“Sejak kau datang, kehidupanku kacau!”
Lelaki berkacamata itu berbalik menuding ke arah seorang pria muda yang sedang bersandar di meja bar.
“Kau seharusnya sadar dengan siapa kau berbicara. Tanpa aku, kau tidak akan mendapatkan wanita itu...” Pria muda itu dengan santainya menjawab sambil memutar gelas vodka di tangannya.
“It’s useless if she left me now! Tidak seharusnya aku mendengarkan kata-kata seorang player sepertimu.”
Gelas yang sedari tadi berada di tangan pria muda di bar itu terhempas ke meja. Kini, sang penikmat minuman tersebut berdiri berhadapan dengan si pria berkacamata.
“You know what? Paling tidak seorang player sepertiku memberikan perhatian yang setara untuk semua gadis itu.”
Lelaki berkacamata itu mengepalkan tangan hingga kuku jarinya terasa menusuk kulit, “You know what? I don’t care anymore. I don’t care about YOUR LIFE and I don’t even care about what will happen to me if I kick you out of here!”
“I don’t need you to kick me out, I’ll get my ass out from this hell, NOW!”
Pria itu lalu beranjak dari tempatnya berdiri, mengambil jaketnya dan berjalan keluar dari ruangan itu, diikuti suara bantingan pintu kemudian.