My Valentines ✔️

By roseannejung

304K 35.4K 3.1K

[SELESAI] Tentang Jaehyun yang setengah mati menyembuhkan luka dan Chaeyoung yang berkali-kali menggariskan b... More

Tokoh
1. Titik Tengah
2. Hubungan yang Aneh
4. Menggapai Bintang
5. Positif
6. Harapanku, Kamu
7. Hancur tak Terbentuk
8. Bukan Malapetaka
9. Old Habits
10. Di bawah Pohon Mahoni
11. Toxic and Slipping Under
12. Sepatu Bayi
13. Kami Berempat Bertemu
14. Love Me, Love Me not
15. The Name I Love
16. Separuh dan Setengah
17. Pilih dengan Bijaksana
18. Badai
19. Bintang dan Baru Kerikil
20. One Step Away
21. Sisi Buruk Dia
22. Terlambat Sejak Awal
23. Passionate
24. Little Light
25. Yang Terbaik
26. Top Priority
27. Push and Pull
28. Park Alice
29. Half as Pretty
30. Fast Forward to Present
31. Give Me Two
Episode Spesial : Jung Rion
32. Draw The Line
33. Two Way Feeling
34. Ciuman dan Ilusi
35. A Whole Mess
36. Put A Ring on It
37. The Pandora Box
38. How Fast The Night Changes
39. I Like Me Better
40. Crumble Apart
41. Dunia dalam Genggamanku
42. Frog Prince
43. My Love Is Gone
44. A Dream That Doesn't Sleep
45. Sly Fox
46. Diakhiri untuk Dimulai
Extra 1 : Rion dan Adik
Extra 2 : Half way Through
Extra 3 : Purple Sky and Kisses
Special : LDR

3. Dimulai dari Sini

7.1K 779 7
By roseannejung

Trigger Warning : Sexual Content

***

5 Tahun Lalu

Gemerincing gelas yang diadu, obrolan tak berujung dan gelak tawa memenuhi malam Chaeyoung. Puluhan orang yang ia kenal namanya namun tidak dengan isi kepalanya datang dan pergi ke meja yang Chaeyoung tempati.

Kebanyakan dari mereka penasaran dengan kehidupan Lisa—sang model yang belakangan sedang naik daun.

Lisa menyukai perhatian, namun tidak dengan Chaeyoung, yang kebetulan duduk di sebelah perempuan itu dan ikut terkena imbasnya.

Saat kuliah dulu, Chaeyoung bukan tipe mahasiswa social butterfly yang mengenal banyak orang. Jadi, acara reuni seperti ini rasanya tidak cocok dengannya.

Teman saat kuliah saja bisa dihitung jari, untuk apa ikut reuni?

Tapi, takdir Chaeyoung yang bersahabat dengan Lisa mau tidak mau membawanya ke acara ini.

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk Chaeyoung menyadari kalau acara reuni kampus yang ia datangi malam ini sebenarnya adalah ajang pamer terselubung. Dan lima belas menit kemudian, Chaeyoung ingin segera pulang.

Melihat Lisa yang sepertinya masih betah berlama-lama, Chaeyoung memutuskan untuk pulang sendiri.

"Mau kemana?"

Chaeyoung menoleh saat suara berat laki-laki terdengar di telinga kirinya.

"Acara belum lama mulai," ucap laki-laki berjaket coklat muda yang entah sejak kapan duduk di sebelah Chaeyoung.

"Mau bir lagi?" tawarnya santai dan Chaeyoung hanya bisa terdiam karena...,

Damn!

Yang ada di sebelahnya saat ini adalah Jung Jaehyun—most wanted student pada masa kuliahnya dulu, sekaligus cinta terpendam Chaeyoung bertahun-tahun yang lalu.


***

Jaehyun bagi Park Chaeyoung ibarat bintang yang biasa menghiasi langit malam; terang, indah, dan terlalu tinggi untuk digapai.

Laki-laki itu terlalu sempurna untuk menjadi kenyataan. Dia tampan, pintar, ramah, dan kaya raya.

Chaeyoung yakin, tidak ada satu orang perempuan pun di kampus yang tidak memiliki perasaan—baik itu perasaan romantis atau sekedar kagum—pada Jaehyun.

Yang membedakan perempuan-perempuan itu adalah apakah mereka cukup beruntung atau cukup berani untuk berada di satu 'lingkaran' yang sama Jaehyun.

Dan sayangnya, Chaeyoung tidak masuk kedalam dua kategori itu, karena ia memilih untuk mencintai Jaehyun dalam diam.

Setelah hampir tujuh tahun memendam perasaan, takdir memilih malam ini sebagai waktu yang tepat untuk Chaeyoung memperkenalkan dirinya pada Jaehyun.

Dan setelah mereka mengobrol lebih dari tiga puluh menit, Jaehyun tiba-tiba berucap.

"... bagaimana bisa kita tidak pernah saling berpapasan saat kuliah dulu? Perempuan seperti kamu pasti menonjol di kampus."

"Perempuan seperti apa yang kamu maksud?" alis Chaeyoung terangkat.

