RIVAL (End) Revisi

By StarsShine_1603

6.7M 1M 91.2K

⚠️WARNING, CERITA INI MENGANDUNG KEBENGEKAN DAN KEBAPERAN. AWALNYA NYEBELIN LAMA-LAMA NAGIH⚠️ Follow sebelum... More

Prolog
1. Rival
2. Genta
3. Family
4. Empat
5. Lima
6. Enam
7. Tujuh
8. Delapan
9. Sembilan
10. Sepuluh
11. Sebelas
12. Dua Belas
14. Empat Belas
15. Lima Belas
16. Enam Belas
17. Tujuh Belas
18. Delapan Belas
19. Sembilan Belas
20. Dua Puluh
21. Dua Satu
22. Dua Dua
23. Dua Tiga
24. Dua Empat
25. Dua Lima
26. Dua enam.
27. Dua Tujuh
28. Dua Lapan
29. Dua Sembilan
30. Tiga Puluh
31. Tiga satu
32. Tiga Dua
33. Tiga Tiga
34. Tiga Empat
35. Tiga lima
36. Tiga Enam
37. Tiga Tujuh
38. Tiga Lapan
39. Tiga Sembilan
40. Empat Puluh
41. Empat satu
42. Empat Dua
43. Empat Tiga
44. Empat Empat
45. Empat Lima
46. Empat Enam
47. Empat Tujuh
48. Empat Lapan
49. Empat sembilan
50. Lima Puluh
51. Lima Satu
52. Lima dua
53. Lima Tiga
54. Lima empat
55. Lima lima
56. Lima Enam
Special part Rival
57. Lima Tujuh
58. Lima lapan
59. Lima Sembilan
60. Enam Puluh
61. Enam satu
62. Enam Dua
63. Enam Tiga
64. Enam empat
65. Enam Lima
66. Enam-enam
67. Enam Tujuh
68. Enam Lapan
69. Enam sembilan
70. Tujuh Puluh
71. Tujuh Satu
72. Tujuh dua
73. Tujuh Tiga

13. Tiga Belas

91K 14.6K 1.4K
By StarsShine_1603

Rival pulang dengan kebahagiaan yang menggelora. Senyuman yang tak pernah pudar dari bibir tipis itu. Setelah dua hari putus, sekarang dia balikan lagi. Ada untungnya juga ketemu setan.

"Dari mana kamu Rival? Cengengesan kaya orang gila lagi. Anak papa kurang obat apa gimana?"

Sambutan kata-kata dari Reynald selalu menjadi hal pertama yang ia dengar ketika masuk rumah.

"Rival nggak mau ribut, ya, Pa!"

"Lah, siapa yang ngajak ribut kamu? Papa cuman QnA."

"Rival abis ke kuburan nemuin setan."

"Lah, ngapain setan nemuin setan?"

Rival mengelus dadanya berusaha untuk sabar. "Astagfirullah Papa!"

Reynald cengengesan melihat reaksi anaknya. "Ngapain nemuin setan?"

"Rival ajak ngedugem bareng."

Reynald terperanjat kaget. "Biasanya, manusia yang digoda setan. Kok ini malah kamu yang ngegoda setan buat dugem? Nggak habis pikir sama otak berlianmu itu."

Rival hanya menanggapi dengan cengiran.

Hidung Reynald mengendus bau yang tidak enak. Ternyata bau keringat Rival tercium pekat.

"Astaga kamu belom mandi?!" kaget Reynald. Mengapa ia punya anak jorok seperti ini.

"Udah, Pa."

Tadi pagi

"Baumu, Val. Astaga! Bau-bau gembel."

Rival mencium ketiaknya sendiri. Khawatir apa yang dibilang papanya benar. Hancur sudah karismanya waktu tadi dipeluk Cahya jika bau.

"Enggak, deh. Rival masih wangi."

Reynald manggut-manggut.

"Oh, iya. Kamu nggak ada niatan mau ganti motor?"

Rival melongo. Padahal baru beberapa hari ia ganti Ducati baru. "Enggak lah ngapain. Yang itu masih bagus."

"Mental gembel kamu ya."

Rival mengelus dadanya berusaha untuk sabar.

"Jangan boros, Pa."

"Boros apaan? Papa bingung mau ngabisin duit pake cara apalagi. Barangkali kamu mau beli mobil gitu. Tuh motor kasihin ke adekmu aja."

"Enak aja! Rival udah cinta setengah mateng sama tuh motor. Lagian Papa kenapa, sih ngebet banget nyuruh Rival beli mobil?!"

"Papa gabut. Pengen ngabisin uang, tapi nggak tau caranya gimana."

