Rajata Series 2 : OBSESSION

By Rasyaad

24.4K 2.8K 410

Aku balik dengan kisah baru dari Klan Rajata..... Ini kisah si Shaka anak kedua dari Vena dan Kevin ๐ŸŒปJangan... More

Blur
OBSESSION - 1
OBSESSION - 2
OBSESSION - 3
OBSESSION - 4
OBSESSION - 5
OBSESSION - 6
OBSESSION - 7
OBSESSION - 8
OBSESSION - 9
OBSESSION - 10
OBSESSION - 12

OBSESSION - 11

815 124 27
By Rasyaad

Ya ampun akhirnya bisa lanjut nulis lagi cerita ini .... Setelah sekian abad bersemedi 🤣

Aku kangen pembaca setianya keluarga Rajata, kalian kangen Arshakanya atau kangen penulisnya??  🤔

Pelan-pelan baca ceritanya, nikmati alurnya .... Kalau sudah jangan lupa tinggalkan jejak kalian 😘

SELAMAT MEMBACA
🌺🌺🌺

Seperti rencananya kemarin, hari ini Kira datang ke kampusnya pagi-pagi sekali. Dirinya ada janji dengan dosen pembimbingnya untuk mengurus jadwal seminarnya. Untuk semester ini Kira memang tinggal konsentrasi dengan skripsinya saja, karena semua beban mata kuliahnya sudah selesai di semester kemarin.

"Sudah sampai, kamu hati-hati. Hari ini abang ada urusan di luar kota jadi tidak bisa jemput kamu. Nanti kalau mau pulang telepon abang. Biar abang suruh sopir kantor untuk jemput kamu." Kira menatap Arshaka sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Abang tidak perlu repot. Ki bisa pulang sendiri bang."

"Abang tahu kamu bisa pulang sendiri, tapi Abang yang tidak bisa membiarkan kamu pulang sendiri Ai." Jawab Arshaka lugas, tanpa mengetahui efek apa yang dirasakan lawan bicaranya.

Ya ampun jantung, tolong jangan bertingkah sekarang. Ini masih terlalu pagi untuk kamu bekerja keras! Kira bisa merasakann jika jantungnya bekerja dua kali lipat dari biasanya.

"Abang mungkin pulang larut malam hati ini. Kamu tidak apa-apa di apartemen sendiri?" Kalau tidak ada urusan yang benar-benar urgent, sejujurnya Arshaka juga enggan meninggalkan Kira sendiri. Ini semua adalah efek dari kakaknya yang masih dalam masa cuti bulan madu, jadi dengan terpaksa Arshaka harus mengambil alih semua urusan sang kakak. Mungkin setelah ini Arshaka harus meminta bayaran yang mahal kepada Aron, karena dia sudah mengorbankan banyak waktunya bersama Kira.

"Kalau begitu Ki masuk dulu bang," Ucap Kira gugup. Gadis itu dengan cepat membuka pintu dan keluar dari mobil mewah kakaknya. Arshaka yang melihat itu hanya mengerutkan keningnya. Namun dirinya tidak mau ambil pusing.

***

"Kira!" Kira menghentikan langkahnya saat merasa namanya dipanggil. Senyum gadis cantik itu terkembang sempurna saat tahu siapa yang memanggilnya.

"Thea, aku kangen kamu!" Kira segera memeluk erat wanita yang tadi memanggilnya. Althea Veddira adalah sahabatnya sejak awal kuliah. Thea juga mengambil pendidikan dokter seperti dirinya, tapi sahabatnya itu menggunakan jalur beasiswa karena kecerdasannya.

"Aku juga kangen kamu. Kamu lama banget enggak datang ke kampus." Jawab gadis berkacamata itu.

"Iya aku lagi sibuk di rumah. Kamu sudah selesai seminar?" Tanya Kira saat memperhatikan penampilan Thea yang begitu rapi.  Sebenarnya selain untuk bertemu dengan dosennya, hari ini Kira datang khusus ke kampus juga untuk menyemangati sahabatnya ini.

"Sudah. Aku hubungin kamu dari tadi tapi enggak kamu respon Ki."