"Perempuan cantik, cerdas, dan humoris," jawab Jaehyun dan Chaeyoung hampir tertawa.

Hampir.

Ah, andai Jaehyun tahu. Pikir Chaeyoung.

Park Chaeyoung yang sekarang ada di hadapannya berbeda jauh dengan Park Chaeyoung tujuh tahun yang lalu.

Jika yang ada di hadapan Jaehyun adalah Park Chaeyoung di masa lalu, mungkin yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah gemetar.

"Mungkin karena kamu dikelilingi perempuan yang lebih cantik jadi, otomatis perhatianmu nggak akan pernah bisa menangkap keberadaanku."

Jaehyun menggeleng pelan. "Itu jawaban yang absrud."

"Apa yang absurd? Semua mantan pacarmu sangat cantik."

Jaehyun terkejut, namun ekspresi itu tidak lama bertahan dan berubah menjadi sebuah seringaian kecil.

"Kamu memperhatikanku."

Chaeyoung mengangkat bahu santi. "Siapa yang tidak kenal Jung Jaehyun? Kamu sudah seperti bintang di kampus. Tidak usah mencaritahu pun, berita tentangmu sudah otomatis terdengar di telingaku."

Jaehyun tersenyum kecil. Tangannya kemudian mengambil botol bir lalu menenggak isinya perlahan.

"Jadi, sudah punya pacar?"

Mata Chaeyoung membesar. "Apa?" kemudian dia tertawa.

"Ada yang salah dengan pertanyaanku?"

"Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Aku hanya penasaran," jawab Jaehyun.

"Aku berhasil membuat Jung Jaehyun penasaran? Rasanya seperti memenangkan sebuah lotre."

Jaehyun menghunuskan pandangannya ke mata Chaeyoung. "Jangan menggodaku."

"I'm not."

"Kalau begitu jawab," ucap Jaehyun.

"JungJae!" belum sempat Chaeyoung menjawab, Johnny—ketua panitia reuni—yang duduk di meja sebelah terlebih dahulu berseru.

Laki-laki jangkung dengan rambut gondrong tiga centi di bawah telinga itu menyuruh Jaehyun untuk ke mejanya.

"Tunggu sebentar, aku kesana dulu," pamit Jaehyun, dan Chaeyoung hanya mengangguk sebagai jawaban.

***

Chaeyoung menyelipkan sebatang rokok di sela bibir, lalu meyulutnya dengan korek. Asap putih kemudian menyeruak dari bibir tipis Chaeyoung sebelum membaur dengan angin malam dan menghilang.

Mata perempuan itu menyapu langit kelam namun tidak menemukan satu bintang pun yang menghiasinya.

Mungkin karena alkohol yang mengalir di dalam darahnya membuat Chaeyoung sedikit gila, tapi langit tak berbintang itu terlihat begitu lucu di matanya.

Chaeyoung tertawa.

"Apa yang kamu tertawakan?"

Kepala Chaeyoung menoleh cepat ke arah suara, dan dia lagi-lagi mendapati Jaehyun, masih dengan jaket coklat mudanya dan aura bak seorang pangeran.

Chaeyoung bisa gila. Laki-laki itu semakin malam semakin mempesona.

"Rokok?" Chaeyoung menjulurkan rokok menyala yang sebelumnya ia hisap ke arah Jaehyun.

Chaeyoung tidak tahu apakah Jaehyun merokok, tapi seingatnya ia tidak pernah melihat seorang Jung Jaehyun menyelipkan batang beracun itu di sela bibirnya.

Jadi, saat tangan Jaehyun mengambil alih rokok Chaeyoung, ia cukup terkejut.

Netra Chaeyoung menangkap bagaimana Jaehyun mengapit pelan ujung rokoknya dengan bibir, menghisap, lalu menghembuskan asap putih keudara.

Saat melakukan semua itu, mata Jaehyun tidak pernah lepas dari netra Chaeyoung—seakan ingin mematri reaksi perempuan itu dipikirannya.

"Kenapa ke sini?" tanya Chaeyoung sambil mengambil alih rokoknya dari tangan Jaehyun lalu menghisapnya dalam.

"Aku menyuruhmu untuk menunggu, tapi kamu pergi."

"Apa ada peraturan yang melarangku untuk pergi?" jawab Chaeyoung santai.

"Tidak ada."

"Lalu...," Chaeyoung menggantungkan kalimatnya. "Kenapa ke sini?"

Jaehyun berdecak, lalu mengambil posisi berdiri di tepat di hadapan Chaeyoung. Tinggi Chaeyoung yang hanya sebatas dagu Jaehyun, membuatnya harus menengadah untuk melihat wajah laki-laki itu.

"Apa kamu selalu seperti ini?" tanya Jaehyun.

"Seperti apa?" Chaeyoung menyenderkan bahunya ke tembok saat Jaehyun bergerak semakin mendekat hingga ujung sepatu mereka bersentuhan.

"Berpura-pura bodoh."

"Aku?" Chaeyoung menunjuk diri sendiri dengan senyuman polos.

