Akulah Sang Perdana Menteri

By Hi_04skkk

15.3K 2.3K 146

"Nona Karin, sebelum pemimpin kota ini pergi kabur entah kemana, dia meninggalkan selir-selirnya disini." "Me... More

Ch. OO
Ch. O1
Ch. O2
Ch. O3
Ch. O4
Ch. O5
Ch. O6
Ch. O7
Ch. O9
Ch. 10

Ch. O8

485 81 4
By Hi_04skkk

Jangan lupa berkomentar dan vote

*

Sistem tidak memberi tahukan aku detail tentang kota ini namun dia memberitahukan aku apa-apa saja yang harus aku lakukan untuk membangun kembali kota bobrok ini.

Bisa dibilang kota kecil ini cukup misterius untuk ukuran kota yang dipimpin orang-orang maniak selir seperti pemimpin kota mereka yang sebelum-sebelumnya. Apalagi kota ini baru terjamah sebagian saja.

Aku dengar dari Alois, alasan kota ini belum terjamah sepenuhnya karena tidak adanya inisiatif dari pemilik kota sebelum-sebelumnya untuk mencari tahu seluk-beluk kota apalagi menjamah wilayah kekuasaannya. Tapi bukankah itu aneh? Lebih dari sembilan generasi yang menjadi pemimpin kota ini namun tidak ada satupun yang berpikir untuk mencari tahu.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, "Masuk."

Disana berdiri empat orang laki-laki yaitu Zion, Samuel, Gaston dan Darius.

"Gaston, tolong panggilkan Caesar, Mandel dan Alois."

Gaston mengangguk mengiyakan kemudian pergi keluar dari ruangan ku.

Beberapa saat kemudian orang-orang yang aku panggil tadi, mereka berjajar berkumpul didepanku, menunggu perintah dan arahanku. Aku menatap mereka satu persatu yang juga sedang menatapku.

Entah kenapa aku menjadi sedikit gugup. Apa karena mereka tampan ya?

"Ehm," aku berdehem.

"Jadi kali ini aku ingin kalian menjelajahi seluruh wilayah Axton, semuanya! Tidak ada pengecualian untuk rawa-rawa dan lainnya. Aku ingin kalian mencari sumber daya yang ada di kota ini," aku menjelaskan semua rencanaku yang ingin memanfaatkan semua sumber daya yang ada kota Axton.

Banyak alasan yang melatarbelakangi kenapa aku ingin penjelajahan kota ini. Salah satunya sumber daya yang ada saat ini tidak bisa dimanfaatkan untuk dijual ke kota lain karena terbatas, sehingga kami tidak akan memiliki pemasukan jika hanya mengandalkan pajak dari rakyat.

Upeti kepada raja saja 25 ribu thaler atau sekitar 25 ribu keping emas.

Itu bukan ukuran yang sedikit untuk kota bobrok ini apalagi jika dilihat dari sumber pemasukan dan pengeluarannya. Belum lagi dengan jumlah penduduk yang semakin lama semakin sedikit.

Saat ini penduduk kota Axton hanya terdiri dari 38 keluarga dari berbagai golongan namun lebih dominan ke dalam golongan rakyat biasa, bukan bangsawan kota. Yang menjadi masalahnya lagi pajak untuk rakyat biasa dengan pajak dari bangsawan sangat berbeda jauh itu karena hal istimewa yang mereka dapatkan.

"Kita akan menjelajahi seluruhnya dalam sehari?" tanya Zion dengan wajah datar khasnya.

"Tidak, target kita dalam penjelajahan kali ini adalah sebulan, maksimal sebulan."

"Bagaimana jika ada hambatan dan sebagainya?" tanya Samuel yang sama datarnya dengan Zion.

"Itulah kenapa dalam penjelajahan ini aku menempatkan kalian semua terutama Carel, karena dia adalah tokoh penting yang sangat dibutuhkan dalam tim ini."

"Mengapa begitu? Apa karena dia adalah penyihir?" tanya Mandel.

Kata-katanya memberikanku tanda tanya besar, "Memangnya kalian tidak bisa sihir?" tanyaku, bingung.

Mereka saling berpandangan kemudian berseru dengan kompak, "Bisa!"

"Bagus itu artinya tidak sia-sia aku memungut kalian," ucapku memelankan kata 'memungut' karena aku takut menyinggung mereka apalagi mereka adalah spesies manusia berbahaya yang sangat-sangat tidak boleh diprovokasi.

***

Hari ini adalah hari bebasku, hari dimana aku akan pergi keluar seorang diri tanpa adanya orang-orang yang mengikutiku kemana-mana seperti ekor.

Aku bersiap.

Memakai pakaian biasa yang tidak lupa dilengkapi jubah hitam menurut seluruh tubuhku karena kali ini aku akan berlibur seorang diri jadi aku akan pergi diam-diam dan menyelinap keluar melewati lorong rahasia yang diberitahukan sistem padaku.