"Maaf, aku tadi baru bertemu dosen untuk menentukan jadwal seminar." Jawab Kira penuh sesal. "Gimana kalau kita makan ke kantin? untuk merayakan keberhasilan kamu hari ini? Mau ya... Ya... Ya! " Mohon Kira dengan tatapan puppy eye nya.

"Tapi Ki -"

"Tidak ada tapi-tapian. Kamu enggak boleh nolak! aku yang bakalan traktir kamu." Sela Kira cepat dengan semangat. Kalau melihat Kira yang seperti ini siapa yang bisa menolak permintaan gadis cantik itu.

"Oke deh kalau begitu." Dan setelah itu Thea hanya bisa pasrah tangannya diseret Kira menuju kantin kampus mereka.

Kantin lumayan ramai, namun bukan Kira namanya jika tidak bisa mendapatkan tempat duduk. Kira itu terkenal sebagai salah satu primadona kampus karena kecantikannya. Apalagi jika melihat nama besar Rajata yang berada di belakang namanya. Hampir semua laki-laki yang ada di kampus ini ingin mengantri menjadi pacarnya. Namun memang Kira saja yang dari awal tidak ingin pacaran.

Selain laki-laki banyak juga para wanita yang masuk klub kaum penjilat yang berusaha dekat dengan Kira. Namun Kira yang memang dasarnya selalu berpikiran positif tidak ambil pusing dengan itu semua dan selalu menerima mereka dengan tangan terbuka.

Jadi ketika Kira datang, langsung banyak laki-laki yang berlagak sok pahlawan dan wanita yang seolah peduli, mereka berebut memberikan tempat duduk untuk Kira. Catat, hanya untuk Kira saja. Sedangkan Thea, gadis itu sudah biasa tidak dianggap oleh semua orang.

Walaupun mereka berdua bersahabat, jangan berpikir jika mereka memiliki penampilan yang serupa. Thea berpenampilan layaknya gadis cupu, dengan kaca mata sebesar pantat botol dan kawat gigi yang mengkilap ketika dia tersenyum. Belum lagi rambutnya yang kadang diikat 2, layaknya mahasiswa baru yang baru melakukan masa orientasi. Makanya gadis itu sering dibully dengan julukan 'Betty la Thea'.

Namun Thea yang memang tidak mau mencari masalah hanya diam dan tidak ambil pusing. Gadis itu tidak ingin beasiswa yang dia perjuangkan hilang gara-gara meladeni teman-temannya yang suka membullynya.

"Aku cari tempat duduk yang lain aja Sharen. Tempat duduknya kurang satu, nanti Thea duduk dimana kalau tempat duduknya cuma satu." Kira berucap tenang saat ada sekelompok wanita memintanya untuk bergabung. Wanita yang menawari Kira duduk tadi mendengus tanpa kentara.

"Nanti biar Vita, yang ambilin tempat duduk untuk Bet - Thea maksud aku." Jawab Sharen sambil memberi kode pada temannya yang ada disampingnya untuk mengambilkan kursi yang ada di meja seberang.

Vita yang namanya disebut sejujurnya ingin protes, namun saat melihat mata Sharen yang melotot padanya, gadis itu langsung menurut. Vita tidak ingin melihat temannya itu murka. Membuat murka Sharen untuk saat ini bukanlah ide yang baik.

"Terima kasih ya Sharen. Kamu baik sekali sama kita." Ucap Kira sesaat setelah dirinya dan Thea duduk.

"Sama-sama Ki. Itulah gunanya teman." Jawab Sharen sambil memasang seulas senyum lembut. "Oh iya kamu sudah pesan makanan?" Lanjut Sharen lagi.

"Belum."

"Kamu mau makan apa, nanti biar Nesya yang memesankan." Kini gantian wanita yang bernama Nesya itu yang menatap Sharen dengan tatapan tidak terima. Namun Nesya yang mengerti kode mata dari Sharen akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah. Melayani Kira baginya tidak masalah, tapi kalau harus melayani Betty la Thea nya kampus ini ya jelas jadi masalah untuk Nesya. Sebelum benar-benar beranjak dari tempat duduknya, Nesya memberikan tatapan tajam dan mengancam pada Thea yang kebetulan juga menatap kearahnya. Thea yang merasa takut kemudian membuang pandangannya kearah lain.