Malam ini terasa seperti mimpi.

Jung Jaehyun, laki-laki yang selama ini terlihat seperti bintang berdiri persis di hadapannya dengan pandangan mata yang berkabut.

Kalau yang ada di posisi sini adalah Park Chaeyoung tujuh tahun yang lalu, mungkin yang akan dilakukan perempuan malang itu hanyalah bersemu hebat dengan tangan yang gemetar.

Tapi, Chaeyoung malam ini bukanlah Chaeyoung tujuh tahun yang lalu.

Jadi, alih-alih bersemu, Chaeyoung malah menyentuh kancing jaket Jaehyun sambil berucap, "aku sama sekali tidak berpura-pura bodoh. Aku benar-benar tidak tahu,"

Manik coklat Jaehyun melihat jemari lentik Chaeyoung yang bermain di kancing jaketnya. Sesaat kemudian, Jaehyun mengangkat pandangannya dan melihat Chaeyoung yang berniat untuk menghisap kembali rokoknya.

Namun, belum sempat rokok itu menyentuh bibir Chaeyoung, Jaehyun sudah terlebih dahulu mengambil batang beracun itu.

"Ap—"

Dan yang selanjutnya Chaeyoung rasakan adalah bibir Jaehyun yang menekan bibirnya.

Kejadiannya sangat cepat, hingga Chaeyoung bahkan harus berkedip beberapa kali hingga akhirnya sadar apa yang sedang terjadi.

Chaeyoung mengumpat dalam hati saat ia merasakan Jaehyun melumat bibirnya dengan sangat lembut, membuat kupu-kupu beterbangan di perut.

Jaehyun menyudahi ciuman mereka, namun Chaeyoung tidak terima. Perempuan itu menarik pelan kepala Jaehyun untuk menempelkan bibir mereka lagi.

Kali ini Chaeyoung melakukan apa yang sebelumnya Jaehyun lakukan tapi dengan cara yang jauh dari kata lembut.

Lumatan Chaeyoung seperti api yang menyambar bensin di dalam diri Jaehyun.

Ciuman kali ini bukan hanya bibir mereka yang beaksi, namun lidah juga saling membelit dan bertukar saliva.

Chaeyoung dapat merasakan nafas Jaehyun yang semakin lama semakin berat. Lalu tangan laki-laki itu yang menarik punggung Chaeyoung untuk semakin menempel dengan tubuh kerasnya.

Yang ada di kepala Chaeyoung saat itu hanyalah Jaehyun, Jaehyun, dan Jaehyun.

Ia tidak peduli kalau saat ini rintik hujan mulai turun, atau angin malam yang berhembus kencang.

Saat ini Chaeyoung hanya ingin menggapai Jaehyun—bintang yang selama ini hanya bisa dilihat dari kejauhan.

Entah berapa sudah berapa lama mereka berciuman, yang Chaeyoung tahu ia harus melepaskan pagutan itu saat pasokan udara di paru-parunya habis.

Saat Chaeyoung berpikir kalau waktu panas mereka berakhir, Jaehyun malah membawanya ke tahap yang semakin membahayakan saat ia mulai menciumi leher Chaeyoung.

Desahan pelan keluar dari bibir Chaeyoung untuk pertama kali malam itu.

Chaeyoung meremas rambut Jaehyun erat, saat ia merasakan kecupan di lehernya mulai berubah menjadi lumatan dan gigitan kecil.

Belum selesai sampai situ, tangan Jaehyun mulai menjelajah dan entah sejak kapan, tangan besar itu tiba-tiba sudah berada di balik kemeja yang dikenakan Chaeyoung.

"Jaehyun!" Chaeyoung menahan tangan Jaehyun yang berada tepat di bawah dadanya. "Jangan di sini."

"Shit." Chaeyoung dapat mendengar suara umpatan Jaehyun. Laki-laki itu terdengar seperti orang yang baru tersadar dari sihir.

Jaehyun itu menaruh dahinya di bahu Chaeyoung sambil mengatur napasnya yang sudah tidak beraturan.

Tidak lama kemudian ia mengangkat wajah dan melihat mata Chaeyoung.

Tanpa sepatah kata pun, mereka berdua sepakat kalau urusan ini harus diselesaikan malam itu juga.


.

To Be Continued

A/N : sejauh ini gimana yorobun~

Continue Reading

You'll Also Like

46.5K 4.8K 35
Cerita menginap Adhiganas di kota Bandung. "Let's stay together for a long time." [better read chats;svtxgf first] Lemonhugs©, 2018
2.1K 79 28
Laila Maulidia (27), istri dari seorang Syahrul Ulum (31) atau Laila sering memenggilnya "Mas Arul", harus menghadapi sifat super pelit suaminya, men...
141K 17.5K 66
[COMPLETED] He was the coldest winter who met his warmest spring. She was the most bitter spring who met her sweetest winter. The world knows that s...
83K 7.5K 33
[COMPLETED] 🔞 A sweet-beautiful twenty one years old Roseanne Park find out herself traps on a complicated relationship with a handsome guy on his e...