama pihak sekolah yang akan semaksimal mungkin menjaga keamanan murid-muridnya."

Chaeyoung membalikan badan menghadap tempat cuci piring.

"Terus gimana? Besok Rion sekolah atau enggak?"

"Terserah kamu. Kamu ibunya, aku yakin kamu punya pemikiran dan feeling yang terbaik untuk anak kita."

Chaeyoung menghembuskan napas kasar.

"Oke, aku pikir-pikir lagi. Kalau sudah dapet jawabannya aku kasih tahu kamu."

"Chaeyoung...,"

"Hm?" Chaeyoung hanya bergumam.

"Kamu mau oleh-oleh apa?"

Ah, ternyata masalah oleh-oleh ini belum selesai.

"Aku nggak mau apa-apa."

"Sake mau?"

"Nggak."

"Kalau skin care? Kamu pakai merek apa? Nanti aku beliin di duty free."

"Nggak usah. Skin care aku stoknya masih banyak."

Dan yang barusan bukanlah kebohongan karena memang kenyataannya stok skin care Chaeyoung masih banyak yang belum terpakai.

Desahan napas Jaehyun terdengar.

"Chaeyoung, aku mohon satu kali ini aja, jangan tolak aku," ucap Jaehyun dengan suara pelan.

Sebenarnya Chaeyoung sering tidak tega kalau Jaehyun sudah seperti ini. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun karena hatinya masih betah menutup pintu dengan semua kebaikan Jaehyun.

Mungkin karena Chaeyoung takut kejadian yang sempat terjadi akan terulang kembali kalau ia lalai dengan perasaannya.

Salahkah Chaeyoung bersikap seperti ini?

"Terserah kamu. Aku akan terima apapun yang kamu pilihin untukku," ucap Chaeyoung pada akhirnya. "Udah, ya, aku kasih ponselku ke Rion lagi."

Dan begitulah, akhir dari percakapan malam Chaeyoung dan Jaehyun.

***

Jaehyun memutus sambungan video call dengan Rion dan baru sadar kalau mereka mengobrol hampir 45 menit lebih.

Saat keluar dari aplikasi kakao talk, mata Jaehyun langsung disapa oleh foto Rion yang ia jadikan homescreen.

Jaehyun tersenyum kecil.

Ia ingat, foto itu diambil beberapa bulan yang lalu saat Rion sedang mewarnai gambar ikan paus. Sambil memegang pensil warna, wajah Rion terlihat serius sampai-sampai bibirnya mengerucut.

Dua minggu berpisah dengan sang anak membuat rasa rindu akan tingkah konyol dan kecerewetan Rion tumbuh berkali-kali lipat di dalam diri Jaehyun.

Jaehyun membuka menu galeri dan mencari sebuah foto yang tidak akan pernah ia hapus. Foto itu adalah foto Jaehyun dan Chaeyoung di acara pemberkatan pernikahan mereka.

Di foto itu, mereka duduk bersisian dengan senyum kecil di wajah. Sekilas, foto itu terlihat normal namun tidak dengan cerita di balik pernikahan mereka.

"Luka yang aku toreh di hati kamu sedalam itu, ya? Bahkan setelah kita sudah melangkah sejauh ini, kamu masih tetap memilih berada di jarak aman ... "

" ... Apalagi yang harus aku lakukan untuk bisa membuka hatimu? Apalagi yang harus aku korbankan agar kamu bahagia, Jung Chaeyoung?"

Setelah puas melihat wajah sang istri, Jaehyun Langsung menyetel foto pernikahannya sebagai layar kunci. Melengkapi foto Rion yang sudah terlebih dahulu menjadi homescreen ponselnya..

.

To Be Continued

A/N : Cerita ini alurnya maju mundur. Jadi, disarankan kepada readers agar lebih teliti selama membaca.

Continue Reading

You'll Also Like

153K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
79.5K 7.3K 33
[COMPLETED] 🔞 A sweet-beautiful twenty one years old Roseanne Park find out herself traps on a complicated relationship with a handsome guy on his e...
4.1K 750 13
Kisah dua sahabat yang saling menyayangi sebagai saudara, kasih sayang itu mereka jadikan alasan untuk saling memanfaatkan. Friend with benefit, begi...
141K 22.8K 57
kamu tahu, kamu tidak boleh menerima cinta kalau tidak sepaket dengan pahitnya. ©2022 LINASWORLD START: 24/08/22 END: 3/10/23