Sharen dan kedua temannya memang terkenal seantero kampus menjadi geng yang suka membully. Apalagi Sharen juga menjadi salah satu primadona kampus, meskipun peringkatnya dibawah Kira. Hampir semua mahasiswi baru takut dengan geng Sharen. Mereka berusaha menghindari masalah dengan Sharen dan temannya. Hanya pada Kira dan Thea saja Sharen tidak berulah. Lagi pula siapa yang berani mencari masalah dengan putri bungsu keluarga Rajata? Sharen masih punya pikiran waras. Dirinya tahu ketika dia mencari masalah dengan Kira, bukan hanya dirinya yang akan mendapat masalah, namun keluarganya juga akan merasakan dampaknya.

Sedangkan Thea, sejujurnya ingin sekali Sharen memberi pelajaran pada gadis cupu yang selalu menempel pada Kira layaknya lintah itu. Namun dirinya tidak bisa menyentuh Thea seenaknya. Sharen tidak ingin anak cupu itu mengadu pada Kira dan mengakibatkan usahanya untuk mendekati Kira selama ini gagal total tanpa hasil.

Thea dan Kira segera menyantap makanan mereka saat pesanan mereka datang. Sedangkan Sharen dan kedua temannya menatap jijik pada Thea yang makan di samping Kira. Sharen bahkan sampai berhenti memakan makanannya, padahal makanan yang dia pesan baru berkurang sedikit. 

Awas aja cupu, kalau enggak ada Kira gue hajar lo. Ucap Sharen dalam hati. Hidup di kalangan keluarga dengan ekonomi menengah ke atas, menjadikan Sharen gadis yang manja dan seenaknya sendiri. Gadis itu paling anti berteman dengan rakyat jelata. Maka dari itu Sharen sangat membenci Thea yang begitu mudah menarik perhatian Kira hingga mereka bisa bersahabat. Padahal dirinya butuh waktu lebih dari satu tahun untuk bisa dekat dengan Kira.

Sharen dan kedua temannya memang bukan mengambil pendidikan dokter seperti Kira. Sharen dan Vita mengambil jurusan hukum, sementara Nesya mengambil Jurusan ekonomi. Namun karena mereka semua sudah kenal sejak SMA, jadi mereka tetap berteman hingga ke jenjang perkuliahan.

"Thea aku ke toilet sebentar ya." Ucap Kira saat sudah selesai menyantap makanannya.

"Mau ditemani?" Tanya Thea ragu-ragu sambil melirik Sharen.

"Enggak perlu. Kamu disini aja, aku cuma sebentar kok." Dengan berat hati akhirnya Thea menganggukkan kepalanya pelan.

"Heh ... Betty la Thea, lo sebenarnya pakek pelet apa sampai si Kira bisa nempel terus sama lo?" Tanya Sharen sinis sambil menunjuk-nunjuk dada Thea menggunakan jarinya yang bercat merah.

"Aku tidak paham apa maksud kamu Sharen." Jawab Thea pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Halah jangan belagak bodoh deh! Lo benar-benar kaum jelata yang pintar pilih orang ya. Lo tahukan Kira itu kaya makanya lo deket-deket sama dia!" Thea segera menggelengkan kepalanya saat mendengar tuduhan Sharen yang begitu jahat.

"Aku berteman sama Kira tulus, tanpa memandang dia anak siapa."

"Halah bohong banget. Lagian dia mana mau ngaku sih Ren, kalau dia deketin Kira cuma agar kecipatran enaknya." Kali ini Nesya ikut menimpali.

"Dengerin gue baik-baik ya cupu, mending lo segera jauhin Kira. Lo dan Kira itu enggak pantas berteman. Lo itu bagaikan itik buruk rupa yang berharap bisa masuk koloni angsa. Sadar diri dong." Mata Thea berkaca-kaca mendengar ucapan Sharen yang tajam.

"Mana mau dia jauhin Kira? Kira itu udah kayak ATM berjalan, rugi banget kalau dia enggak berteman lagi dengan Kira. Gimana sih Ren?" Kali ini Vita yang menyahuti ucapan Sharen. Apa yang diucapkan Vita memang bukan bualan semata. Kira itu terkenal sangat baik dan polos. Hingga banyak teman-temannya yang memanfaatkan kebaikannya untuk keuntungan mereka sendiri. Masalah uang jangan ditanya seberapa Royal nya Kira.