Rival memutar bola matanya malas. "Sono nyantunin janda biar abis."

"RIVAL JANGAN NYURUH PAPA KAMU MACEM-MACEM YA! MAMA LAGI MEGANG PARANG LOH INI." Killa berteriak dari arah dapur. Sedangkan Reynald tertawa ngakak.

"Enggak, Mah. Rival becanda suwerrr."

Rival langsung kabur naik tangga ke lantai dua menuju kamarnya. Ia harus menghindari amukan mamanya.

Begitu masuk Rival langsung mandi karena tubuhnya penuh keringat. Setelah usai, ia merebahkan badannya di ranjang sambil menatap langit-langit. Tak lupa bibir yang selalu melengkung.

"Gila! Gue dipeluk Cahya." Mata Rival berbinar. Masih tak percaya, seperti mimpi. Ia tengkurap lalu membenamkan wajahnya di bantal. Bahagia bukan main. Sesekali menggigit bantal. Salting sendiri.

"Cahya cinta banget kayanya sama gue."

****

Dengan segala paksaan dan rayuan maut mulut Rival, akhirnya Cahya ingin berangkat bersamanya ke sekolah hari ini.

Cewek itu turun dengan muka sebal. "Gue lebih baik naik motor butut lo, Val! Daripada Ducati rental ini!"

Astaga. Sampai kapan Ducatinya ini terfitnah. Padahal kenyataannya Rival tidak segembel itu.

"Kenapa, sih? Marah-marah mulu? Ducati gue kena imbasnya."

Jelaslah. Rival naik motor ngebut apalagi cara itu mengharuskan Cahya untuk memeluknya. Modus Rival hari ini berjalan lancar.

"Taulah. Badmood gue."

"Lah?!"

Cahya menghentakkan kakinya kesal lalu pergi menuju kelas meninggalkan Rival.

"Cewek gue cantik banget kalo lagi marah," gumam Rival terkikik geli.

"SIAPA YANG KEMAREN BILANG NGGAK CINTA CAHYA?" teriak Lego yang sedang di atas motor.

"RIVAL!" sahut Genta dan Gilang.

Ya ampun! Saking fokusnya memandang Cahya, Rival tidak sadar, ada ketiga temannya di sekitarnya. Malunya ....

"SIAPA YANG KAMAREN NGAKU MAU NYARI PENGGANTI CAHYA?!" teriak Lego lagi. Ia sebal sekali dengan Rival.

"RIVAL!"

"SIAPA YANG PANTAS UNTUK DIPUKULI RAMAI-RAMAI?"

"RIVAL!"

"Gue tadi ngomongnya typo, sumpah dah," elak Rival.

"HALAH BACOT!"

"Serah lu pada. Yang penting ayo ikut gue nyolong mangga di belakang sekolah."

Ketiganya menggeleng tak habis pikir. Inilah alasan mereka tidak percaya bahwa Rival kaya. Tingkah-tingkah cowok itu selalu mencerminkan bukan anak sultan.

"Katanya bokap lo Sultan, mau mangga aja harus nyolong," sinis Genta.

"Sebenernya, bokap gue bisa beliin kebun mangga seratus hektar buat gue. Tapi gimana ya sensasinya beda, nggak ada tantangannya itu jadi nggak enak. Jadi ... mari kita nyolong!"

Lego mengangguk setuju. Ia juga ingin makan mangga. "Yuk lah. Bolos sekali nggak pa-pa."

"Gue ikut, deh. Pengen mangga juga," sambung Gilang.

Jadi akhirnya, kedua orang itu terhasut dengan jiwa kriminal Rival. Genta menatap tak percaya Gilang dan Lego, kedua orang itu tadi yang menggebu-gebu ingin memukuli Rival, tapi karena sebuah mangga jadi sekutu lagi.

"Sinting!"

****

Jam istirahat hari ini Cahya malas untuk ke kantin demi menghindari Rival. Ia masih marah atas insiden tadi pagi. Cahya setia di kelas sambil membaca novel.

"Cahya!" Teriakan Sasa selalu menandakan pacar setresnya itu pasti membuat ulah.

"Sekarang apalagi?"

Sasa menyengir. "Cowok lo manjat pohon mangga di belakang sekolah. Nggak cuman manjat, tapi dia juga makan di atas pohon. Oh, iya, dia juga bolos pelajaran."

Laporan yang sangat lengkap. Pemegang akun lambe turah SMA Garuda itu memang top. Cahya melenguh kesal, ia malas mengurusi Rival hari ini.

"Gue lagi males. Biarin aja deh."