Di perpustakaan pribadi yang ada di kastil ini, memiliki jalan yang tidak sembarang orang tahu termasuk mereka-mereka para gigol-- pegawai maksudku. Ya para pegawaiku yang bekerja di kastil ini yang isinya hanya berisi pria-pria tampan yang memanjakan mata.

Aku masih bertanya-tanya kemana perginya para pegawai wanita yang katanya tidak dibawa pergi oleh Marisa-- pemimpin kota ini sebelumnya. Apakah mereka tidak ingi kembali ke sini? Tapi kenapa?

Omong-omong kalian mungkin bertanya-tanya kenapa aku tahu nama pemimpin kota ini yang kabur itu, itu karena sistem yang memberitahunya. Jika tidak aku mungkin tidak tahu karena seperti yang kalian ketahui para pegawaiku itu tidak pernah menanyakan nama pemimpinnya apalagi mengingat namanya.

Miris.

Aku mulai berjalan menuju anak tangga ruang bawah tanah setelah tadi mencari-cari tuas yang menghubungkan pintu dengan ruang bawah tanah ini.

Sepanjang jalan, aku melihat banyak sekali lukisan perempuan. Lukisan perempuan cantik yang berbeda-beda tergantung menghiasi dinding namun entah kenapa aku merasa familiar dengan wajah-wajah itu. Terutama gadis cantik memaki baju putih berenda ungu yang tergantung manis ditikungan tangga ini.

Deg

Dia tersenyum manis sembari menggandeng tangan seorang laki-laki yang memakai pakaian yang terlihat sangat mahal seperti gadis itu. Mereka tampak bahagia namun entah kenapa mereka tampak familiar? Terutama laki-laki yang menggandeng tangan gadis itu dia memberiku perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Mengapa bisa begitu ya, padahal wajah pria itu tidak terlihat karena cahaya lilin yang aku bawa tidak sampai walaupun aku berjinjit.

Baiklah aku menyerahkan.

Aku tidak ingin ambil pusing untuk semua lukisan-lukisan ini karena semakin lama aku melihatnya, bulu kudukku berdiri seakan-akan mata salah satu lukisan itu memperhatikanku. Benar-benar horor yang bikin merinding.

Aku mempercepat langkahku, tidak peduli dengan lorong yang gelap gulita ini. Tujuanku adalah cepat-cepat keluar dari sini sekarang juga.

Beberapa menit aku berjalan menyusuri jalan yang akan aku tuju. Ternyata lorong tersembunyi tadi berakhir di sungai sehingga aku tidak terlalu kesulitan untuk mencari jalan ke pusat kota, dimana para rakyatku hidup.

"Jadi nona, siapa orang lusuh yang anda pungut ini?" tanya Erroll, menatap sinis sosok laki-laki berpakaian lusuh dengan jubah yang membungkus dirinya seperti diriku, laki-laki disampaiku ini terus saja menundukkan kepalanya sepanjang perjalanan kami ke kastil.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal dan otak yang berlarian kesana kemari mencari jawaban yang tepat untuk situasi saat ini karena aku juga bingung apa yang harus aku jelaskan.

"Erroll, bagaimana jika biarkan dulu dia masuk dan beristirahat," kataku sedikit berkeringat karena wajah Erroll yang tidak bersahabat.

"Nona, setelah pergi tanpa pamit. Anda membawa pria lain ke sini, apakah anda sudah bosan dengan kami sehingga anda mencampakkan kami begitu saja?" tanya Farga dan Fargo, dramatis.

Aku semakin berkeringat.

Sial kenapa mereka semua menatapku dari berbagai arah seperti menatap buronan yang sedang dikejar-kejar oleh polisi.

TBC

Terkadang ketika saya membaca lagi karya tulis saya, saya merasa bangga dan terkadang saya merasa tulisan saya tidak seburuk yang saya bayangkan jadi saya harap kalian juga merasa begitu.

Jika benar, semoga kalian betah membaca karya saya dan doakan semoga karya saya tidak monton dan membosankan.

Omong-omong selamat berbuka puasa bagi yang melaksanakan laku sampai jumpa.

Dinaaaoh

Continue Reading

You'll Also Like

69.1K 5.8K 182
Judul :็ฉฟๆˆ็‚ฎ็ฐๅŽๆˆ‘ๆˆไบ†็ปผ่‰บๅ›ขๅฎ  Penulis๏ผšๅ™ค้ž Chap : 182 (169 chap + 13 Ekstra) An Rao masuk ke dalam sebuah buku tentang industri hiburan dan menjadi i...
231K 596 9
konten dewasa ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž
246K 21K 20
Follow dulu sebelum baca ๐Ÿ˜– Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
3.6M 288K 63
Lunaria dalam bahasa bunga memiliki arti kejujuran, ketulusan, dan juga kemakmuran. Seperti arti namanya, ia menjalani hidupnya penuh ketulusan hingg...