"Aku enggak seperti itu, kenapa kalian berpikir sejahat itu tentang aku?"

"Halah enggak usah drama lah cupu. Gue tahu akal-akalan lo itu. Lo itu-"

"Ren ... Kira udah balik!" Sharen menghentikan kata-katanya, saat mendengar ucapan Nesya. Sejujurnya dirinya masih ingin memaki-maki Thea, namun dirinya tahu jika tidak bisa melakukan itu didepan Kira.

"Awas ya lo cupu, kalau sampai lo ngaduin kita ke Kira. Gue bakal bikin hidup lo enggak tenaga selamanya." Ancam Sharen tajam tepat didepan wajah Thea. Thea hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan sebagai persetujuan. Namun tanpa sepengetahuan Sharen dan teman-temannya, kedua tangan Thea yang ada dibawah meja terkepal erat.

"Thea ayo pulang. Lo ... kamu kenapa?" Tanya Kira saat melihat Thea seperti mau menangis.

"Oh, itu tadi Thea kepedasan Ki makanya matanya jadi merah begitu. Iya kan Thea?" Tanya Sharen penuh peringatan.

"Iya. Aku enggak apa-apa kok Ki."

"Oh ... syukur kalau begitu. Kita pulang sekarang aja, soalnya mobil jemputan aku sudah ada di depan. Kamu mau bareng sekalian?" Sebelum Thea menjawab  pertanyaan Kira, Sharen menyela cepat.

"Ki, hari ini aku boleh nebeng mobil kamu enggak? Soalnya mobil aku lagi di servis?"

"Oh boleh. Nesya sama Vita mau dianterin sekalian?" Seperti inilah sifat asli Kira. Gadis itu terlalu polos dan selalu berfikiran baik terhadap semua orang. Kedua orang yang ditanya oleh Kira itu langsung menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Thea ayo sekalian aku antar pulang." Thea yang mengerti kode yang diberikan oleh Sharen, segera menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban. Thea tahu jika Sharen dan teman-temannya tidak ingin dirinya ikut.

"Kenapa? Rumah kamu kan searah juga."

"Aku masih ada janji sama dosen setelah ini Ki. Kamu pulang duluan aja."

"Tapi .... "

"Udahlah Ki kalau Thea nya enggak mau enggak usah dipaksa juga. Lebih baik kita segera pulang sekarang." Sela Sharen cepat sambil menarik tangan Kira menjauhi meja Thea. Kira menatap Thea sejenak sebelum pergi mengikuti langkah Sharen menuju parkiran.

Saat punggung Kira dan Sharen semakin menjauh, Thea mengangkat wajahnya menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan. Wajah yang tadi terlihat lugu, sekarang sudah berubah menjadi tegas. Mata yang tadi nampak takut sekarang berubah menajam.

"Hanya tinggal sebentar lagi," Ucap Thea pelan dan dingin dengan seringaian yang menakutkan. Seolah sesuatu yang ditunggunya sejak lama akan dia dapatkan dalam waktu dekat.

***

"Ki mampir dulu yuk!" Saat ini Sharen sedang membujuk Kira agar mau berkunjung ke rumahnya. Kira berpikir sejenak, dirinya merasa sungkan menolak keinginan Sharen. Apalagi Sharen memohon dengan begitu tulusnya.

"Boleh, tapi maaf ya aku enggak bisa lama-lama."

"Enggak masalah, setidaknya kamu minum dulu di dalam. Hitung-hitungan sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah mau mengantarkan aku pulang."

"Aku ikhlas kok anterin kamu pulang Sharen." Jawab Kira sambil mengikuti langkah Sharen yang memasuki rumahnya.

"Kamu duduk dulu disini, aku akan suruh bibik ambilkan minum." Kira hanya mengangguk saja sambil tersenyum.

Selang 5 menit kemudian Sharen datang dengan seorang laki-laki yang lebih tua darinya. Kira pikir mungkin saja itu kakaknya jika melihat kemiripan wajah di antara mereka.