"Tapi, Cay---"

"Gue sampe heran, Rival itu punya jiwa berapa sih? Jiwa kriminal ada, jiwa stres ada, jiwa playboy ada, jiwa setan pun ada."

"Hust! Nggak boleh gitu, Cay. Itu cowok lo."

"Sebenernya, gue nggak cinta sama dia sih."

Sasa memutar bola matanya malas. Apa yang Cahya katakan itu bulshit.

"Lo yakin nggak mau nyamperin Rival?" tanya Sasa sekali lagi.

Cahya menggeleng. "Lagi males marah-marah."

"Di bawah pohon ada Sela. Rival juga metik mangga buat Sela."

Detik itu juga Cahya berdiri dari duduknya. Menaruh novel ke laci meja. Berniat untuk menghampiri Rival.

"Ke mana lo?" tanya Sasa sambil menahan tawanya.

"Nyamperin Rival."

"Katanya nggak cinta tapi kok kebakar?"

"Apa sih?! Gue ke sana cuman mau minta mangga, ya, Sa!" Cahya langsung keluar kelas.

Sasa heran dengan pasangan itu. Sama-sama sayang tapi gengsinya bukan main.

****

"TURUN NGGAK LO?!" bentak Cahya dari bawah pohon.

Rival menunduk untuk melihat wajah Cahya. Cowok itu santai nangkring di atas pohon bersama Lego dan Gilang. "Kenapa? Mau mangga?"

"Nggak!"

"Kenapa, sih, Cay? Dateng kok marah-marah?" ucap Sela sok lembut.

"Pacar gue bolos pelajaran, jelas gue marah lah!" sentak Cahya menekankan kata pacar.

Rival di atas pohon cengengesan girang. Baru kali ini Cahya mengakuinya sebagai pacar.

"Jangan ngomong sama dia, Sel. Gue nggak mau lo sakit hati, Cahya kalo ngomong pedes," ceramah Rival.

Mendengar itu Cahya langsung menatap tajam Rival. Itu artinya, Rival membela Sela 'kan?

Sadar akan perkataannya yang menyakiti Cahya, Rival langsung turun. Tak tanggung-tanggung, cowok itu langsung loncat dan mencekal tangan Cahya yang ingin pergi.

"Nggak usah pegang-pegang gue!" Cahya melepaskan paksa cekalan Rival.

"Mau mangga enggak, hm?" Rival menawari mangga yang sudah ada bekas gigitan.

Cahya menggeleng tegas. "Nggak. Bekas cewek lain mana mau gue!"

Rival tersenyum menyeringai. Ternyata Cahya cemburu. Rival menggandeng tangan Cahya dengan paksa, tak peduli berontakan gadis itu.

"Lo berontak. Gue gendong sampe kelas!"

Cahya langsung berhenti memberontak membiarkan Rival menggandeng tangannya. Rival berbalik menatap Sela.

"Gue ke kelas dulu, Sel. Cewek gue rewel soalnya." Pasangan itu langsung pergi. Meninggalkan sela dengan muka muramnya.

Lego yang sedang nangkring di atas pohon menatap malas punggung Rival yang sudah menjauh. "Gue pengen bunuh Rival sumpah!"

"Gue pengen nyantet dua-duanya," sahut Gilang.

"Kalo gue sih mau jadi PHO di hubungan mereka biar dapet pahala."

Lego dan Gilang menunduk untuk melihat asal suara itu.

"ASTAGA GENTA!" kaget Gilang. Teman warasnya sudah mulai terkikis otaknya. Ada Genta sedang menyender di pohon bawah. Entah kapan datangnya cowok itu.

"Impresif ...." lirih Lego tak habis pikir.

****

Continue Reading

You'll Also Like

7.4K 399 64
NOVEL TERJEMAHAN [NO EDIT] Judul: Penanam Spiritual di Akhir Dunia: Saya Memiliki Ruang Bidang Pengobatan Penulis: 切个闹 Kategori: Ruang Fiksi Ilmiah ...
385K 17.4K 106
[COMPLETED] Memiliki kekuasaan dan kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan, seperti itulah yang dirasakan oleh gadis cantik bernama Liara Natala, pr...
58.2K 3.8K 37
Mempunyai seorang kakak yang sangat manja, Jovan perlu banyak² bersabar untuk mengendalikan perasaan dan semua keinginan kakaknya. Before: "adek mau...
18.8M 3.2M 87
[SUDAH TERBIT & Part Masih Lengkap] Karena suatu alasan, Skaya Agnibrata harus menyamar menjadi seorang laki-laki dan tinggal di asrama laki-laki sek...