"Kira kenalin ini kakak aku, namanya Zio. Dan kak Zio ini adalah Kira teman aku di kampus." Kira memberikan seulas senyum manis kepada Zio. Gadis itu kemudian mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Zio.

Zio menjabat tangan Kira cukup lama dan erat. Mata tajamnya memandang Kira dari atas sampai bawah seolah menilai setiap inci bagian tubuh Kira.

Kira yang merasa kurang nyaman dengan tatapan mata Zio pada tubuhnya segera melepaskan tangannya dari tangan Zio.

"Maaf Sharen, aku pulang dulu ya. Soalnya tadi bunda sudah telepon terus." Kira berucap dengan suara bergetar. Selama hidupnya Kira tidak pernah berbohong dan hari ini untuk pertama kalinya dirinya terpaksa berbohong.

"Kenapa buru-buru Ki? Minumannya aja belum datang."

"Lain kali aku bisa main lagi kesini kan, tapi hari ini aku benar-benar harus pulang cepat." Kedua tangan Kira saling meremas karena gelisah.

"Oh ... oke kalau begitu. Jangan kapok main ke sini ya." Kira hanya menganggukkan kepalanya pelan dan kemudian segera berjalan cepat menuju mobilnya. Kira akhirnya menghembuskan nafas lega saat mobilnya sudah mulai meninggalkan rumah Sharen. Entah kenapa melihat tatapan Zio pada tubuhnya membuat Kira takut. Kira tidak pernah berprasangka buruk terhadap orang yang baru dia temui, namun untuk Zio pengecualian.

Sementara itu setelah mobil Kira pergi, Sharen segera memukul bahu Zio dengan keras.

"Itu mata kondisikan kak. Kak Zio lihat sendiri kan, Kira jadi takut gara-gara tatapan mesum kakak itu." Sharen benar-benar kesal. Usaha kerasnya untuk semakin dekat dengan Kira digagalkan oleh kakaknya yang mesum ini.

"Ada barang bagus didepan mata, ya otomatis mata kakak langsung bekerja sendiri menilai Sha."

"Tapi Kira itu beda dengan wanita-wanita yang sering kakak tiduri." Zio setuju dengan ucapan adiknya. Kira sangat istimewa dimata Zio. Jiwa casanova Zio langsung bergejolak saat pertama kali melihat Kira.

"Kakak ingin Kira menjadi milik kakak Sha, bagaimanapun caranya. Jadi kamu harus bantuin kakak." Zio benar-benar merasa tertarik dengan Kira. Zio itu laki-laki predator kaum wanita. Dia tidak akan berhenti mengejar wanita yang diincar nya sampai dirinya berhasil mengajak si wanita naik ke atas ranjangnya.

Namun untuk kali ini pengecualian,  karena Kira itu spesial di matanya. Dan Zio ingin menjadikan Kira bukan cuma penghangat ranjangnya sesaat, tapi untuk selamanya. Siapa yang tidak mau menjadi anak menantu dari Kevin Rajata? Hanya orang bodoh yang menolaknya.

"Aku pasti bantuin kakak. Tapi kakak berubah dikit lah, jadi lebih kalem. Kalau kakak bersikap seperti tadi lagi, aku jamin Kira enggak akan mau dekat-dekat sama kakak." Jawab Sharen memperingatkan sang kakak.

"Iya-iya kakak mengerti."

Kedua kakak beradik itu e lanjutkan pembicaraan. Mereka menyusun banyak rencana untuk membuat Kira menjadi kekasih Zio, tanpa mereka tahu jika mereka akan berhadapan dengan orang yang berbahaya jika mereka mengganggu Kira.

TBC

Part ini spesial membahas teman-teman Kira di kampusnya. Biar kalian tahu lingkup pergaulan Kira.

Part depan kita mulai konflik awal ya,  kalian harus siap -siap 😁

Sekali lagi aku ucapkan terimakasih buat yang sudah mau mampir dan membaca karya aku ini.

I love you all

12 September 2021

Continue Reading

You'll Also Like

307K 30K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
632K 57.2K 54
โš ๏ธ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
482K 1K 15
๐Ÿ”ž kisah sx abang tiri dan adik tirinya
3.4M 250K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...